Tak jarang orang yang mengartikan matcha sama dengan green tea atau sebaliknya. Matcha dan green tea memang memiliki kaitan yang erat terutama karena berasal dari daun teh yang sama, yaitu Camellia sinensis. Kedua jenis teh ini menjadi banyak kegemaran karena rasanya yang enak serta memberikan banyak manfaat bagi tubuh. Meskipun matcha dan green tea berasal dari daun tanaman yang sama, namun sebenarnya kedua jenis teh ini sungguh berbeda. Ingin tahu lebih lanjut perbedaan matcha dan green tea? Simak selengkapnya perbedaan kedua jenis teh ini.
Apa itu Matcha?
Matcha adalah sejenis teh hijau dalam bentuk bubuk yang berasal dari daun teh hijau muda, dan digiling menjadi bubuk halus yang berwarna hijau cerah. Daun teh yang digiling menjadi bubuk matcha ini melalui proses panen yang serupa dengan green tea, yaitu ditanam di tempat teduh selama beberapa minggu menjelang panen, agar menghasilkan bubuk dengan warna hijau yang cerah, serta rasa yang kaya dan sedikit manis.
Matcha begitu populer di Jepang, di mana bubuk matcha secara tradisional dikocok menggunakan pengocok, sendok, atau ayakan, dicampur dengan air panas. Teknik ini berbeda dengan teh yang diseduh. Tujuan persiapan matcha tersebut menciptakan minuman yang berbusa yang dapat diminum langsung dari mangkuk. Selain dikonsumsi sendiri, matcha sering ditambahkan dalam minuman beraroma atau makanan yang dipanggang.
Secara umum, terdapat dua jenis matcha yang berbeda, yaitu ceremonial grade matcha (matcha kelas seremonial) dan culinary grade matcha (matcha kelas kuliner). Matcha kelas seremonial yaitu jenis matcha yang secara khusus dibuat dengan kualitas tertinggi, yang biasanya diminum dalam upacara minum teh tradisional Jepang. Ceremonial grade matcha memiliki rasa yang lebih halus dan bernuansa. Ini biasanya harus diminum sendiri tanpa ditambahkan dengan bahan pemanis atau perasa lainnya.
Di sisi lain, matcha kelas kuliner merupakan grade matcha yang lebih rendah daripada ceremonial grade matcha. Kualitasnya sedikit lebih rendah, sehingga berpengaruh terhadap rasa yang lebih kuat dan tidak bernuansa. Ini dirancang secara khusus untuk kebutuhan kuliner. Culinary grade matcha bisa ditambahkan ke dalam latte, smoothie, makanan yang dipanggang, dan resep lainnya.
Sejarah Matcha
Matcha dibuat dari daun teh hijau yang melalui proses khusus sehingga menghasilkan bubuk halus berwarna hijau cerah. Asal-usul matcha pertama kali diproduksi di Cina selama Dinasti Tang. Matcha dibawa oleh seorang biksu Tiongkok di abad ke-12 bersamaan dengan agama Buddha yang dibawanya. Kala itu, matcha digunakan sebagai upacara ritual oleh biksu Tiongkok, dan penggunaan matcha oleh biksu Jepang tumbuh dengan cepat.
Di abad ke-15, popularitas matcha menyebar dengan cepat hingga ke kelas atas di Jepang. Selama berabad-abad, upacara minum teh dengan matcha dikembangkan. Saat ini, matcha kelas tertinggi berasal dari Jepang, sehingga banyak yang mengasosiasikan matcha dengan Jepang. Namun, ini bukanlah klaim yang keliru, sebab matcha juga memiliki sejarah yang panjang dan signifikansi budaya di negeri Sakura.
Metode Persiapan Matcha
Secara tradisional, matcha disiapkan bukan dengan cara diseduh, namun dengan cara diaduk atau dikocok menggunakan pengocok, sendok, ayakan, kemudian dicampur dengan air panas dengan suhu sekitar 175 derajat Fahrenheit. Bubuk matcha biasanya diayak ke dalam mangkuk, dan ditambahkan air panas sekitar 6 ons air. Metode persiapan matcha ini menghasilkan busa di atas minuman tersebut.
Meski demikian, itu hanyalah cara tradisional dalam menyiapkan matcha. Anda bisa menyiapkan matcha tergantung dengan selera pribadi Anda. Jadi, jangan ragu untuk mengkombinasikan rasio antara matcha dan air panas untuk mencari tahu mana yang paling cocok untuk Anda.
Apa itu Green Tea?
Green tea atau teh hijau adalah salah satu varian dari banyaknya jenis teh yang tersedia, yang dihasilkan dari daun tanaman camellia sinensis. Daun tanaman tersebut biasanya diproses dengan cara dibakar atau dikukus, atau secara sederhana daun teh hijau diseduh untuk menghentikan proses oksidasi dan mempertahankan warna hijau cerah dan karakter teh yang ringan dan rasa yang berumput.
Dalam menyiapkan green tea, daun camellia sinensis akan diinfuskan dalam air panas. Teh hijau berasal dari China, dan sekarang dibudidayakan di banyak negara Asia lainnya, termasuk Jepang, Vietnam, dan Korea. Ada banyak jenis teh hijau yang dihasilkan dari berbagai varietas tanaman teh. Karena mengandung kafein, sebaiknya minum teh hijau di siang hari. Ini menyenangkan sebelum, selama, atau setelah makan, dan bahkan dapat membantu pencernaan.
Green tea adalah minuman yang diminum secara luas di beberapa negara, termasuk di daratan Tiongkok, Taiwan, Hong Kong, Jepang, Timur Tengah, Asia Tenggara dan popularitasnya dikenal hingga ke negara Barat yang dulunya merupakan peminum teh hitam. Di Jepang, green tea adalah minuman yang sangat umum, dan memiliki banyak varietas, termasuk gyokuro, matcha, sencha, hojicha, bancha, dan masi banyak lagi.
Sejarah Green Tea
Sejarah green tea diketahui berasal dari Tiongkok, yang berdasarkan penelitian mitos dan arkeologis menunjukkan, teh mungkin telah dikonsumsi di Tiongkok sejak tiga ribu tahun yang lalu, dan dianggap sebagai hidangan yang populer baik bagi elit maupun rakyat biasa selama ratusan tahun. Namun, pada abad ketujuh dinasti Tang, teh hijau telah menjadi bagian integral dari kehidupan Tiongkok, dan beberapa di antaranya telah berkembang, termasuk metode budidaya khusus, persiapan upacara, dan signifikansi budaya.
Sekitar abad keenam, konsumsi dan produksi teh menyebar dari Cina ke Jepang, serta negara tetangga lainnya seperti Korea dan Vietnam. Saat ini, green tea banyak diasosiasikan dengan Jepang seperti halnya dengan Cina. Akan tetapi, metode persiapan green tea Jepang biasanya akan dikukus alih-alih dipanggang seperti teh hijau Cina, agar menghasilkan warna hijau yang lebih cerah dan rasa yang lebih kompleks.
Metode Persiapan Green Tea
Green tea memiliki metode persiapan yang bervariasi tergantung pada jenis teh yang diseduh. Umumnya, teh hijau akan diseduh dengan suhu yang jauh lebih rendah dari jenis teh lainnya, dengan suhu air yang berkisar antara 140 hingga 175 derajat Fahrenheit. Metode persiapan dengan menginfus daun teh juga berlaku untuk green tea untuk jangka waktu yang lebih singkat daripada jenis teh lainnya. Green tea Jepang yang dikukus hanya membutuhkan 30 detik, dan yang lainnya bisa memakan waktu hingga empat menit. Menyeduh teh hijau terlalu lama akan membuatnya pahit.
Pada dasarnya, green tea memiliki rasa yang lebih lembut dan halus daripada varian teh lainnya. Namun, alih-alih mendapatkan rasa yang lebih lembut, Anda justru bisa mendapatkan rasa pahit atau gosong jika diseduh terlalu lama atau menggunakan air yang terlalu panas. Untuk itu, penting untuk mengetahui rekomendasi waktu dan suhu yang diperlukan untuk menyeduh green tea agar mendapatkan rasa yang tepat.
Perbedaan Matcha dan Green Tea
Negara Asal
Meskipun teh hijau dan matcha diproduksi dari tanaman yang sama, keduanya sering dikaitkan dengan negara asal yang berbeda. Matcha memiliki sejarah yang panjang di Jepang, dan banyak diproduksi di negara tersebut. Matcha juga merupakan bagian penting dari budaya dan masakan negeri Sakura. Di sisi lain, daun green tea (camellia sinensis), dibudidayakan di Cina, Jepang, dan negara Asia lainnya seperti Vietnam. Daun teh tersebut juga diketahui berasal dari Cina di kaki pegunungan Himalaya, dan telah menyebar ke seluruh wilayah.
Budidaya
Perbedaan matcha dan green tea lainnya terletak pada metode panen. Matcha mengalami banyak proses sebelum dikonsumsi. Matcha berasal dari daun teh hijau muda, kemudian dikukus untuk menghentikan oksidasi. Tahapan selanjutnya adalah daun teh digiling hingga membentuk bubuk halus.
Berbeda dengan green tea atau teh hijau, minuman ini berasal dari teh camellia sinensis, kemudian melalui pembakaran atau pengukusan daun untuk menghentikan oksidasi. Di Jepang, green tea kebanyakan dikukus, sedangkan teh hijau Cina cenderung dipanggang. Daun teh kemudian dibentuk, dikeringkan, dan dikemas.
Metode Persiapan
Matcha melalui banyak proses sehingga membuatnya memiliki bentuk bubuk yang halus. Karena bentuknya tersebut, matcha dibuat bukan dengan cara diseduh, melainkan dicampur dengan air panas dengan suhu sekitar 175 derajat Fahrenheit. Kemudian bubuk matcha dan air panas tersebut dikocok hingga menghasilkan busa.
Metode persiapan ini juga berbeda dengan green tea. Salah satu varian teh ini umumnya dibuat dengan cara menyeduh daun teh dengan air panas bersuhu sedikit lebih rendah, yaitu antara 140 hingga 175 derajat Fahrenheit dengan memakan waktu singkat yaitu sekitar satu hingga empat menit. Membuat green tea juga tergantung pada jenis tehnya, green tea juga dapat dibuat dengan cara menginfuskan daun teh camellia sinensis.
Cara Konsumsi
Perbedaan matcha dan green tea berikutnya terletak pada cara konsumsi. Matcha – yang terdiri dari dua jenis yang berbeda, dikonsumsi berdasarkan jenisnya. Pertama, ceremonial grade matcha atau kelas seremonial memiliki rasa matcha yang paling segar, paling enak, dan paling halus. Jenis ini dimaksudkan untuk dikonsumsi sendiri, tanpa adanya tambahan pemanis atau perasa lainnya. Jenis kelas seremonial memang ditujukan untuk menikmati dan menghargai rasa yang dimaksud.
Jenis matcha yang lainnya – yaitu culinary grade matcha sesuai dengan namanya. Matcha Kelas kuliner ini lebih ditujukan untuk dijadikan sebagai kuliner, misalnya dicampur dengan susu untuk latte atau minuman beralkohol untuk koktail, atau ditambahkan sebagai bagian dari bahan pembuatan kue. Culinary grade matcha memiliki rasa yang kuat namun creamy, sekaligus terasa pahit di lidah yang rasanya tetap menunjukkan karakteristiknya meskipun ditambahkan dengan bahan lain. Karena ini dimaksudkan untuk tujuan kuliner, culinary grade matcha dijual dengan harga yang lebih terjangkau.
Berbeda dengan matcha, green tea umumnya dikonsumsi tanpa tambahan pemanis seperti gula, krim, atau bahan lainnya, hal ini dikarenakan tambahan pemanis membuat manfaat green tea menjadi berkurang. Namun, green tea bisa ditambahkan perasan jus lemon untuk memberikan kombinasi rasa yang tak biasa dari green tea.
Rasa
Karena menggunakan daun tanaman yang sama – camellia sinensis, matcha dan green tea memiliki kemiripan, namun memiliki rasa yang sedikit berbeda. Rasa matcha paling banyak digambarkan dengan rasa teh hijau yang lebih kuat dan pekat, dengan rasa sepat, sedikit rasa manis, dan terdapat rasa creamy. Pada tingkatan tertentu, rasa matcha akan sangat pahit. Sementara green tea memiliki kompleksitas rasa yang beragam, yaitu lebih ringan, lebih lembut, hambar, segar, berbunga, atau tergantung pada proses pengolahannya.
Warna
Anda dapat langsung menyadari bahwa matcha dan green tea memiliki warna yang berbeda. Bubuk matcha memiliki warna hijau yang pekat, sementara green tea berwarna kekuningan. Saat akan dikonsumsi, warna jenis teh keduanya pun berbeda. Matcha berwarna hijau cerah, dan green tea akan tampak seperti kebanyakan teh lainnya, yaitu berwarna kekuningan dan bening.
Kandungan Kafein
Semua teh yang berasal dari tanaman camellia sinensis mengandung kafein. Matcha memiliki kandungan kafein yang lebih banyak dibandingkan dengan green tea. Kadar kafein matcha hampir serupa dengan teh hitam (black tea), dan sedikit lebih rendah daripada kopi seduh. Hal ini dikarenakan ketika Anda mengonsumsi matcha, artinya Anda mengonsumsi seluruh daun teh, sehingga kafein yang ada secara alami dalam matcha jauh lebih pekat. Tanaman teh yang digunakan untuk menghasilkan matcha juga mengalami proses naungan sebelum dipanen yang berdampak pada tingginya kadar kafein.
Berbanding terbalik dengan green tea, teh hijau biasanya mengandung kadar kafein yang lebih sedikit daripada jenis teh lainnya. Kafein pada green tea hanya sekitar setengah kafein dari secangkir kopi. Selain itu, saat mengonsumsi green tea, Anda hanya meminum air seduhan teh saja, bukan dengan meminum seluruh daun teh. Terlepas dari perbedaan kandungan kafein, penting untuk mengetahui jumlah kafein yang dapat diterima oleh tubuh Anda, terutama saat akan mengonsumsi matcha yang tinggi kafein.
Kandungan Antioksidan
Matcha dan green tea adalah dua jenis teh yang kaya akan antioksidan. Namun kandungan antioksidannya jelas berbeda. Matcha mengandung lebih banyak antioksidan daripada green tea karena alasan yang sama – yaitu mengandung lebih banyak kafein. Selain itu, matcha adalah bentuk teh hijau yang jauh lebih pekat, itu sebabnya kandungan antioksidannya pun lebih tinggi.
Harga
Perbedaan matcha dan green tea selanjutnya adalah pada harga. Biasanya, matcha akan dijual dengan harga yang lebih mahal dan berdasarkan jenis matchanya. Harga matcha yang mahal adalah karena matcha memiliki kandungan dan manfaat yang sangat baik bagi tubuh. Di sisi lain, green tea dijual dengan harga yang lebih terjangkau, terutama jika Anda membeli green tea dalam bentuk minuman jadi.
Manfaat
Dari segi manfaat, matcha dan green tea juga memiliki perbedaan. Bubuk matcha diketahui memiliki kandungan antioksidan yang lebih tinggi daripada green tea, bahkan kandungan antioksidannya diperkirakan tiga kali lebih banyak dibandingkan green tea. Antioksidan yang terdapat pada matcha dikenal sebagai katekin yang tidak ditemukan dalam makanan lain.
Katekin yang terdapat pada matcha yaitu catechin EGCg (epigallocatechin gallate) memberikan sifat melawan kanker yang ampuh. EGCg tersebut juga membantu menangkal radikal bebas bebas seperti polusi, sinar UV, radiasi, dan bahan kimia, yang dapat menyebabkan kerusakan sel dan DNA. Karena lebih dari 60% katekin dalam matcha sebenarnya adalah EGCg, konsumsi matcha harian dapat membantu memulihkan dan menjaga kesehatan dan keseimbangan integral tubuh.
Green tea juga memiliki manfaat, ia sama-sama mengandung antioksidan yang tinggi, namun tidak lebih dari matcha. Green tea kaya akan polifenol, yang merupakan senyawa alami yang dapat mengurangi peradangan, melindungi dari stres oksidatif, dan mencegah kerusakan sel. Selain itu, green tea juga mengandung antioksidan yang sama dengan matcha, yaitu katekin.
Meski antioksidan dalam green tea lebih sedikit dibandingkan matcha, tetapi green tea juga memberikan manfaat bagi tubuh, yang termasuk menjaga kesehatan kardiovaskular, meningkatkan fungsi kognitif, meningkatkan penurunan berat badan, mengatur kadar gula darah, mendukung kesehatan pencernaan, dan melindungi dari jenis kanker tertentu.
Setelah menelisik lebih jauh, dapat disimpulkan bahwa matcha dan green tea sungguh berbeda. Dari awal proses budidaya, warna, rasa, hingga manfaatnya pun berbeda. Meski demikian, matcha dan green tea merupakan jenis teh yang enak, yang memiliki manfaatnya masing-masing, baik dalam segi kuliner, maupun bagi kesehatan tubuh. Di antara keduanya, mana yang sering dikonsumsi? Cari tahu perbedaan menarik lainnya mengenai perbedaan ciabatta dan focaccia melalui link berikut.