17 Bahan Pengawet Alami, Bikin Makanan Tahan Lama

Daftar Isi

Dalam kehidupan ini, metode pengawetan akan selalu dibutuhkan kapan pun dan di mana pun. Hal itu tentunya akan menjaga makanan lebih tahan lama. Sebelum adanya teknologi modern, orang-orang terdahulu banyak mengandalkan apa pun di sekitarnya untuk mengawetkan makanan. Di bawah ini adalah bahan pengawet alami untuk makanan.

Garam

Garam merupakan bahan dapur yang telah digunakan sebagai bahan pengawet alami selama ribuan tahun, bahkan sebelum manusia menemukan pendingin. Ini digunakan untuk mengawetkan daging, makanan laut, dan sayuran. Sebelum adanya teknologi modern seperti saat ini, garam akan digunakan untuk mengawetkan makanan terutama pada saat musim dingin atau kekeringan, dan ketika makanan langka. Pengawetan dengan garam bekerja dengan menarik kelembapan dari makanan yang diawetkan. Hal ini dikarenakan kelembapan menjadi tempat berkembang biak bagi bakteri, dan garam berfungsi untuk menghambat pertumbuhan bakteri.

Garam dapat mengawetkan apa pun, mulai dari daging, hidangan pasta, sup, dressing, saus, olesan, dan hidangan sayuran apa pun. Sebagai contoh, untuk mengawetkan daging atau ikan dengan garam, seluruh permukaan daging harus ditutupi dengan garam setebal satu inci. Dalam hal ini, diperlukan garam dengan ketebalan yang rata untuk mencegah bakteri masuk.

Beberapa jenis garam yang dapat digunakan untuk mengawetkan daging atau ikan adalah garam laut, garam kosher, atau garam himalaya. Garam meja tidak akan berfungsi untuk mengawetkan. Daging atau ikan yang diawetkan dengan garam diletakkan di tempat yang sejuk dan kering hingga siap untuk dimakan. Tergantung pada iklim, daging dan ikan yang diawetkan dengan garam dan diletakkan di tempat yang sejuk dan gelap dapat bertahan hingga satu tahun.

Bawang Putih

Selain garam, bawang putih juga merupakan bahan makanan yang bisa jadi bahan pengawet alami lainnya. Bawang putih mengandung bahan aktif yang disebut allicin, yang diketahui memiliki sifat anti-virus dan antimikroba yang membantu melawan bakteri, baik dalam tubuh maupun makanan Anda. Dengan kata lain, bawang putih tak hanya berguna untuk mengawetkan bahan makanan saja, tetapi juga baik untuk kesehatan.

Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh para peneliti di University of Eastern Africa, Baraton, bawang putih ditemukan menjadikan labu yang dipanen memiliki masa simpan yang lebih lama dibandingkan rempah-rempah lainnya. Hal ini dikarenakan bawang putih mengandung jumlah allicin yang tinggi. Bawang putih memungkinkan labu disimpan selama lima hari, sedangkan rempah-rempah lainnya menyebabkan pembusukan pada hari kedua. Anda bisa menggunakan bawang putih untuk mengawetkan banyak hidangan, termasuk sup atau saus.

Lada Hitam

Kebanyakan dari bahan pengawet makanan mengandung bahan kimia dan aditif, yang kemungkinan akan menimbulkan efek jangka panjang jika dikonsumsi secara terus menerus. Dalam hal ini, terdapat bahan pengawet alami yang bisa jadi pengawet makanan, yaitu lada hitam. Kemampuan lada hitam dalam masakan sudah tidak diragukan lagi, ia berpotensi sebagai penguat sekaligus penyedap rasa pada masakan.

Lada hitam menjadi bahan pengawet alami karena ia memiliki sifat antimikroba, antijamur, dan prebiotik, yang merupakan kandungan yang dibutuhkan untuk mengawetkan makanan. Sejumlah hidangan yang dapat diawetkan dengan lada hitam termasuk selai, acar, dan manisan. Untuk mengawetkan acar misalnya, dibutuhkan lada hitam utuh, sedangkan selai harus menggunakan lada hitam bubuk.

Dengan adanya sifat yang dibutuhkan sebagai bahan pengawet, lada hitam berpotensi dalam memperpanjang masa simpan makanan, yaitu hingga satu bulan setelah segel dibuka. Sementara lada hitam akan membantu pengawetan, itu juga akan menambah banyak manfaat kesehatan pada makanan yang diawetkan. Sehingga, Anda tak hanya mendapatkan manfaat lada hitam sebagai bahan pengawet saja, tetapi juga memberikan manfaat kesehatan pada makanan – yang tentunya berdampak baik bagi tubuh.

Jintan

Selama beberapa dekade, jintan dikenal sebagai bahan pengawet alami untuk makanan. Jintan merupakan bumbu masakan dari bagian keluarga peterseli, dengan bentuk biji kecil yang sudah ada sejak zaman kuno. Sama seperti garam, jintan telah digunakan selama puluhan tahun sebagai bahan pengawet makanan yang efektif.

Potensinya sebagai bahan pengawet alami ini ialah karena adanya komponen anti-inflamasi dan antioksidan yang membantu pengawetan makanan. Selain itu, kemampuan jintan juga telah dibuktikan oleh sejumlah penelitian yang hasilnya menunjukkan bahwa minyak atsiri yang terdapat pada biji jintan berkhasiat dalam memperpanjang masa simpan, dengan melawan kontaminasi jamur dan aflatoksin. Menariknya, jintan juga merupakan bahan yang menonjol dalam proses mumifikasi oleh orang Mesir kuno.

Kunyit

Bahan makanan yang bisa jadi bahan pengawet alami lainnya adalah bumbu yang banyak digunakan dalam sebagian besar masakan Asia, yaitu kunyit. Bumbu masakan yang identik dengan warna kuning cerah ini tak hanya digunakan sebagai pewarna alami dan penyedap rasa masakan, tetapi juga berkhasiat sebagai bahan pengawet. Sebagai salah satu bahan pengawet, kunyit termasuk bumbu dapur kuno yang paling banyak digunakan.

Pigmen kuning yang berasal dari senyawa aktif kunyit yaitu curcumin terbukti mereduksi penumpukan bakteri. Cara sederhana untuk menyimpan bahan makanan dari bakteri ataupun serangga adalah mencampurnya dengan bubuk kunyit secukupnya sebelum disimpan dalam wadah. Cara tersebut akan memperpanjang masa simpan selama enam hingga delapan bulan. Selain itu, mengonsumsi makanan yang disimpan dalam bubuk kunyit juga aman dan sehat.

Kayu Manis

Kayu manis merupakan bumbu dapur yang diambil dari bagian dalam batang yang kering, dengan aroma yang kuat, dan rasa manis dan pedas. Dengan nama ilmiah Cinnamomum, kayu manis paling banyak digunakan dalam berbagai hidangan manis, tetapi tak menutup kemungkinan juga untuk membumbui hidangan gurih. Selain sebagai bumbu masakan, kayu manis juga dapat menjadi bahan pengawet alami karena memiliki sifat antijamur.

Kayu manis juga merupakan bahan pembuatan roti, sementara ekstrak kayu manis atau bubuk banyak digunakan untuk memanggang roti, kue, dan roti gulung. Dengan demikian, kayu manis memberikan dua manfaat sekaligus, yaitu sebagai bumbu dan sebagai bahan pengawet yang memperpanjang umur simpan secara alami dan menjaga kebaikan rasa dan nutrisi.

Jahe

Jahe adalah tanaman yang dikenal akan khasiatnya yang beragam, mulai dari meredakan sakit perut, mencegah flu, hingga merangsang produksi air liur. Lebih dari itu, potensi jahe dalam kehidupan manusia sangat tak terbatas. Jahe memiliki sifat antimikroba dan antikarsinogenik yang dapat digunakan untuk mengawetkan makanan. Jahe yang dihancurkan dengan jus dan ampasnya adalah bahan tambahan yang lezat yang akan membantu makanan yang diawetkan bertahan lebih lama.

Lebih lanjut, karena potensinya yang dikenal itu, banyak teknologi modern menggunakan ekstraksi bahan aktif dari jahe untuk membantu sebagai pengawet makanan secara komersial. Bagi orang-orang di rumah yang ingin menggunakan jahe sebagai bahan pengawet alami pada makanan, tambahkan ke dalam selai atau acar untuk menambah waktu pengawetan beberapa bulan.

Cengkeh

Cengkeh atau cengkih merupakan salah satu bumbu dapur yang berasal dari Indonesia dan telah digunakan selama bertahun-tahun dalam masakan India dan Cina sebagai bahan pengawet alami. Cengkeh tak sembarang dijadikan bahan pengawet. Bumbu dapur ini kaya akan senyawa fenolik, yang memiliki sifat antioksidan, sehingga membantu mencegah pembusukan makanan dengan mengendalikan pertumbuhan jamur dan bakteri.

Tidak hanya cengkih terbaik dalam pengawetan makanan, tetapi juga bagus untuk kesehatan. Minyak cengkeh memiliki sifat antimikroba dan antioksidan yang berpotensi untuk mengawetkan produk susu fermentasi, sehingga dapat meningkatkan umur simpan produk tanpa kehilangan kualitas dan manfaat kesehatan bagi konsumen.

Kapulaga

Kapulaga bukan hanya penyedap rasa alami bagi sejumlah hidangan, tetapi juga alternatif terbaik untuk pengawet sintetis. Banyak digunakan sebagai bumbu dapur, kapulaga kaya akan beberapa senyawa bioaktif, antioksidan, dan sifat antimikroba, yang secara alami memperpanjang umur simpan makanan. Ini merupakan salah satu bahan pengawet alami yang terbaik, terbaik yang digunakan dalam mengawetkan daging olahan untuk menggantikan pengawet kimia.

Sage

Sage adalah herba aromatik yang aroma dan rasanya cenderung mudah dikenali karena mengingatkan dengan aroma dan rasa pinus serta jeruk. Sage termasuk herba serbaguna yang dapat membumbui segala jenis hidangan, mulai dari seafood, daging, hingga sayuran. Selain bermanfaat sebagai bumbu masakan, sage juga merupakan herba yang dapat mengawetkan makanan.

Hal ini dikarenakan sage mengandung minyak atsiri yang umum ditemukan dalam barang kemasan, yang berguna untuk mengawetkan makanan. Namun, minyaknya sangat encer, karena minyak esensial sage pekat tidak dianggap aman untuk dikonsumsi. Meski demikian, sage efektif dalam mengawetkan hidangan terutama untuk daging.

Saat daging sedang dalam proses pengeringan, sage akan ditambahkan untuk menutupi rasa yang funky dari proses pengeringan. Sage mengandung sifat antimikroba dan antibakteri yang membuatnya bekerja dengan baik sebagai pengawet. Jika menggunakan sage sebagai salah satu bahan pengawet alami, herba aromatik ini akan membantu mengawetkan daging hingga 1 tahun.

Rosemary

Bahan makanan yang bisa jadi pengawet berikutnya adalah rosemary. Ini merupakan tanaman penghasil rempah yang berasal dari wilayah Mediterania. Dalam menggunakannya sebagai bahan pengawet alami, ekstrak rosemary lah yang digunakan. Di Inggris, ekstrak rosemary adalah salah satu pengawet makanan yang paling umum digunakan.

Tanaman ini mengandung banyak polifenol yang kaya akan antioksidan, serta mengandung asam carnosic dan asam rosmarinic, yang membantu menunda oksidasi lemak dan menghentikan penyebaran mikroorganisme. Dengan kandungannya tersebut, ekstrak rosemary juga umum digunakan sebagai bahan pengawet alternatif untuk bahan kimia. Ekstrak rosemary bekerja dengan baik untuk mengawetkan sosis atau saus salad kalengan. Dengan memanfaatkan ekstrak rosemary, bahan makanan – terutama makanan kaleng akan memiliki umur simpan hingga 6 bulan.

Cabai Rawit

Selain dikenal sebagai bumbu yang memberikan rasa pedas pada suatu hidangan, cabai rawit atau bahan pedas lainnya seperti saus pedas dapat menjadi bahan pengawet alami makanan terbaik. Umumnya, saus pedas mengandung beberapa persentase cuka di dalamnya. Sehingga, akan membantu melawan bakteri yang menyerang makanan dan membuatnya tetap segar dan tahan lama. Sedikit tambahan cabai rawit pada dessert atau smoothie juga akan memperpanjang masa simpannya, dan tentunya memberikan sedikit sentuhan pedas yang khas.

Biji Sesawi

Biji sesawi atau moster merupakan tumbuhan yang telah dibudidayakan selama ribuan tahun untuk dimanfaatkan bijinya untuk selanjutnya digunakan sebagai bahan baku rempah-rempah moster. Biji sesawi ini juga dapat digunakan sebagai bahan pengawet alami untuk makanan. Hal ini disebabkan karena ketika biji sesawi ditambahkan ke dalam hidangan, mereka akan menangkal bakteri beracun yang bisa merusak makanan.

Meski ini sebelumnya dianggap sebagai objek limbah yang bernilai rendah dan langsung dibuang, namun seiring dengan penelitian yang terus dilakukan, para peneliti mengusulkan bahwa menggunakan limbah ini sebagai pengawet makanan akan bermanfaat. Efek antibakteri pada pengawetan makanan ditemukan bermanfaat, dan biji sesawi ditemukan membantu mengawetkan makanan.

Lemon

Lemon adalah sumber alami asam sitrat sehingga berpotensi sebagai bahan pengawet alami makanan yang sangat baik. Bagian utama yang membuat lemon memiliki kemampuan dalam mengawetkan makanan adalah bagian kulit dan daging. Untuk mendapatkan khasiatnya, peras lemon di atas hidangan atau pada makanan tepat setelah dimasak.

Cuka

Cuka merupakan bahan makanan fermentasi yang terbuat dari fermentasi larutan gula dan air. Larutan asam ini merupakan bahan pengawet alami yang efektif. Cuka mengandung asam asetat yang dapat membunuh mikroba dan menghambat pembusukan makanan. Menambahkan cuka biasa ke dalam makanan Anda tidak hanya dapat mengawetkan makanan tetapi juga membantu meningkatkan rasanya.

Gula

Memiliki butiran halus yang sekilas tampak seperti garam, gula merupakan pemanis yang sekaligus berfungsi sebagai bahan pengawet alami yang membantu makanan menghilangkan air dan mikroorganisme. Cara kerja gula sebagai bahan pengawet sama dengan garam yaitu dengan osmosis atau dehidrasi.

Gula akan menyerap air dari mikroba yang dapat menyebabkan pertumbuhan bakteri serta membunuhnya, dan selanjutnya menjaga makanan tetap terjaga dengan baik untuk waktu yang lebih lama. Proses pembuatan jeli dan selai juga melibatkan cara yang serupa dengan menggunakan gula. Sehingga, tak heran jika jeli atau selai akan tetap awet pada suhu ruang untuk waktu yang lama.

Selain itu, menambahkan gula pada buah adalah cara yang tepat untuk mengawetkan produk, seperti buah, bawang, dan daging seperti bakon, serta membantu mengubahnya menjadi sesuatu yang lezat dan akan bertahan bertahun-tahun di dalam toples tertutup. Sama seperti bagaimana madu alami mengawetkan makanan saat terendam, gula akan mengawetkan dengan cara yang sama.

Madu

Bahan makanan yang bisa jadi bahan pengawet alami yang terakhir ialah madu. Ini merupakan substansi gula yang lebih sehat, yang berasal dari lebah madu dan serangga lain. Madu telah lama digunakan selama bertahun-tahun, dan masih dimakan dan dimanfaatkan yang salah satunya sebagai bahan pengawet dengan sempurna hingga saat ini.

Orang Mesir kuno juga kerap menggunakan madu untuk mengawetkan royalti karena kualitas pengawetannya. Saat ini, madu dapat digunakan untuk mengawetkan hampir semua jenis bahan makanan. Substansi gula ini juga dapat mengawetkan benih yang akan membuat benih taman bertahan selama musim dingin. Selain itu, produk hewani seperti telur atau potongan daging juga bisa awet jika terendam seluruhnya dalam madu.

Keunggulan dari madu ialah tidak rusak, sehingga apa pun yang terendam di dalamnya akan bertahan bertahun-tahun. Dalam hal ini, memilih jenis madu yang tepat adalah hal terpenting. Untuk megawetkan makanan, harus menggunakan madu alami tanpa bahan tambahan apa pun dan akan menjadi jenis terbaik untuk pengawetan. Makanan yang disimpan dengan madu buatan akan membusuk dalam beberapa hari, dibandingkan dengan madu alami, yang memiliki masa simpan yang sangat lama.

Hakikatnya, terdapat banyak bahan makanan yang bisa jadi pengawet alami dan beberapa di antara bahan makanan tersebut juga memberikan manfaat lainnya. Bahan makanan dan teknik penyimpanan yang digunakan sebagai pengawet pun mempengaruhi berapa lama makanan dapat bertahan, baik itu hitungan minggu, atau bulan. Namun, karena beberapa di antaranya memiliki profil rasa yang berbeda, maka mungkin saja dapat mengubah rasa makanan yang diawetkan.

Terlepas dari kontradiksi apa pun, bahan makanan di atas adalah pilihan terbaik daripada menggunakan bahan pengawet yang mengandung kimia atau aditif yang mungkin akan menimbulkan dampak terhadap kesehatan dalam jangka waktu tertentu. Bahan makanan di atas bisa Anda dapatkan dengan mudah di Cairo Food. Simak artikel menarik lainnya mengenai cara pengawetan daging melalui link berikut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *