Saat membeli rempah di toko favorit Anda, dan kemudian membandingkan harga dengan toko lainnya akan terdapat selisih harga, yang mana hal tersebut dapat membuat Anda menjadi bingung dalam memilih rempah-rempah. Harga yang ditawarkan oleh banyak toko terkadang memiliki selisih harga yang jauh berbeda. Ternyata, ada alasan di balik fenomena tersebut. Jika Anda penasaran alasan kenapa rempah bisa sangat murah, sedangkan di tempat lain mahal, simak penjelasan di bawah ini.
Pemrosesan dan Panen Massal
Alasan kenapa rempah bisa sangat murah yang pertama adalah pemrosesan dan panen massal. Pemrosesan dan panen massal sebenarnya dianggap belum cukup baik untuk rempah-rempah. Namun, banyak oknum yang melakukan cara tersebut untuk memaksimalkan keuntungan. Mereka memanen, menyimpan, mengangkut, menyimpan, mengolah, menyimpan, mengemas, menyimpan, mengangkut, dan menyimpan lagi sebelum mengirimkan rempah-rempah ke supermarket.
Jika tidak dilakukan demikian, para produsen bisa mengeluarkan biaya tambahan, sehingga pemrosesan dan panen massal dilakukan agar dapat menekan biaya tambahan. Sementara rempah yang sama dengan harga yang lebih mahal, biasanya tidak melakukan cara ini, dan mereka memprioritaskan kualitas rempah untuk sampai ke tangan konsumen.
Produksi Massal
Selain pemrosesan dan panen massal, produksi secara besar-besaran juga dilakukan untuk meraup keuntungan sebanyak-banyaknya. Praktik ini tak hanya dilakukan oleh produsen rempah-rempah saja, tetapi juga produk-produk kebutuhan dasar seperti makanan, minuman, obat-obatan generik, hingga kebutuhan fashion. Artinya, produksi massal telah dilakukan oleh hampir semua sektor dan industri.
Tujuan utama produksi massal adalah untuk efisiensi waktu, karena industri yang melakukan praktik ini umumnya menghasilkan barang kebutuhan harian atau perputarannya cepat di pasar. Sehingga, untuk memenuhi kebutuhan tersebut, produksi dalam skala besar dilakukan demi mempersingkat waktu.
Tak hanya itu, biaya produksi massal yang dibayar juga lebih ditekan, dan tidak meningkatkan biaya produksi. Dengan kata lain, produksi rempah-rempah secara massal tak hanya menghasilkan biaya produksi yang lebih rendah, tetapi juga harga rempah yang sangat murah saat sampai di tangan konsumen.
Produksi rempah-rempah biasanya melibatkan pembersihan, pengeringan, penghancuran, pengayakan dan pengepakan rempah seperti cabai, merica, kunyit, ketumbar, dan lainnya, baik itu secara individual ataupun dalam kombinasi dengan rempah-rempah lainnya, terlebih jika melibatkan campuran bumbu seperti bubuk kari. Dengan adanya produksi massal, para produsen bisa meningkatkan keuntungan mereka untuk dijual kepada konsumen. Berbeda dengan rempah yang cenderung mahal, mereka biasanya tidak melakukan cara ini.
Tingkat Kebersihan Rendah
Alasan kenapa rempah bisa sangat murah selanjutnya adalah rendahnya tingkat kebersihan. Sederhananya, pembersihan membutuhkan uang, dan juga layak dibayar. Sayangnya, Peraturan kesehatan yang dibuat oleh American Spice Trade Association sangat longgar untuk rempah-rempah. Selama proses produksi, bisa saja terdapat jamur, kotoran, serangga, bulu tikus, kawat, tali dan “benda asing” lainnya dapat diterima dalam bumbu yang sudah digiling.
Mengenai tingkat kebersihan rendah pada proses produksi rempah-rempah, presentase benda asing yang ada dalam bumbu yang sudah digiling cukup mengejutkan, yaitu bisa mencapai 20%. Meski presentase tersebut masih bisa diterima oleh sebagian orang, dan rata-ratanya jauh lebih sedikit dari angka tersebut, tentu saja ini bisa membuat khawatir banyak orang.
Selain itu, sebagian besar rempah-rempah konvensional di toko kelontong telah disimpan di sana selama lebih dari satu tahun atau lebih, dan kemungkinan besar disimpan di gudang selama satu tahun atau lebih bahkan sebelum tiba di toko kelontong. Dengan kata lain, saat Anda tidak memperhatikan dengan teliti saat membeli rempah yang terdapat di toko kelontong, mungkin saja itu sudah basi.
Menggunakan Filler
Beberapa oknum rempah mencampurkan rempah-rempah yang lebih murah atau bahan-bahan non-rempah untuk menghasilkan campuran yang banyak. Jika berbicara tentang rempah yang lebuh murah, para produsen mungkin saja menambahkan bahan kimia. Artinya, rempah tersebut tidak mengandung 100% rempah dan bisa dikatakan palsu.
Bahan kimia yang ditambahkan pada rempah bisa termasuk apa pun, seperti bubuk kapur, pati, pewarna buatan, dan lainnya. Tujuannya adalah untuk menambah kuantitas dan membuat lebih menarik secara visual. Rempah-rempah yang bernilai tinggi sering kali dipalsukan demi keuntungan ekonomi. Pemalsuan sulit diidentifikasi hanya dengan masukan visual dan sensorik.
Filler seperti maltodekstrin atau sejenis karbohidrat yang berasal dari tepung beras, gandum, jagung, maupun kentang ini dianggap berbahaya bagi penderita diabetes dan penderita penyakit celiac, namun justru penggunaan maltodekstrin dalam rempah juga banyak ditemukan. Alasan mengapa maltodekstrin digunakan adalah untuk mengurangi konsentrasi rasa menjadi tingkat yang lebih sesuai.
Rempah-rempah dengan kadar gula yang tinggi juga cenderung gosong atau berwarna kecoklatan saat melalui proses pengolahan, dan maltodekstrin bisa memperkecil risiko kemungkinan rempah tersebut membakar. Namun salah satu kegunaan terpenting maltodekstrin pada rempah-rempah adalah sebagai bahan tidak kering secara alami.
Untuk membedakan bumbu berkualitas dengan bumbu murah, Anda bisa melihat warna, rasa, dan aroma bumbu tersebut. Misalnya paprika yang dibuat dengan benar warnanya cerah sedangkan paprika kualitas rendah warnanya gelap kusam. Anda juga bisa merasakan perbedaannya, karena bumbu seperti paprika seharusnya terasa manis-pedas, bukan pedas membara seperti yang dibuat oleh merek konvensional.
Banyak cara yang dilakukan oleh oknum produsen untuk menggunakan filler sehingga menurunkan kualitas rempah-rempah dengan tujuan menurunkan harga dan meraup banyak keuntungan, terlebih jika rempah yang digiling halus, komposisi aslinya akan tersembunyi, sehingga akan sulit untuk menentukan kualitas rempah. Namun, jika Anda tak ragu untuk membeli rempah baik itu segar maupun bubuk dengan harga yang lebih mahal, bisa dipastikan bahan-bahannya benar.
Kemasan Bulk vs Retail
Alasan terakhir kenapa rempah bisa sangat murah sedangkan di tempat lain mahal adalah pengemasan. Dalam hal ini, kemasan dibagi menjadi dua, yaitu kemasan bulk (massal) dan retail. Pengemasan massal yaitu suatu kemasan untuk mengemas banyak barang atau produk termasuk rempah ke dalam satu kotak atau tas pengemasan.
Kemasan bulk ini biasanya digunakan oleh produsen yang ingin mengangkut barang dalam jumlah besar ke distributornya di berbagai belahan dunia. Para distributor membongkar barang dan langsung mendistribusikan barang apa adanya, baik dalam keadaan utuh atau kemasan asli atau mengemasnya kembali dan menjualnya kembali ke pengecernya. Jika kemasan bulk yang digunakan adalah kemasan yang baik, atau yang tahan air dan melindungi isinya dari kelembapan, kualitas rempah-rempah pun akan lebih terjaga.
Sementara kemasan retail atau eceran mengacu pada kotak eceran grosir atau kemasan lain yang dibuat untuk konsumen pengguna akhir yang akan mengkonsumsi produk setelah kemasan dibuka. Biasanya, kemasan retail akan tampak lebih menarik dan dibuat dengan keindahan estetika, sehingga bisa menarik konsumen untuk membelinya.
Kemasan yang digunakan, baik itu bulk (massal) ataupun retail digunakan untuk tujuan tertentu oleh suatu produsen. Dalam kasus memproduksi rempah-rempah secara besar-besaran, kemasan bulk lebih sering digunakan untuk menekan pengeluaran biaya, yang pada akhirnya akan berdampak pada harga rempah yang lebih murah.
Di sisi lain, kemasan retail didesain sedemikian rupa dan sebisa mungkin lebih menarik, karena kemasan retail akan berhadapan langsung dengan konsumen, sehingga terjadilah pengeluaran biaya yang lebih besar daripada menggunakan kemasan bulk. Pada akhirnya, rempah-rempah yang dijual dalam kemasan retail menawarkan harga yang lebih tinggi.
Harga rempah-rempah yang lebih murah akan menarik banyak pembeli, namun kualitasnya belum tentu yang terbaik, karena sebagian besar rempah yang sangat murah diproduksi secara besar-besaran, dan bahkan bisa diberi tambahan apa pun untuk memaksimalkan keuntungan produsen. Namun, jika Anda membayar sedikit lebih mahal, kualitas yang ditawarkan akan lebih terjaga, seperti misalnya produk rempah dan bumbu yang tersedia di Cairo Food. Anda akan mendapatkan rempah-rempah dan bumbu berkualitas, sehingga memastikan masakan sehari-hari menjadi lebih nikmat. Kunjungi official website Cairo Food untuk melihat ratusan koleksi bumbu yang tersedia. Ketahui alasan menarik lainnya tentang kenapa lada putih lebih mahal dari lada hitam melalui tautan berikut.