Baharat vs Masala vs Bumbu, Apa Bedanya?

Baharat, Masala dan Bumbu sering digunakan untuk menyebut produk campuran rempah-rempah. Pandangan ini tidak salah, karena memang ketiga istilah tersebut secara harfiah memiliki arti sama, yaitu bumbu masakan. Hampir semua bumbu masakan pasti mengandung rempah sebagai komposisi terbesarnya. Lantas, apa yang membuat Baharat, Masala dan Bumbu berbeda satu sama lain? Simak penjelasannya sebagai berikut.

Contents

Baharat

Bahārāt berasal dari bahasa Arab yang dituliskan بهارات. Ini adalah perpaduan atau campuran rempah-rempah yang digunakan dalam masakan Timur Tengah. Bahārāt adalah kata Arab yang diterjemahkan sebagai spices atau rempah-rempah. Kata tersebut berasal dari nama India Bharata, seorang kaisar India, karena India secara historis merupakan produsen dan pedagang utama untuk rempah-rempah di wilayah Timur Tengah.

Baharat ini menghasilkan campuran rempah-rempah yang ditumbuk halus. Biasanya masyarakat Arab sering menggunakan Baharat untuk membumbui daging domba, daging kambing, ikan, ayam, dan sapi, sebagai bahan marinasi. Marinasi dengan bumbu Baharat juga bagus dicampur dengan minyak zaitun dan air jeruk nipis untuk membentuk bumbu yang lebih kuat. Tentu saja Baharat juga bisa dijadikan sebagai tambahan bumbu untuk menyedapkan rasa berbagai hidangan.

Apapun Bumbunya Tidak Pakai Pewarna

Komposisi asli dari Baharat tergantung asal daerah campuran rempah tersebut. Namun, beberapa bahan-bahan khas Baharat mungkin termasuk allspice, lada hitam, biji kapulaga, kayu manis, cengkeh, biji ketumbar, biji jinten, pala, kunyit, jahe dan cabai merah kering atau paprika.

Sementara di Levant, Mediterania Timur, Baharat adalah campuran rempah-rempah yang disebut sabaa baharat [سبع بهارات] atau diartikan sebagai tujuh rempah. Asal-usulnya berasal dari Aleppo, Suriah. Meskipun tampaknya sedikit berbeda dari satu provinsi ke provinsi lainnya, resep khasnya adalah campuran rempah-rempah berikut ini kayu manis, lada hitam, jinten, kapulaga, ketumbar, pala dan cengkeh.

Sementara itu, varian Baharat lainnya yaitu Baharat Turki yang memasukkan daun mint kering sebagai proporsi terbesar. Sedangkan di Tunisia, Baharat mengacu pada campuran sederhana kuntum mawar kering dan kayu manis bubuk, yang kemudian dikombinasikan dengan lada hitam. Di Arab Timur, loomi (jeruk nipis kering) dan kunyit juga dapat digunakan untuk campuran bumbu kebsa atau Baharat.  Rempah-rempah lain yang dapat menjadi bagian dari baharat adalah sumac, kunyit, cabai, dan kunyit.

Campuran rempah-rempah ini menghasilkan rasa hangat dan bersahaja. Rasanya mirip dengan Garam Masala. Baharat adalah kombinasi yang sangat bagus dari rasa manis dan berasap tanpa rasa pedas. Meskipun rasanya tidak terlalu kuat, namun aromanya menonjol sehingga proporsi penggunaannya tidak terlalu banyak dalam masakan.

Baharat dapat digunakan dengan berbagai cara. Bumbu ini bisa menjadi bumbu oles kering untuk memanggang daging, ditambahkan ke rendaman, dan digunakan sebagai bumbu untuk resep daging sapi, domba, ayam, makanan laut, dan sayuran. Baharat juga sering ditambahkan ke sup dan ditaburkan di atas hidangan jadi sebagai bumbu. Untuk resep yang menggunakan daging giling, Baharat dicampurkan ke dalam daging sebelum dimasak sebagai marinasi, dengan mengambil sekitar 1 sendok teh bumbu untuk setiap pon daging giling.

Masala

Menggunakan Kamus Oxford, Masala adalah istilah untuk menyebut salah satu dari berbagai campuran rempah-rempah yang digiling menjadi pasta atau bubuk untuk masakan India. Biasanya jenis Masala yang paling terkenal adalah Garam Masala. Dalam bahasa India, Garam artinya “panas” dan Masala artinya “rempah-rempah”. Meski demikian, Garam Masala tidak selalu dimaknai sebagai campuran yang sangat pedas.

Garam masala menawarkan rasa hangat, manis, aroma bunga, dan sentuhan panas dari lada hitam. Hal ini dimaksudkan untuk menjadi bumbu masakan yang beraroma harum. Sementara cumin, ketumbar, dan kunyit mungkin mengingatkan anda pada curry powder, namun pada Garam Masala rempah ini umumnya tidak terlalu menonjol.

Tidak ada resep tunggal untuk membuat Garam Masala. Bahan-bahannya bisa berbeda tergantung wilayah serta preferensi masing-masing koki dan resep keluarga. Belajar mencampur rempah-rempah adalah suatu seni kebanggaan di India, dan setiap juru masak berusaha membuat campuran Garam Masala terbaik.

Garam masala dari India Utara, termasuk wilayah Punjab, seringkali hanya menggunakan lada hitam untuk elemen pedas dan sebagian besar berfokus pada rempah-rempah aromatik dan hangat. Garam Masala ini akan cukup ringan, dan rasa pedas apapun hanya akan terasa jika menambahkan cabai. Semakin jauh ke daerah selatan India, maka semakin panas dan pedas rasa Garam Masala karena cabai merah cenderung menjadi bagian dari campuran.

Jika anda membeli Garam Masala, anda perlu membaca bahan-bahannya untuk menentukan bumbu mana yang disertakan. Meski tidak memiliki resep mutlak, namun umumnya Garam Masalah mengandung ketumbar, cumin, kapulaga, cengkeh, lada hitam, kayu manis dan pala.  Dalam variasi Garam Masala lainnya, mungkin termasuk kunyit, saffron, biji adas, jahe, bawang putih, biji sesawi, fuli, bunga lawang, asam, fenugreek, daun salam, daun Malabar, atau cabai merah kering.

Garam Masala biasanya ditambahkan menjelang akhir proses masak, agar tidak hanya membumbui masakan tetapi juga menambah aromanya. Beberapa Garam Masala tambahan juga bisa ditaburkan di atas piring. Secara tradisional, Garam Masala dibuat dari rempah kering yang sudah disangrai dan akan dibuat dalam jumlah banyak sebagai stok untuk penggunaaan beberapa kali. Garam Masala biasanya bukan satu-satunya bumbu yang digunakan dalam hidangan, yang artinya perlu ditambahkan rempah, bubuk atau penyedap rasa lainnya.

Bumbu

Bumbu adalah sebutan untuk menyebut campuran rempah-rempah dalam Bahasa Indonesia. Bumbu sering disebut sebagai bumbu dapur untuk memastikan bahwa makna bumbu yang dimaksud akan digunakan untuk memasak. Bumbu dapur digunakan sebagai elemen penting dalam masakan, baik untuk memberi warna, mengentalkan, menyedapkan dan memberi aroma pada makanan.

Dari indonesia untuk dunia

Secara tradisional, bumbu di Indonesia kebanyakan bersifat basah sehingga diracik untuk digunakan langsung atau tidak dapat bertahan lama. Meski demikian, kini bumbu basah juga sudah banyak dijual dalam kemasan kedap udara yang membuatnya bisa tahan lebih lama. Selain itu, saat ini bumbu kering dari rempah-rempah juga sudah tersedia secara luas sehingga kegiatan memasak menjadi lebih praktis. Bumbu kering juga menawarkan varian bumbu yang lebih banyak dibandingkan bumbu basah.

Di Indonesia, istilah bumbu dapur tidak dapat dipisahkan dengan kata bumbu dasar. Bumbu dasar maksudnya adalah bumbu racikan yang disesuaikan dengan jenis masakan yang akan dibuat. Variasi ini tergantung resep setiap makanan dan setiap budaya. Misalnya di Bali, bumbu dasar yang digunakan disebut bumbu basa genep yang biasa digunakan untuk ayam betutu dan sate lilit. Sedangkan untuk banyak masakan Minang akan menggunakan bumbu pemasak.

Secara umum, terdapat empat jenis bumbu dasar atau bumbu racikan yang digunakan di Nusantara. Bumbu ini digolongkan berdasarkan warna dan jenis hidangan yang akan dibuat, yaitu bumbu dasar putih misalnya untuk opor, bumbu dasar kuning untuk soto, bumbu oranye untuk gulai dan bumbu dasar merah untuk nasi goreng.

Nah, bagaimana? Sekarang anda sudah tahu bukan bedanya Baharat, Masala dan Bumbu? Ketiganya bermakna serupa yaitu bumbu yang digunakan untuk memasak. Jika Baharat digunakan untuk masakan Arab, Masala untuk masakan India, sementara Bumbu identik dengan masakan Indonesia. Ketiganya hanya dibedakan berdasarkan bahasa dan budaya kulinernya saja, sementara penggunaannya disesuaikan dengan jenis hidangan yang akan dibuat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *