Hidangan seafood atau makanan laut menjadi kegemaran banyak orang. Selain rasanya yang lezat, hidangan seafood juga memberikan manfaat kesehatan. Terlebih lagi, seafood atau makanan laut bisa diolah menjadi apa pun, baik itu ke dalam hidangan kari ikan, gulai ikan, atau makanan lainnya. Namun, tak jarang seafood juga dikonsumsi dalam keadaan mentah. Apa saja hidangan seafood mentah? Baca selengkapnya di bawah ini.
Ceviche (Peru)
Peru memiliki hidangan seafood populer yang terbuat dari ikan segar, yaitu ceviche. Pembuatan hidangan ini dengan cara mengawetkan ikan segar dalam jus jeruk atau lemon, bersamaan dengan rempah khas yaitu Capsicum baccatum atau cabai. Beberapa rempah lainnya seperti bawang merah, garam, dan ketumbar digunakan untuk meningkatkan rasa.
Mengonsumsi ceviche akan lebih lengkap dengan adanya alpukat atau pisang raja, jagung, salad, dan ubi jalar. Umumnya, ceviche yang baru disiapkan harus segera dikonsumsi untuk mengurangi risiko keracunan makanan. Hal ini disebabkan oleh ceviche dijadikan menu ikan mentah yang tidak melalui proses memasak.
Saat ini, ceviche begitu populer khususnya di kawasan pesisir Amerika Latin. Ini juga meraih popularitas yang lebih tinggi, bahkan hingga menjangkau seluruh Amerika. Hidangan seafood mentah ini banyak ditemukan di Ekuador, Kolombia, dan Peru, tetapi ceviche juga disiapkan dengan gaya unik, yang bisa ditemukan di Amerika Serikat, Belize, El Salvador, Guatemala, Karibia, Meksiko, Panama, pesisir Honduras, dan banyak negara lainnya.
Crudo (Italia)
Daftar hidangan seafood mentah lainnya adalah Crudo, yang berasal dari Italia. Dalam Bahasa Italia, crudo berarti “mentah”, dan dalam bahasa Spanyol, crudo mengacu pada segala jenis hidangan yang terbuat dari bahan mentah dan diolah, termasuk ikan, makanan laut, daging, dan bahkan sayuran.
Hidangan seafood khas Italia ini menggunakan banyak spesies ikan, tetapi secara tradisional menggunakan ikan salmon atau tuna, dan makanan laut seperti kerang. Selain itu, jenis ikan dan makanan laut lainnya yang bisa digunakan termasuk ikan cod, udang, dan gurita. Bahan makanan yang digunakan dilapisi dengan campuran minyak zaitun, cuka, jeruk, dan bumbu lainnya.
Bagian penting dalam membuat crudo adalah jenis minyak yang digunakan untuk melapisinya. Sebagian besar koki memiliki berbagai jenis minyak zaitun extra-virgin berkualitas tinggi, sementara yang lainnya juga mencampurkannya dengan minyak almond atau truffle. Pada hidangan ini, minyak sayur biasa tidak bisa memberikan rasa yang cukup pada hasil akhir, tetapi secara tradisional, crudo dibuat dengan menggunakan sedikit minyak berkualitas tinggi dengan sedikit herba segar dan jeruk untuk menghasilkan unsur pahit, manis, dan asam.
Gohu Ikan (Indonesia)
Gohu ikan biasa disebut juga dengan sashimi ala Ternate. Ini adalah hidangan seafood mentah dari Indonesia yang terkenal, di mana beberapa jenis ikan tertentu disajikan dengan saus khas di atasnya. Makanan ini umumnya menggunakan ikan tuna (yellowfin tuna atau thunnus albacares), tetapi ikan tersebut bisa digantikan dengan ikan cakalang (skipjack) sebagai alternatif.
Dalam pembuatannya, jenis ikan yang digunakan akan dipotong berbentuk dadu. Sementara untuk menghilangkan bau amis, penggunaan jeruk cui digunakan untuk melumuri daging ikan. Tumisan bawang bawang merah, cabai rawit, dan kenari juga menyertai hidangan sashimi ala Ternate ini guna memberikan cita rasa yang lezat. Cara penyajian ikan gohu adalah dengan menambahkan daun balakama (kemangi) segar, atau beberapa restoran juga menuangkan minyak goreng panas ke atas daging ikan. Di Maluku, gohu ikan bisa menjadi makanan pendamping nasi putih atau bubur sagu.
Gohu ikan memiliki cita rasa yang lezat dan khas meskipun berbahan utama ikan mentah. Ini juga tidak memiliki aroma dan rasa yang amis berkat penggunaan perasan jeruk. Daging ikan yang awalnya kemerahan juga berubah menjadi warna putih karena efek dari perasan air jeruk yang digunakan. Pada dasarnya, gohu ikan adalah hidangan yang lezat dengan perpaduan rasa asam, segar, gurih, dan sedikit manis, yang berpadu sempurna dengan tekstur daging ikan yang kenyal.
Dekke Naniura (Indonesia)
Selain gohu ikan, Indonesia juga memiliki hidangan seafood mentah lainnya, yaitu dekke naniura, yang merupakan kuliner Khas Tanah Batak (Toba dan sekitarnya). Nama dekke naniura merupakan kata dari bahasa Batak, yang artinya ikan yang tidak dimasak melalui api. Ini juga disebut Dengke Mas na Niura dalam bahasa Batak.
Dekke naniura adalah hidangan mentah, yang berbahan dasar ikan. Biasanya, ikan yang digunakan adalah ikan mas, namun jenis ikan lainnya seperti ikan nila, ikan mujair dan beberapa jenis ikan lainnya bisa digunakan. Pengolahan dekke naniura adalah dengan cara memfermentasi ikan yang digunakan, di mana daging ikan diberi asam atau air buah Unte Jungga, termasuk jeruk nipis, dan juga rempah-rempah. Ikan tersebut dibiarkan selama sekitar 3 hingga 5 jam sebelum siap disajikan. Rempah-rempah yang digunakan termasuk rempah khas Batak, yaitu andaliman, dan batang serai yang telah digeprek atau dimemarkan.
Hidangan ikan mentah ini berupa ikan utuh, yang masih terdapat kepala dan ekornya. Untuk proses pemotongannya, dilakukan dengan cara membelah bagian tenga tanpa terputus. Ini memungkinkan ikan harus diletakkan melebar di atas piring lebar saat disajikan, dan dengan bentuk daging ikan yang sangat menarik.
Dekke naniura memiliki cita rasa ikan yang segar tanpa bau amis. Bumbu dan rempah khas yang digunakan – khususnya andaliman, membuat hidangan ini menjadi lebih lezat. Dekke naniura mulanya hanya dihidangkan untuk para raja dan terdapat pada momen tertentu. Namun seiring waktu, dekke naniura bisa dinikmati sebagai menu lauk yang lezat di rumah, dan juga banyak ditemukan di rumah makan Khas Batak.
Hinava (Malaysia)
Hinava adalah hidangan tradisional Malaysia, khususnya masyarakat Kadazan-Dusun di negara bagian Sabah. Hinava terbuat dari ikan mentah, yang dicampur dengan perasan jeruk nipis, cabai rawit, irisan bawang merah, serta parutan jahe. Variasi hinava cukup beragam, misalnya Hinava tongii yang terdapat di Kadazan, dan Hinava Ginapan.
Hinava ginapan adalah makanan khas yang terbuat dari ikan segar, terutama irisan ikan tenggiri mentah yang digunakan dalam masakan lokal. Ikan pada hidangan ini dicampur dengan parutan buah bambangan (mangga liar), lemon, garam, dan rempah-rempah seperti bawang merah, cabai merah, dan jahe. Sementara versi lokalnya bisa dibuat hanya dengan merendam ikan dalam air jeruk lemon atau air jeruk nipis. Hidangan khas ini biasanya disajikan pada acara-acara khusus seperti acara Tadau Kaamatan, upacara semangat menanam padi, atau acara lain seperti pernikahan.
Sashimi (Jepang)
Hidangan seafood yang paling populer adalah sashimi, yang merupakan makanan laut mentah khas Jepang. Sashimi atau sasyimi merupakan masakan khas Jepang, yang menggunakan makanan laut segar sebagai bahan utamanya, dan dikonsumsi dalam keadaan mentah. Kata sashimi juga mengacu pada menikmati sesuatu dalam keadaan mentah.
Dalam hal ini, sashimi bisa dibuat menggunakan ikan, kerrang, udang karang, daging Kuda (Basashi), daging ayam (Torisashi), hati ayam atau hati sapi, sampai pada potongan Konnyaku dan kembang tahu yang disebut Yuba, namun yang paling umum adalah ikan dan makanan laut. Sashimi dihidangkan dalam irisan kecil dan tipis yang mudah dimakan. Di sisi lain, jika menggunakan udang, yang digunakan adalah udang berukuran kecil tanpa kulit dan kepala.
Tergantung pada bahan utamanya, sashimi bisa diiris ke dalam bentuk yang bervariasi, yang meliputi irisan datar, tipis, kubus, persegi panjang, dan irisan diagonal. Untuk membuat sashimi dengan irisan yang halus, seragam, dan juga lebih menarik, pisau yang tajam dan keterampilan seorang koki diperlukan.
Meski hakikatnya ini adalah hidangan mentah, beberapa bahan makanan juga bisa dimasak sebentar, baik itu dikukus, direbus, ataupun dibakar. Hal ini bertujuan untuk mempertahankan rasa dan tekstur, dan yang paling penting adalah meminimalisir risiko keracunan makanan. Sashimi dapat disajikan sendiri, atau dengan bir, sebagai camilan atau sebagai bagian dari makanan ringan, atau sebagai hidangan pembuka di awal hidangan multi-menu.
Saat dikonsumsi, sashimi akan dinikmati dengan penyedap seperti kecap asin, wasabi, atau parutan jahe. Ini juga disajikan dengan menyertakan makanan lainnya seperti lobak yang dipotong panjang-panjang dengan ukuran sangat halus, daun berwarna hijau yang disebut Oba (Aojizo), atau rumput laut seperti Wakame dan Tosakanori.
Hidangan populer asal Jepang ini sering disamakan dengan sushi, padahal keduanya adalah hidangan yang berbeda. Sushi adalah makanan Jepang yang terbuat dari nasi yang dibumbui, dan dibentuk menjadi gundukan, bersama dengan bahan makanan lainnya, baik itu diletakkan di atasnya maupun sebagai isian.
Gravlax (Nordik)
Gravlax adalah hidangan seafood mentah khas Nordik berupa salmon yang diawetkan dengan campuran garam dan gula, serta dengan adas manis atau ranting cemara yang diletakkan di atasnya. Gravlax merupakan gabungan dua kata yang diambil dari bahasa Swedia, grav berarti “dikubur”, sedangkan lax berarti “salmon”. Ini mengacu pada pembuatan gravlax secara tradisional, di mana para nelayan menaburi garam, gula dan adas manis pada salmon, dan kemudian dikubur di atas garis air pasang.
Metode tradisional tersebut membuat salmon terfermentasi, dengan rasanya yang sangat pedas dan beraroma kuat.
Saat ini, gravlax dibuat dengan cara yang lebih modern tanpa melakukan proses fermentasi, sebagai gantinya, ikan salmon diawetkan dengan suhu dingin di lemari pendingin. Cara tersebut secara alami mempengaruhi rasa dan bau hidangan ini, dan para konsumen juga lebih memilih versi modern dalam pengolahan gravlax.
Hidangan seafood mentah ini umumnya diiris tipis dan disajikan sebagai hidangan pembuka. Ini juga disantap dengan hovmästarsås atau secara harfiah berarti ‘saus maitre d’hôtel’. Hovmästarsås dikenal dengan sebutan lainnya di berbagai negara, misalnya di Norwegia, yang disebut dengan sennepssaus, yang artinya saus mustard, sementara di Denmark, hovmästarsås disebut dengan rævesovs, yang artinya saus rubah. Selain hovmästarsås, penyajian gravlax adalah dengan saus dill dan mustard, atau disajikan dengan sandwich, roti, atau kentang rebus.
Pada dasarnya, gravlax adalah hidangan mentah khas Nordik yang populer terutama di Islandia, dan juga ditemukan di di Swedia, Norwegia, dan Finlandia. Hidangan ini memiliki resep yang telah berkembang pesat selama berabad-abad, mulai dari ikan yang difermentasi dan menghasilkan rasa yang sangat pedas, hingga versi modern yang diawetkan dengan cara yang lebih modern pula.
Hoe (Korea)
Hoe mengacu pada hidangan tradisional Korea berupa seafood mentah, yang dikonsumsi dengan memotong ikan atau daging mentah. Hoe tak hanya berupa ikan, tetapi juga termasuk makanan laut seperti udang, cumi, daging mentah, hewan darat, dan bahkan bahan nabati. Namun, yang paling terkenal adalah berbahan dasar ikan, yang disebut dengan saengseon hoe.
Hoe muncul dan menjadi hidangan tertua dalam Sejarah Korea, dan banyak digemari sejak Tiga Kerajaan Korea (57 SM – 668 M). Awalnya, hoe tercipta pada awal era Paleolitikum, di mana api tidak tersedia, sehingga terciptalah hidangan ini. Hoe biasanya dinikmati dengan saus cocol, yaitu chogochujang yang dibuat dari gochujang dan cuka. Cara menikmati hoe adalah dengan mencocol hidangan mentah ke dalam saus chogochujang atau ssamjang, dan dibungkus menggunakan daun perila atau daun selada. Selain itu, dangmyeon juga kerap disajikan dengan hoe, yang diletakkan di atas piring agar tampilannya lebih menarik.
Lakerda (Turki)
Lakerda mengacu pada hidangan acar bonito khas Turki, yang terbuat dari bonito berumur satu tahun yang bermigrasi melalui Bosphorus sangat berharga. Nama lakerda diketahui berasal dari bahasa Yunani Bizantium, yaitu lakerta, yang berarti mackerel. Dalam bahasa Latin, ini disebut dengan lacerta, yang artinya mackerel atau horse mackerel. Ini mengacu pada bahan utamanya, yaitu bonito, yang merupakan ikan yang mirip dengan makarel.
Hidangan khas ini disiapkan dengan memisahkan tulangnya, dan merendam daging dalam air garam, kemudian diasinkan dan ditimbang selama sekitar seminggu. Setelah itu, lakerda bisa langsung disantap, atau disimpan dalam minyak zaitun. Lebih lanjut, meski berbahan utama bonito, namun ikan makarel besar atau tuna kecil juga bisa digunakan sebagai pengganti.
Ini adalah hidangan acar bonito yang dikonsumsi sebagai mezze di Balkan dan Timur Tengah. Di Yunani, lakerda juga disajikan sebagai mezze, dengan tambahan irisan bawang bombay. Di sisi lain, Turki menyajikan lakerda sebagai mezze namun dengan tambahan yang lebih variative, yaitu dengan irisan bawang merah, lada hitam, dan minyak zaitun. Lakerda juga bisa dinikmati dengan rakı.
Poke (Hawaii)
Hidangan seafood mentah lainnya adalah poke, yang merupakan makanan pokok khas Hawaii. Poke juga merupakan mengiris” atau “potongan melintang menjadi beberapa bagian” dalam bahasa Hawaii. Ini juga disebut dengan poke bowl, di mana ikan mentah dipotong menjadi potongan dadu. Secara tradisional, hidangan ini menggunakan ikan tanpa tulang yang telah dikupas dan dikuliti.
Ikan yang digunakan adalah haku (cakalang) yang dipotong dadu, yang dibumbui dengan pengaruh bumbu dari masakan Jepang dan Asia pada poke tradisional versi Hawaii modern. Bumbunya termasuk kecap, caba kering atau segar yang dicincang, furikake (campuran ikan kering, biji wijen, dan rumput laut kering), telur ikan, dan wasabi. Sementara di Amerika Utara, bumbunya menggunakan banyak macam, termasuk mayones sebagai saus, saus ponzu, saus teriyaki, kecap, dan saus sriracha.
Lebih lanjut, meski poke berbahan dasar ikan, tetapi gurita (he’e) juga bisa digunakan. Versi poke he’e juga disebut dengan tako poke dalam bahasa Jepang, khususnya pada tempat di mana bahasa Hawaii tidak digunakan. versi lainnya adalah poke ahi, yang terbuat dari madidihang. Selain itu, salmon mentah dan kerang-kerangan juga bisa digunakan sebagai bahan utama dengan menggunakan bumbu poke dasar dan disajikan mentah.
Poke terdiri dari ikan mentah, bawang maui, daun bawang, inamona atau kemiri panggang, dihancurkan dan diasinkan, dan minyak wijen. Hidangan asal Hawaii ini juga bisa disajikan dengan acar jalapeño, alpukat, bawang renyah, daun bawang, daun ketumbar, edamame, jamur, nanas, mentimus, dan lainnya terutama dalam variasi Amerika Utara.
Setiap hidangan seafood mentah memiliki kelezatannya sendiri dengan bahan utama dan bumbu yang berbeda pula. Namun, saat mengonsumsi makanan mentah, pastikan untuk diolah dengan benar agar tidak menimbulkan risiko keracunan makanan. Anda bisa membuat hidangan seafood yang lezat menggunakan ragam bumbu yang tersedia di Cairo Food, seperti bumbu ikan goreng Arab, bumbu baharat asfar, dan masih banyak lagi. Ketahui artikel menarik lainnya mengenai bumbu untuk hidangan seafood di sini.