Bagi siapapun yang pernah memasak nasi, hampir semuanya akan melakukan tahap mencuci beras terlebih dahulu. Biasanya frekuensi mencuci beras bisa berbeda-beda, tergantung pengetahuan orang masing-masing. Ada saja ibu rumah tangga yang mengatakan harus mencuci beras sebanyak 2-3 kali menggunakan air mengalir. Tapi tidak menutup kemungkinan bahwa sebagian juga percaya bahwa mencuci beras harus dilakukan hingga warna air berwarna bening atau jernih. Artinya mencuci beras bisa saja sampai 5 kali. Sebenarnya apa yang menjadi indikator bahwa beras sudah dicuci dengan baik? Serta, kenapa beras harus dicuci sebelum dimasak?
Tujuan Mencuci Beras
Beras perlu dicuci sebelum dimasak agar membuatnya bersih dari segala bentuk kotoran. Biasanya proses pencucian ini akan menghilangkan zat tepung yang menempel pada bulir-bulir beras. Secara alami, zat tepung memang terdapat pada bagian bulir beras. Zat ini sebenarnya tidak berbahaya bagi kesehatan, namun zat tepung ini memang sebaiknya dibersihkan untuk hasil nasi yang lebih putih bersih dan tidak kusam.
Selain itu, alasan kedua mengapa beras harus dicuci yakni untuk menghilangkan sisa aleuron atau bekatul yang melapisi bagian terluar dari beras. Bekatul biasanya sekitar 10% masih ada pada beras yang dijual secara luas, yang belum sepenuhnya hilang saat proses produksi. Bahkan kotoran beras sebenarnya masih ada setelah proses penggilingan, karena teknologi penggilingan yang canggih sekalipun masih belum menjamin beras seratus persen bersih.
Tujuan lainnya mengapa penting untuk mencuci beras sebelum dicuci yaitu untuk mencegah nasi yang dimasak menjadi menggumpal, lengket dan bergetah. Tentu saja rasa nasi yang sudah dicuci menjadi lebih lezat dan bersih. Hal ini juga akan memudahkan nasi dicerna atau diolah kembali menjadi hidangan nasi lainnya, seperti nasi goreng dan nasi kuning.
Bagaimana Jika Beras Tidak Dicuci?
Jika anda menggunakan beras berukuran panjang (long-grain), kemungkinan beras perlu dicuci tidak hanya untuk menghilangkan kotoran, tetapi juga bertujuan menghilangkan bahan kimia yang mungkin digunakan dalam proses penggilingan. Bahan kimia ini bisa berbahaya jika terlalu sering dikonsumsi.
Zat berbahaya seperti arsenik, timbal, dan kadmium yang larut dalam air dan terdapat pada beras memang benar adanya. Inilah yang menjadi efek samping berbahaya jika tidak mencuci beras. Logam berat bisa saja masuk ke tanaman padi melalui air tanah yang tercemar dan membanjiri sawah. Secara khusus, air limbah industri dapat menjadi penyebab utama masalah ini, meskipun tidak selalu demikian.
Dalam sebuah studi tahun 2018 yang dimuat dalam Journal of the Science of Food and Agriculture, menjelaskan bahwa mencuci beras secara signifikan mengurangi konsentrasi logam berat tersebut. Sebaliknya, jika jenis beras seperti ini dikonsumsi dalam jumlah besar dan sering, maka logam berat dapat meningkatkan resiko seseorang terkena kanker, kerusakan organ, dan sakit perut. Anak-anak, bayi, maupun orang-orang dengan pencernaan sensitif yang mengonsumsi nasi dengan kandungan logam berat, sangat beresiko keracunan melalui makanan mereka. Akan diperparah jika nasi seperti ini dikonsumsi berulang kali dalam sehari.
Lebih lanjut, tidak mencuci beras bisa membuat beras berbau dan juga lebih cepat rusak. Ditambah lagi jika beras yang digunakan mengandung debu, pemutih maupun pestisida berbahaya. Meski demikian beberapa jenis beras juga ada yang tidak perlu dicuci, misalnya beras Fortivit oleh Perum Bulog. Beras ini tidak perlu dicuci karena mengandung tambahan vitamin A, B1, B6, B9, B12 hingga zat besi. Zat nutrisi yang ditambahkan ini memiliki bentuk yang mirip seperti butiran beras.
Dampak Jika Keliru Dalam Mencuci Beras
Meskipun mencuci beras sebelum dimasak sangat penting, namun jika tidak dilakukan dengan benar justru dapat merusak kandungan gizi pada beras. Kandungan vitamin B1 pada nasi yang sudah matang sangat tergantung pada proses pencucian beras sebelum dimasak. Dengan demikian, jika mencuci beras terlalu kuat dan berkali-kali justru membuat vitamin pada bulir beras hilang. Air beras yang sudah berwarna bening menunjukkan bahwa sangat sedikit vitamin yang tersisa.
Padahal vitamin B1 atau Thiamin pada beras menjadi zat gizi yang paling penting. Ini berguna sebagai sumber karbohidrat yang akan diubah menjadi energi. Vitamin B1 juga bermanfaat untuk melancarkan proses pencernaan dan penyerapan sari makanan di dalam tubuh. Dengan vitamin yang cukup, tubuh dapat melakukan fungsinya dengan baik.
Cara Mencuci Beras Dengan Benar
Dikarenakan mencuci beras tidak boleh dilakukan sembarangan, maka anda perlu tahu cara mencuci beras yang benar. Anda bisa mencuci beras dengan dua cara yaitu menggunakan mangkuk besar atau menggunakan saringan.
Jika menggunakan mangkuk besar maka pertama-tama masukkan beras ke dalam mangkuk. Pastikan jumlah beras tidak lebih dari setengah mangkuk. Kemudian masukkan air ke dalam mangkuk. Mulailah meremas dan membilas beras secara perlahan. Diamkan sebentar sebelum membuang airnya. Buang air pertama dan beri air lagi. Lakukan tahap ini hingga air tidak keruh, namun bukan harus jernih. Lakukan langkah ini sebanyak dua hingga tiga kali, atau sampai beras terlihat bersih dan tidak mengandung butiran halus seperti debu.
Cara kedua dengan menggunakan saringan. Masukkan beras ke dalam saringan yang cukup luas. Kemudian aliri beras di dalam saringan dengan air keran. Selanjutnya remas butiran beras agar semua debu dan kotoran menghilang. Lakukan proses ini beberapa menit hingga air yang keluar dari bawah saringan tidak lagi keruh. Cara ini bisa diterapkan pada semua jenis beras.
Biasanya perubahan warna pada air akan menentukan tekstur nasi yang akan dimasak. Misalnya jika anda menginginkan butiran nasi yang utuh dan tidak menggumpal, maka cucilah beras dengan durasi lebih lama hingga air berwarna bersih. Akan tetapi cara ini mungkin akan membuang vitamin pada nasi lebih banyak. Sedangkan, jika anda lebih suka nasi yang lengket dan sedikit menggumpal, tapi tetap bernutrisi, maka mencuci beras dua hingga tiga kali saja sudah cukup. Jumlah ini yang paling banyak direkomendasikan oleh para pakar kesehatan.
Dengan demikian, jika anda menggunakan beras biasa yang dijual secara luas maka lebih baik jika mencuci beras sebelum dimasak. Tentu saja, anda tidak harus membilas beras sampai airnya super jernih, karena selain menguras banyak waktu dan boros air, cara ini justru merugikan dari segi nutrisi pada beras. Ingat juga untuk selalu membilas beras dengan air dingin dan dengan cara yang lembut menggunakan tangan.
Sementara campuran beras beraroma atau beras yang diperkaya dengan vitamin, biasanya tidak perlu dicuci terlebih dahulu. Harga beras seperti ini memang lebih mahal dibandingkan beras komersil lainnya, sehingga terbayarkan dengan prosedur masak yang lebih ringkas. Akan tetapi jika anda tetap ingin mencucinya satu atau dua kali, juga bukan menjadi masalah yang besar. Hal ini kadang dilakukan untuk memastikan beras benar-benar bersih saat dikonsumsi.