Meski menggunakan bahan dasar yang sama, yaitu beras, namun terdapat beberapa perbedaan ketupat dan lontong. Ketupat dan lontong adalah sajian yang selalu ada pada saat lebaran sebagai pengganti nasi, serta dihidangkan bersama makanan khas lebaran seperti opor, rendang, dan lainnya. Berikut penjabaran perbedaan ketupat dan lontong.
Ketupat
Ketupat atau kupat adalah makanan tradisional yang biasa disajikan pada saat hari raya Idul Fitri di Indonesia. Hidangan ini terbuat dari beras yang dimasukkan ke dalam anyaman daun kelapa muda atau janur yang berbentuk persegi, kemudian direbus dan dijadikan makanan pengganti nasi.
Ketupat biasa disajikan saat perayaan Idul Fitri, yang dimakan bersama dengan opor, rendang, gulai, dan sajian lebaran lainnya. Ketupat dijadikan alternatif pengganti nasi karena ketupat tak kalah mengenyangkan dari nasi, sehingga dapat menjadi teman bersantap berbagai masakan lebaran.
Hidangan ini mulanya dari Indonesia, namun seiring berjalannya waktu, ketupat mulai menyebar ke beberapa negara, seperti Malaysia, Singapura, Thailand Selatan, dan Brunei. Terdapat banyak sekali jenis ketupat yang disajikan pada acara tradisi adat. Misalnya seperti Ketupat Bawang, yaitu ketupat yang berbentuk segi empat dan menggunakan dua helai janur. Lalu ada Kupat Sumpil, merupakan ketupat yang menggunakan daun bambu sebagai bungkusnya dengan bentuk segitiga.
Nama kupat diambil dari bahasa Jawa yang artinya “mengakui kesalahan” atau “laku papat” (4 perilaku), yang menggambarkan 4 sisi dari ketupat, yaitu lebaran (pintu ampun yang dibukakan untuk orang lain), luberan (rezeki melimpah dan sedekah pada orang yang membutuhkan), leburan (saling memaafkan), dan laburan (suci dari dosa).
Sejarah
Ketupat pertama kali diperkenalkan oleh Sunan Kalijaga di daerah Jawa pada saat menyebarkan agama Islam, diperkirakan pada abad ke-15. Dalam melakukan dakwah penyebaran Islam, Sunan Kalijaga menggunakan ketupat sebagai budaya dan filosofi Jawa. Setelah agama Islam mulai diterima masyarakat Jawa, perlahan ketupat mulai menyebar ke berbagai wilayah dan panganan ini pun dijadikan sajian khas untuk merayakan lebaran.
Macam-Macam Ketupat
Ketupat Bawang
Sebutan ketupat bawang dalam bahasa Madura yaitu Topak Bepheng. Topak Bepheng ini juga salah satu sajian khas lebaran, dan menjadi ketupat yang paling terkenal daripada jenis ketupat pada umumnya. Bentuk dari ketupat bawang tak jauh berbeda dengan ketupat lainnya, yaitu berbentuk persegi empat.
Nama ketupat bawang diambil bukan berdasarkan bentuknya yang seperti bawang, tetapi karena ketupat bawang memiliki filosofi yang sama seperti bawang yang digunakan untuk bumbu masakan. Ketupat bawang juga menjadi simbol pemersatu yang menciptakan keharmonisan dalam keluarga, serta kehidupan sosial.
Ketupat Sumpil
Kupat sumpil merupakan jenis ketupat lainnya yang berasal dari Jawa Tengah. Kupat ini memiliki ciri khasnya sendiri yang berbeda dari ketupat pada biasanya. Jika biasanya bungkus ketupat menggunakan janur atau daun kelapa muda, kupat sumpil justru menggunakan daun bambu. Tak hanya itu, ukuran kupat sumpil pun cenderung lebih kecil jika dibandingkan dengan ukuran ketupat lainnya. Di berbagai daerah, seperti Kaliwungu, kupat sumpil biasa disajikan dengan serundeng atau parutan kelapa. Sedangkan di daerah lain, seperti Kebumen, makanan ini dihidangkan bersama lauk dan sayur.
Lontong
Lontong adalah salah satu makanan khas Indonesia yang menjadi alternatif pengganti nasi putih. Lontong terbuat dari beras yang dikukus, kemudian dibungkus menggunakan daun pisang. Lontong biasanya dibuat dan disajikan pada 1 Syawal untuk merayakan hari raya Idul Fitri atau Idul Adha. Bagian luar lontong berwarna hijau, namun berwarna putih di dalamnya. Ini disebabkan karena lontong menggunakan bungkus yang terbuat dari daun pisang.
Biasanya, lontong berbentuk seperti tabung yang panjang. Bentuk tersebut didapat dengan cara menggulung daun pisang dengan tongkat kayu, atau bisa juga dengan cetakan. Bagian ujung lontong yang telah dibungkus daun pisang biasanya dilipat dan disematkan potongan lidi kecil yang runcing. Hal ini bertujuan agar lipatannya tidak terbuka. Lontong memiliki tekstur yang padat, namun tetap lembut saat dimakan. Rasa dari lontong tawar, sama seperti nasi. Lontong juga mengeluarkan bau yang khas, karena penggunaan daun pisang yang dipakai sebagai bungkus.
Sejarah
Asal-usul lontong mulanya dari ketupat? Mengapa demikian? Hal ini terjadi karena proses pembuatan ketupat memerlukan bahan baku serta keahlian khusus, seperti untuk membungkus ketupat yang memerlukan daun kelapa muda atau janur. Untuk membentuk bungkusnya pun tak mudah, terdapat pola yang cukup rumit yang tidak bisa dilakukan oleh orang awam. Sebagai gantinya, masyarakat mengganti daun kelapa muda tersebut dengan daun pisang. Daun pisang pun dipilih lantaran bahannya mudah ditemukan serta cara membuatnya pun tak diperlukan keahlian khusus.
Sebelum penyebaran Islam masuk ke tanah Jawa, lontong mulanya dianggap sebagai hidangan yang biasa. Setelah masuknya persebaran Islam itu lah lontong mulai dijadikan sebuah tradisi, terutama untuk merayakan hari raya Idul Fitri atau Idul Adha. Salah satu Wali Songo, yaitu Sunan Kalijaga, disebutkan dalam sejarah, bahwa ialah yang pertama kali memperkenalkan lontong pada masyarakat Jawa.
Hal tersebut juga merupakan bagian dari dakwah yang dilakukannya kala itu. Perlu ditegaskan kembali bahwa lontong merupakan makanan asli Indonesia. Meskipun di beberapa negara, seperti Malaysia, Singapura, dan Brunei, terdapat lontong, itu merupakan budaya serapan yang masuk karena dibawa oleh perantau Indonesia.
Macam-Macam Olahan Lontong
Lontong Balap
Lontong balap adalah salah satu kuliner asal Surabaya. Lontong balap terdiri dari lontong, lentho, tahu goreng, dan didominasi oleh tauge, tak lupa tambahan kecap atau sambal petis serta taburan bawang goreng di atasnya. Lentho merupakan salah satu ciri khas dari kuliner asal Surabaya ini. Lentho terbuat dari kacang yang ditumbuk setelah direndam dengan bumbu selama semalaman. Kemudian, kacang yang telah ditumbuk tersebut dikepal dan digoreng.
Dinamakan lontong balap awalnya bermula dari pedagang lontong ini menjual lontong dalam gentong yang dipikul. Karena beratnya gentong yang dipikul tersebut, membuat para pedagang lontong ini harus setengah berlari supaya tak ketinggalan pembeli, seolah sedang balapan. Tetapi pada masa sekarang, para pedagang menggunakan gerobak untuk menjual lontong balap ini, sehingga tak perlu keberatan lagi jika harus berjalan sambil memikul gentong.
Lontong Kikil
Masih dari Surabaya, kali ini kita beralih ke lontong kikil. Sesuai namanya, sajian ini terdiri atas lontong dan kikil sapi yang direbus hingga empuk yang dimasak bersama dengan berbagai bumbu dan rempah seperti bawang putih, bawang merah, jahe, kunyit, lengkuas, kemiri, dan lainnya.
Dalam menyajikannya, lontong kikil ini disirami dengan kuah panas dan disantap saat masih panas. Kikilnya pun terasa pedas, lantaran dibumbui dengan merica dan cabai yang banyak. Perpaduan kuah panas dan rasa pedas yang membakar lidah, tentunya akan membangkitkan semangat seseorang.
Lontong Orari
Macam-macam lontong selanjutnya yaitu lontong khas asal Banjarmasin. Lontong orari memiliki bentuk yang berbeda dari lontong biasanya, yaitu segitiga. Ukurannya pun lebih besar dua kali lipat dari lontong lainnya, dan satu porsi lontong ini disajikan dua biji lontong. Lontong orari sering disajikan dengan hidangan lauk berbumbu merah atau habang. Hidangan tersebut meliputi ikan haruan atau ikan gabus, sayur nangka, ayam goreng, hingga telur bebek rebus.
Lontong Kupang
Selanjutnya, lontong kupang yang berasal dari Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Nama kupang sendiri sebenarnya diambil dari hewan laut yang dipakai dalam makanan ini. Kupang adalah hewan laut sejenis kerang, dengan tubuh lunak, dengan ukuran sebesar biji beras.
Proses pengolahan kupang dengan cara mengeluarkan hewan ini dari cangkangnya, lalu direbus dengan beberapa bumbu seperti bawang putih, daun jeruk purut, daun bawang, jahe, gula, garam, dan merica. Lontong ini seringkali disajikan bersama dengan lentho, kupang, sate kerang, lalu diberi kuah petis serta perasan jeruk nipis. Selain itu, sebagian besar masyarakat mempercayai bahwa memakan lontong kupang dengan minum air kelapa akan menjadi sehat. Itu sebabnya lontong khas Sidoarjo ini selalu disajikan dengan air kelapa muda.
Lontong Tahu Blora
Berikutnya ada makanan khas dari Blora, yaitu lontong tahu. Lontong tahu Blora terdiri dari lontong, tahu goreng, tauge, dan kol mentah, lalu di atasnya, ditambahkan dengan bumbu kacang khas Blora, serta tidak berkuah. Bumbu kacangnya mungkin terasa seperti gado-gado atau ketoprak. Namun pada lontong tahu Blora, bumbu kacang tersebut diberi perasan jeruk nipis. Wadah yang digunakan untuk menyajikan lontong ini pun tidak menggunakan piring seperti pada umumnya, melainkan menggunakan daun jati atau daun pisang.
Perbedaan Ketupat dan Lontong
Pada dasarnya, ketupat dan lontong sama-sama menggunakan beras sebagai bahan dasarnya, keduanya pun seringkali disajikan pada saat lebaran sebagai pengganti nasi. Ketupat dan lontong juga merupakan makanan asli Indonesia yang diperkenalkan oleh Sunan Kalijaga di Pulau Jawa. Meski demikian, keduanya memiliki beberapa perbedaan. Berikut beberapa perbedaan ketupat dan lontong.
Daun Pembungkus
Berdasarkan sejarah asal-usulnya terdapat perbedaan ketupat dan lontong. Disebutkan bahwa kehadiran lontong terjadi karena pembuatan ketupat tak bisa dilakukan oleh orang awam, karena bentuk pola ketupat cukup rumit, sehingga dibuatlah beras dengan daun pisang sebagai pembungkusnya. Sedangkan untuk membungkus ketupat, digunakan anyaman daun kelapa muda atau janur, dengan membentuk sebuah pola yang cukup rumit, yang hanya bisa dilakukan oleh orang-orang tertentu saja.
Bentuk
Perbedaan ketupat dan lontong juga ada pada bentuknya. Karena lontong hanya dibungkus menggunakan daun pisang dan bukan dianyam, maka bentuk dari lontong pun sederhana, yaitu seperti tabung lonjong yang memanjang dengan kedua sisinya yang diapit lidi kecil dan runcing. Sementara ketupat, bentuknya cukup bervariasi, namun yang paling umum ialah segi empat atau jajar genjang.
Hidangan Pendamping
Terdapat juga perbedaan ketupat dan lontong dari segi hidangan pendamping. Lontong lebih cocok dikonsumsi dengan makanan bercita rasa gurih, seperti soto, opor ayam, dan sayur nangka muda. Di sisi lain, karena tekstur yang dimiliki ketupat lebih padat dan empuk, sehingga hidangan pendamping yang cocok ialah makanan bersantan, Untuk bumbu pendamping hidangan ketupat dan lontong, dapat dicek disini ya seperti gulai, opor dan rendang.
Nah, itu dia beberapa perbedaan ketupat dan lontong. Setelah penjabaran di atas makin jadi kenal ya perbedaan keduanya. Namun, apapun hidangan lebaranmu baik itu ketupat dan lontong, paling nikmat dimakan bersama orang tersayang. Jadi, pada saat hari raya, mana yang paling sering anda konsumsi sebagai pengganti nasi?