Junior MasterChef Indonesia merupakan sebuah kompetisi memasak yang diadopsi dari Junior MasterChef (Inggris) dengan sponsor dari FremantleMedia yang bekerja sama dengan RCTI. Kompetisi ini melibatkan anak-anak yang berumur 6 hingga 13 tahun sebagai pesertanya untuk mencari siapa yang terbaik untuk diberi gelar sebagai juara Junior MasterChef Indonesia.
Ini merupakan acara ajang pencarian bakat yang pertama kali disiarkan pada tahun 2014 oleh salah satu stasiun televisi Indonesia, yaitu RCTI, yang berlangsung selama 2 jam. Para juri dari Junior MasterChef Indonesia ini juga merupakan juri-juri ternama seperti Chef Arnold dan Chef Juna, yang juga menjadi juri MasterChef Indonesia. Penasaran dengan para pemenang dari Junior MasterChef Indonesia? Simak penjelasan berikut ini.
Season 1
Juara 1
Afaf Syifa
Afaf Syifa adalah seorang gadis yang lahir di Jakarta pada tahun 2004. Awal karir Afaf Syifa dalam mengejar mimpinya sebagai seorang chef dimulai pada saat ia masih remaja dengan mengikuti ajang pencarian bakat Junior MasterChef, dan perjalanan karirnya dalam ajang pencarian bakat tersebut membuahkan hasil. Ia berhasil meraih juara pertama pada Junior MasterChef season 1. Tak berhenti sampai di situ, keberhasilannya dalam menjadi seorang chef tetap ditekun, bahkan ia sering mengunggahnya dalam laman media sosial miliknya.
Afaf Syifa merupakan adik ipar Tasya Farasya dari suaminya, yaitu Ahmad Assegaf yang juga mengikuti jejak Tasya Farasya di bidang kecantikan. Selain itu, ia juga terjun ke dunia hiburan dengan menjadi seorang presenter memasak anak-anak bernama Asik di Net TV. Namun, hal ini tidak membuatnya melupakan jati diri sesungguhnya untuk menjadi seorang chef.
Kabar terkininya diketahui bahwa Afaf Syifa terjun ke dunia entrepreneur, ia memiliki usaha aneka kue dan roti yang digelutinya dengan nama SweetBlings. Aneka kue dan roti yang ditawarkannya unik dan lezat, Afaf Syifa menjual produk usahanya tersebut secara online.
Juara 2
Mochammad Zaidan Naufal Marsa
Dalam ajang pencarian bakat yang diselenggarakan oleh Junior MasterChef Indonesia yang kerap menjadi perhatian public tak hanya pemenang juara 1 saja, tetapi juga juara 2. Mochammad Zaidan Naufal Marsa, atau yang kerap disapa Zidan adalah chef cilik yang lahir di Jakarta pada 5 Januari 2001. Ia lahir di Jakarta, lalu menghabiskan masa kecil di Bandung sebelum akhirnya pindah ke Depok.
Anak bungsu dari Hamzah Azmar dan Nining Wirdaningsih ini memiliki seorang kakak perempuan yang Bernama Shiffa Salsabila ini selalu mudik lebaran ke Palembang. Ini disebabkan karena ayahnya merupakan orang asli Palembang. Sebelum memulai karirnya sebagai juara kedua pada Junior MasterChef Indonesia, Zidan mengawalinya dengan hobinya, yaitu makan dan masak.
Zidan juga diketahui memiliki hobi lainnya di bidang olahraga, seperti basket, badminton, dan renang. Namun karena dia gemar makan dan masak, maka ia mulai berkecimpung ke dunia dapur sejak umur 8 tahun. Meski awalnya hanya membantu bundanya, ternyata ia semakin tertarik dalam dunia chef dan mulai serius menekuninya pada umur 10 tahun.
Tak hanya sebatas iseng saja, ia juga memiliki sejumlah chef ternama yang menjadi inspirasi selain bundanya, yaitu seperti Chef Gordon Ramsay, Chef Degan dan Chef Talita. Sebelum mengikuti ajang pencarian bakat, ia pernah mengikuti program memasak pada umur 12 tahun, namun ternyata ia lebih tertarik belajar melalui youtube sehingga bisa langsung dipraktikkan.
Didorong oleh kemauan yang keras serta memiliki beberapa orang untuk dijadikannya inspirasi, Zidan mengikuti Junior MasterChef Indonesia pada tahun 2014, yang ternyata usahanya tak sia-sia. Ia berhasil mencetak Namanya sebagai The Runner Up of Junior MasterChef Indonesia yang pertama.
Season 2
Juara 1
Curt Anderson
Curt Anderson adalah seseorang yang berhasil memenangkan juara pertama pada ajang pencarian bakat Junior MasterChef Indonesia season 2. Sejak memenangkan posisi tersebut, ia mulai terjun pada bidang bisnis kuliner yang terletak di Bintaro, Jakarta Selatan. Ia fokus pada usaha kulinernya dengan membuka restoran mi sebagai hasil dari ilmu yang diperoleh di Junior MasterCher Indonesia.
Restoran mi tersebut dinamakan BangMie yang diketahui namanya diambil dari kebiasaan orang yang memanggil tukang mie dengan sebutan “Bang Mie” atau “Bang Pesen Mie”. Selain inspirasi dari kebiasaan orang-orang, Curt Anderson juga beranggapan bahwa nama BangMie dipilih agar masyarakat mudah mengingat restoran miliknya.
Restoran mi milik Curt Anderson menawarkan banyak varian mi yang beragam. Mi tersebut juga ia buat sendiri dengan menggunakan bahan berkualitas tanpa pengawet. Tepung dari mi yang dijual juga menggunakan kualitas terbaik, bahkan hingga daging yang digunakan pun demikian. Dagingnya telah bersertifikat halal dan bersertifikat NKV, atau sertifikat yang menjamin kebersihan serta kesegaran dari daging ayam yang digunakan. Faktor kebersihan pun turut diperhatikan guna menjaga citra baik restoran BangMie tersebut, mulai dari proses awal pembuatan hingga penyajian.
Target restoran milik Curt Anderson adalah kalangan anak muda, maka harga yang ditawarkan pun menyesuaikan isi kantong mereka, yaitu mulai dari Rp 15 ribu sampai Rp 20 ribu. Meski dijual dengan harga yang terjangkau Curt menjamin cita rasa mi olahannya tidaklah murahan. Dalam membuka restoran BangMie, Curt bermodalkan ilmu yang ia peroleh dari Junior MasterCher Indonesia, serta tak lupa strateginya telah dipersiapkan agar pelanggan tertarik berkunjung dan mencicipi mi buatannya.
Restorannya tak hanya menawarkan varian mi yang beragam saja, tetapi juga menawarkan minuman seperti kopi kekinian, hingga es doger yang bisa disajikan dengan berbagai toping pilihan. Harganya pun relatif murah menyesuaikan target pasar mereka, yakni mulai dari Rp 8 ribu. Pada saat ini, sudah terdapat beberapa cabang restoran BangMie di beberapa tempat, dan mungkin akan terus bertambah.
Juara 2
Aurelia Tirzha Syallomitha
Aurelia Tirzha Syallomitha, atau yang kerap disapa Chacha lahir di Yogyakarta, pada 14 Juli 2002, ia merupakan anak gadis dari Robby Suhardjo dan Vivi Marliana, yang memiliki hobi membaca. Mungkin antara hobi dengan kesuksesannya meraih juara kedua di Junior MasterCher Indonesia, tak ada kaitannya, namun Chacha memiliki cerita sendiri di baliknya hingga ia memutuskan mengikuti ajang pencarian bakat sebagai Junior MasterCher Indonesia.
Hal ini bermula ketika Chacha berada di kelas 6 Sekolah Dasar, ia memiliki Hasrat untuk mulai belajar memasak, sebab Chaca merasa bahwa pasti akan menyenangkan bisa memasak makanan yang enak. Ibunda dari Aurelia ini sangat khawatir jikalau anak gadisnya di usia yang masih belia tersebut memegang pisau, hingga pada akhirnya Chacha melakukannya secara sembunyi-sembunyi.
Meskipun ibundanya tak mengetahui hal tersebut, tetapi Chacha nekat, mulai dari belajar memotong sayur-sayuran, lalu belajar untuk mengolah bumbu, hingga memasak akhirnya menjadi kebiasaannya hingga saat ini. Kecelakaan di dapur seperti tersayat pisau mungkin saja terjadi, bahkan telah menjadi hall umrah yang dialami Chacha, namun, resiko tersebut tak lantas membuat semangatnya padam.
Sebelum ke Junior Masterchef, Chacha pernah mengikuti kursus memasak. Dari lembaga kursus yang ia ikuti, terdapat lomba yang bisa diikuti oleh para peserta, dan Chacha pun ikut serta dalam lomba tersebut. Bahkan ia menduduki juara ketiga yang pada saat itu ia memasak pan-searde gurameh with creamy dill sauce.
Dengan bermodalkan beberapa latihan yang ia jalani selama di rumah, serta bakat memasak yang diwariskan oleh sang nenek, dan pengalaman mengikuti ajang sejenis tingkat lokal, Chacha bertekad untuk mengikuti ajang pencarian bakat di Junior Masterchef Season 2. Namun, tak disangka bahwa kegiatan yang awalnya bermula dari coba-coba itu membuahkan hasil yang bagus, Chacha menjuarai Junior Masterchef Season 2 dengan memperoleh juara kedua setelah Curt Anderson.
Chacha menjelaskan bahwa terdapat dua menu masakan yang dulunya ia sering buat, yaitu nasi goreng dan sup makaroni, namun dengan bertambahnya pengetahuan pada dunia memasak, Chacha saat ini lebih gemar menggeluti di bidang pastry. Salah satu jenis pastry yang paling suka ia buat adalah cupcake. Bahkan ia juga menyebutkan bahwa dalam hal membuat pastry, dibutuhkan kesabaran ekstra ketika menimbang, ataupun pada saat adonan gagal yang harus dibuang. Selain bakat memasak, ia juga menjuarai foto model Citra Batik Indonesia dan Elite Model Indonesia Tingkat Nasional sebagai juara pertama.
Season 3
Juara 1
Louisa Candice Cristiara Mayrilly Mayson
Di season ketiga Junior Masterchef, yang memperoleh juara pertama pada saat itu adalah Louisa Candice Cristiara Mayrilly Mayson, atau yang biasa disebut dengan Candice, ia merupakan gadis berasal dari Blitar, Jawa Timur yang lahir pada 24 Mei 2010. Ia merupakan satu-satunya peserta yang mewakili daerah Blitar dalam ajang pencarian bakat di season 3.
Dalam perjalananya menuju babak Grand Final, Candice telah melewati berbagai tantangan yang diberikan oleh juri. Dalam Grand Final Junior Master Chef Indonesia season 3, para juri menantang peserta Junior Masterchef untuk membuat duplicate dish oleh Chef Arnold dengan menggunakan bahan premium.
Pada tantangan ini, para peserta dituntut untuk meniru hidangan sedemikian rupa, mulai dari tampilan fisik, rasa, dan masih banyak lagi. Pada tantangan duplicate dish, Chef Arnold menjelaskan langkah-langkah yang harus diikuti oleh para peserta agar bisa lolos. Seluruh kontestan, termasuk Candice, menyimak penjelasannya sedetail mungkin agar tak ada yang terlewat. Ketika waktu memasak telah dimulai, Candice dengan cekatan meniru langkah-langkah yang sebelumnya telah dijelaskan oleh Chef Arnold.
Ketika berhasil lolos dalam tantangan duplicate dish, para juri kembali menantang seluruh konstestan untuk membuat masakan khas Jawa Timur. Candice, yang merupakan seseorang yang berasal dari Jawa Timur, tentu sangat senang mendapatkan tantangan tersebut, sebab pastinya ia sudah terbiasa dengan segala masakan khas Jawa Timur.
Saat itu Candice memilih membuat masakan khas daerahnya yaitu Blitar, Jawa Timur, yaitu Udang Kempel, dengan hidangan utama Nasi Kemangi dengan Ayam Bacakan, baceman dan urap-urap serta membuat masakan penutup berupa serabi ungu kinca durian. Makanan yang dibuatnya sungguh membuat para juri takjub, terutama pada udang kempel, para juri menilai bahwa hidangan tersebut sangat lezat, dan membuat seluruh juri sangat puas atas hidangan yang disajikan oleh Candice.
Setelah proses penjurian, juri menyampaikan bahwa hidangan yang dibuat Candice dinyatakan berhasil meniru hasil makanan buatan Chef Arnorld. Setelah itu, ketika para juri melakukan berbagai pertimbangan untuk memutuskan siapa yang berhak menjuarai Junior MasterChef Indonesia season 3, para juri memutuskan bahwa Candice lah yang memenangkan juara pertama dalam Junior MasterChef Indonesia season 3, dan membawa pulang hadiah berupa uang sebesar Rp.150 Juta.
Juara 2
Christian Connor Susetio
Christian Connor Susetio menjadi salah satu kontestan asal Surabaya yang lolos ke babak grand final Junior Masterchef Indonesia Season 3. Dalam perjalanannya menuju grand Junior MasterChef Indonesia final ini, Christian telah melewati empat tantangan dan berhasil memenangkannya, tantangan tersebut yakni tiga kali tantangan individu dan satu kali tantangan berkelompok.
Meski di Junior Masterchef Indonesia ia sempat berada pada elimination test sebanyak tiga kali, namun pada babak Top 3, justru Christian berhasil memperoleh kemenangan pada tantangan Nusantara Dish. Masakan yang dibuat adalah Gulai Tongkol Aceh, yang membuat para juri, terutama Chef Juna memuji masakan yang dibuat oleh Christian.
Itulah para kontestan berbakat yang berhasil menduduki posisi juara pertama dan kedua di Junior Masterchef Indonesia selama 3 Season. Meski dilatarbelakangi dengan pengalaman atau hobi yang berbeda, namun dengan tekad mereka yang kuat, para juara berhasil meraih kesuksesannya sebagai seorang Chef cilik. Bahkan ada di antara mereka yang membuka restoran sendiri sebagai hasil dari ilmu yang mereka peroleh dari Junior Masterchef Indonesia.
Ingin tahu artikel menarik lainnya? Klik tautan berikut untuk mengetahui juara Masterchef Indonesia dari season 1 sampai season 8.