Aspirin adalah jenis obat generik yang umum digunakan pada pengobatan medis. Ini dikenal sebagai obat tertua dan serba bisa serta sering digunakan sebagai pengurang rasa sakit, penurun demam, dan pengencer darah.
Tentang Aspirin
Aspirin disebut juga asam asetilsalisilat. Ini adalah obat turunan dari salisilat yang sering digunakan sebagai obat analgesic, antipiretik, dan anti-inflamasi. Sesuai golongannya sebagai obat anti-inflamasi non steroid, maka aspirin berkerabat dengan obat sejenisnya seperti ibuprofen, naproxen, hingga pirixicang.
Sebagai obat tertua yang sudah digunakan lebih dari ribuan tahun lalu, aspirin memiliki kegunaan yang sangat beragam. Pemakaian umum aspirin difungsikan sebagai obat untuk mengatasi nyeri ringan hingga sedang, demam, sakit kepala, kram menstruasi, flu dan pilek, keseleo, dan arthritis. Apabila digunakan dalam dosis tinggi menggunakan resep dokter, maka aspirin ditujukan untuk mengurangi gejala demam, rematik, radang sendi, kondisi inflamasi sendi dan pericarditis.
Dalam dosis rendah, obat ini bisa juga digunakan untuk mencegah penggumpalan darah serta menurunkan resiko stroke ringan dan angina. Aspirin bersifat mencegah stroke bukan untuk mengatasi stroke, begitu pula dengan cara kerja obat ini terhadap kanker. Dikarenakan kemampuan aspirin dalam mengencerkan darah, maka mampu mencegah terjadinya serangan jantung pada pasien jantung koroner maupun stroke. Umumnya dokter yang pernah melakukan operasi bypass, juga akan memberikan obat aspirin pada pasien yang sudah pernah mengalami serangan jantung atau pasien stroke.
Meskipun aspirin dikenal sebagai obat yang multifungsi, namun aspirin tidak boleh dikonsumsi oleh anak-anak. Obat ini biasanya digunakan untuk anak usia 16 tahun ke atas, sehingga jika digunakan pada usia anak-anak akan meningkatkan resiko sindrom reye, kerusakan otak permanen, hingga kematian. Namun dalam kasus tertentu seperti penyakit Kawasaki yang menyebabkan inflamasi pada pembuluh darah, dokter bisa saja memberikan aspirin untuk anak-anak yang baru menjalani operasi.
Alternatif Aspirin Alami
Aspirin memiliki tiga fungsi utama yang sangat penting untuk diketahui. Termasuk analgesik sebagai penghilang nyeri tanpa menghilangkan kesadaran, antipiretik menurunkan demam dengan mengurangi peradangan, serta anti-inflamasi untuk menurunkan peradangan dalam dosis tinggi.
Aspirin pada awalnya berasal dari herbal Meadowsweet dan kulit pohon willow yang kemudian disintesis oleh industri farmasi untuk menciptakan produk yang dipatenkan. Karena aspirin telah dihilangkan dari sumber alaminya dan dikelola secara ilmiah, maka daftar efek sampingnya akan muncul yang menjadi pertimbangan untuk menggunakannya. Oleh sebab itu, banyak orang yang kemudian menciptakan ramuan atau sekedar menemukan bahan alami yang sebenarnya mirip dengan aspirin.
Pun demikian, ada pula bahaya tertentu akibat asupan aspirin harian yang berlebihan seperti perdarahan lambung serta kerusakan ginjal dan hati. Tentu ini adalah sesuatu hal yang tidak diinginkan oleh semua orang. Untungnya, alam senantiasa menyediakan yang manusia butuhkan asalkan kita mau berusaha.
Jahe
Akar atau batang jahe sering dikonsumsi dalam keadaan segar, kering, bubuk, maupun dalam bentuk minyak sebagai rempah masakan. Jahe tidak hanya menawarkan manfaat sebagai penyedap rasa, namun jahe sudah terkenal juga sebagai bahan untuk pengobatan tradisional. Jahe memiliki sifat anti-inflamasi yang terkenal dalam pengobatan alternatif.
Efektivitas jahe ini setara atau bahkan lebih baik daripada obat penghilang rasa sakit seperti aspirin dan ibuprofen. Dalam sebuah penelitian pada jurnal arthritis tahun 2013, menemukan bahwa jahe mampu menghalangi pembentukan senyawa inflamasi-rostaglandin dan leukotriene yakni senyawa yang menjadi penyebab peradangan.
Senyawa ini juga memiliki efek antioksidan yang mampu memecah peradangan yang ada dan kadar keasaman dalam cairan di dalam sendi yang menyebabkan nyeri. Bahan ini juga bisa dimanfaatkan sebagai obat penurun demam yang sama dengan sifat antipiretik aspirin.
Oleh sebab itu, jahe dapat mengobati penyakit yang mirip seperti aspirin antara lain mengobati gangguan kardiovaskular seperti pengerasan pembuluh darah dan tekanan darah tinggi. Berikutnya jahe juga dikenal mampu mengurangi rasa sakit yang berkaitan dengan aktivitas fisik, periode menstruasi, sakit kepala, dan berbagai bentuk peradangan sendi. Biasanya jahe digunakan dalam bentuk minuman baik dari seduhan bubuk jahe maupun air rebusan jahe utuh.
Kunyit
Kunyit termasuk salah satu tanaman rempah-rempah yang berasal dari wilayah Asia Tenggara. Ini sudah lama dikenal sebagai obat tradisional untuk mencegah berbagai penyakit. Rempah yang memiliki warna pekat ini banyak diaplikasikan sebagai obat anti-radang dan memerangi infeksi.
Kunyit diketahui memiliki sifat antioksidan dan anti-inflamasi yang berperan dalam mencegah penyakit jantung. Ini juga didukung dengan kandungan kurkumin yang akan meningkatkan fungsi endothelium atau lapisan pembuluh darah. Beberapa manfaat lain dari alternatif aspirin ini, termasuk mencegah pembekuan darah, mengobati asam lambung dan dijadikan obat oles untuk mengatasi nyeri, luka kulit, kurap, memar, dan iritasi.
Untuk menjadikan kunyit sebagai minuman disarankan tidak menggunakan bubuk kunyit lebih dari 500 mg per hari. Jika menggunakan parutan kunyit sebagai obat oles langsung pada kulit, maka perlu berhati-hati jika anda alergi terhadap senyawa di dalamnya.
Ginseng
Ginseng yang merupakan tanaman herbal dari Korea Selatan sudah terkenal sebagai bahan pengobatan untuk berbagai penyakit. Manfaat ginseng didapat dari sifat anti-radang yang mirip dengan aspirin, sehingga dapat digunakan untuk mengatasi sakit dan nyeri seperti sakit kepala dan mengurangi peradangan.
Lebih lanjut, ginseng juga memiliki efek antipiretik dan antibakteri yang berfungsi untuk meredakan demam, flu dan pilek, sekaligus mencegah pertumbuhan sel-sel kanker. Selain itu, ginseng secara tradisional juga dikenal dapat meredakan nyeri pada gejala menopause maupun kram ketika menstruasi.
Tomat
Kandungan gel alami yang terdapat pada buah tomat diketahui dapat bermanfaat untuk kesehatan. Gel ini utamanya berfungsi untuk melancarkan sirkulasi darah. Lebih lanjut, biji tomat juga bermanfaat untuk mencegah resiko agregasi trombosit yang dapat memicu penggumpalan darah.
Biasanya tomat dibuat menjadi jus dan dikonsumsi setiap hari untuk mengencerkan darah dan membuat aliran darah lebih lancar. Ini baik untuk mencegah penyakit kronis seperti diabetes, hipertensi, dan sistem kardiovaskular. Tidak hanya itu, kandungan oksidan nitran pada tomat memiliki sifat antioksidan yang mampu mempercepat proses penyembuhan pada penyakit yang diakibatkan oleh virus dan bakteri.
Cat’s Claw
Cat’s claw memiliki nama ilmiah Uncaria tomentosa adalah tanaman merambat berkayu yang tumbuh liar di hutan hujan Amazon dan di daerah tropis lainnya. Durinya menyerupai cakar kucing yang mendasari penyebutan nama tumbuhan ini.
Cat’s claw mengandung beberapa senyawa kuat seperti asam fenolik alkaloid dan flavonoid yang dikenal memiliki manfaat langsung terhadap kesehatan. Senyawa tersebut diyakini mampu meminimalisir resiko kanker, infeksi virus, alergi, tekanan darah tinggi, gangguan lambung, badan pegal, asma, dan lain sebagainya.
Sejauh ini manfaat paling menonjol dari cat’s claw adalah kemampuannya untuk mengatasi penyakit arthritis yang berkaitan dengan kondisi autoimun jangka pajang, sehingga membuat sendi terasa hangat, bengkak, dan nyeri. Cat’s claw juga memiliki sifat anti-inflamasi yang dapat mengurangi gejala penyakit tersebut.
Anti-inflamasi ini dapat membantu mencegah produksi hormon prostaglandin, sehingga mengantisipasi peradangan dan rasa sakit pada tubuh. Biasanya ekstrak dari cat’s claw dibuat sebagai obat yang selalu diawasi oleh dokter. Cukup gunakan 250-1000 mg kapsul per hari untuk mendapatkan manfaat yang optimal.
Dalam sebuah penelitian rheumatoid arthritis dapat dibuat sebagai ekstrak dan dikonsumsi sebanyak 60 mg per hari. Ini bisa dijadikan minuman untuk mendukung pengobatan medis yang berperan dalam pengurangan hingga 29 persen terhadap persendian yang mengalami sakit.
Bawang Putih
Selain rasanya yang sering disukai dalam berbagai jenis masakan, bawang putih memiliki sifat antibiotik dan antimikroba alami yang ternyata dapat digunakan sebagai obat tradisional. Dua sifat ini akan membuat bawang putih mampu mencegah dan mengobati infeksi bakteri. Sementara dalam beberapa penelitian melaporkan bahwa bubuk bawang putih menunjukkan aktivitas antitrombotik.
Agen antitrombotik adalah zat yang mengurangi pembentukan bekuan darah atau mampu bertindak sebagai pengencer darah. Selain itu, manfaat bawang putih ini dikaitkan juga dengan penurun tekanan darah. Tak heran jika penderita darah tinggi dianjurkan untuk mengonsumsi bawang putih lebih sering daripada biasanya.
Akan tetapi perlu diperhatikan bahwa menurut American Academy of Family Physicians, penggunaan bawang putih dalam dosis tinggi tidak disarankan untuk orang yang akan melakukan operasi 7-10 hari ke depan. Hal ini dikarenakan sifat antitrombotiknya yang mungkin akan mengganggu tekstur darah saat operasi dilakukan.
Ginkgo Biloba
Ginkgo Biloba atau yang lebih dikenal sebagai ginkgo atau pohon rambut gadis adalah salah satu pohon tertua yang masih ada hingga sekarang. Pohon dari Tiongkok ini telah lama digunakan sebagai pengobatan tradisional maupun sumber makanan. Ginkgo ini dapat pula dimanfaatkan sebagai obat pengencer darah dan fibrinolitik.
Dengan kata lain, ini baik dikonsumsi sebagai obat alami untuk mencegah penggumpalan darah bagi penderita darah tinggi, penyakit jantung, stroke dan gangguan insufisiensi serebral (aliran darah ke otak). Manfaat ini disetarakan dengan streptokinase dan aspirin yang sering diresepkan dokter, sebagai obat untuk mengatasi gejala darah menggumpal yang menyumbat arteri pembuluh darah.
Cara mengonsumsinya, ginkgo biasa diekstrak untuk dijadikan obat oral dan digunakan sesuai tingkat keparahan penyakit seseorang. Gunakan 120 mg ekstrak ginkgo untuk diminum sekali sehari atau 240 mg untuk dibagi dalam 2-3 kali pemberian dalam sehari. Ramuan alami ini bisa dikonsumsi maksimal 12 hari berturut. Perlu diketahui juga, saat ini ekstrak dari ginkgo sudah tersedia sebagai obat kapsul (suplemen) yang bisa dibeli di apotik terdekat.
Kayu Manis
Kayu manis utuh maupun dalam bentuk bubuk termasuk jenis rempah yang bisa digunakan untuk beragam fungsi, mulai dari masakan, obat tradisional maupun bahan aromatik. Kayu manis memiliki sifat anti-inflamasi yang sangat penting bagi tubuh. Efek ini akan membantu tubuh melawan infeksi dan memperbaiki kerusakan jaringan.
Kayu manis memiliki kandungan coumarin, yakni senyawa kimia yang sering kali ditemukan pada obat pengencer darah. Meskipun senyawa yang dihasilkan tidak sama persis dengan aspirin, namun fungsi yang ada pada kayu manis sangat efektif untuk mencegah penggumpalan darah.
Dalam sebuah studi penelitian tabung membuktikan bahwa kayu manis bisa memperlambat pembekuan darah karena mengandung senyawa coumarin. Tanaman ini dapat dikonsumsi dalam bentuk teh atau sup.
Bubuk kayu manis bisa pula dicampurkan langsung pada air hangat untuk dikonsumsi sekali sehari dengan takaran 1 sampai 1,5 gram bubuk asli. Perlu diperhatikan bahwa bubuk kayu manis mungkin bereaksi dengan obat-obatan medis, seperti obat pengencer darah dan obat antidiabetes. Oleh sebabnya bahan alami dan obat-obatan ini tidak sebaiknya dikonsumsi bersamaan.
Ingat juga untuk sebaiknya tidak menggunakan kayu manis secara berlebihan karena sangat mungkin meningkatkan resiko peningkatan denyut jantung, wajah memerah dan panas, hingga kerusakan organ hati.
Feverfew
Feverfew (Tanacetum parthenium) adalah tanaman dari keluarga Asteraceae yang diartikan secara harfiah sebagai penurun panas. Tanaman ini sudah lama dikenal sebagai obat untuk menurunkan demam, sakit kepala, dan radang sendi. Secara topical, feverfew juga bisa dijadikan obat oles pada kulit.
Sifatnya yang anti-mikroba juga dikenal mampu mengatasi masalah pada mulut. Feverfew dapat dioleskan atau digosok langsung pada gusi untuk mengobati sakit gigi dan gusi bengkak. Manfaat ini dapat diperoleh dari daunnya yang mengandung senyawa parthenolide. Ini adalah zat fitonutrien yang dapat menghambat senyawa penyebab peradangan.
Di dalam tanaman ini juga terdapat antioksidan flavonoid dan volatile oil yang membuatnya dapat digunakan untuk beragam penyakit lain seperti menghentikan pelebaran pembuluh darah melebar di otak, psoriasis, asma, muntah dan sebagainya.
Dikarenakan fungsinya yang mirip seperti aspirin, feverfew dikenal juga dengan sebutan “aspirin pada abad pertengahan”. Tanaman ini tersedia dalam bentuk bubuk, ekstrak, herbal mentah maupun sebagai produk suplemen kesehatan.
Cabai Rawit
Bahan masakan yang menambah rasa pedas dan hangat dari makanan ini ternyata menawarkan manfaat yang baik untuk kesehatan. Cabai rawit mengandung salisilat yang tinggi. Ini adalah zat alami pada biji cabai yang diyakini memiliki manfaat sebagai bahan pengencer darah yang efektif. Senyawa ini mirip dengan senyawa yang berada di jahe, sehingga tak heran jika cabai rawit termasuk alternatif alami yang baik untuk menggantikan aspirin.
Selain itu, manfaat cabai rawit juga bisa menurunkan tekanan darah, meningkatkan sirkulasi darah dan mengurangi rasa nyeri. Cabai rawit bisa dikonsumsi mentah atau sebagai campuran pada bahan masakan. Untuk individu yang tidak terlalu suka dengan makanan pedas, dapat menggunakan kapsul dari ekstrak cabai rawit untuk mendapatkan manfaat ini.
Menggunakan bahan alami sebagai alternatif dari aspirin, memang bisa dijadikan pilihan jika seseorang terlalu sering mengonsumsi obat-obatan medis. Namun penting untuk membatasi pemakaian dan dosis terhadap bahan herbal tersebut karena jangka panjang mungkin dapat menyebabkan alergi, reaksi pada obat tertentu, maupun efek samping lainnya. Pada akhirnya bahan alami sekalipun tidak menjamin seratus persen aman untuk dikonsumsi secara terus-menerus.