Kata “terigu” dalam bahasa Indonesia diambil dari bahasa Portugis yaitu trigo atau gandum. Gandum pertama kali ditemukan di wilayah Timur Tengah sebelum tahun 9600 SM. Ini merupakan salah satu dari sekian jenis biji-bijian yang pertama kali ditanam secara besar-besaran di wilayah tersebut.
Tepung terigu merupakan jenis tepung yang terbuat dari biji gandum yang dihaluskan melalui proses penggilingan. Tepung terigu sangat multifungsi, karena bisa digunakan untuk membuat, roti, kue, pie, mie dan pasta. Bahkan tepung terigu juga bisa digunakan untuk keperluan rumah tangga, bahan baku industri, dan keperluan penelitian terkait makanan.
Tak heran, makanan yang berbahan baku tepung terigu dengan cepat menjadi makanan pokok di banyak negara, termasuk di Indonesia. Buktinya sangat mudah menemukan bermacam-macam makanan yang terbuat dari tepung terigu. Jika tepung terigu tidak tersedia, maka akan sulit mencari pengganti tepung terigu, meskipun seringkali bahan alternatif bisa lebih sehat.
Sebagai informasi tambahan, tepung terigu banyak mengandung zat pati, yaitu karbohidrat kompleks dan tidak akan larut dalam air. Kandungan protein yang ada pada tepung terigu juga membentuk gluten, yang mempunyai peranan dalam menentukan kekenyalan suatu makanan yang akan dibuat dari bahan terigu.
Hal ini membuktikan bahwa kualitas tepung terigu juga turut berperan besar dalam menentukan kualitas makanan yang dibuat. Oleh sebab itu, penting untuk mengetahui cara menilai kualitas tepung terigu yang terbaik. Simak penjelasannya sebagai berikut.
Mengenali Jenis Tepung Terigu
Perlu diketahui bahwa ada tepung terigu yang lebih cocok untuk membuat masakan, ada juga yang ditujukan untuk membuat roti. Tepung terigu yang digunakan untuk membuat roti pun memiliki beragam variasi.
Secara umum, tepung terigu memiliki tiga jenis yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing orang, diantaranya tepung terigu protein rendah, protein sedang dan protein tinggi. Setiap jenis tepung memiliki fungsi yang berbeda-beda tergantung adonan yang akan dibuat. Mengenali jenis-jenis tepung akan membantu anda menilai kualitas tepung terigu itu sendiri.
Tepung terigu protein rendah, merupakan tepung terigu yang umumnya digunakan untuk membuat cookies, cake, kue kering dan gorengan. Sehingga tekstur masakan menjadi lebih renyah dan krispi. Jenis tepung ini kurang cocok untuk membuat roti atau kue yang fluffy. Kadar protein yang terdapat dalam tepung terigu protein rendah sekitar 6,5% hingga 8,5%. Tepung ini juga tahan lama dan tidak mudah berjamur.
Sementara, tepung terigu berprotein sedang sering disebut dengan tepung serbaguna, yang memiliki kandungan protein sekitar 10,5% hingga 12%. Karena tepung ini serbaguna, jadi bisa digunakan untuk membuat berbagai macam roti dan gorengan. Tepung terigu tipe ini juga sering digunakan untuk membuat roti Prancis.
Sedangkan, jenis yang terakhir adalah tepung terigu dengan protein tinggi. Tepung terigu dengan protein tinggi memiliki kadar protein sebesar 12% hingga 14%, yang mengandung gluten yang tinggi. Tepung ini bisa membuat adonan menjadi mengembang sempurna, teksturnya sangat lembut dan kenyal.
Jika anda ingin membuat roti yang lembut, pilihlah tepung terigu yang banyak mengandung gluten. Kandungan protein yang ada di tepung terigu akan terikat bersama dengan air untuk membentuk gluten. Gluten tersebut akan membuat kue mengembang dengan cara menutup karbon dioksida yang dikeluarkan oleh ragi.
Hindari Tepung Yang Bau Apek
Salah satu cara menilai kualitas tepung terigu adalah dengan mencium aromanya. Sebaiknya, hindari memilih tepung terigu yang bau apek karena bisa menjadi pertanda bahwa tepung tersebut sudah disimpan terlalu lama. Bau apek juga bisa menunjukkan bahwa tepung tersebut mungkin belum disimpan dengan benar sehingga sangat mudah rusak. Penggunaan tepung terigu yang bau apek dapat membuat hasil kue gagal dan baunya pun menjadi tidak sedap. Tentu saja ini menjadi poin penting yang harus diperhatikan.
Hati-hati Dengan Kutu
Kutu dalam tepung terigu sering menjadi masalah bagi pelaku industri yang kerap menggunakan bahan ini. Tepung terigu yang disimpan lama biasanya akan berkutu secara alami. Walau demikian, tepung ini masih bisa digunakan meski harus diayak terlebih dulu. Tepung terigu yang berkutu juga cenderung akan berubah warna menjadi keabu-abuan dan lebih cepat berjamur. Jika ingin menggunakan tepung yang sudah berkutu, maka perlu diperhatikan bahwa tepung yang berkutu juga tidak boleh berbau. Jika tepung terigu sudah berbau dan berkutu, maka tepung benar-benar tidak layak dikonsumsi.
Cermati Warna Dan Tekstur
Warna dan tekstur dari tepung terigu juga menjadi indikator bagaimana cara menilai kualitas tepung terigu. Caranya cukup mengambil segenggam tepung terigu lalu rasakan teksturnya. Umumnya, tepung terigu yang bagus memiliki tekstur yang halus dan lembut. Ini juga menunjukkan bahwa tepung masih belum lama diproduksi sehingga masih fresh.
Setelah anda mengetahui jenis tepung yang akan digunakan, maka memperhatikan warna tepung juga sangat diperlukan. Warna tepung terigu bisa putih dan sedikit kekuningan, mirip putih tulang atau broken white. Tepung yang baik biasanya berwarna putih kekuningan atau putih, tidak menggumpal, tidak berkutu, dan tidak berbau apek.
Pilih Yang Tersertifikasi
Tepung terigu yang aman dikonsumsi adalah tepung terigu yang sudah tersertifikasi. Pengolahan tepung terigu harus sesuai standar kesehatan dan keamanan pangan. Jadi belilah produk tepung terigu yang sudah ada tulisan BPOM. Jika tepung terigunya impor, pilihlah tepung terigu yang sudah mendapat sertifikasi halal atau legal dari negara asalnya.
Memilih Tepung Terigu Lokal Vs Impor
Di Indonesia, tepung terigu lokal sudah berkembang dengan baik dan diminati oleh banyak negara. Harganya cenderung lebih murah dibanding dengan tepung terigu impor. Tak hanya itu, produk lokal juga tidak membutuhkan waktu lama untuk didistribusikan, sehingga kesegarannya akan lebih terjaga. Kami merekomendasikan tepung terigu lokal bagi anda yang menginginkan produk dengan harga lebih ekonomis, tetapi kualitasnya tetap tepercaya.
Di sisi lain, tepung terigu impor mengandung lebih banyak gluten, sehingga lebih mudah digunakan dan membuat adonan mudah mengembang. Sedangkan tepung terigu lokal memiliki kemampuan menyerap air yang berbeda-beda dan variasi kandungan yang gluten yang lebih banyak. Beberapa produk tepung terigu lokal memiliki daya serap air yang tergolong rendah sehingga berisiko membuat adonan menjadi lengket. Tak heran jika para chef lebih menyarankan penggunaan tepung terigu impor bagi para pemula baking.
Memilih Tepung Sehat
Di era modern, lebih banyak orang yang peduli terhadap kesehatan sehingga roti gandum menjadi semakin populer. Pembuatannya memang lebih sulit dibandingkan roti biasa, tetapi bukan tidak mungkin untuk dicoba jika anda tertarik. Gandum terdiri dari lapisan terluar, lembaga atau germ, dan endosperma. Di sisi lain, tepung terigu yang biasanya digunakan hanya mengandung endosperma. Artinya, produk tersebut hanya menggunakan 83% bagian dari gandum.
Padahal, bagian lembaga gandum yang hanya 2% dari seluruh gandum tersebut mengandung banyak nutrisi penting seperti asam lemak esensial, lipid, vitamin, dan mineral. Lebih lanjut, tepung terigu dari gandum utuh juga kaya akan serat dan memiliki kandungan gula yang rendah (di bagian kulit) yang cukup bermanfaat bagi kesehatan. Jika anda ingin membuat roti rumahan yang lebih sehat, cobalah tepung terigu jenis ini.
Menilai kualitas tepung terigu menjadi langkah awal untuk menentukan apakah tepung yang digunakan cocok dan layak untuk membuat makanan. Kesalahan memilih tepung terigu yang berkualitas, akan membuat adonan gagal, kue keras, tidak renyah atau bahkan berbau tidak sedap. Sebagai tambahan, jangan lupa perhatikan kemasan dari tepung terigu. Pastikan kemasan masih tersegel rapat, dan jika ada sedikit lubang, pastikan lubang tersebut merupakan lubang udara yang memang dibuat oleh pabriknya.