Pernahkah kamu merasakan sensasi yang tidak nyaman pada perut bagian atas? Misalnya seperti sensasi terbakar, kembung, atau begah, mual, atau perasaan cepat kenyang setelah mulai makan. Bisa saja hal tersebut merupakan salah satu tanda sindrom Dispepsia. Namun, apa itu Dispepsia? Yuk, simak penjelasannya berikut ini.
Pengertian Dispepsia
Dispepsia adalah gangguan pencernaan yang disebabkan oleh hal-hal di luar penyakit yang mendasari. Contohnya ialah terlalu banyak mengonsumsi makanan, terlalu banyak minum, memiliki intoleransi yang rendah terhadap suatu jenis makanan dan beberapa penyebab lain. Berdasarkan penyebabnya, dispepsia dapat dibedakan menjadi dua bagian, yakni dispepsia organik dan dispepsia fungsional.
Pada dispepsia organik terdapat beberapa penyebab yang menjadi pemicu utama timbulnya masalah ini, seperti misalnya penggunaan alkohol, obat kronis, atau bisa juga karena dipicu oleh penyakit lain seperti GERD (gastroesophageal reflux disease), ulkus peptikum (tukak pada lambung), atau kanker.
Sedangkan pada dispepsia fungsional, biasanyatubuh akan merasakan nyeri tanpa sebab, bahkan pada saat endoskopi (merupakan pemeriksaan rongga tubuh menggunakan endoskop yang digunakan untuk diagnosis atau penyembuhan) tidak ditemukan kelainan apapun.
Namun sebenarnya, dispepsia bukanlah sebuah diagnosis khusus, melainkan sebuah sindrom yang dapat memicu rasa nyeri atau tidak nyaman di sekitar perut bagian atas. Istilah ini lebih banyak dikenal oleh masyarakat awam dengan sebutan ‘sakit maag’.
Populasi pengidap sindrom dispepsia di Asia berkisar antara 8-30%. Dan sindrom ini lebih sering terjadi pada wanita yang dipicu dengan kondisi stress, merokok, dan beberapa pemakai obat anti-inflamasi non-steroid.
Gejala Dispepsia
Orang yang mengalami sindrom dispepsia biasanya akan merasakan beberapa tanda dan gejala sindrom tersebut dalam waktu singkat atau beberapa saat setelah makan. Gejala yang dirasakan pun macam-macam, dan salah satunya berupa :
- Cepat merasa kenyang meskipun tidak makan terlalu banyak
- Rasa tidak nyaman di perut setelah makan
- Nyeri pada perut atas atau ulu hati
- Rasa terbakar pada perut bagian atas
- Kembung di perut atas
- Sesak yang tidak nyaman dikarenakan penumpukan gas
- Mual
Penyebab Dispepsia
Ketika jumlah asam lambung di perut meningkat, hal ini dapat menyebabkan iritasi pada dinding lambung. Iritasi inilah yang nantinya menyebabkan muncul berbagai keluhan di lambung yang dapat terasa hingga kerongkongan, salah satunya ialah dispepsia. Kondisi tersebut, biasanya disebabkan oleh beberapa gaya hidup yang kurang sehat, yakni :
- Pola makan yang tidak sehat
- Terlalu sering mengonsumsi makanan-makanan berlemak
- Terlalu sering mengonsumsi minuman berkafein
- Gemar mengonsumsi minuman beralkohol
- Kebiasaan merokok
- Berat badan berlebihan atau obesitas
Namun selain karena pengaruh gaya hidup, sindrom dispepsia juga bisa dipicu oleh beberapa penyakit atau kondisi medis tertentu, di antaranya :
- Penyakit asam lambung (GERD)
- Gangguan pankreatitis akut dan pankreatitis kronis
- Gangguan di saluran empedu, seperti kolesistitis
- Gangguan lambung (radang lambung, infeksi bakteri pylori pada lambung, tukak lambung, dan kanker lambung)
- Efek samping obat-obatan
Cara Mengatasi Dispepsia
Sebenarnya untuk mengatasi sindrom dispepsia, diperlukan penyesuaian terhadap penyebab dan tingkat keparahan gejalanya. Nanun, sebagai langkah awal kita bisa memulai mengurangi gejala dispepsia atau bahkan mencegah sindrom tersebut dengan beberapa perbaikan pada pola hidup, seperti :
Menjalani Pola Hidup Sehat
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa salah satu penyebab timbulnya sindrom dispepsia adalah akibat dari pola makan yang tidak sehat. Untuk itu, kita bisa mulai memperbaiki pola makan dan pola hidup kita menjadi lebih sehat agar dapat mencegah sekaligus mengatasi dispepsia.
Makanlah dengan porsi sedikit demi sedikit dan kunyah makanan secara perlahan hingga tekstur makanan tersebut menjadi lebih halus sebelum ditelan. Dan hindarilah makanan-makanan yang berlemak tinggi dan pedas, serta minuman-minuman yang tidak terlalu sehat, contohnya minuman bersoda, kafein (kopi, teh, dan minuman berenergi), minuman beralkohol, dan berhentilah merokok.
Menghindari Kebiasaan Berbaring Setelah Makan
Selama ini rumor yang sering kita dengar di kalangan masyarakat ialah hindari berbaring setelah makan, karena hal tersebut dapat menyebabkan gendut. Namun sebenarnya, hal tersebut tidak dapat dubuktikan. Tetapi pada dasarnya kita memang dianjurkan untuk tidak berbaring setelah makan, karena lambung akan tertekan dan menyebabkan risiko terserang sindrom dispepsia semakin tinggi. Karena lambung perlu waktu selama beberapa jam untuk mencerna dan memproses makanan dan mengosongkannya kembali. Oleh karena itu, tunggu setidaknya 2–3 jam setelah makan sebelum berbaring atau tidur.
Menurunkan Berat Badan
Berat badan berlebih biasanya disebabkan banyaknya kadar lemak di dalam tubuh. Hal ini tentu sangat tidak sehat, bahkan dapat menyebabkan beberapa penyakit yang berbahaya. Jika tidak dicegah, kelebihan berat badan atau obesitas ini juga dapat menjadi satu faktor penyebab sindrom dispepsia. Oleh karena itu, bagi yang memiliki berat badan yang berlebihan, disarankan untuk mengurangi bobot tubuh, demi menghindari beberapa masalah kesehatan lainnya.
Berolahraga Secara Teratur
Selain menjaga pola hidup sehat, dengan mongonsumsi makanan-makanan bergizi kita juga perlu berolahraga untuk dapat membantu kita menurunkan berat badan berlebihan serta menjaga berat badan tetap ideal. Selain itu olahraga juga dapat membantu kita untuk memaksimalkan metabolisme tubuh, dan membantu kinerja organ pencernaan.
Mengurangi Stres
Stres adalah kondisi dimana tubuh mengalami ketakutan, cemas, serta tekanan psikologis dan fisik yang bereaksi ketika menghadapi situasi yang dianggap berbahaya. Mengalami stress yang berlebihan dapat menyebabkan peningkatan produksi asam lambung, sehingga hal ini dapat memicu munculnya gejala sindrom dispepsia. Oleh karena itu, kita perlu mengelola stres dengan baik agar pikiran jauh lebih tenang dan terhindar dari masalah-masalah kesehatan atau mental lainnya. Kita bisa mengolah tingkat stress dengan melakukan metode relaksasi, melaksanakan liburan, atau mengerjakan hobi dan kegiatan yang disukai.
Berkonsultasi Dengan Dokter
Jika gejala sindrom dispepsia semakin memburuk dan berlanjut hingga lebih dari dua minggu, segera konsultasikan masalah tersebut dengan dokter. Nantinya dokter akan memeriksa keluhan tersebut dan memberikan penanganan serta pengobatan yang tepat sesuai dengan kondisi yang kamu rasakan saat itu .Hal ini demi menghindari beberapa kemungkinan terburuk, yang mungkin saja bisa mengancam nyawa kita. Terlebih jika gejala disertai dengan beberapa kondisi lain, yakni :
- Rasa sakit yang parah
- Hilangnya nafsu makan
- Menurunnya berat badan secara drastis
- Muntah darah
- Tinja berwarna hitam
- Kesulitan menelan
- Kelelahan
- Nyeri dada saat beraktivitas
- Sesak napas, berkeringat atau nyeri dada yang menjalar ke rahang, leher atau lengan
Itulah beberapa informasi yang dapat kami berikan, mengenai dispepsia, gejala serta cara penanganannya. Bagi kamu yang mungkin saja memiliki gejala hampir sama dengan sindrom dispepsia, kamu dapat mengikuti beberapa cara mengatasi dispepsia yang telah kami jabarkan diatas. Namun segera hubungi dokter jika keluhan semakin memburuk, dan tidak kunjung sembuh dalam waktu yang lama. Semoga apa yang kami sampaikan kali ini bermanfaat untuk kita semua.