Kolonya yang beraroma menyegarkan adalah bahan yang selalu ada di setiap rumah tangga di Turki. Biasanya cairan ini beraroma lemon yang kuat dan disimpan dalam botol kaca dekoratif. Dengan banyak aroma yang berbeda dari mawar hingga lavender, dan dari merek supermarket umum hingga botol yang lebih mewah, kolonya digunakan terutama sebagai penyegar dan parfum. Terkadang digunakan pula sebagai hand sanitizer karena kandungan alkoholnya yang cukup tinggi.
Mengenal Kolonya
Dikarenakan sifatnya yang menyegarkan, terutama karena kandungan alkoholnya, kolonya ditawarkan kepada tamu dan digunakan sebagai wewangian. Namun, campuran tersebut juga digunakan untuk mengobati pusing, pingsan, dan sakit kepala, serta sebagai antiseptik karena efek antibakterinya.
Kolonya hadir dalam berbagai variasi aroma, termasuk jeruk, lilac, lily, lavender, dan bahkan hazelnut. Secara tradisional kolonya (biasanya dengan aroma lemon) ditawarkan selama kunjungan tamu, di perjalanan bus, dan di restoran, serta selama pertemuan keluarga dan di pemakaman sebagai bagian dari ritual. Sesaji kolonya selalu dimaksudkan untuk menyegarkan tamu dan membantu menyingkirkan bakteri yang didapat selama perjalanan mereka.
Kolonya hampir selalu ditemukan di setiap apotek dan supermarket. Versi kolonya yang lebih mewah juga telah menciptakan berbagai nama dan merek premium. Salah satunya, produk kolonya yang paling menonjol adalah Atelier Rebul, yang didirikan sejak tahun 1895. Di berbagai tempat dan hotel mewah, kolonya selalu ditemukan di kamar mandi sebagai sentuhan tradisional namun modern untuk memanjakan pengalaman tamu.
Sejarah Kolonya
Sejarah kolonya dapat diulas kembali sejak masa Kekaisaran Ottoman. Hal ini berawal dari air mawar yang pertama kali muncul di Kekaisaran Ottoman sebagai cairan beraroma kuat. Namun pada abad ke-16, ketika Eau de Cologne yang baru ditemukan di Jerman, dan masuk ke Turki pada masa pemerintahan Abdülhamit II, maka air mawar kehilangan pamornya.
Cologne baru dicampur dengan rosemary, jeruk, bergamot dan lemon, dan kadang-kadang bahkan ditaburi gula untuk meredakan sakit perut. Pada 1920, Eyüp Sabri Tuncer mulai memproduksi cologne dari sebuah toko kecil di Ankara di mana ia akan menyediakan botol sampel gratis dan selebaran informatif kepada pelanggan. Hal ini mengawali Tuncer menjadi salah satu merek penting di sektor cologne Turki (kolonya).
Sedangkan untuk pembuatan kolonya khas Turki, tiga bahan sederhana (etil alkohol, air dan pewangi) dicampur bersama untuk produk akhir. Alkohol yang digunakan dalam kolonya juga diproduksi secara khusus melalui fermentasi zat bertepung seperti anggur, kentang, atau jelai. Orang Turki menemukan kembali cologne dan menyebutnya menjadi kolonya karena berhasil memodifikasinya. Untuk alasan ini, kolonya Turki tidak sama dengan Eau de Cologne.
Lebih lanjut, etil alkohol menjadi ikon penting dalam proses produksi kolonya. Ini dicampur dengan air suling sampai mencapai kadar yang diperlukan. Setelah itu ditambahkan pewangi yang sesuai dengan aroma yang diinginkan. Setelah disimpan dalam wadah tertutup rapat selama 7-10 hari, campuran tersebut dipindahkan ke botol plastik atau gelas estetik yang siap pakai.
Apa Merek Cologne Turki Terbaik?
Mirip dengan produsen wine yang diberi nama sesuai nama keluarga pemiliknya, kolonya juga memiliki kesan kekeluargaan, dengan merek paling mewah dinamai menurut nama pendirinya. Merek kolonya dengan nama sebuah keluarga menjadi kebanggaan dan simbol status. Untuk mencerminkan hal ini, botol kolonya sering dirancang khusus dalam bentuk hiasan di sebuah pabrik kaca di Istanbul.
Saat ini, beberapa botol dekoratif telah menjadi barang koleksi, dengan botol langka era Ottoman terjual sebanyak 5.000 lira Turki (sekitar £600) di lelang. Di Istanbul, koleksi botol-botol ini dipamerkan melalui Koleksi dan Arsip Orlando Carlo Calumeno di Galeri Birzamanlar.
[the_ad id=”75209″]
Duru, Selin, Rebul, dan Eyüp Sabri Tuncer Colognes adalah merek terbaik dari kolonya. Brand tersebut adalah kolonya Turki yang paling laris dan berkualitas tinggi. Anda dapat melihat satu atau dua merek ini di meja kerja para boss besar, karena banyak yang menggunakannya sebagai penyegar.
Selin telah diproduksi oleh Eczacıbaşı (sebuah perusahaan farmasi Turki) sejak tahun 1912. Aromanya yang populer diantaranya aroma Juniper, Blue Spruce dari Kolonya. Duru terkenal dengan Lemon Cologne-nya. Lemon Cologne Duru adalah Kolonya yang paling laris di Turki. Sementara iti, Rebul adalah perusahaan yang didirikan pada tahun 1895. Perusahaan ini dikenal dengan jaringan toko yang luas dan produk yang mencerminkan tradisi dan wewangian Turki.
Merek Rebul, dengan nama lengkapnya Atelier Rebul, menawarkan cologne dalam botol bergaya dengan aroma langka seperti serai dan madu, amber, melati, mawar, magnolia, ara, lavender, verbena, dan jahe. Eyüp Sabri Tuncer adalah produsen kolonya Turki lainnya sejak tahun 1920-an. Merek lama ini adalah merek lain yang berkualitas untuk produk kolonya Turki.
Kolonya Sebagai Hand Sanitizer
Ketika pembersih tangan komersial sempat langka di banyak negara di dunia, penduduk di Turki justru dengan mudah beralih ke wewangian tradisional dan aromatik yang telah mengambil relevansi baru di tengah pandemi virus corona yaitu kolonya. Kolonya telah menjadi simbol keramahan dan kesehatan Turki yang berharga sejak Kekaisaran Ottoman, dan sering digambarkan sebagai aroma nasional Turki.
Secara tradisional, aroma harum yang dibuat dari bunga ara, melati, mawar atau bahan jeruk ditaburkan di tangan para tamu saat mereka memasuki rumah, hotel dan rumah sakit; ketika mereka selesai makan di restoran; atau saat mereka berkumpul untuk layanan keagamaan.
Namun tidak seperti wewangian alami lainnya, kandungan alkohol yang tinggi dari ramuan berbasis etanol ini dapat membunuh lebih dari 80% kuman dan bertindak sebagai disinfektan tangan yang efektif. Kolonya efektif melindungi dari virus corona karena bila mengandung setidaknya 60% alkohol, itu akan membasmi virus secara efektif. Bahkan sebagian besar produk kolonya mengandung alkohol hingga 80%.
Oleh sebabnya, ketika Menteri Kesehatan Turki memperjuangkan produksi kolonya secara besar-besaran untuk memerangi virus Covid-19, hal itu tidak hanya mengilhami gelombang perhatian media nasional tentang Kolonya anti-Covid-19, melainkan juga menyebabkan antrian yang membentang hampir 100 meter di apotek dan toko di seluruh Turki. Faktanya, sejak kasus virus Covid-19 pertama yang dikonfirmasi di Turki, beberapa produsen kolonya utama di negara itu mengatakan bahwa, penjualan mereka telah meningkat setidaknya lima kali lipat.
Dalam rangka memenuhi permintaan wewangian yang melonjak, pemerintah Turki berhenti membutuhkan etanol dalam bensin, agar etanol bisa digunakan untuk meningkatkan produksi kolonya dan disinfektan rumah tangga lainnya, khususnya untuk memerangi virus corona. Bahkan sebelum virus corona, industri kolonya masih berkembang.
Membeli Kolonya
Secara umum, anda mungkin akan kesulitan menemukan kolonya di luar Turki. Sebaliknya, hand sanitizer komersial kurang umum di Turki, yang berbeda dibandingkan kebanyakan negara. Akan tetapi sejak pandemi menyebar, popularitas dari kolonya pun meningkat dan membuat cairan ini mulai dijual ke beberapa negara. Kolonya di Turki adalah sesuatu yang sudah dimiliki banyak orang dan merupakan bagian dari rutinitas harian. Penduduk Turki tidak perlu mempelajari cara baru untuk melindungi diri dari virus ini (dengan menggunakan hand sanitizer), karena sejak lama sudah mengenal kolonya.
Secara tradisional, wewangian telah dijual di apotek, toko kelontong dan toko, tetapi dalam dekade terakhir, merek-merek top Turki mulai membuka butik dan cabang mereka sendiri. Atelier Rebul membuka yang pertama pada tahun 2013, dan sekarang memiliki 22 toko di seluruh Turki. Perusahaan ini juga mulai berekspansi secara internasional, mendistribusikan ke Eropa, Timur Tengah dan bermitra dengan perusahaan farmasi Jepang tahun lalu.
Menurut bagian internal, perusahaan tersebut berencana membuka pabrik baru untuk memenuhi peningkatan permintaan akibat Covid-19. Saat ini, juga banyak individu dan rumah tangga yang berhasil meracik dan menciptakan kolonya buatan sendiri untuk digunakan sehari-hari. Hal ini dikarenakan kolonya dengan cepat menjadi bagian dari aktivitas harian setiap orang yang tinggal di Turki, baik untuk penduduk asli maupun para pendatang.
Jika anda berada di luar Turki, namun ingin membeli kolonya maka anda bisa membeli melalui marketplace online, namun dengan varian dan merek terbatas. Sebagai contoh, anda bisa membeli beberapa produk kolonya melalui e-bay dan Amazon dengan harga mulai dari 150.000 rupiah hingga 550.000 ribu rupiah untuk botol kecil (150 ml – 200 ml). Harga tersebut bervariasi tergantung brand dan jenis aroma yang disediakan. Tentu saja, jika anda berkesempatan untuk mengunjungi Turki, maka anda bisa membelinya secara langsung di sana untuk mendapatkan berbagai merek dan aroma yang lebih premium. Jangan lupa ketika berkunjung ke Turki, wajib menikmati makanan dan minuman khas Turki juga ya.
[the_ad id=”75374″]