Vegetarian mungkin identik sebagai pola makan yang dapat membuat tubuh sehat dan cenderung memperpanjang umur. Gaya hidup vegetarian juga dinilai mampu mengurangi resiko terhadap penyakit mematikan seperti hipertensi, diabetes, dan serangan jantung. Hal inilah yang membuat vegetarian juga dikenal sangat baik untuk penyintas obesitas.
Sudah banyak penelitian yang membuktikan efektifitas dari gaya hidup vegetarian dalam menurunkan resiko kematian akibat penyakit kronis. Misalnya dalam penelitian di Physicians Committee for Responsible Medicine di Washington D.C membuktikan bahwa pola hidup vegetarian akan menurunkan resiko penyakit jantung dan kematian hingga 40 persen. Tentu saja angka tersebut cukup tinggi mengingat penyakit jantung sangat mudah menjadi parah jika mengonsumsi makanan yang buruk untuk kesehatan jantung.
Secara umum vegetarian dikenal sebagai orang yang tidak mengonsumsi produk hewani, terutama daging. Namun terdapat jenis-jenis vegetarian yang memiliki pantangan spesifik dan ketentuan makanan tersendiri. Salah satu jenis vegetarian yang populer adalah vegan. Vegan adalah orang-orang yang tidak mengonsumsi semua jenis produk hewani, baik itu telur, madu, gelatin bahkan sarang burung wallet.
Dikarenakan vegan cukup ketat dalam mengatur pola makannya, maka gaya hidup ini cenderung ekstrim dan hanya dapat dilakukan oleh sebagian orang. Selain itu, makanan vegan juga diklaim sangat mahal, bahkan bisa melampaui harga daging asli. Oleh sebabnya banyak masyarakat kelas menengah ke bawah yang sangat sulit menerapkan pola hidup vegan.
Namun, benarkah demikian? Apakah memang makanan vegan sangat mahal? Simak penjelasannya sebagai berikut.
Apa Itu Makanan Vegan?
Makanan vegan harus berasal dari tumbuhan saja, sementara makanan dari hewan secara keseluruhan dilarang, termasuk bahan-bahan umum seperti telur, keju, susu, dan madu. Sekitar 3% orang Amerika mengikuti pola makan vegan.
Alasan mereka makan dengan cara ini beragam. Beberapa vegan melakukannya untuk meningkatkan kesehatan mereka. Hal ini dikarenakan pola makan vegan dapat menurunkan resiko penyakit kronis. Sementara alasan lainnya karena etika dan adat istiadat. Bahkan ada juga yang memegang alasan bahwa vegan menjauhi produk hewani karena mereka tidak ingin menyakiti hewan atau karena mereka ingin melindungi lingkungan.
Dengan beragam alasan tersebut maka makanan vegan hanya meliputi:
- Buah-buahan
- Sayur-sayuran
- Kacang-kacangan seperti kacang polong, buncis, dan lentil
- Biji-bijian
- Roti
- Nasi
- Pasta
- Alternatif susu seperti susu kedelai, santan, dan susu almond
- Minyak nabati
Diet Vegan
Jika mencari kata kunci apa saja makanan yang bisa dimakan para vegan, maka akan selalu berkaitan dengan diet vegan. Artinya dengan menganut pola makan vegan maka secara otomatis tengah melaksanakan diet yang baik untuk tubuh. Dalam hal ini pola diet vegan yang biasa dikonsumsi yakni:
- Makan minimal 5 porsi buah dan sayur yang bervariasi setiap hari
- Makanan pokok seperti kentang, roti, nasi, pasta atau karbohidrat kompleks lainnya (pilih gandum jika memungkinkan)
- Sereal sarapan yang diperkaya vitamin B12
- Mengonsumsi beberapa alternatif susu, seperti minuman kedelai dan yoghurt (pilih pilihan rendah lemak dan rendah gula)
- Makan kacang-kacangan dan protein nabati lainnya dalam bentuk salad
- Pilih minyak tak jenuh dan gunakan dalam jumlah kecil
- Konsumsi makanan dan minuman yang rendah lemak, garam dan gula
- Penuhi kebutuhan cairan harian
Faktor Penyebab Makanan Vegan Mahal
Jika mengamati daftar makanan vegan diatas, maka anda akan merasa tidak ada yang terlalu spesial dari menu vegan yang dikonsumsi. Lantas, mengapa makanan vegan lebih mahal dibandingkan daging asli?
Supply-Demand Tidak Seimbang
Alasan pertama dan utama dari pertanyaan mengapa makanan vegan mahal ialah karena peminat dan penawaran yang tidak seimbang. Supply-demand dari makanan vegan seringkali timpang dibandingkan produk hewani. Bukan rahasia lagi jika produk hewan disubsidi secara besar-besaran di seluruh belahan dunia.
Alhasil, jumlah produk hewani yang sangat banyak memungkinkan pengusaha menjualnya dengan harga yang lebih murah. Hal ini berlaku sebaliknya dengan produk vegan yang masih sangat terbatas.
Tidak banyak yang meletakkan vegan sebagai pola makan utama. Alhasil pengusaha tidak bisa meraup keuntungan jika menurunkan harga produk setara dengan produk hewani. Bahkan ketika peminat pasar banyak, butuh waktu yang sangat panjang untuk menyeimbangkan penawaran dan permintaan pasar. Seringkali produk vegan juga tidak memiliki akses ke teknologi terbaru.
Hanya ketika produk vegan dapat mengklaim pangsa pasar yang lebih besar, mereka akan dapat meningkatkan metode produksi mereka, yang pada gilirannya akan meningkatkan efisiensi dan menurunkan harga produk tersebut.
Sebagai contoh Beyond Burgers, yakni burger alternatif yang mirip seperti patty daging, namun berasal dari tumbuhan. Produk ini memiliki banyak peminat, namun butuh waktu bertahun-tahun untuk membuat harganya turun. Alhasil makanan plant-based seringkali hanya affordable untuk kelas menengah ke atas.
Pengganti Daging Yang Terbatas
Salah satu makanan vegan yang cukup populer adalah produk daging vegan. Ini adalah daging alternatif yang disebut mock meat. Di Indonesia, mock meat ini masih harus diimpor baik dalam bentuk produk mentah maupun setengah jadi. Daging ala vegan ini terbuat dari soy, mushroom dan beberapa bahan nabati lainnya. Inilah yang membuat harganya cukup mahal.
Selain itu, jika dibandingkan dengan daging asli maka diketahui bahwa peternakan massal membuat biaya produksi hewani rendah. Biasanya ternak juga tidak hanya menghasilkan daging, namun menghasilkan produk lain yang memiliki nilai ekonomis seperti susu dan telur. Ditambah lagi pemerintah kerap memberikan subsidi yang cukup banyak bagi industri peternakan.
Semua hal tersebut tidak didapatkan atau tidak terjadi bagi para pengusaha vegan. Perusahaan kecil vegan harus memproduksi daging nabati, tanpa bisa bersaing dengan industri peternakan. Alhasil, harga yang ditawarkan untuk membeli daging vegan menjadi lebih mahal. Apalagi jika beberapa negara masih harus mengimpor bahan-bahan baku pembuatannya, seperti yang terjadi di Indonesia.
Biaya Penelitian Yang Mahal
Cara membuat sosis daging, keju panggang, olahan daging maupun burger tentu saja bukan rahasia umum. Berbagai resep untuk membuat produk hewani menjadi lezat sangat mudah ditemukan di berbagai media. Sebaliknya, metode produksi substitusi daging bagi vegan masih perlu dikembangkan dan diuji.
Jelas bahwa penelitian untuk menciptakan makanan vegan yang kaya nutrisi dan mampu setara dengan nutrisi dari produk hewani, jauh lebih rumit. Membuat patty burger nabati yang rasanya seperti daging asli, sangat berbeda dengan membuat patty burger dari daging sungguhan.
Biaya dan waktu yang dibutuhkan untuk menciptakan makanan vegan modern inilah yang menjadi alasan mengapa produk-produk vegan mahal. Hal tersebut berlaku terutama bagi produk vegan yang baru rilis dan belum memiliki banyak peminat. Seiring berjalannya waktu, biasanya biaya untuk penelitian berkurang dan produk sudah memiliki konsumen setia, maka harga perlahan-lahan dapat lebih terjangkau.
Susu Vegan Nabati
Seperti halnya produk substitusi daging, substitusi susu dari nabati lebih mahal daripada susu sapi. Alasan untuk ini termasuk beberapa fakta yang telah disebutkan sebelumnya, seperti bahwa industri susu mampu menawarkan harga konsumen yang rendah karena peternakan dan subsidi pemerintah yang besar.
Selain itu, pasar susu hewani sudah mapan. Puluhan tahun kampanye pemasaran yang efektif untuk menjual susu, sebagai penyedia kalsium teratas telah memastikan bahwa susu menjadi makanan pokok di hampir setiap rumah.
Di sisi lain, produsen susu nabati harus menghabiskan banyak uang untuk memasarkan produk mereka dan meyakinkan konsumen untuk mengganti susu hewani dan memilih susu nabati yang lebih menyehatkan. Harga susu nabati yang lebih mahal seringkali membuat marketing perusahaan harus ekstra menunjukkan rentetan kelebihan dari susu alternatif ini.
Selain itu, memproduksi susu nabati melalui proses yang lebih panjang dan kompleks sehingga meningkatkan biaya produksi. Beberapa jenis susu nabati juga lebih mahal karena bahan dasarnya memang mahal. Sebut saja susu almond jelas lebih mahal karena memang harga dari kacang almond sebagai bahan utama susu ini cukup merogoh kantong.
Berbasis Makanan Organik
Meskipun orang menjadi vegan karena alasan yang berbeda-beda, namun banyak orang yang menjadi vegan karena fokus untuk menjaga kesehatan. Alhasil, makanan vegan tidak hanya seputar “tidak mengonsumsi daging” namun harus melibatkan makanan organik. Artinya sayur, buah-buahan dan tumbuhan yang dikonsumsi harus diproduksi secara alami.
Sayuran dan buah yang ditanam secara komersial diperlakukan dengan pestisida kimia untuk melindunginya dari serangga, penyakit, tikus, jamur, jamur, bakteri, dan virus. Sejauh ini beberapa produk pertanian yang mengandung paling banyak residu pestisida, seperti tomat, bayam, kangkung, stroberi, dan paprika.
Padahal, menelan pestisida tersebut dapat menyebabkan banyak masalah kesehatan pada manusia. Bahkan jika mencuci buah dan sayur dengan benar, masih ada kemungkinan zat kimia berbahaya dapat melekat dalam produk pertanian tersebut.
Sementara vegan sering memilih untuk mengonsumsi makanan organik, sehingga nutrisi utuh dan resiko kontaminasi akibat zat kimia berbahaya juga semakin sedikit. Biasanya salad khusus vegan akan menggunakan bahan-bahan organik seperti itu. Akan tetapi inilah yang menjadikan makanan vegan mahal, karena produk organik memang terkenal demikian.
Bahkan meskipun petani organik tidak menggunakan pupuk kimia atau pestisida, risiko kontaminasi dari air atau pertanian tetangga tetap tinggi. Sehingga tanaman organik membutuhkan lahan yang luas dan lingkungan yang super bersih.
Sementara tak bisa dipungkiri bahwa tanaman organik rentan terserang penyakit dan hama. Sehingga kemungkinan gagal panen juga semakin besar. Terlebih lagi, permintaan konsumen untuk produk organik rendah, yang berarti pangsa pasar yang lebih kecil dan harga yang lebih mahal menjadi sangat wajar.
Tips Menikmati Makanan Vegan Murah
Jika berbicara mengenai produk makanan vegan yang berusaha mencari alternatif produk hewani seperti daging, keju, serta pemanis alami (selain madu), maka harganya akan selalu mahal. Ini adalah menu premium yang mengkombinasikan berbagai bahan agar menghasilkan produk makanan yang memiliki cita rasa yang mirip dengan aslinya. Tentu saja untuk menciptakan menu tersebut membutuhkan waktu, tenaga, penelitian dan biaya yang cukup banyak.
Meski demikian, jika berbicara mengenai makanan vegan secara umum, maka sebenarnya cukup terjangkau. Sebut saja tempe dan tahu yang merupakan produk nabati 100 persen dan harganya sudah pasti ramah di kantong siapapun. Selain itu, makanan khas Indonesia seperti gado-gado, karedok, pecel sayur atau lontong sayur juga dapat dibuat sebagai makanan vegan hanya dengan “menyingkirkan” tambahan telur, kerupuk udang, dan beberapa bahan lain yang tergolong hewani.
Tak hanya itu, menjalani pola hidup vegan secara low budget sangat mungkin dilakukan dengan melakukan beberapa hal sebagai berikut:
- Mempersiapkan perencanaan menu yang akan dikonsumsi dalam beberapa hari ke depan. Perencanaan ini akan menghemat waktu dan membantu anda belanja sesuai kebutuhan prioritas. Pastikan perencanaan menu makanan ini mengandung asupan gizi seimbang.
- Belanja sesuai kebutuhan (yang tertulis di daftar sebelumnya) dan tidak perlu berlebihan dalam memenuhi makanan vegan agar anda lebih hemat.
- Produk nabati juga sebaiknya dibeli di pasar tradisional agar lebih murah dan biasanya menyajikan buah musiman yang lebih variatif.
- Mengurangi makan di luar karena menu vegan yang tersedia di rumah makan atau restoran memang tergolong mahal. Jauh lebih baik jika mengolah makanan vegan sendiri di rumah.
- Jika memiliki lahan di halaman rumah atau kebun, maka sebaiknya tanam sayuran sendiri. Bercocok tanam tidak hanya bermanfaat untuk dompet anda, namun akan berkontribusi pula pada kesehatan psikis dan fisik, serta kemashlatan tanah dan udara.
Menjadi seorang vegan memang terdengar menyenangkan dan penuh manfaat dari berbagai sudut pandang. Akan tetapi hal tersebut tidak mudah dan penuh tantangan, baik dari segi materil (biaya) maupun psikis. Dengan demikian, mahal atau tidaknya makanan vegan perlu disesuaikan lagi dengan jenis makanan, selera, tempat membeli dan bahan-bahan yang digunakan. Menjadi vegan bisa jadi gaya hidup yang mahal, namun bisa juga tetap sederhana, tergantung pilihan masing-masing individu.