7 Jenis Teh Tarik dari Seluruh Dunia

Siapa yang tidak tahu teh Tarik? Hampir semua orang sudah mengenal jenis teh ini. Ternyata, teh tarik ini sudah ada sejak perang Dunia II. Teh tarik adalah jenis minuman dari Malaysia yang cukup populer di seluruh dunia termasuk di Indonesia, yang dijual oleh para “mamak” atau orang India muslim di Singapura dan Malaysia yang biasa dihidangkan dengan roti tempayan, roti canai, atau roti telur.

Teh Tarik adalah salah satu jenis minuman manis yang merupakan perpaduan dari teh dan susu. Proses pembuatan teh tarik ini cukup unik, yaitu dengan cara ditarik-tarik dari satu cangkir ke cangkir yang lain. Proses yang unik inilah yang menjadikan teh tarik populer di Indonesia. Dari proses tersebut, warna teh ini menjadi semakin pekat dan juga beraroma.

Minuman ini dapat disajikan saat dingin atau panas bersamaan dengan berbagai hidangan yang khas di tiap negara. Teh Tarik juga memiliki jenis-jenis dan penamaan yang berbeda di berbagai negara. Apa saja sih jenisnya? Artikel ini akan membantu kamu mengetahui jenis-jenis teh tarik.

Apapun Bumbunya, Tidak Pakai Pengawet

Cha Yen (Thai Tea)

Nama Cha Yen mungkin terdengar asing bagi kita. Cha Yen atau biasa disebut dengan Thai Tea.Thai Tea memiliki kandungan antioksidan yang tinggi jika dibandingkan dengan teh lain.  Antioksidan yang terkandung di dalam Thai Tea dapat membantu kita menangkal paparan radikal bebas dan bahkan bisa mencegah kanker. Thai Tea mengandung kafein yang berjumlah sebanyak 50-60 mg per cangkir minuman Thai Tea.

Kombinasi antara kafein dan antioksidan yang terdapat dalam jenis teh ini mampu meningkatkan proses metabolisme tubuh, yang mana hal tersebut akan membakar kalori lebih cepat. Tak hanya itu, Thai Tea juga mengandung vitamin D yang baik untuk kesehatan tulang. Meskipun Thai Tea memiliki beragam manfaat bagi tubuh, mengonsumsi Thai Tea secara berlebihan tidak diperbolehkan. Hal ini disebabkan karena kandungan gula dan susu yang tinggi yang mana akan berdampak buruk bagi kesehatan tubuh, terutama bagi penderita diabetes dan obesitas.

Bubble Tea

Bubble Tea atau teh boba adalah jenis minuman teh asal Taiwan. Minuman ini merupakan perpaduan dari teh hitam dan susu dengan diberi topping boba, yang terbuat dari tepung tapioca yang diciptakan pada tahun 1980-an dan langsung menarik perhatian masyarakat luas. Bubble tea juga banyak digemari oleh masyarakat di Indonesia, minuman ini biasanya terkenal di kalangan anak muda.

Dengan topping boba yang kenyal, menjadikan bubble tea ini tidak membosankan saat diminum. Karena popularitasnya, banyak perusahaan minuman di Indonesia yang menjadikan minuman ini sebagai menu utama mereka. Akan tetapi, Bubble Tea memiliki beberapa dampak buruk bagi tubuh, seperti misalnya dapat menjadi penyebab kegemukan, penyebab kanker, hingga berpotensi meningkatkan penyakit stroke dan juga jantung.

Masala Chai

Selanjutnya adalah Masala Chai, merupakan teh tradisional berempah sajian khas yang berasal dari India. Kata Masala Chai berasal dari kata “Masala” yang berarti rempah-rempah, dan “Chai” yang artinya teh. Di negara-negara lain, Masala Chai dikenal dengan nama Chai Tea. Minuman ini biasa disajikan saat tamu datang ke rumah. Selain untuk tamu, Chai Tea juga biasanya dikonsumsi pada sore hari, dan dihidangkan dengan beberapa jenis sajian, seperti nashta, samosa, pakora, atau camilan Gujarati.

Dengan sensasi gurih, manis, pedas, ditambah dengan tekstur yang creamy, membuat Masala Chai memiliki rasa yang unik di lidah. Rasa unik tersebut berasal dari rempah-rempah yang digunakan. Selain di India, minuman ini telah dikenal dunia, seperti Amerika Serikat dan juga Indonesia. Kandungan dari Chai Tea yakni, jahe, cengkeh, lada hitam, kapulaga, adas, serta kayu manis. Kita semua tahu bahwa rempah-rempah ini sangat berguna bagi tubuh, misalnya untuk menangkal radikal bebas, mencegah penyakit kronis seperti kanker, mengontrol tekanan darah, dan lainnya.

Po Cha

Jika biasanya rasa dari teh adalah manis, berbeda halnya dengan Tibet. Masyarakat Tibet memiliki jenis teh yang rasanya asin, yaitu Tibettan Butter Tea atau Po Cha. Po Cha terbuat dari perpaduan daun teh, garam, dan juga mentega. Itulah sebabnya teh ini memiliki rasa asin. Mengonsumsi Po Cha di pagi hari sudah menjadi tradisi masyarakat Tibet turun-temurun. Bahkan mereka lebih sering mengonsumsi Po Cha dibanding air putih.

Biasanya, Po Cha dihidangkan dengan roti khas Tibet, yaitu tsampa, yang terbuat dari tepung gandum. Teh mentega asal Tibet ini berguna untuk menurunkan berat badan, karena mentega di dalam teh tersebut membantu tubuh membakar lemak dan menjadikannya energi. Po Cha juga kaya akan antioksidan, sehingga mampu menurunkan risiko penyakit seperti Alzheimer dan dementia.

Suutei Tsai

Teh susu asal Mongolia ini biasa disajikan saat hangat, terbuat dari bahan sederhana yaitu air, teh, susu, dan garam. Umumnya Suutei Tsai menggunakan teh hitam atau teh hijau yang harganya murah. Sajian teh ini dapat ditambahkan mentaga atau rempah lainnya, tergantung dengan selera masing-masing.

Selain itu, susu yang digunakan jenis teh susu ini pun bervariasi, seperti misalnya susu sapi, susu kambing, bahkan susu onta. Rasa dari teh ini agak asin dan juga gurih, didampingi dengan beberapa jenis kue atau jajanan. Teh ini tidak disajikan menggunakan cangkir seperti teh pada umumnya, melainkan mengggunakan mangkuk.

Pantyhose Tea

Pantyhose tea atau disebut sebagai Hongkong Style Silk Stocking Milk Tea terbuat dari perpaduan teh hitam Ceylon dan susu. Susu yang digunakan bisa berupa susu kental manis atau susu evaporasi. Metode pembuatan teh ini sangat unik, dan berbeda dari teh tarik lainnya, yaitu dengan cara menyaring daun teh melalui jarring yang seperti stocking. Metode pembuatan tersebut merupakan daftar perwakilan warisan budaya Takbenda Hongkong. Itulah sebabnya, jenis teh ala Hongkong diberi nama Pantyhose tea.

Hampir semua orang Hongkong meminum teh ini, bahkan pantyhose tea telah menjadi bagian dari makan suang dalam budaya teh Hongkong. Umumnya, warga Hongkong bisa mengonsumsi teh tersebut sebanyak 900 juta per gelas/cangkir dalam setahun. Minuman ini masuk kategori makanan atau minuman terpopuler ke-4 di Hongkong dalam acara Top Eat 100.

Rasa pahit dari teh hitam hanya bertahan beberapa saat, rasa pahitnya langsung tersamarkan dengan susu evaporasi atau kental manis. Teh ini pun memiliki aroma yang kuat, serta di Hongkong, biasanya teh ini menjadi teman untuk menyantap nasi dan daging babi.

Noon Chai

Sehat Dimulai Dari Dapur Anda

Noon Chai atau disebut dengan Kashmir Chai merupakan minuman tradisional asal Pakistan. Minuman tradisional ini berwarna merah jambu, itu sebabnya noon chai dapat disebut dengan pink tea. Noon chai terbuat dari bubuk teh, susu, serta garam yang direbus secara bersamaan. Tak hanya itu, noon chai juga kerap ditambahkan baking soda agar warnanya menjadi merah jambu. Teh ini menghasilkan aroma wangi dan sedikit rasa pahit, serta bercampur dengan rasa gurih dari susu dan garam. Varian teh ini juga ada yang ditambahkan gula, yang bernama pindi chai.

Noon chai cocok disajikan dengan pistachio dan kacang almond, tetapi yang paling cocok ialah dihidangkan bersama croissant atau puff pastry dengan cara dicelupkan ke dalam teh. Warga Pakistan juga sering menjadikan noon chai sebagai hidangan dalam acara spesial pada pesta pernikahan atau pada saat kumpul keluarga.

Teh Tarik telah banyak dikonsumsi dan memiliki banyak varian di berbagai negara di dunia. Dengan bahan utama yaitu teh, gula, dan susu, ditambah dengan beberapa bahan lainnya menjadikan teh tarik sangat bervariasi. Mulai dari penambahan rempah-rempah, bola mutiara atau biasa disebut dengan boba sebagai topping, hingga teh yang dicampurkan dengan mentega. Di beberapa negara, teh tarik memiliki hidangan pendamping seperti kue atau cemilan, dan dapat diminum saat panas maupun dingin.

Seperti di negara kita, Indonesia, kehadiran teh tarik menjadi salah satu peluang bagi perusahaan minuman untuk menjual varian teh tarik, contohnya bubble tea. Bubble Tea ini menjadi kegemaran masyarakat di Indonesia khususnya anak muda. Akan tetapi, tidak semua jenis teh tarik dapat bermanfaat bagi tubuh, karena adanya kandungan gula dan susu yang cukup tinggi, sehingga berbahaya jika dikonsumsi terlalu sering, terutama bagi penderita diabetes dan obesitas.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *