Sarinah menghadirkan Pasar Nusantara yang terdiri dari beragam pilihan kuliner yang menjadi daya tarik bagi para pengunjung. Kulinernya menyajikan makanan dari berbagai daerah di Indonesia, dan banyak dari kuliner tersebut telah ada sejak bertahun-tahun lamanya. Ingin tahu apa saja kuliner legendaris di Pasar Nusantara Sarinah? Cari tahu selengkapnya di bawah ini.
Gudeg Yu Djum
Kuliner legendaris yang terdapat di Pasar Nusantara Sarinah adalah kuliner khas Jogja, yaitu Gudeg Yu Djum. Kuliner ini sebenarnya telah berdiri sejak tahun 1950 dan telah menjadi ikon kuliner khas Jogja. Nama “Yu Djum” sendiri diambil dari kata “Yu”, yang merupakan singkatan dari mbakyu di mana dalam Bahasa Jawa, panggilan mbakyu dikhususkan untuk perempuan yang lebih tua. Para pelanggan terbiasa memanggil kata “Yu”, lalu dari “Djum” itu sendiri merupakan nama panggilan dari pemilik kuliner khas ini, yaitu Ibu Djuwariyah.
Djuwariyah ini merupakan seorang anak dari pemilik bisnis kuliner gudeg khas Jogja yang sama. Ia mulai memiliki impian untuk membuka rumah makan gudeg miliknya sendiri. Kemudian, ia mulai bertekad secara perlahan demi mewujudkan keinginannya tersebut. Djuwariah mencari modal untuk segala kebutuhan rumah makannya termasuk bahan dan peralatan, dengan cara menjual rumput untuk pakan ternak dari para tetangga.
Usahanya mulai menunjukkan hasil, dan Djuwariyah untuk pertama kalinya menjual gudeg buatannya di Kampung Widjilan tepatnya di sebelah selatan Pelengkung Widjilan. Rumah makan tersebut mulanya hanya berupa tempat dengan meja dan kursi yang sederhana, sementara lokasi dapurnya berada di tempat yang berbeda, yaitu di Kampung Karangasem, tepatnya di Jalan Kaliurang KM 4,5 CT III/22.
Tekadnya cukup kuat untuk membuka rumah makan gudeg, ia sebisa mungkin menekan pengeluaran dengan pulang dan pergi menggunakan becak, agar Djuwariyah memiliki modal untuk membeli tanah yang akan digunakan untuk membuka rumah makan yang lebih luas. Di tahun 1985, semakin terlihat titik terang dari usahanya tersebut, hingga ia membuka rumah makan yang bernama Gudeg Yu Djum di Kampung Widjilan.
Usaha dari rumah makan gudeg tersebut semakin dikenal secara luas oleh masyarakat Jogja dan sekitarnya. Selain itu, dapur yang berada di Kampung Karangasem sebelumnya, dijadikan sebagai dapur dan warung makan dengan sebutan Gudeg Yu Djum Pusat di tahun 1933. Popularitas rumah makannya semakin meningkat, hingga Gudeg Yu Djum membuka cabang di berbagai tempat untuk lebih mudah menjangkau konsumen.
Hingga saat ini, kuliner legendaris tersebut masih menjadi favorit banyak orang, dan telah membuka cabang di Jakarta, tepatnya di Pasar Nusantara Sarinah. Satu porsi Gudeg Yu Djum ini, terdiri atas nasi dari beras pilihan, gudeg, sambal krecek, dan berbagai pilihan lauk-pauk yang bisa disesuaikan dengan selera masing-masing. Gudeg Yu Djum ini juga memiliki karakteristik yang cenderung kering.
Gudeg Yu Djum memiliki rasa yang khas karena menggunakan bahan-bahan berkualitas, mulai dari telur yang menggunakan telur bebek asli, kulit sapi sebagai bahan krecek dengan mutu yang terjaga serta dimasak dengan resep asli dari Yu Djum, daging ayam segar, hingga nangka muda untuk bahan utama gudeg pun dipilih dengan kualitas terbaik.
Dengan segala kualitas bahan yang terjaga, dan proses memasak yang masih menggunakan cara tradisional, hingga menggunakan resep asli secara turun-temurun, menjadikan rumah makan Gudeg Yu Djum ini menjadi kuliner legendaris yang dikenal secara luas oleh masyarakat, bahkan rumah makan ini sangat dikenal di luar daerah asalnya.
Lontong Balap Bioskop Ria Surabaya
Lontong Balap Bioskop Ria terletak di Bioskop Ria, yang merupakan sebuah bioskop yang didirikan pada saat tahun 1920-an dan termasuk salah satu bioskop pertama di Indonesia. Bioskop tersebut mulanya bernama Bioskop Rex, yang merupakan tempat favorit warga Belanda yang tinggal di Surabaya, serta kaum pribumi kaya untuk menikmati film. Hingga pada tahun 1960-an, namanya berubah menjadi Bioskop Ria. Seiring berjalannya waktu, Bioskop Ria yang berada di jalan Kombes M. Duryat hanya tinggal nama, lalu bergantilah bioskop dengan gerai kuliner legendaris.
Kuliner tersebut bernama Lontong Balap Bioskop Ria Surabaya, yang merupakan kuliner lontong balap dengan nama Bioskop Ria karena tempat tersebut menggantikan Bioskop Ria. Diketahui bahwa Lontong Balap Bioskop Ria Surabaya telah berdiri sejak tahun 1958, hanya saja lokasinya tidak berada di Bioskop Ria, melainkan di area sekitarnya.
Kuliner Lontong Balap Bioskop Ria Surabaya ini begitu dikenal oleh masyarakat Surabaya, dan menjadi kuliner legendaris yang saat ini memiliki cabang di berbagai tempat, termasuk di Pasar Nusantara Sarinah. Gerai tersebut menawarkan makanan khas asal Surabaya, yaitu lontong balap yang biasanya terdiri dari lontong, lentho, tauge, tahu goreng, taburan bawang goreng, siraman kecap, dan sambal sebagai pelengkap.
Lontong dari makanan khas Surabaya ini diiris dan diberikan potongan tahu, lentho, ditambahkan juga dengan tauge setengah matang, lalu disiram dengan kuah, serta tak lupa dengan kecap dan sambal. Salah satu ciri khas dari lontong balap ini terletak pada hidangan pendampingnya, yaitu sate kerang.
Lontong Balap Bioskop Ria Surabaya tak hanya menawarkan menu berupa lontong balap, tetapi tersedia juga menu lainnya seperti lontong kikil sapi, soto daging Madura, rawon iga, nasi bakmoy ayam, tahu petis, serta gado-gado sirem. Semuanya adalah makanan khas Surabaya terkecuali gado-gado sirem yang merupakan kuliner yang dapat ditemukan di berbagai daerah, mulai dari Jakarta sampai dengan Jawa Timur.
Lontong balap ini disajikan dengan sambal petis, yang merupakan sambal khas Surabaya. Sambal khas tersebut juga sangat nikmat disajikan bersama menu lainnya, seperti untuk hidangan berkuah, atau pun dinikmati sebagai sambal cocok untuk menyantap sate kerang dan telur asin yang merupakan menu tambahan yang tersaji di setiap meja.
Lontong Balap Bioskop Ria Surabaya juga menyajikan minuman yang menyegarkan, seperti es cappuccino cincau, es cincau selasih, es squash nanas, dan masih banyak lagi. Meski minuman tersebut bukan minuman khas Surabaya, tetapi kenikmatannya menyempurnakan makanan khas Surabaya yang ditawarkan.
Kopi Es Tak Kie
Di Pasar Nusantara Sarinah, kedai kopi tertua bernama Kopi Es Tak Kie telah berdiri sejak tahun 1927. Nama Tak Kie berasal dari kata “Tak” yang artinya orang yang bijaksana, sederhana dan tidak macam-macam. Sementara kata “Kie” berarti mudah diingat orang. Hingga saat ini, nama Tak Kie tidak pernah berubah, karena pendiri kedai kopi tersebut yang bernama Liong Kwie Tjong ingin mengajarkan untuk selalu tampil sederhana, serta kerja keras kepada para penerusnya.
Kopi Es Tak Kie awalnya hanyalah sebuah dagangan kaki lima yang terletak di Petak Sembilan Glodok. Karena itu merupakan gang sempit yang mungkin akan sulit dijangkau masyarakat luas, maka Liong Kwie Tjong mengumpulkan dana lebih agar kedai miliknya dapat lebih dijangkau konsumen. Kemudian kedai Kopi Es Tak Kie kini telah memiliki kedai sendiri di Jalan Pintu Besar Selatan III No 4, yang mana itu adalah sebuah gedung dengan gaya bangunan Belanda. Meski letaknya di gang sempit, namun kedai kopi yang didirikan sejak tahun 1927 ini banyak diburu oleh dari berbagai kalangan.
Kedai kopi ini tak lagi diurus oleh Liong Kwie Tjong, tetapi sudah diambil alih oleh generasi ketiga yaitu Latif Yulus atau yang juga biasa dipanggil “Ayauw”. Kopi Es Tak Kie menawarkan menu yang cukup beragam, yaitu kopi hitam dan kopi susu, yang rasanya tak perlu diragukan lagi karena menggunakan racikan zaman dulu yang tak tergerus oleh zaman.
Sementara untuk menu makanan, terdapat dua pilihan, makanan berat atau aneka jenis roti. Makanan berat itu sendiri terdiri dari mi, bihun ayam, dan kwetiau. Sementara aneka roti yang ditawarkan cukup beragam, mulai dari roti bakar, roti daging, banana walnut, dan lainnya. Kopi Es Tak Kie diketahui buka setiap hari mulai dari pukul 07.00 hingga 14.00 WIB, dan kedai ini selalu ramai pengunjung pada pagi hari.
Kopi Es Tak Kie menjadi bukti bahwa meskipun kuliner legendaris ini mulanya berada di gang sempit, namun menu yang ditawarkan berhasil menarik minat masyarakat dari berbagai kalangan, mulai dari orang biasa hingga orang-orang terkenal. Aktor seperti Tan Tjeng Bok pernah menjadi pelanggan setia semasa hidupnya, begitu pula dengan atlet bernama Lim Swie King, bahkan kedai ini juga pernah dikunjungi oleh Presiden Joko Widodo.
Soto Betawi Haji Mamat
Sebelum merambah ke Pasar Nusantara Sarinah, Soto Betawi Haji Mamat ini telah ada sejak tahun 1960. Soto Betawi ini mulanya hanyalah warung soto sederhana, dengan sebuah tenda yang terletak di daerah Harmoni, Jakarta Pusat. Namun berkat cita rasa yang berhasil dipertahankan hingga saat ini, popularitas Soto Betawi Haji Mamat telah membuat gerai tersebut tersedia di berbagai tempat, terutama di Pasar Nusantara Sarinah.
Penggemar kuliner legendaris mengenal Soto Betawi ini karena keunikan rasanya, mulai dari peralatan tradisional yang digunakan untuk membuat santan kelapa, dan juga rempah-rempah. Menu soto Betawi nya itu sendiri pun bisa disajikan dengan kuah bening, atau kuah santan, yang keduanya memiliki kelezatan yang memikat. Opsi tersebut mungkin jarang ditemukan di warung soto sejenis, maka itulah yang menjadi keunikan lainnya dari Soto Betawi Haji Mamat.
Biasanya, Soto Betawi Haji Mamat ini menyajikan soto dengan kuah terpisah, dan dinikmati bersama oseng daging dengan beragam pilihan, mulai dari daging sapi, kikil, urat, hingga daging ayam. Nah, sajian tersebut dinamakan soto oseng-oseng, lantaran cara memasaknya yang berbeda dari sajian soto lainnya. Menu tersebut dimakan dengan cara mencampurkan daging pada sepiring nasi, lalu siram dengan kuah soto tersebut.
Selain soto oseng-oseng yang membuat gerai ini terkenal, menu makanan penutup yang kekinian pun menjadi daya tarik tersendiri bagi para pembeli. Makanan penutup kekinian yang ditawarkan berupa pisang goreng dengan beragam topping pilihan, mulai dari Nutella, Ovaltine, keju, dan coconut caramel.
Dengan demikian, Soto Betawi Haji Mamat dapat disantap oleh berbagai kalangan, mulai dari anak-anak hingga orang tua. Gerai soto ini sangatlah laris-manis dan hampir tak pernah sepi pengunjung, terutama pada saat jam makan siang. Dengan keunikan serta menu yang ditawarkan, maka tak heran jika Soto Betawi Haji Mamat memperluas cabangnya di berbagai tempat, khususnya di wilayah Jabodetabek dan Bandung.
Sate Mak Syukur
Kuliner legendaris selanjutnya ialah sate. Sajian sate memang selalu menarik minat masyarakat, dan Sate Mak Syukur menjadi warung sate yang begitu populer seantoro nusantara. Warung sate ini didirikan pula di Pasar Nusantara Sarinah, dan itu menjadi salah satu bukti akan kelezatan Sate Mak Syukur tersebut. Warung sate ini juga tak hanya dikenal di masyarakat umum, bahkan dikenal oleh para pejabat negara, politisi Senayan, hingga mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono juga pernah mengunjungi Sate Mak Syukur saat masih menjabat, serta Presiden Joko Widodo yang juga pernah mampir ke warung makan ini.
Sate Mak Syukur bermula dari menjual sate dengan dipikul pada tahun 1941-an oleh Sutan Rajo Endah yang kita kenal saat ini yaitu Mak Syukur. Sate Mak Syukur atau yang juga disingkat menjadi SMS ini memiliki ciri khas yang membuatnya terkenal, terutama rasa kuahnya. Sajian satenya sendiri merupakan bagian rusuk serta punuk sapi karena dagingnya tidak terlalu keras serta masih terdapat lemak, dan beberapa bagian lain seperti jantung, lidah sapi, dan usus juga disajikan sebagai bagian dari menunya. Dan menu itulah yang sangat digemari masyarakat, dan biasanya di siang hari, menu tersebut telah habis terjual.
Warung Sate Mak Syukur dibuka pada pukul 07.30, dan sebelum membuka warung makan tersebut, Mak Syukur dan keluarganya melunakkan sekitar 50 hingga 60 kilogram daging sapi segar, ke dalam drum yang berisi air mendidih, tujuannya tak lain adalah agar daging lebih empuk sebelum dibakar. Daging tersebut kemudian dipotong-potong, dan tak lupa dilumuri dengan bumbu dan rempah-rempah.
Sate Mak Syukur disajikan dengan kuah kaldu berbumbu, yang menggunakan bawang putih, bawang merah, jahe, serai, dan lengkuas. Beragam jenis cabai seperti cabai rawit, cabai besar, serta cabai jawa yang berwarna hitam juga kerap melengkapi kuah. Bumbu dan rempah tersebut juga tentunya terjamin kesegarannya, sehingga membuat sate bercita rasa khas. Untuk menghasilkan sate yang masih panas, sate baru dibakar jika ada konsumen yang membeli. Para konsumen pun bisa meminta dua kali proses pembakaran agar sate menjadi kering.
Meski Sate Mak Syukur disajikan dengan kuah kaldu berbumbu, namun para konsumen dapat meminta sate yang dihidangkan dengan kuah terpisah atau dicampur. Jika kuahnya dicampur, biasanya sate disantap bersama katupek, yaitu ketupat dalam bahasa Minang, dan dicelupkan ke dalam kuah. Selain itu, cara penyajian sate ini pun masih tergolong tradisional lantaran menggunakan daun pisang sebagai alasnya. Itulah yang menjadi kelezatan dari Sate Mak Syukur ini.
Seporsi Sate Mak Syukur terdiri dari enam tusuk sate, yang bisa dipilih apakah ingin memesan sate usus, daging, jantung, lidah sapi, atau dicampurkan semuanya, dengan satu setengah katupek berukuran kecil, atau satu katupek berukuran besar. Sate ini semakin nikmat lantaran dinikmati dengan kerupuk jangek atau kerupuk yang terbuat dari kulit sapi atau kerbau. Seluruh kenikmatan tersebut, mulai dari rasa daging, kuah kaldu yang lezat, penyajiannya yang tradisional, serta kerupuk jangek sebagai pelengkap membuat Sate Mak Syukur sangat digemari oleh masyarakat.
Gado-gado Boplo
Gado-Gado Boplo merupakan gerai kuliner yang berdiri sejak tahun 1970 oleh Ibu Juliana Hartono. Sebelum terkenal seperti sekarang ini, Gado-Gado Boplo hanyalah terdapat meja yang sederhana dengan etalase kecil yang letaknya pun di dalam gang kecil di wilayah Ibu Juliana tinggal, yaitu Kebon Sirih.
Gado-gado yang telah berdiri lebih dari setengah abad ini berkembang begitu pesat, bahkan telah menjadi salah satu kuliner legendaris di Pasar Nusantara Sarinah. Gerai gado-gado ini tak hanya menyajikan gado-gado saja sebagai menu utamanya, tetapi juga makanan dari berbagai daerah di Indonesia, seperti gudeg yang berasal dari Jogja, karedok yang merupakan makanan khas Sunda, serta tersedia pula makanan khas Betawi seperti sate ayam, soto Betawi, laksa, lontong sayur, nasi uduk, rujak juhi, dan lainnya. Ini juga menyajikan berbagai minuman pilihan, seperti jus buah, dan minuman tradisional yang meliputi es ondel-ondel, es none, es neng, serta es Batavia.
Gado-gado Boplo ini merupakan gado-gado khas Betawi, namun keunikannya terletak pada bumbu kacang yang digunakan, yaitu dengan campuran kacang tanah dan kacang mede, yang merupakan resep asli dari Ibu Juliana itu sendiri di mana resep aslinya tetap terjaga hingga saat ini. Maka, tak heran apabila Gado-gado Boplo sangatlah terkenal bahkan setelah lebih dari setengah abad.
Nasi Goreng Kambing Kebon Sirih
Nasi Goreng Kambing Kebon Sirih adalah sajian nasi goreng kambing yang telah ada sejak tahun 1958 di Jalan Kebon Sirih, ini didirikan oleh Almarhum Haji Nein, yang saat ini menjadi kuliner legendaris. Nasi goreng ini memiliki keistimewaan yang terletak pada proses memasaknya yaitu menggunakan wajan yang sangat besar yang digunakan untuk memasak lebih dari satu porsi. pada tahun 1958 di Jalan Kebon Sirih.
Nasi goreng yang dimasak sekaligus dalam satu wajan ini menciptakan sedikit atraksi bagi para pembeli, dan mengeluarkan aroma sedap yang sangat menggugah selera. Nasi goreng kambing ini bercita rasa khas dengan rasa yang menyerupai nasi kebuli, dengan tambahan potongan daging kambing yang cukup melimpah, dan dagingnya pun empuk dan tidak alot, serta dibumbui dengan banyak bumbu yang sangat meresap.
Kelezatan nasi gorengnya terletak pada bumbu yang digunakan, seperti kapulaga, kunyit, lada, dan sereh, yang menjadi bumbu penting dalam melezatkan nasi goreng. Bumbu-bumbu tersebut juga menjadi resep asli dari Almarhum Haji Nein, yang hingga kini masih terjaga keasliannya. Perpaduan dari rasa nasi goreng yang kaya serta daging kambing yang nikmat menjadikan Nasi Goreng Kambing Kebon Sirih ini begitu terkenal.
Namun, selain nasi goreng kambing yang menjadi ciri khasnya, tersedia pula menu lainnya, seperti nasi goreng ayam, nasi goreng sosis bakso, mi goreng kambing, sate ayam, sate kambing, sate ati, sop kambing, dan nasi ala kambing guling. Sop kambing yang merupakan bagian dari menunya juga tak boleh terlewatkan, sebab kuah kaldunya begitu kaya rasa, yang dilengkapi dengan daging kambing dan tulang sumsum yang semakin menambah kelezatannya.
Meski kini sudah terdapat banyak sekali kuliner yang beragam, dan bahkan telah dimodifikasi mengikuti perkembangan zaman, kuliner legendaris di atas dapat menjadi bukti bahwa makanan khas daerah pun dapat begitu populer bahkan hingga bertahun-tahun lamanya. Tetapi, itu semua juga merupakan hasil dari cita rasa yang dipertahankan, bahan-bahan segar yang digunakan, serta ciri khas lain yang tak dapat ditiru oleh kuliner lainnya. Sangat menggugah selera, bukan?
Ingin membuat kuliner legendaris sendiri di rumah? Tenang saja, Cairo Food menyediakan beragam bumbu, mulai dari bumbu soto Betawi, bumbu nasi goreng kambing, dan ratusan bumbu lainnya, yang pastinya begitu praktis, halal, tanpa MSG, tanpa pengawet, dan dibuat dari bumbu-bumbu asli. Untuk pilihan bumbu selengkapnya dapat melalui link ini.