Kentang adalah jenis tumbuhan yang termasuk umbi batang sehingga bisa digunakan sebagai makanan pokok pengganti nasi, sama seperti ubi-ubian. Selain dikonsumsi langsung, kentang juga dapat diproses lebih lanjut untuk menghasilkan sebuah produk turunan. Beberapa produk turunan kentang antara lain pati kentang (potato flake), pati kentang (potato stracth) dan potato granules.
Secara khusus, pati kentang sangat umum digunakan untuk berbagai kebutuhan memasak. Pati adalah bahan pangan yang terdapat di hampir semua makanan pokok manusia, sehingga sangat penting perannya dalam membentuk suatu bahan. Pati kentang pun demikian, memiliki fungsi yang sangat banyak dalam menciptakan produk aneka pangan yang lezat.
Mengenal Pati Kentang
Pati kentang adalah tepung yang diekstrak dari kentang. Sel-sel umbi akar tanaman kentang mengandung leukoplas (butir pati). Cara membuat pati kentang yakni dengan menumbuk kentang mentah, lalu memisahkan butiran pati dari kentang yang telah hancur. Pati kemudian dibersihkan dan dibiarkan kering.
Setelah kering, pati kentang membentuk konsistensi putih, seperti tepung yang sangat ringan. Pati kentang adalah bahan bebas gluten, artinya dapat bekerja secara efektif sebagai alternatif tepung terigu bebas gluten dalam beberapa resep. Pati kentang mengandung butiran bulat oval besar yang khas dengan ukuran mulai dari 5 hingga 100 mm.
Pati kentang adalah pati halus, mengandung sedikit protein atau lemak. Ini memberikan bubuk warna putih jernih, dan karakteristik khas pati yang dimasak dengan rasa netral. Selain itu, pati juga memiliki warna yang cukup khas, kekuatan pengikatan yang tinggi, tekstur yang panjang, dan kecenderungan minimal dalam membuat bahan berbusa atau menguning jika terkena larutan.
Pati kentang mengandung sekitar 800 ppm fosfat yang terikat pada pati. Bahan ini meningkatkan viskositas dan memberikan larutan karakter yang sedikit anionik. Perlu diketahui suhu gelatinisasi dari pati kentang cukup rendah, yakni sekitar 60 °C (140 °F), dan daya pengembangan yang tinggi.
Kegunaan Pati Kentang
Pati kentang adalah bahan umum yang ditampilkan dalam berbagai resep. Selain menaburkannya mentah di atas makanan, seseorang dapat menggunakan pati kentang untuk mendapatkan beberapa manfaat di bawah ini.
Mengentalkan Makanan
Salah satu kegunaan utama pati kentang adalah sebagai bahan pengental dalam berbagai resep karena menyerap air secara efektif. Ini bisa menjadi pengganti tepung maizena yang sangat efektif dalam membuat adonan lebih tebal dan kenyal. Biasanya manfaat pati kentang dalam mengentalkan makanan dimanfaatkan para pembuat bakso daging.
Akan tetapi, perlu diketahui bahwa panas yang berlebih dapat menyebabkan pati terurai, yang berarti pati mungkin tidak menyerap kelembapan dengan benar. Hal ini akan dapat menghambat efek pengentalan dari pati kentang. Oleh karena itu, cara yang terbaik dalam menggunakan pati kentang sebagai agen pengental yakni dengan memanaskan pati dalam suhu sedang, dan menambahkannya secara bertahap ke dalam adonan.
Menebalkan Dan Membentuk Tekstur
Resep yang menggunakan pati kentang sebagai penebal dan pembentuk tekstur meliputi, sup, saus, isian pai, kecap, makanan penutup gelatin dan casserole. Dalam hal ini pati kentang adalah bahan yang sangat bagus untuk produksi makanan konsetrat, tepatnya untuk menebalkan makanan yang memiliki tekstur kental. Nilai tambah dari pati kentang dalam produksi makanan tersebut, juga sebagai agen penunda basi yang murah meriah.
Bahan Baku Mie
Tak hanya dari tepung terigu saja, ternyata mie juga dapat dibuat dari berbagai jenis tepung atau bahan sejenis lainnya, termasuk pati kentang. Hasil mie yang dihasilkan tidak berbeda jauh dengan mie pada umumnya atau yang dibuat dari tepung terigu. Beberapa jenis mie yang umum dibuat dari pati kentang antara lain acorn noodles, buckwheat noodles, harusame, rice noodles, dan potato vermicelli.
Stabilitas Panas
Pati kentang memiliki suhu gelatinisasi yang lebih rendah (140–149°F/60–65°C) dibandingkan tepung maizena (144-162°F/62–72°C), sehingga cenderung mengentalkan cairan lebih cepat daripada tepung maizena saat dipanaskan. Pada saat yang sama, bahan ini mentolerir suhu yang lebih tinggi selama periode memasak yang singkat daripada tepung maizena.
Namun, pati kentang kurang stabil terhadap panas dalam skala waktu yang lebih lama daripada tepung jagung. Pemanasan yang lama cenderung menurunkan daya pengentalnya (walaupun hal yang sama berlaku untuk tepung maizena, jika dipanaskan untuk jangka waktu yang lebih lama). Oleh karena itu, sebaiknya masukkan pati kentang sebagai pengental menjelang proses akhir memasak.
Mengurangi Adonan Menjadi Lengket
Sifat pengental pati kentang merupakan bagian integral untuk memahami penerapannya dalam adonan. Pati kentang mampu melakukan pasting yakni mengacu pada peningkatan viskositas cairan sekitarnya, melalui agitasi setelah gelatinisasi butiran pati. Dengan kata lain, bila digunakan dalam proporsi yang tepat, pati kentang yang digelatinisasi dapat membantu membentuk adonan kohesif yang mengikat air dengan sangat efisien. Inilah yang membuat adonan tidak lengket dan lebih mudah untuk dibentuk.
Alternatif Tepung Bebas Gluten
Pada orang yang memiliki penyakit Celiac akan mengenali gluten sebagai zat yang berbahaya melalui sistem imun. Alhasil gluten dapat menyerang lapisan usus yang menimbulkan sejumlah masalah kesehatan. Kebanyakan produk gluten berasal dari makanan yang terbuat dari tepung seperti roti, mie, sereal, pasta, dan biskuit.
Dalam hal ini, pati kentang hadir sebagai jenis tepung yang bebas gluten, sehingga dapat menjadi alternatif yang cocok untuk membuat aneka resep makanan. Akan tetapi, pati kentang menjadikan makanan yang dipanggang memiliki tekstur yang kering dan rapuh, sehingga sebaiknya dikombinasikan dengan jenis tepung lain yang bebas gluten. Resep kue umum yang menggunakan pati kentang adalah muffin dan roti panggang.
Bahan Tambahan Dalam Industri Non Kuliner
Pati kentang tidak hanya dapat dimanfaatkan sebagai bahan pengental maupun penguat tekstur aneka makanan, ternyata juga bisa dimanfaatkan dalam industri non kuliner. Sifatnya yang meningkatkan retensi air biasanya digunakan untuk bahan tambahan dalam perekatan benang, kanji, percetakan, dan aperturating. Dalam industri kimia bisa dimanfaatkan untuk produksi lem, dextrin, dan bahan peledak. Sementara dalam industri kosmetik dan farmasi, pati kentang bisa ditambahkan dalam produksi bedak bayi dan pendukung tekstur obat-obatan.
Membuat Makanan Lebih Renyah
Pati kentang adalah bahan yang bisa dicampurkan dalam adonan tepung terigu. Artinya ketika adonan tepung terigu ditujukan untuk membalut makanan seperti ayam goreng, maka hasilnya akan menjadi lebih krispi dan renyah. Adonan dengan tambahan pati kentang juga dapat mempertahankan kerenyahannya lebih lama dibandingkan tepung terigu saja. Dengan demikian pati kentang bisa berfungsi sebagai pelapis gorengan yang cocok seperti ayam, ikan dan sayuran sebelum digoreng.
Hal ini dapat terjadi karena pati kentang mengandung amilosa yang lebih tinggi yang dapat menekan kadar kelembaban dan menghasilkan produk lebih renyah. Manfaat yang sama juga didapatkan jika pati kentang dicampurkan dalam adonan yang dipanggang, seperti kue dan kerupuk. Anda bisa mencobanya dengan menambahkan 30 persen pati kentang dari total adonan.
Manfaat Pati Kentang Bagi Kesehatan
Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi tubuh. Ada tiga jenis utama dari karbohdirat yakni gula, pati dan serat. Dalam hal ini pati kentang mengandung pati resisten yang fungsinya sama seperti serat makanan.
Usus kecil tidak mencerna pati resisten, artinya mereka bekerja dengan cara yang mirip dengan serat makanan. Pati resisten melewati usus besar, di mana zat ini mulai berfermentasi yang artinya menjadi sumber prebiotik bagi bakteri baik.
Ada beberapa kemungkinan manfaat kesehatan untuk mengonsumsi pati resisten dalam pati kentang, antara lain:
Meningkatan Sensitivitas Insulin
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pati resisten dapat meningkatkan sensitivitas insulin seseorang. Pati kentang mentah, yang bisa ditaburkan di atas makanan pasti mengandung jenis pati ini.
Dalam sebuah penelitian tahun 2012, pria dengan berat badan berlebih hanya makan 15–30 gram (g) pati resisten setiap hari. Mereka menunjukkan peningkatan sensitivitas insulin dibandingkan peserta yang tidak makan makanan dengan pati resisten. Peningkatan sensitivitas insulin dapat berperan dalam mengurangi risiko seseorang terkena obesitas, diabetes, dan penyakit jantung.
Meningkatkan Kesehatan Pencernaan
Sebagai fermentasi pati resisten, maka pati kentang memberi makan bakteri sehat di dalam usus besar karena diubah menjadi asam lemak rantai pendek. Butirat adalah asam lemak rantai pendek yang terbentuk selama proses ini, yakni memainkan peran penting dalam sel-sel usus besar.
Butirat dapat mengurangi tingkat peradangan di usus besar, yang dapat membantu mengurangi risiko seseorang terkena sejumlah masalah pencernaan. Secara teori, ini dapat mengurangi resiko individu mengembangkan masalah peradangan di usus kecil dan usus besar, termasuk kanker kolorektal inflamasi, kolitis ulseratif, sembelit, diare, Penyakit Crohn dan diverticulitis.
Mendukung Upaya Penurunan Berat Badan
Sebuah studi tahun 2017 menemukan bahwa mengonsumsi pati resisten membantu orang merasa kenyang lebih lama setelah makan. Selama penelitian, peserta makan 30 g pati resisten setiap hari selama 6 minggu. Ini mengurangi jumlah hormon yang memicu rasa lapar pada orang yang kelebihan berat badan.
Orang yang makan pati resisten juga mengalami peningkatan kadar senyawa yang membantu mereka merasa kurang lapar di pagi hari. Pati resisten dalam makanan dapat membantu membantu upaya penurunan berat badan, sehingga sangat dianjurkan untuk penderita obesitas.
Pati kentang umumnya tidak memiliki banyak resiko kesehatan bagi seseorang. Pati resisten yang terdapat dalam pati kentang, bertindak mirip dengan serat yang menyehatkan. Dengan kata lain, sangat sedikit kemungkinan terjadinya efek samping setelah dikonsumsi. Namun, beberapa orang mungkin menemukan bahwa makan pati kentang dalam jumlah besar memicu gas dan kembung. Oleh sebab itu, bijaklah dalam mengonsumsi pati kentang dalam resep makanan sehari-hari.