17 Bahan Tambahan Pangan Yang Berbahaya Bagi Kesehatan

Daftar Isi

Penggunaan bahan tambahan pangan(BTP) yang berbahaya bagi kesehatan sering kali diabaikan oleh produsen karena ketidaktahuan atau juga karena keinginan meraup keuntungan yang lebih besar. Bahan tambahan ini mencakup pengental, pewarna, pengawet, perisa, dan tambahan lain yang ditujukan untuk mempengaruhi sifat dan bentuk pangan komersial.

Penambahan zat-zat tertentu dalam makanan sebenarnya sudah dikenal sejak ratusan tahun lalu. Misalnya oleh masyarakat Mesir Kuno sering kali menggunakan garam dan rempah-rempah untuk mengawetkan makanan. Namun, bahan ini masih tergolomg aman jika dibandingkan dengan bahan tambahan modern yang sering kali memicu gangguan kesehatan yang cukup fatal.

Monosodium Glutamat (MSG)

Penambah rasa ini ditambahkan ke makanan gurih untuk membuatnya memiliki rasa yang sangat adiktif. Anda mungkin pernah mengalami efek MSG ketika anda sedang makan keripik kentang dengan berbagai varian rasa atau produk serupa. Tanpa sadar anda akan mengonsumsi keripik satu per satu secara terus menerus. Sangat sulit untuk menghentikan sensasi ngemil tersebut seolah membuat konsumen kecanduan.

MSG dapat ditemukan dalam makanan ringan olahan favorit anda, makanan beku, dan sup kalengan. Ini juga merupakan bahan yang sangat umum ditambahkan ke makanan restoran (terutama makanan Cina). MSG digunakan untuk meningkatkan kualitas rasa makanan yang membuat ketagihan, yang dalam istilah kekinian disebut micin. Mungkin inilah alasan mengapa anda merasa sedikit tidak terkendali saat makan di restoran yang menggunakan MSG.

Akan tetapi disayangkan bahwa dibalik kenikmatan MSG, banyak orang memiliki kepekaan terhadapnya dan dapat menimbulkan reaksi. Gejala-gejala ini sering termasuk sakit kepala, mati rasa, dan berkeringat. Efek samping permanen dengan kandungan dalam MSG tersebut masih diperdebatkan, namun patut untuk diwaspadai.

Sejumlah penelitian mengemukakan bahwa MSG dalam dosis tinggi akan bertindak sebagai racun yang berbahaya bagi kerusakan sel saraf. Dampak ini akan bersinggungan dengan gangguan fungsi otak dan kerusakan berbagai organ. Oleh sebab itu, konsumsi MSG tidak sebaiknya dilakukan setiap hari untuk menghindari semua efek samping ini.

Sodium Nitrate

Jika anda sering menikmati bacon, hot dog, pepperoni, atau daging olahan lainnya, maka anda perlu mewaspadai bahan tambahan ini. Pasalnya dalam daging olahan terdapat sodium nitrate atau natrium nitrit. Ini adalah bahan tambahan pangan yang digunakan untuk menghentikan pertumbuhan bakteri pada daging. Aditif ini akan bersifat mengawetkan makanan sekaligus memberikan warna merah dan rasa asin pada daging.

Meskipun daging olahan sangat lezat, namun kandungan sodium nitrate yang bersentuhan dengan suhu tinggi akan memicu senyawa nitrosamin. Ini adalah zat yang membuat bahan tambahan ini berbahaya bagi kesehatan. Dalam beberapa penelitian kandungan nitrit dan nitrosamin dalam makanan dikaitkan dengan pemicu kanker pada manusia serta diabetes tipe 1.

Dikarenakan bahaya tersebut, sejak 2019 situs penjualan eBay melarang penjualan sodium nitrate secara global. Ini juga didukung dengan alasan bahwa zat ini sering digunakan untuk aksi pembunuhan maupun percobaan bunuh diri. Bisa dilihat betapa berbahayanya kandungan zat yang terdapat dalam nitrit ini. Dengan demikian, akan menjadi pilihan bijak jika anda mengonsumsi daging organik tanpa pengawet, serta memenuhi protein dari sumber nabati.

Enriched Flour

Jika bukan 100% gandum utuh, roti bisa mengandung tepung yang diperkaya atau enriched flour. Ini adalah bahan yang berbahaya bagi kesehatan, karena meningkatkan lonjakan kadar gula darah secara drastis. Bahkan roti yang seharusnya menyehatkan menjadi tidak memiliki gizi apapun karena nutrisi telah dihilangkan dalam prosesnya.

Selama proses pemutihan, terjadi kerusakan kimiawi yang mengurangi jumlah nutrisi dalam tepung, bahkan menghilangkannya, terutama vitamin. Tentu saja bahan ini buruk bagi kesehatan anda, karena dapat menambah berat badan dengan cepat, hampir tanpa nutrisi, protein, dan serat apa pun, dan tampaknya juga membuat seseorang ketagihan layaknya MSG. Maka, lebih baik memilih roti favorit anda dengan roti kaya serat yang berasal dari 100% gandum utuh.

Aspartame

Aspartame atau aspartam adalah pemanis buatan yang menggantikan alternatif gula dan makanan diet rendah kalori. Ini sejenis excitotoxin yang dianggap bersifat karsinogen atau berbahaya bagi kesehatan. Dalam jangka panjang mengonsumsi aspartame berlebihan akan meningkatkan kerentanan terhadam limfoma dan leukemia.

Ketika memasuki tubuh, aspartame juga akan berubah menjadi senyawa formaldehida. Senyawa ini akan menyebabkan pusing, sakit kepala, penglihatan kabur, mual, sakit perut, kejang, bahkan dapat memicu multiple sclerosis dan Parkinson. Oleh sebab itu sering kali aspartame juga mampu menyebabkan tumor otak.

Olestra

Olestra atau margonda dapat meningkatkan resiko penyakit jantung dan masalah pencernaan. Ini adalah jenis lemak buatan yang sering dicampurkan pada olahan keripik kentang atau sejenis. Meskipun produk cemilan yang mengandung olestra seringkali dilabeli “bebas lemak” namun ini bukanlah cemilan yang sehat.

Bahan tambahan olestra awalnya lebih dikenal dengan nama mereknya, Olean, yang digunakan dalam keripik kentang Frito Lay bebas lemak. Olestra juga dikenal sebagai pengganti lemak yang tidak menambah lemak di tubuh, serta kalori atau kolesterol di dalam produk, namun dapat sangat berbahaya. Hal ini dikarenakan olestra adalah lemak buatan sehingga bahan ini akan mencegah penyerapan lemak baik dalam sistem pencernaan.

Selain itu, olestra sebenarnya disetujui oleh Food and Drug Administration (FDA) selama bertahun-tahun untuk dimasukkan dalam makanan, akan tetapi produk olestra wajib menulis keterangan bahwa aditif tersebut dapat menyebabkan kram perut dan masalah pencernaan, serta menghambat penyerapan vitamin esensial.

Nutrisi penting ini termasuk beta-karoten dan lycopene yang akan terbuang sia-sia ketika kita mengonsumsi olestra. Biasanya untuk menutupi efek tersebut, produsen menambahkan beberapa nutrisi, meskipun pada akhirnya tetap tidak mampu menggantikan nutrisi yang tidak terserap tubuh. Alhasil sejak awal tahun 2000-an, olestra mulai kehilangan popularitasnya. Meskipun sampai saat ini produk yang mengandung olestra masih tetap bisa dibeli dibeberapa negara.

Pewarna Makanan Buatan

Makanan atau minuman yang beraneka warna memang lebih menarik bagi para konsumen, terutama anak-anak. Namun warna biru, merah, hijau, dan kuning terang yang estetik ini biasanya mengandung zat pewarna buatan yang berbahaya bagi kesehatan. Pewarna ini bisa digunakan dalam minuman, makanan yang dipanggang, permen, buah kalengan, koktail, es krim, sosis, dan gelatin.

Pewarna makanan buatan banyak yang sudah diteliti dalam laboratorium dinyatakan berasal dari berbagai sumber yang sangat berbahaya. Jenis pewarna makanan pertama yang berbahaya namun sangat sering digunakan adalah pewarna karamel yang terdapat dalam permen dan soda. Pewarna ini diproduksi bersama dengan amonia sehingga mengandung kontaminan penyebab kanker, yaitu 2-methylimidazole (2-MI) dan 4-methylimdiazole (4-MI).

Kedua, terdapat pewarna allura red alias Red 40. Ini mengandung benzidene, yang terbukti bersifat karsinogen atau pemicu kanker. Warna lain yang juga berbahaya bagi kesehatan adalah Rhodamin B atau pewarna sintetis tekstil. Penggunaanya akan menghasilan warna hijau atau ungu kemerahan. Bentuknya seperti serbuk kristal yang lebih sering digunakan untuk mewarnai tekstil, kertas dan kosmetik.

Dikarenakan hakikatnya Rhodamin B untuk produk non kuliner, maka menggunakan Rhodamin B dalam makanan sangat berbahaya. Namun, hingga kini masih banyak produsen yang mencampurkan pewarna ini dalam kerupuk, kue dan jenis minuman. Padahal ini dapat menyebabkan kanker kronis di dalam tubuh manusia.

Selanjutnya, pewarna yang disebut Yellow 6 dapat memicu tumor testis dan adrenal. Begitu juga pewarna Blue 1 yang sering terdapat dalam produk cemilan dan permen. Pewarna ini bahkan bisa merusak selaput pelindung otak yang mencegah masuknya zat berbahaya pada otak. Terakhir, ada pewarna yang juga tergolong paling berbahaya yaitu tartazine atau Yellow 5. Tartazine akan menyebabkan reaksi alergi parah, merusak sistem saraf dan otak hingga menurunkan jumlah sperma.

Perasa Buatan

Perasan buatan ini diracik sedemikian rupa agar sesuai selera banyak orang, seperti camilan favorit konsumen, atau setidaknya cukup mirip. Oleh sebab itu sangat mungkin sebenarnya anda selama ini mengonsumsi makanan yang tidak mengandung apa yang anda harapkan. Para produsen menggunakan campuran bahan kimia yang memanipulasi otak konsumen untuk membuat mereka berpikir akan merasakan “rasa” yang asli. Penggunaan perasa buatan tentu saja menciptakan rasa yang konsisten, memperkaya rasa serta menghemat biaya produksi.

Dengan demikian, kemasan cemilan seringkali mengandung komposisi “perasa buatan” adalah produk yang patut diwaspadai. Meskipun tidak semua perasa buatan berbahaya, namun ketika perusahaan tidak merinci jenis perasa buatan yang digunakan, maka hal ini sangat mungkin mengandung zat berbahaya.

Beberapa perasa buatan yang akan berpengaruh buruk pada kesehatan diantaranya benzophenone, ethyl acrylate, eugenyl methyl ether, myrcene, pulegone dan pyridine. Ini bisa ditemukan pada komposisi bahan permen, kue, coklat, minuman bersoda, permen karet, es krim dan lain-lain.

Zat aditif ini telah terbukti menyebabkan penurunan produksi sel darah merah, memicu kanker serta efek negatif pada sel sumsum tulang. Oleh sebab itu lebih baik, jika anda mencari produk yang tidak menyertakan kata “rasa” atau “penyedap” pada label kemasan. Misalnya, pilih produk yang mencantumkan “kakao” dalam bahan-bahannya daripada “rasa cokelat”.

High-Fructose Corn Syrup

High-Fructose Corn Syrup (HFCS) atau Sirup Jagung Fruktosa Tinggi adalah salah satu jenis gula yang kurang menyehatkan. Pemanis ini terbuat dari dasar pati jagung yang dimodifikasi secara genetik dan diproses tinggi, hingga menghasilkan fruktosa yang diekstraksi. Ini cukup murah untuk dibuat, sehingga produsen makanan sering menggunakannya dalam produk makanan olahan yang murah. Ini termasuk minuman ringan, makanan ringan, sereal dingin, es krim, permen, kue, dan banyak lagi.

Karena fruktosa adalah gula sederhana, itu bahkan lebih berbahaya bagi tubuh kita daripada glukosa. HFCS dapat meningkatkan kadar gula darah serta  mengacaukan respons insulin tubuh. Ini terkait dengan diabetes, penambahan berat badan, obesitas, dan menyebabkan peradangan. Respon inflamasi ini secara lebih lanjut juga dapat menyebabkan diabetes, penyakit jantung, dan kanker.

Lebih dari apa pun HFCS seringkali disebut pemanis paling buruk untuk kesehatan. Ini hanyalah gula tanpa kalori atau tidak mengandung nutrisi apapun. Oleh sebab itu untuk memenuhi kebutuhan gula, maka sebaiknya tetap memilih produk yang menggunakan gula alami, seperti madu murni, buah segar, atau setidaknya pemanis alami rendah gula seperti stevia.

Pemanis Buatan

Jika HFCS sebelumnya masih tergolong jenis gula murni yang melalui proses panjang, sementara pemanis buatan adalah pemanis yang diperoleh dari berbagai bahan berbahaya. Dikarenakan semua orang tahu bahwa, konsumsi gula berlebihan dapat berbahaya bagi kesehatan sehingga seringkali produsen menuliskan “sugar free” namun menambahkan rasa manis tanpa meningkatkan kandungan gula yang sebenarnya. Ini biasanya termasuk pemanis buatan seperti sakarin, acesulfame potasium dan sucralose.

Sejauh ini FDA dan peneliti masih menggolongkan pemanis buatan bisa dikonsumsi, namun tidak seharusnya dikonsumsi setiap hari. Bahkan bagi beberapa orang, pemanis buatan dengan segera menimbulkan efek samping seperti sakit kepala, masalah pencernaan dan pusing. Sementara dalam jangka panjang pemanis buatan dikaitkan dengan penyakit kronis termasuk kanker, gangguan mental dan memori.

Sodium Benzoate

Sodium benzoate atau natrium benzoat adalah bahan tambahan pangan yang digunakan sebagai pengawet. Ini adalah bahan yang umum ditemukan dalam produk makanan, saus dan minuman olahan. Biasanya makanan yang diawetkan dengan zat asam mengandung bahan ini.  Sayangnya, sodium benzoate telah terbukti menjadi pemicu potensial terkait gangguan hiperaktif pada anak-anak atau Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) di segala usia.

Proses produksi pengawet ini dengan mengkombinasikan vitamin C atau dengan pemanis buatan, hingga menyebabkan zat berubah menjadi benzena. Benzena adalah zat yang memicu kanker dalam jangka panjang. Zat ini bersifat karsinogen yang diketahui juga dapat menyebabkan kerusakan DNA manusia. Namun, bagi orang yang mengonsumsi ini juga mungkin segera mengalami efek samping (terutama bila dikonsumsi berlebihan), seperti muntah, mual, nyeri pada bagian perut, iritasi lambung, asma, dan sesak nafas.

Secara umum, ini adalah bahan tambahan makanan yang sebaiknya dihindari. Sebaliknya pilihlah makanan, saus maupun minuman kemasan yang tidak diawetkan dengan bahan kimia tersebut. Sodium benzoate ini paling sering ditemukan dalam minuman bersoda, sehingga lebih baik jika anda menggantikannya dengan air mineral, jus sehat, teh herbal, atau minuman lain yang merupakan bagian dari diet yang sehat.

Lemak Trans

Lemak trans memang secara alami terkandung dalam daging hewan, terutama daging merah. Namun, ada juga lemak trans buatan yang terbentuk selama proses hidrogenasi. Proses ini merupakan proses hidrogen yang ditambahkan ke minyak nabati, sehingga menghasilkan produk semi padat yang kini dikenal juga sebagai minyak terhidrogenasi parsial.

Kandungan minyak yang terhidrogenasi parsial akan membuat minyak mengeras (mirip dengan shortening) dan membuatnya stabil untuk makanan yang dimaksudkan untuk bertahan lama. Dengan kata lain, proses ini ditujukan untuk mengawetkan produk makanan. Umumnya lemak trans buatan bisa ditemukan dalam makanan ringan olahan, seperti keripik yang sangat gurih, makanan penutup dan kue kering kemasan, popcorn microwave, dan makanan panggang yang tahan lama. Ini biasanya tertulis dalam label kemasan sebagai hydrogenated oil atau partially-hydrogenated oil.

Sejauh ini, beberapa penelitian menunjukkan bahwa lemak trans kemungkinan merupakan penyebab penyakit jantung (termasuk peningkatan risiko serangan jantung) dan peningkatan risiko diabetes. Lebih lanjut, FDA juga mulai memberikan pandangan bahwa bahan ini sebaiknya tidak digunakan.

Namun, tampaknya produsen tidak mau “menyerah” karena mereka seringkali mengubah cara penulisan komposisi dan memasukkannya ke dalam produk tersebut dengan menggunakan istilah yang kurang umum. Dengan demikian, selalu konsumsi makanan yang menggunakan minyak nabati sehat dan komposisinya jelas, seperti minyak zaitun dan minyak alpukat. Selain sebagai minyak alami, minyak nabati juga dapat mengurangi kadar lemak trans di dalam tubuh manusia.

Ekstrak Ragi

Yeast extract atau ekstrak ragi adalah bahan tambahan pangan yang diciptakan melalui proses kimiawi sehingga menghasilkan makanan yang gurih. Ini dikenal juga sebagai ragi otomatis. Ekstrak ragi dibuat dengan mencampur ragi dan gula, hingga memisahkan struktur selnya. Proses ini menyebabkan jenis glutamat alami (asam amino) terbentuk dalam produk, mirip dengan MSG.

Dengan jumlah banyak yang ditambahkan ke dalam makanan maka akan mengubah kandungan natrium makanan secara signifikan. Oleh sebab itu, ekstrak ragi dapat meningkatkan tekanan darah atau hipertensi. Selain itu, jika anda seseorang yang sensitif terhadap MSG maka anda mungkin akan mengalami masalah kesehatan yang sama ketika mengonsumsi ekstrak ragi. Beberapa reaksi alergi orang umumnya akan mengalami ruam kemerahan pada kulit dan terasa perih.

Ekstrak ragi dapat ditemukan dalam saus keju, camilan asin, dan kecap. Selain membuat rasa menjadi lebih gurih, bahan ini juga akan meningkatkan rasa asin lebih banyak dari yang seharusnya. Oleh sebab itu, sebaiknya batasi dengan tegas makanan yang mengandung ekstrak ragi di dalamnya.

Carrageenan

Carrageenan atau karagenan adalah zat tambahan pangan yang mungkin kurang familiar. Hal ini dikarenakan carrageenan lebih sering digunakan dalam produk makanan vegan dan alami. Carrageenan berasal dari lumut Irlandia (sejenis rumput laut merah), yang membuatnya terdengar luar biasa, padahal menyimpan bahaya bagi kesehatan.

Karagenan sering dicampurkan oleh produsen makanan sebagai agen pengental. Terdapat beberapa bentuk karagenan yang tersedia dengan fungsi yang berbeda pula. Karagenan memiliki bentuk food grade yang didapatkan dari ekstraksi rumput laut merah.

Hasil ekstraksi tersebut kemudian diproses menggunakan senyawa alkali tertentu. Namun, terkadang karagenan food grade diproses dengan asam, sehingga akan muncul suatu senyawa produk yang disebut karagenan terdegradasi atau poligeenan. Inilah yang menjadi alasan mengapa karagenan berbahaya.

Poligeenan adalah senyawa yang menyebabkan peradangan. Beberapa penelitian mengaitkan senyawa ini juga dengan kanker. Konon, karagenan dikenal karena sifat peradangannya dan menyebabkan sakit maag dan gangguan pencernaan lainnya. Jadi umumnya banyak yang menganjurkan untuk menghindari karagenan terutama jika anda mengetahui bahwa itu mengandung poligeenan.

Propyl Gallate

Propyl gallate banyak ditambahkan dalam produk berlemak dan berminyak. Produsen makanan yang menginginkan produknya tahan lama dan terhindar dari pembusukan sering menggunakan bahan ini. Propyl gallate terdapat dalam sup ayam instan, permen, produk daging olahan, minyak sayur, dan sereal. Bentuknya berupa bubuk putih dengan rasa sedikit pahit.

Propyl Gallate dapat menyebabkan reaksi alergi berupa serangan asma pada beberapa orang. Misalnya, menyebabkan kulit kering, dermatitis dan sensitivitas berlebihan. Sementara penggunaannya sebagai inhalasi dapat menyebabkan gejala pneumonia. Dalam penelitian lain, diketahui juga bahwa bahan ini dapat menyebabkan iritasi perut dan kulit, kerusakan hati, kerusakan ginjal dan berpotensi meningkatkan peluang terkena kanker. Oleh sebab itu makanan yang mengandung bahan ini sebaiknya dihindari.

Sulfites

Sulfit adalah bahan pengawet kimia yang banyak digunakan dalam produk makanan maupun minuman kemasan, seperti wine dan bir. Pengawet ini ditambahkan ke makanan olahan agar dapat disimpan lebih lama dengan rasa yang tidak berubah. Ini  merupakan jenis garam dari asam sulfat yang seringkali menimbulkan reaksi alergi parah. Dahulu, sulfit digunakan pada buah dan sayur untuk membuatnya terlihat segar, namun karena efek sampingnya tersebut penggunaan sulfit pada buah dan sayuran sudah dilarang.

Orang yang kekurangan sulfit oksidase, yakni enzim yang dibutuhkan untuk proses metabolisme dan mendetoksifikasi sulfit, maka akan lebih berisiko mengalami dampak buruknya. Tanpa enzim itu, sulfit bisa menyebabkan gangguan kesehatan seperti sakit kepala, kulit gatal, bengkak, sakit perut dan diare. Penderita asma yang juga mengonsumsi bahan ini cenderung akan memperparah iritasi saluran pernapasan. Oleh sebab itu, selalu gunakan produk yang komposisinya jelas dan tidak mengandung sulfit.

Butylated Hydrozyttoluene (BHT) Dan Hydroxyanisole Butylated (BHA)

BHA (butylated hydroxyanisole) dan BHT (butylated hydroxytoluene) adalah bahan yang menyerupai vitamin E dan banyak digunakan untuk industri makanan sebagai pengawet. Dua bahan ini difungsikan sebagai pencegah minyak dan lemak, yang biasanya membuat makanan menjadi teroksidasi dan tengik. Oksidasi akan terjadi ketika kemasan dibuka dalam waktu lama sehingga akan membuat makanan beraroma tengik, mengubah warna dan bau makanan. Tentu saja ini akan mengurangi beberapa nutrisi produk makanan.

Makanan yang mengandung BHA dan BHT seringkali menuliskannya pada label kemasan. Ini termasuk sereal, kentang olahan, permen karet, makanan cepat saji, dan mentega. Meskipun tampaknya penggunaan BHA dan BHT dianggap normal, namun dua bahan ini memiliki efek samping bagi kesehatan.

BHT dan BHA dapat meningkatkan pertumbuhan tumor serta mengganggu proses pembekuan darah. Bahkan ini juga dikaitkan dengan peningkatkan risiko pengembangan kanker, pembesaran hati, dan menghambat pertumbuhan sel. Oleh sebab itu, tak heran jika dua bahan ini dilarang digunakan di Australia, Kanada, Selandia Baru, Jepang, dan di seluruh Eropa.

Kalium Bromat

Kalium bromat atau potassium bromate adalah bahan tambahan pangan yang sering digunakan dalam produk roti. Ini dapat ditemukan di roti, tepung, adonan pizza, kue, serta hampir semua hal produk yang mengandung tepung. Bahan ini dimanfaatkan sebagai agen bleaching yang membuat roti menjadi lebih putih dan bersih.

Selain itu, kalium bromat juga dapat mempercepat proses pengerasan adonan sehingga akan mengurangi waktu membuat roti secara signifikan. Inilah yang digunakan perusahaan untuk menghemat ongkos produksi. Akan tetapi dari segi kesehatan, kalium bromat telah lama dikaitkan dengan kanker ginjal dan penyakit tiroid.

Penelitian lain juga menjelaskan bahwa kalium bromat dapat mengiritasi paru-paru. Konsumsi makanan yang mengandung zat ini secara berulang dapat menyebabkan bronkitis yang ditandai dengan batuk, adanya dahak, serta sesak napas. Bahkan dalam jangka panjang anda bisa merasakan gangguan sistem saraf pusat yang membuat anda sakit kepala, sulit mengendalikan emosi, gangguan berpikir hingga perubahan pada kepribadian. Saat ini potassium bromate sudah dilarang digunakan di Brazil, Uni Eropa, Peru, Korea Selatan, dan China.

Nah, itulah 17 bahan tambahan pangan yang berbahaya bagi kesehatan. Penting untuk mengetahui semua bahan di atas agar anda dapat meminimalisir efek samping dan penggunaannya. Selalu konsumsi makanan yang higienis, kompisisinya jelas serta bersifat organik.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *