Tak dapat dipungkiri bahwa daging selalu dipilih oleh banyak orang di seluruh dunia dan sangat populer. Daging yang diolah dengan cara apa pun, baik itu dijadikan steak, rendang, gulai, kari, dan lain sebagainya, cita rasanya selalu menghadirkan kesan yang menyenangkan di setiap gigitan. Dalam hal ini, ada sebagian orang yang membeli daging segar, sementara yang lainnya membeli daging beku.
Membeli daging beku telah menjadi pilihan utama dalam beberapa tahun terakhir karena alasan yang jelas; daging beku bisa lebih tahan lama dengan kualitas yang tetap konstan daripada daging segar. Meski Anda selalu bisa menyimpan makanan di lemari es atau freezer dengan suhu yang stabil, kualitas daging bisa saja menurun seiring berjalannya waktu. Jika Anda adalah seseorang yang lebih sering membeli daging beku, ada beberapa cara tepat mengolah dan menyimpan daging beku. Ketahui penjelasan di bawah ini.
Mengolah Daging Beku
Daging Panggang
Di antara banyaknya metode pengolahan daging beku, ada cara yang harus diperhatikan, terutama untuk daging merah seperti daging sapi, kambing, domba, dan sebagainya. Untuk daging yang akan dimasak menjadi steak, Anda bisa memanaskan oven hingga mencapai suhu sekitar 400 derajat Celcius atau memanaskan wajan besi dengan sedikit minyak goreng dengan api besar.
Jika daging beku disimpan dalam kemasan, keluarkan daging tersebut dan alirkan di bawah air dingin. Setelah mencair, lapisi setiap permukaan dengan sedikit garam dan lada, serta bakar satu sisinya selama tiga menit. Balikkan steak dan masukkan (loyang tahan oven dan semuanya) ke dalam oven selama 15 menit. Saat Anda mengeluarkan steak dari oven, pastikan sudah mencapai suhu internal yang diinginkan. Diamkan steak selama lima hingga delapan menit dan potong berlawanan arah dengan arah serat.
Ayam
Untuk mengolah daging ayam maupun unggas lainnya, ada metode yang bisa diterapkan meski tergolong agak sulit. Bagian yang harus diingat adalah Anda tidak disarankan membakar atau menumis ayam beku untuk beberapa alasan. Alasan yang paling utama adalah metode memasak tersebut bisa membuat bagian luar ayam matang, sementara bagian dalamnya tetap dingin. Ini bisa membahayakan karena bisa memicu berkembang biaknya bakteri berbahaya.
Untuk mendapatkan hasil yang jauh lebih baik, metode memasak yang bisa diterapkan adalah memanggang atau merebus ayam beku dengan saus tertentu. Untuk bagian ayam seperti dada, paha, atau sayap beku tanpa tulang, Anda harus memasaknya dua kali lebih lama (atau lebih) dari biasanya pada suhu yang sedikit lebih rendah daripada memasak unggas yang tidak dibekukan. Namun, ingatlah untuk tidak memasaknya di bawah suhu 350 derajat Fahrenheit untuk alasan keamanan.
Menyimpan Daging Beku
Hindari Menyimpan dalam Jumlah Besar
Banyak orang melakukan kesalahan dengan membekukan daging dalam porsi besar sekaligus. Hindari melakukan hal ini bila memungkinkan karena dapat mempersulit proses pembekuan dan pencairan. Sebaliknya, daging harus disimpan dalam porsi seukuran makanan dengan label potongan, jumlah, dan tanggal yang jelas. Dengan cara ini, Anda dapat memastikan daging Anda membeku dengan benar tanpa terkena bakteri dan mencair secara merata.
Segera Bekukan Daging
Cara tepat mengolah dan menyimpan daging beku lainnya adalah dengan membekukan daging sesegera mungkin. Ini harus dilakukan untuk mencegah pembentukan kristal es besar di sepanjang permukaan daging, yang dapat menyebabkan freezer burn dan menghasilkan daging yang lebih kering dan lebih keras saat dicairkan. Salah satu manfaat membekukan daging adalah, tidak seperti daging nabati, daging tidak kehilangan nutrisi apa pun karena proses pembekuan tidak memengaruhi mineral atau vitamin A dan D yang umumnya ditemukan dalam daging.
Bungkus Daging Saat Dibekukan
Menyimpan daging beku yang tepat adalah dengan membungkusnya. Freezer adalah alat pendingin makanan yang sering dibuka dan ditutup. Ini akan menyebabkan daging beku terkena udara luar. Meskipun kemasan vakum sangat ideal untuk memastikan daging dikemas dengan benar, Anda dapat melakukannya dengan baik dengan membungkus dua kali potongan daging dengan kertas freezer, aluminium foil, atau kantong zip-loc kedap udara.
Saat mengemas daging apa pun, sebaiknya keluarkan udara yang ada di dalamnya pada pembungkus kedap udara, tetapi sisakan sedikit ruang agar makanan mengembang saat dibekukan. Pembungkusan yang tepat juga membantu melindungi daging dan unggas beku dari perubahan rasa saat disimpan di dalam freezer.
Cegah Freezer Burn
Terkadang, saat menyimpan produk daging di dalam freezer seperti daging merah, unggas, daging giling, bacon, atau sosis, terjadi fenomena yang dinamakan freezer burn. Ini adalah suatu kejadian makanan beku mengering yang diakibatkan oleh daging terkena paparan udara atau air menguap. Pada saat terjadi freezer burn, Anda akan menemukan molekul air yang berpindah ke permukaan makanan, dan berubah menjadi kristal es. Kejadian ini juga bisa ditandai dengan daging yang terdapat bintik-bintik kering berwarna abu-abu kecokelatan.
Penting untuk mencegah freezer burn karena meskipun tidak berbahaya, tetapi freezer burn dapat mempengaruhi rasa, tekstur, serta tampilan makanan. Untuk daging dan unggas yang umumnya dibekukan dalam kemasan aslinya yang tidak kedap udara, Anda harus menambahkan lapisan kedap udara untuk perlindungan ekstra, atau siapkan pembungkus baru yang kedap udara, terutama jika ingin disimpan dalam jangka panjang. Anda juga bisa menggunakan lapisan foil atau kantong freezer kedap udara.
Dalam mencegah freezer burn, ada cara lainnya yang bisa dilakukan, yaitu membekukan sesegera mungkin daging dan unggas. Suhu yang ideal untuk membekukan daging menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) adalah 0 derajat Fahrenheit atau -18 derajat Celcius. Anda bisa menggunakan thermometer alat yang murah untuk akurasi suhu. Sebaliknya, jika suhu freezer lebih dingin, daging akan dengan mudah terkena freezer burn.
Jika pintu freezer Anda sering dibuka selama proses pembekuan, suhunya mungkin berfluktuasi, jadi pertimbangkan untuk menutup pintu freezer atau menggunakan freezer sekunder yang jarang dibuka. Selain itu, penting untuk mencantumkan label dan tanggal pada makanan beku, sehingga Anda tahu kapan waktu yang tepat untuk segera mengolahnya.
Cara Mencairkan Daging Beku
Mencairkan di Lemari Es
Mencairkan daging beku adalah salah satu hal penting yang harus diketahui, dan cara yang paling mudah adalah mencairkan daging di dalam lemari es. Jika Anda berpikir menempatkan daging beku tidak dapat mencairkannya, Anda salah besar, karena lemari es efektif dalam mencairkan daging beku apa pun, termasuk unggas.
Sebelum mencairkan daging beku di lemari es, Anda harus mengetahui bahwa ini akan memakan waktu seharian penuh, sehingga memerlukan perencanaan terlebih dahulu. Potongan yang lebih kecil dapat dicairkan dalam semalam, sedangkan potongan yang lebih besar mungkin memerlukan waktu satu atau dua hari.
Untuk daging beku lainnya seperti daging panggang atau kalkun utuh berukuran besar, sebaiknya cairkan setiap 5 pon selama seharian penuh. Setelah dicairkan, daging sapi dan kalkun dapat disimpan dengan aman di lemari es selama tiga hingga lima hari atau dibekukan kembali. Untuk daging seperti ayam, ia juga bisa dibekukan kembali setelah dicairkan, namun hanya dapat disimpan di lemari es hingga dua hari sebelum dimasak atau dibekukan kembali.
Aturan penting yang tidak boleh dilakukan adalah jenis daging beku apa pun tidak boleh dicairkan di atas meja atau di suhu ruang. Hal ini akan menempatkan mereka pada zona bahaya suhu, dan menciptakan lingkungan yang ideal bagi bakteri jahat untuk berkembang biak dengan cepat, sehingga akhirnya akan menyebabkan penyakit bawaan serta merusak cita rasa.
Cairkan di bawah Air Mengalir
Jika Anda sedang terburu-buru untuk mencairkan daging untuk waktu yang cepat, mencairkan di bawah air mengalir adalah pilihan yang sangat tepat. Caranya adalah masukkan daging atau unggas ke dalam kantong plastik anti bocor dan rendam dalam air dingin. Pastikan mengganti air tersebut setiap 30 menit sekali untuk memastikan mereka tetap dingin selama proses pencairan. Anda harus segera memasak daging setelah dicairkan dengan cara ini.
Saat melakukan metode yang satu ini, Anda sangat tidak disarankan untuk menggunakan air panas meskipun itu tampak lebih masuk akal dan bisa mencairkan daging beku dalam waktu singkat. Sayangnya, penggunaan air panas juga dapat menempatkan daging pada suhu zona bahaya seperti halnya mencairkan di suhu ruang, yang artinya – Anda bisa berisiko sakit.
Mencairkan di Microwave
Mencairkan daging beku di bawah air mengalir bisa diterapkan saat dalam keadaan terburu-buru, begitu pula dengan mencairkan makanan di microwave. Sebelum mencairkan di microwave, ada baiknya Anda mengetahui satu hal bahwa proses pencairan dengan microwave bisa mengubah konsistensi serta tekstur daging.
Kendati demikian, Anda tetap bisa melakukannya dan tergolong aman, asalkan dilakukan dengan hati-hati. Pasalnya, microwave dapat mencairkan daging secara tidak merata dan mungkin mulai mematangkan sebagian daging atau unggas. Periksa kemajuan secara berkala dan rencanakan untuk segera memasaknya.
Selain itu, setiap microwave punya pengaturan untuk mencairkan es, dan mereka berbeda pula. Anda selalu disarankan untuk membaca panduan produsennya saat melakukan proses ini, serta periksa ulang apakah Anda mencairkan daging dengan benar menggunakan microwave. Dengan demikian, Anda dapat memastikan daging beku dicairkan dengan aman.
Membeli daging beku bisa memberikan banyak keuntungan bagi Anda. Dengan mengikuti cara mengolah dan menyimpan daging beku yang tepat, Anda bisa selalu menyimpannya dalam jangka waktu yang lama tanpa harus khawatir kualitasnya akan berubah. Setelah melakukan pengolahan dan penyimpanan yang tepat, Anda bisa membeli bumbu dan rempah yang cocok untuk daging di Cairo Food.