Apakah Anda penggemar sushi? Makanan yang sudah mendunia tersebut tersebar di banyak negara di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Saat menikmati sushi, nama wasabi mungkin sudah tak lagi terdengar asing bagi Anda. Ini banyak digunakan pada berbagai masakan Jepang, termasuk sushi. Ia memiliki rasa pedas yang berbeda dari pedasnya cabai yang membakar lidah, rasa pedas wasabi bisa begitu menyengat dan bisa menusuk dari hidung sampai ke kepala. Di balik keunikannya tersebut, ada beberapa fakta menarik wasabi. Ketahui 8 fakta wasabi di bawah ini.
Apa itu Wasabi?
Jika Anda belum mengenal apa itu wasabi, singkatnya ini adalah sebuah pasta berwarna hijau dengan rasa yang pedas. Sebagian besar orang mengenal wasabi untuk disajikan dengan sushi atau sashimi. Wasabi adalah tanaman asli Jepang, di mana parutan rimpang (rizoma) dinikmai sebagai penyedap berbagai masakan Jepang tak hanya sushi dan sashimi, tetapi juga soba dan ochazuke.
Wasabi terkenal dengan aroma yang harum dan kuat seperti mustard kering atau lobak pedas. Untuk alasan tersebut, terkadang wasabi digunakan sebagai pengganti keduanya. Wasabi juga memiliki rasa yang kuat yaitu manis, harum, pedas, dan beraroma dalam. Rasa tajamnya menyengat hingga ke hidung seperti mustar, tetapi rasa pedasnya tidak seperti cabai.
Dalam penggunaan kuliner pada masakan Jepang, wasabi biasanya diparut menggunakan alat parut tradisional dari kulit ikan hiu. Saat dimakan, rasa pedasnya bisa membuat seseorang mengeluarkan air mata, tetapi di situlah letak kenikmatan wasabi. Di pasaran, wasabi tak hanya ditemukan dalam bentuk segar, ada pula versi wasabi bubuk dalam kemasan kaleng dan wasabi kemasan tube. Di Jepang, bagian bunga dan daunnya digoreng sebagai tempura, dan ia juga bisa digunakan sebagai perasa dari berbagai produk makanan ringan seperti es krim.
Fakta Wasabi
Digunakan sebagai Obat
Wasabi pertama kali digunakan oleh orang Jepang berabad-abad yang lalu sebagai cara untuk melawan penyakit, bukan sebagai bumbu. Anda mungkin tidak menganggap wasabi sebagai sesuatu yang istimewa, tetapi wasabi mengandung beberapa manfaat nutrisi yang luar biasa. Wasabi segar mengandung vitamin B6, kalsium, magnesium, potasium, dan mangan. Ini sangat rendah kolesterol dan natrium dan merupakan sumber serat dan vitamin C yang baik. Tanaman ini juga memiliki sifat anti bakteri, anti inflamasi dan menenangkan perut.
Disajikan Untuk Mencegah Keracunan
Fakta wasabi selanjutnya adalah disajikan untuk mencegah keracunan makanan. Seperti yang telah diketahui bahwa wasabi seringkali disajikan bersama sushi dan sashimi, di mana keduanya kerap kali menggunakan makanan laut mentah. Banyak ikan yang membawa parasit, dan wasabi dimakan bersama sushi dan sashimi untuk membunuh bakteri pada ikan.
Wasabi telah terbukti mampu menghilangkan banyak hal buruk. Sifat antibakterinya telah terbukti sangat efektif melawan E. coli dan bakteri lain yang menyebabkan keracunan makanan, yang ditemukan pada ikan mentah. Selain sifat antibakterinya, wasabi juga mengandung allyl isothiocyanate, yaitu suatu insektisida alami yang dapat melawan serangga yang terdapat pada makanan.
Kandungan lainnya yang juga bersifat antimikroba yang berperan dalam menghambat pertumbuhan bakteri adalah isotiosinat (6-methylthiohexyl isothiocyanate, 7- methylthiohepyl isothiocyanate, dan 8- methylthiooctyl isothiocyanate). Senyawa tersebut juga yang menciptakan rasa dan aroma yang menyengat pada wasabi.
Hal ini juga berkaitan dengan fakta wasabi yang pertama. Berkat kandungannya yang bermanfaat, orang Jepang memanfaatkan wasabi sebagai obat dan mencegah keracunan makanan alih-alih digunakan sebagai bumbu. Kebiasaan orang Jepang dalam menyantap makanan mentah sudah melekat, dan ikan mentah atau daging mentah memang berisiko terkena penyakit bawaan makanan yang bisa menyebabkan keracunan, dan wasabi lah yang digunakan untuk mencegah kemungkinan buruk tersebut.
Anggota Keluarga Kubis
Dari bentuknya yang segar, banyak orang yang menganggap bahwa wasabi seperti jahe, yaitu bumbu sekaligus obat yang berasal dari akar, padahal, tanaman herba ini adalah bagian dari keluarga Brassica, termasuk kubis, lobak pedas, dan mustard, serta memiliki banyak kesamaan dengan kubis. Wasabi kadang-kadang disebut lobak Jepang, tapi itu tidak benar, karena lobak adalah tanaman yang terpisah. Ia tumbuh di bawah air, namun wasabi segar bukanlah bagian akarnya, melainkan bagian batang. Batang merupakan bagian yang paling umum dimakan dan disebut dengan rimpang. Bagian batangnya juga mengandung rasa pedas yang menjadi bahan pembuatan wasabi.
Budidaya Wasabi Sulit
Budidaya wasabi (Wasabia japonica), yang berasal dari abad ke-10 di Jepang tergolong sangat sulit. Berdasarkan tempat penamaan, wasabi terbagi menjadi dua jenis, yaitu wasabi air (sawa wasabi) yang ditanam di anak sungai (hatake wasabi), yang ditanam di ladang. Wasabi air memerlukan air yang bersih dan sejuk di tanah berpasir yang hara. Habitat alaminya adalah lembah sungai pegunungan Jepang. Suhu ideal untuk membudidayakan wasabi adalah dengan lingkungan yang sejuk dan lembab, sementara baian batangnya terendam di sepanjang dasar sungai.
Di sisi lain, wasabi ladang hanya bisa dipanen setelah usianya memasuki 18 bulan. Berbagai bagian wasabi seperti daun, rizoma, dan tangkai wasabi ladang dicampur dengan ampas beras hasil perasan sake. Hasilnya adalah makanan olahan yaitu wasabizuke, yang biasa dikonsumsi sebagai teman makan nasi dengan rasa asin, manis, dan pedas menyengat.
Untuk tumbuh, wasabi membutuhkan kondisi sempurna dan iklim yang unik. Wasabi secara alami ditanam di Jepang di lembah sungai dengan sedikit sinar matahari langsung. Akarnya harus mampu mencapai air yang mengalir secara konstan di bawah tanah. Ia hanya akan tumbuh sekitar 4265-8202 kaki (1300 – 2500 meter) di atas permukaan laut.
Wasabi akan mati jika suhu turun di bawah 46°F (8°C) atau naik di atas 68°F (20°C). Wasabi adalah salah satu tanaman yang paling sulit ditanam di dunia karena memerlukan lingkungan dan iklim tertentu. Oleh karena itu, budiaya yang sulit, serta permintaan yang tinggi membuat sayuran ini mahal dan seringkali cukup langka di luar Jepang.
Perlu diketahui pula bahwa panen wasabi hanya siap panen setelah 3 hingga 4 tahun saja, dan akar yang dapat dipanen pun sedikit, sehingga wasabi segar khususnya, berharga mahal. Beberapa tempat di Jepang yang cocok dipilih untuk memanen wasabi antara lain Prefektur Shizuoka, Prefektur Nagano, Prefektor Shimane, Prefektur Yamanashi, dan Prefektur Iwate.
Wasabi Itu Mahal
Berkaitan dengan poin sebelumnya, fakta wasabi lainnya adalah harga asli dari wasabi itu mahal. Proses panen wasabi yang sulit untuk ditumbuhkan secara komersial di dunia menjadi faktor utama yang menjawab fakta tersebut. Cara panen yang salah bisa mengakibatkan kegagalan panen wasabi. Tak hanya itu, wasabi juga sangat rentan terhadap hama dan penyakit, sehingga saat membudidayakannya, diperlukan pemantauan dan perhatian ketat. Harga wasabi sendiri bisa mencapai 3,7 juta rupiah per kilogramnya.
Kebanyakan Wasabi di Luar Jepang Adalah Wasabi Imitasi
Pasta wasabi atau wasabi segar yang selama ini ditemukan pada masakan Jepang yang dibeli di luar Jepang mungkin bukanlah wasabi asli. Sebelumnya, dikatakan bahwa wasabi sulit dibudidayakan, tidak seimbangnya antara pemasok dan permintaan untuk ekspor, serta harganya yang mahal menjadi faktor-faktor penentu mengapa wasabi menjadi langka.
Karena kelangkaannya, sebagian besar pasta dan bubuk wasabi yang Anda temukan di supermarket hampir tidak mengandung wasabi 100% asli. Bahkan, wasabi yang Anda temukan baik itu disajikan dengan sushi dan sashimi, atau dijual sebagai wasabi bubuk yang dijual di supermarket, hanyalah produk olahan yang mengandung 1 hingga 5 persen wasabi saja. Produk wasabi imitasi tersebut banyak dijual dengan harga yang murah di pasaran.
Penting bagi Anda untuk mengetahui bahwa beberapa produsen hanya menggunakan sangat sedikit wasabi, dan menggabungkannya dengan menggabungkan lobak pedas, tepung mustard, tepung jagung, dan pewarna makanan hijau untuk menciptakan produk yang mencerminkan rasa dan tampilan wasabi asli.
Selain itu, wasabi “imitasi” ini lebih murah dan memiliki umur simpan lebih lama dibandingkan wasabi asli. Menariknya, pasta wasabi yang dibuat dengan lobak pedas yang jauh lebih pedas dibandingkan pasta wasabi yang berasal dari tumbuhan. Agar tak tertipu, periksa daftar bahannya pada wasabi kemasan, jika bahan pertama bukan wasabi atau wasabi japonica, itu bukan wasabi asli. Tempat yang menjual wasabi asli kemungkinan adalah pasar-pasar khusus dan tempat makan mewah.
Wasabi Asli Cepat Kehilangan Rasanya
Mengingat adanya wasabi imitasi demi memenuhi permintaan wasabi, sehingga banyak produsen yang melakukan segala cara, dan bagi konsumen, mengetahui sedikit ciri wasabi imitasi adalah hal penting. Fakta wasabi lainnya adalah wasabi yang 100% asli cenderung cepat kehilangan rasanya. Ini merupakan bagian penting jika Anda mencari wasabi asli.
Rasa wasabi yang cepat hilang disebabkan oleh dinding sel di dalam rimpangnya yang rusak saat diparut. Wasabi memang umumnya disajikan dengan cara diparut, dan cara tersebut juga menghilangkan rasa wasabi dengan cepat. Penghancuran sel memicu reaksi kimia antara enzim mirosinase dan glukosinolat. Ini membentuk “isothiocyanates,” yang menciptakan panas dan rasa yang unik. Setelah ini mengendap dan teroksidasi, rasa dan panasnya mulai melunak.
Setelah pasta wasabi asli dibuat, rasanya akan hilang dalam waktu sekitar 15 menit jika dibiarkan terbuka. Cara tradisional untuk memarut wasabi adalah dengan parutan kulit ikan hiu atau oroshi yang bertekstur seperti amplas halus. Karena rasa dan panasnya cepat memudar, sebaiknya parut sesuai kebutuhan saja.
Ada Parutan Khusus untuk Wasabi
Fakta wasabi yang terakhir adalah saat memarut wasabi, jangan gunakan parutan secara sembarang, karena ada parutan khusus untuk wasabi. Parutan wasabi mungkin tidak selalu dimiliki setiap orang, dan mereka kemungkinan besar memiliki parutan keju atau mungkin parutan bumbu di rumah.
Secara tradisional, wasabi diparut dengan parutan yang disebut oroshigane, yaitu parutan yang terbuat dari kulit hiu. Saat ini, Sebagian besar koki menggunakan oroshigane logam. Dalam memarut wasabi, tidak disarankan untuk menggunakan parutan keju atau parutan bumbu karena ia akan menghasilkan potongan yang lebih besar dan tidak menghasilkan tekstur pasta halus yang diinginkan. Sementara oroshigane yang digunakan dengan menggerakkan wasabi dalam gerakan melingkar, ia akan menghasilkan pasta wasabi yang halus.
Pasta berwarna hijau dengan rasa pedas yang unik ini bisa ditemukan di berbagai masakan jepang. Kegunaannya dalam banyak kuliner membuat wasabi dibutuhkan di banyak negara, sehingga tak heran jika wasabi tak kalah populer dari masakan Jepang yang selama ini Anda temukan. Itulah fakta wasabi. Apakah Anda menyukai pasta hijau pedas tersebut? Selain wasabi, ada fakta menarik lainnya di balik beras basmati, yang memiliki bulir terpanjang daripada varietas beras lainnya. Klik link di sini.