Kerang merupakan hewan laut yang tak bertulang belakang serta termasuk kelompok hewan bertulang lunak. Kerang memiliki dua cangkang yang keras sebagai pelindung tubuhnya. Bagian dalam kerang yang disebut daging kerang ternyata terdiri dari ginjal, jantung, mulut, dan anus. Bagian inilah yang biasa dikonsumsi dan disebut “daging” kerang oleh manusia.
Kerang adalah salah satu jenis seafood favorit bagi banyak orang, karena selain rasanya yang enak, kerang termasuk kategori seafood dengan harga yang terjangkau. Dibalik rasanya yang nikmat, kerang juga mengandung banyak nutrisi yakni protein, asam lemak omega-3, vitamin A, vitamin B12, vitamin C, zat besi, kalsium, kalium, mangan, dan selenium. Hal inilah yang membuat kerang selalu berhasil menggugah selera bagi penggemar seafood.
Kerang memiliki beberapa jenis yang tergolong aman dikonsumsi. Setiap jenis kerang memiliki karakteristik rasa dan tekstur yang membedakannya dengan kerang lainnya. Hidangan kerang biasanya diolah menjadi kerang goreng, kerang oseng, sate kerang, kerang bakar, sup kerang dan lain-lain. Akan tetapi, cara memasak kerang yang salah, akan membuat hidangan kerang menjadi keras dan berbau amis. Oleh sebab itu, terlepas dari apapun jenis kerangnya, tetap harus memperhatikan proses pengolahan dan kebersihan agar tetap aman dikonsumsi.
Kerang Darah
Kerang darah disebut juga sebagai kerang dara. Ini adalah jenis kerang yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat Asia Timur dan Asia Tenggara. Nama ilmiahnya Anadara granosa yang termasuk famili arcidae. Disebut sebagai kerang darah, karena kerang ini menghasilkan hemoglobin atau sel darah merah dalam cairan yang dihasilkannya.
Kerang darah dapat ditemui di kawasan Indo Pasifik dan tersebar dari pantai Afrika Timur, sampai ke gugus kepulauan Oseania. Hewan ini sering kali mengubur dirinya ke dalam pasir atau lumpur dan tinggal di zonasi pasang surut. Terkadang kerang darah juga dapat hidup di bebatuan sekitar perairan.
Daging kerang darah berwarna oranye dan abu. Sementara cangkangnya berwarna putih kecoklatan dan terkesan kusam, serta bermotif garis-garis. Kerang darah sangat cocok dikonsumsi oleh penderita darah rendah karena kandungan zat besi yang melimpah di dalamnya. Zat besi juga akan terasa di dalam rasa daging kerang, namun tetap gurih jika dimasak dengan benar.
Di Indonesia kerang darah sangat mudah dibeli pada pedagang kaki lima, maupun rumah makan. Cara pengolahannya biasa direbus dengan diberikan saus cabai atau saus kacang sebagai pendamping. Banyak juga yang memasak tumis kerang darah menggunakan jahe, lengkuas, daun salam, serai dan bawang untuk menghilangkan aroma amis dari kerang darah tersebut.
Kerang Hijau
Sesuai dengan namanya kerang hijau memiliki cangkang yang berwarna hijau. Kerang hijau memiliki nama ilmiah Perna viridis atau dikenal sebagai green mussels. Kerang hijau memiliki sebaran yang luas mulai dari laut India hingga Pasifik Barat, dari Teluk Persia hingga Filipina, serta bagian Utara dan Timur Laut Cina hingga ke Taiwan.
Kerang ini juga tersebar luas di perairan Indonesia dan dengan mudah ditemukan dalam jumlah yang melimpah. Secara khusus kerang hijau akan diperoleh secara massal jika penangkapan dilakukan pada bulan Maret hingga Juli. Biasanya kerang ini hidup bergerombol dan menempel kuat pada benda-benda keras seperti kayu, bambu, batu atau benda lainnya.
Kerang hijau merupakan salah satu biota laut yang mampu bertahan hidup dan berkembangbiak pada tekanan lingkungan yang ekstrem, sehingga sangat mudah untuk dibudidayakan. Hal ini membuat kerang hijau cukup murah di pasaran dan mudah dibeli secara offline maupun online.
Kerang hijau paling nikmat jika dimasak dengan saus atau kuah yang melimpah. Tak heran jika kerang hijau cocok dimasak dengan saus padang, kuah kuning, saus tiram, serta saus pedas manis.
Selain karena mudah ditemukan dan lezat, kerang hijau juga disukai sebagai makanan karena kandungan gizi yang melimpah. Sekitar 40,8% dari daging kerang berisi air, 21,9% protein, 14,5% lemak, 18,5 karbohidrat, dan sisanya terdiri dari berbagai komponen sejenis abu. Kandungan gizi ini menjadikan kerang hijau setara dengan kandungan gizi daging sapi, daging ayam, dan telur.
Kerang Bambu
Kerang bambu dengan nama ilmiah Solen lamarckii ini, memiliki bentuk yang berbeda dari jenis kerang yang lainnya. Bentuknya persis seperti bambu dengan panjang sekitar satu ibu jari orang dewasa. Daging kerang bambu berwarna putih-merah muda, mirip seperti daging udang yang sudah dikupas.
Kerang bambu hidup di daerah dangkal dan berlumpur, misalnya di kawasan muara dan teluk. Kerang bambu setidaknya memiliki dua cangkang persegi yang panjang dan melengkung dan akan terbuka ketika dimasak. Kerang ini paling banyak ditemukan di perairan Madura dan Jawa Timur. Masyarakat lokal juga menyebutnya dengan nama lorjuk.
Selain bentuknya yang unik, rasa daging kerang ini juga sama uniknya. Rasanya gurih dengan sensasi rasa manis yang menyegarkan. Banyak yang setuju bahwa rasanya mirip dengan udang segar. Dikarenakan jenis kerang ini tergolong langka, maka harganya juga lebih mahal dibandingkan dua kerang sebelumnya.
Kerang bambu memiliki cukup banyak nutrisi yang membantu kesehatan. Kerang ini mengandung vitamin A, vitamin B12, vitamin C, asam lemak omega-3, kalsium, dan protein. Jika ingin mendapatkan nutrisi dari kerang ini, anda bisa mengolah kerang bambu dengan beragam jenis masakan, namun banyak yang menikmati kerang ini ketika dibuat menjadi tauco pedas.
Selain itu, kerang bambu juga dapat dibuat menjadi kaldu atau campuran rengginang dan petis. Sebagai kuah kaldu, cukup merebus kerang saja tanpa campuran air dikarenakan daging kerang ini sudah banyak mengandung air. Ketika air kerang sudah keluar maka ditiriskan dan disimpan. Kuah ini dapat digunakan sebagai kaldu untuk berbagai jenis hidangan.
Kerang Tiram
Kerang tiram memiliki cangkang yang sangat pipih dan keras seperti batu karang. Cangkang kerang tiram ini juga mengandung kapur dan dapat dilihat jika digesekkan. Kerang tiram memiliki nama latin Oyster. Kerang tiram dikenal sebagai kerang dengan kelas tinggi karena harganya yang mahal dan karakteristik rasanya yang lebih enak.
Kerang tiram cukup populer dan biasanya lebih disukai jika dimakan mentah. Anda dapat menemukan menu seperti ini di restoran seafood atau sejenisnya. Daging kerang tiram dianggap sudah enak dan segar walaupun masih mentah. Sementara jika mengolah kerang tiram, justru dilakukan oleh produsen bumbu dan menghasilkan saus tiram, bukan sebagai hidangan utama.
Kerang tiram memiliki keunggulan dari kandungan kalsium, vitamin A, dan vitamin B12 yang sangat tinggi. Masyarakat lokal mempercayai bahwa mengonsumsi kerang tiram ini dalam keadaan mentah akan mempertahankan kandungan nutrisi tersebut.
Dikarenakan hal ini kerang tiram jarang disajikan dalam keadaan matang, kecuali menjadi campuran tumisan sayur atau hanya sebagai pelengkap saja. Kerang ini bisanya dikonsumsi mentah sembari diberi perasan jeruk untuk menghilangkan aroma amis.
Kerang Bulu
Kerang bulu memiliki bentuk yang sangat mirip dengan kerang darah. Cangkangnya bergaris dan berbentuk melebar. Namun, perbedaan kerang yang satu ini tentu saja adanya bulu-bulu hitam kecil pada cangkang tersebut. Bagi sebagian orang bulu-bulu pada kerang ini terlihat menggelikan, namun sebenarnya kerang ini tetap aman untuk dikonsumsi selama dibersihkan dengan benar.
Rasa kerang bulu juga tidak berbeda jauh dengan kerang darah. Kerang bulu yang memiliki nama ilmiah Anadara antiquate mungkin tidak sepopuler jenis kerang lain. Kerang ini adalah anggota kelas bivalvia yang umumnya hidup di pasir dan habitat tanah berlumpur pada perairan dangkal.
Jika ingin mengolah kerang bulu, maka bulu-bulunya dapat dibersihkan dengan direbus terlebih dahulu. Agar bulu halus dapat terbuang sempurna, anda bisa merebusnya sebanyak dua kali dengan air rebusan yang berbeda. Proses merebus juga akan membuat cangkang kerang terbuka dan membuat daging kerang yang berwarna merah muda ini lebih mudah diambil.
Sebagian besar orang mengolah kerang bulu menjadi sup kerang yang cocok dinikmati oleh anak-anak. Selain itu, kerang bulu juga bisa diolah menjadi hidangan berkuah lain seperti gulai, untuk rasa yang lebih kuat. Namun jangan lupa untuk mencampurkan irisan jahe agar bau amis kerang ini hilang. Uniknya, baru-baru ini kerang bulu mulai dijadikan alternatif pembuatan saus tiram untuk menggantikan kerang tiram yang dikenal mahal.
Kerang Simping
Kerang simping disebut juga serimping, serumping, kerang kampak atau scallop. Nama ilmiahnya Pectinidae. Kerang ini hidup di perairan laut yang dapat ditemui di seluruh penjuru dunia. Kerang simping memiliki cangkang yang berbentuk pipih berwarna putih kecoklatan di bagian cangkang luar dan putih di bagian dalam. Dengan warna cangkang yang mulus membuat kerang ini menjadi bahan utama bagi para pengrajin untuk membuat hiasan meja, lampu, lukisan dan aksesoris.
Daging kerang simping memiliki tekstur yang kenyal dan padat serta dianggap sebagai jenis kerang yang aman untuk dimakan saat masih mentah. Hal ini dikarenakan kerang simping tidak memiliki penyaring yang biasa terdapat pada jenis kerang lain. Penyaring ini akan menyedot segala komponen di sekitar kerang termasuk racun, bakteri, dan virus yang cenderung menumpuk di tubuh kerang. Inilah yang membuat kerang umumnya tidak boleh dikonsumsi berlebihan.
Selain itu, rasa daging kerang ini menjadi favorit banyak orang karena teksturnya yang kenyal, namun renyah dan gurih bersamaan. Lebih lanjut, di wilayah Gresik, Jawa Timur, kerang simping adalah makanan khas masyarakat di sana. Kerang simping dibuat sebagai keripik atau kerupuk untuk cemilan maupun dimakan bersama nasi. Tak heran jika kerang simping menjadi oleh-oleh andalan jika berkunjung ke Gresik.
Kerang Kepah
Kerang kepah memiliki cangkang seperti piring yakni cembung di bagian tengah dan pipih di bagian pinggir dengan warna putih kecoklat-coklatan. Beberapa orang juga menyebut kerang ini sebagai kerang putih, kerang tahu atau kerang kepah tahu. Nama latinnya ialah Polymesoda erosa.
Kerang ini dapat ditemukan di hutan bakau daerah tropis dan subtropis di seluruh dunia. Kerang ini tidak hidup di laut melainkan hidup di sungai-sungai atau di daerah pasang surut tinggi hutan bakau. Di Indonesia, kerang kepah banyak ditemukan di perairan pesisir timur Sumatera Utara karena perairan tersebut dikelilingi oleh mangrove yang mendukung kehidupan kerang kepah. Faktanya kerang kepah bisa dimasak untuk berbagai jenis hidangan mulai dari direbus, tumis tauco, sambal balado, maupun santapan berkuah. Jika ingin menikmati kerang kepah dengan sayuran, maka kerang ini paling cocok dipadukan dengan kangkung karena rasanya mirip dengan kerang tiram.
Perlu diketahui, dalam 100 gram kerang kepah terdapat 217 kkal, 54 mg kolesterol, 0,5 gr serat, 10,49 gr karbohidrat, 18,14 gr protein, 337 mg kalium, 2,2 gr lemak jenuh dan 7,7 gr lemak tak jenuh. Dengan kandungan gizi ini, kerang kepah menjadi lauk yang bagus untuk kesehatan.
Kerang Batik
Kerang batik memiliki nama latin Phaphia undulate yang termasuk kelas bilvavia. Pada umumnya kerang ini hidup di perairan yang mengandung banyak kapur yang digunakan untuk membentuk cangkangnya. Kerang batik di kawasan pesisir hidup sebagai penyusun komunitas makro zubentos yang artinya memiliki keanekaragaman yang tinggi dibandingkan kerang yang hidup di air tawar.
Kerang batik adalah jenis kerang yang memiliki cangkang unik dan bermotif, sehingga berkesan mirip batik. Kerang jenis ini banyak digemari karena motifnya estetik, serta rasanya yang lebih manis dibandingkan dengan jenis kerang lain. Kerang batik mempunyai daging putih agak kekuningan dengan tekstur kenyal. Jika sudah matang, daging kerang yang berwarna putih ini juga sangat gurih.
Habitat kerang batik di laut dan umumnya bersifat musiman. Kerang batik justru banyak ditemukan ketika cuaca sedang mendung, hujan, dan angin kencang. Ini membuat para nelayan perlu berhati-hati jika ingin berburu kerang batik.
Meskipun kerang ini tergolong sulit didapatkan karena panen dilakukan secara musiman, namun harganya masih terjangkau. Tak heran bila kerang batik sering menjadi menu di seafood gerobakan. Kerang batik dapat dimasak dengan cara ditumis, dicampur dengan saus tiram, menggunakan saus padang, hingga kerang batik asam manis.
Kerang Kijing
Kerang kijing memiliki nama latin Pilsbryoconcha exillis. Kerang ini disebut juga kerang remis dalam bahasa Melayu dan haremis dalam bahasa Sunda. Kerang kijing adalah jenis kerang yang hidup di sungai maupun air tawar lain. Kerang ini dapat ditemukan di seputaran Danau Sentarum, Kapuas Hulu.
Kerang kijing sangat suka mengendap di dasar sungai yang berpasir dan berlumpur serta bersuhu dingin. Secara morfologi cangkang kerang ini berwarna kuning kehitaman atau kehijauan. Cangkangnya sangat keras seperti marmer, licin, dan tidak berbulu. Jika dibuka akan terlihat dagingnya yang berwarna putih kekuningan dengan tekstur yang keras.
Dikarenakan daging kerang kijing cenderung alot, maka kerang ini harus diolah cukup lama untuk membuat dagingnya empuk. Kelebihan dari kerang ini adalah tingginya protein di dalamnya. Selain itu, kerang ini juga sudah lama dikenal sebagai kerang dengan asam amino, lemak tak jenuh, serta zat besi yang sangat tinggi. Jenis asam amino esensial terutama leusin dan lisin penting untuk memproduksi hormo pertumbuhan, enzim, dan antibodi.
Kerang Macan
Kerang macam dinamai demikian karena cangkangnya memiliki corak loreng seperti macan. Kerang ini juga disebut sebagai keong macan, dengan nama latin Babylonia spirata L. Kabar baiknya kerang ini banyak dijumpai di perairan Indonesia khususnya di Pantai Utara dan Pantai Selatan Jawa yang juga kerap menjadi produk ekspor.
Kerang macan adalah komoditas ekspor yang penting bagi Indonesia, dengan negara tujuan utama adalah negara-negara Asia khususnya Taiwan, Hongkong, Singapura, dan Malaysia. Selain itu, kerang ini banyak dimasak sebagai makanan mewah di restoran Eropa.
Spesies kerang ini hidup di wilayah perairan yang memiliki pasir berlumpur pada kedalaman 5 hingga 15 meter. Pada awalnya kerang ini hanya diolah secara sederhana oleh masyarakat Indonesia misalnya direbus, dijemur, dan langsung disetor kepada para pengepul dengan harga yang murah. Namun, ketika permintaan dari negara-negara asing meningkat, maka kerang macan hingga kini menjadi mutiara penting bagi nelayan.
Sama seperti jenis kerang lain, kerang macan bisa diolah dengan bumbu saus padang, saus manis, serta bumbu kuning yang dimasak bersama cangkangnya. Jarang sekali kerang ini dimasak tanpa cangkang karena sensasi menyeruput bagian daging dari cangkang dianggap memberi sensasi lezat tersendiri.
Demikian 10 jenis kerang yang aman dikonsumsi. Lalu, mana yang menjadi favorit anda?
Apapun jenis kerang favorit anda, ingat bahwa semua kerang tersebut mengandung nutrisi yang melimpah sehingga baik untuk dikonsumsi, terutama untuk memenuhi protein, selenium dan zat besi. Akan tetapi, kerang tidak boleh dikonsumsi berlebihan karena sebagian besar kerang menyedot limbah racun yang cenderung mengendap di dalam tubuhnya. Hal ini akan berbahaya bagi kesehatan saraf pusat. Selain itu, terlalu banyak makan daging kerang akan memicu kolesterol berlebih. Maka pastikan konsumsi kerang dalam batas wajar dan dikombinasikan dengan nutrisi dari makanan lain.