Buah merah (Pandanus conoideus) yang secara taksonomi tergolong genus Pandanus, kini mulai banyak dikenal masyarakat karena memiliki manfaat yang baik untuk kesehatan. Buah merah ini dikenal dari Papua, yang dalam bahasa Inggris disebut Red Fruit. Sudah banyak orang Papua yang mengonsumsi buah merah sebagai bahan pangan mereka. Dari segi karakteristik, buah dan biji buah merah saling berkaitan erat, dikarenakan keduanya mempunyai susunan struktur hampir sama dan sama-sama berfungsi sebagai tempat penyimpanan cadangan makanan dalam tumbuhan.
Buah merah ini berbentuk silindris dengan ujung meruncing. Disebut dengan buah merah karena buahnya memiliki warna merah (walau ada satu klon yang berwarna kuning). Buah utuh dari buah merah secara fisik digambarkan sebagai kumpulan bulir (drupa) yang tersusun rapat dan menempel kuat pada empulur (semacam batang buah untuk menopang kumpulan bulir) dan setiap bulir terdiri dari biji yang diselimuti daging buah yang mengandung lemak.
Persentasi dari bagian bulir buah merah kurang lebih berkisar 39-49%, sedangkan empulur berkisar 51-60%, yang merupakan bagian terbesar dari buah. Daging buah merupakan bagian buah yang dimanfaatkan sebagai bahan pangan, sedangkan biji dan empulurnya dapat dijadikan pakan ternak. Empulur ini tidak dapat dimakan manusia, karena memiliki rasa yang aneh dan agak keras.
Buah merah memiliki bentuk yang menyerupai pandan dengan tinggi mencapai 16 meter, tinggi batang bebas cabang setinggi 5 sampai 8 meter dan ditopang dengan akar tunjang. Akarnya termasuk akar kuat dan kokoh karena ukurannya tinggi dan batangnya yang besar. Buahnya berbentuk lonjong dengan kuncup yang tertutup daun buah. Buah merah mempunyai panjang buah mencapai 55 cm, diameter 10-15 cm, dan bobot 2-3 kg. Tanaman buah merah diperbanyak masyarakat lokal melalui biji dan bibit (pemisahan anakan ataupun stek batang). Tanaman ini tergolong mudah untuk dibudidayakan.
Membahas lebih detail dari karakteristiknya, umur buah merah untuk dapat berbuah (dari bibit anakan) biasanya mulai usia 3 sampai 5 tahun. Dilanjut umur panennya selama 3 sampai 4 bulan setelah berbuah anakan. Jumlah anakan per tanaman sekitar 5 sampai 10 anakan, dimana tiap anakan memiliki ukuran yang berbeda-beda, bergantung tingkat nutrisi yang diserap batangnya. Diameter batang penopang yang inti bisa mencapai sekitar 20 – 40 cm. Ketebalan batang bergantung jenis klon yang dikembangbiakan. Warna Batang biasanya coklat tua dengan sedikit bercak putih.
Selanjutnya, jumlah percabangan pada batang bisa terdapat 2 sampai 4 cabang, bergantung jenis klon, karena ada klon dapat mencapai 5 cabang. Bila melihat akar, tinggi akar tunjang sekitar 20 – 330 cm dan diameter akar 20 cm. Ukuran ini melihat pada usia pohon buah merah. Semakin tua usianya, semakin tebal dan panjang akarnya. Permukaan akar buah ini tipis menyerupai serabut duri yang panjang.
Melihat detail pada daunnya, ukuran daun dapat mencapai panjang 300 sampai 330 cm, dan lebar 15 cm. Ujung daunnya meruncing panjang dan tebal. Pada tepi daun memiliki duri berjarak yang cukup tajam. Tepi daunnya dapat melukai tangan, untuk itu banyak dari orang Papua yang hendak memanennya, menggunakan sarung tangan berlapis, agar terhindar dari duri. Komposisi dari susunan daun termasuk tunggal. Karena bertopang pada tepi daun berbeda-beda. Warna daunnya berbeda, terkadang hijau tua dan hijau muda. Lagi-lagi ini bergantung jenis klon pohon buah merah.
Dilanjut melihat bunganya, berbentuk lonjong dan berwarna kemerah-merahan pucat. Saat buah muda tumbuh juga berwarna merah pucat. Bila sudah matang atau masak maka buah ini berwarna merah pekat dan terang. Diketahui pohon dari buah jenis Pandanus ini bereproduksi dengan baik di dataran rendah sampai tinggi dengan ketinggian 1000 – 2500 mdpl, dapat dipergunakan sebagai bahan pangan, pakan ternak, diduga berkhasiat untuk pengobatan berbagai penyakit. Sangat bermanfaat bukan? Nah, selain dibahas mengenai karakteristiknya, berikut akan dijelaskan 4 fakta buah merah dan manfaatnya bagi kesehatan.
Fakta Tentang Buah Merah
Tentunya, setiap buah memiliki fakta menarik yang perlu untuk diketahui. Dengan adanya fakta, kamu dapat berkenalan sekaligus mengetahui informasi tentang buah merah ini. Berikut akan dijelaskan 5 fakta tentang buah merah.
Tumbuhan Endemik Papua
Buah merah ini ditemukan secara endemik di Provinsi Papua dan Papua Barat, meliputi daerah Jayapura, pegunungan Jayawijaya, Mimika, Merauke, Sorong, Manokwari dan Nabire, serta kepulauan Biak dan Serui. Buah ini menjadi salah satu keanekaragaman ciri khas Papua. Dalam sejarahnya, buah Pandanus ini tumbuh liar begitu saja dan tidak ada yang meninjaunya lebih lanjut. Kemudian terdapat budidaya tanaman yang dipelopori oleh seorang warga lokal Papua bernama Nicolaas Maniagasi sejak tahun 1983. Atas jerih payahnya tersebut, beliau mendapatkan penghargaan lingkungan hidup Kehati Award 2002. Berkat beliau tumbuhan ini dikenal dunia sebagai buah endemik Papua.
Buah merah ini memiliki beberapa nama, marita (dalam bahasa lokal Papua Nugini), dan kuansu (di provinsi Papua, terutama penduduk asli Wamena). Buah ini banyak terdapat di Jayapura, Manokwari, Nabire, dan Wamena. Buah ini telah diketahui tumbuh subur di daerah Papua saja. Beberapa lokasi lain (selain wilayah Papua) tumbuhan ini tumbuh tapi jarang berbuah. Dari beberapa studi kasus, ini menjelaskan perbedaan dar struktur tanah. Walau, ada beberapa lokasi yang dapat tumbuh buah, tetapi masih terhitung sangat jarang.
Ekstraksi Berupa Pasta dan Saripati Minyak
Buah Pandanus ini sering dikonsumsi langsung bagian buahnya untuk dijadikan penunda lapar dan camilan buah. Selain itu, ada juga metode ekstraksi untuk mendapatkan saripati minyak dan juga berbentuk pasta. Buah merah memiliki konsistensi yang lembut dan berminyak, terutama saat dimasak, dan memiliki rasa yang ringan, manis, dan lembut.
Untuk menjadikan buah merah seperti pasta atau saus, dan ekstraksi minyak, membutuhkan buah dan bijinya. Jadi, perlu untuk memasak buah dan biji bersamaan. Pertama, buah merah diekstrak dengan cara basah yaitu bulir buah merah ditambahkan dengan air dengan perbandingan buah dan air 1:2, dan direbus selama kurang lebih 20 menit. Selanjutnya dilakukan pemisahan biji dan daging buah dengan diaduk lalu saring bijinya. Dari sini kamu akan mendapatkan tekstur saus atau pasta daging buah.
Selanjutnya untuk menghasilkan saripati minyak, pasta daging buah tersebut dimasak selama kurang lebih satu jam sampai minyak terekstrak sempurna. Minyak yang dihasilkan kurang lebih 1000 rpm (revolusi per menit) dalam 10 menit. Kemudian disaring dan dikemas dalam botol. Ada juga yang menyebutkan bahwa hasil minyak sebesar 120 cc per buah. Sudah banyak yang menjual botol minyak buah merah sebagai obat kesehatan.
Di Provinsi Papua Barat, Indonesia, buah merah digunakan dalam upacara adat Bakar Batu (Batu Bakar). Desa-desa di seluruh Papua Barat menggunakan Bakar Batu sebagai perayaan syukur fisik dan spiritual atas nikmat yang telah dicapai. Upacara ini terutama dilakukan untuk pernikahan, kematian, hari libur, dan penyambutan tamu ke desa-desa, dan dapat dibagi antara beberapa desa. Maksudnya, setiap desa akan mengadakan upacara Bakar Batu ini.
Selama perayaan, batu sungai yang dipilih dengan cermat dipanaskan dan ditempatkan ke dalam lubang (oven tanah) bersama daging seperti daging babi atau ayam yang dibungkus dengan daun pisang. Sayuran, seperti talas, ubi, dan singkong juga dimasak dengan oven dalam tanah. Setelah sayuran dan daging disiapkan, lalu mereka meberikan topping pasta buah merah dan disajikan ke desa atau warga sekitar.
Telah banyak yang mengetahuinya bahwa buah ini dijadikan saus untuk penyedap suatu masakan. Selain itu, minyak ekstrak buah merah juga digunakan pewarna alami makanan yang tidak mengandung mikroorganisme patogen (bakteri jahat) dan logam berat, yang dapat merusak sel tubuh. Tentunya ini menjadi bahan yang sehat dalam sebuah olahan. Di dalam pengolahannya, saripati buah merah juga biasa dicampur pada ubi yang menjadi makanan pokok yang dikonsumsi bersama dengan lauk. Selain dicampur, sari buah merah juga biasa dikonsumsi langsung dalam bentuk minuman. Ada pula sebuah penelitian dari UNIDA yang memanfaatkan ampas buah merah untuk dijadikan dodol.
Terkenal Sebagai Obat Tradisional
Telah disebutkan sebelumnya, bahwa buah merah oleh masyarakat Papua telah dimanfaatkan sebagai obat tradisional. Buah merah memiliki berbagai kandungan senyawa aktif yang penting bagi kesehatan di antaranya antikanker, penambah energi, kalsium, serat, protein, vitamin B1, vitamin C, asam miristat, asam linoleat, asam dekonoat, omega 3, omega 6, dan omega 9. Sampai saat ini, pemanfaatan buah merah hanya difokuskan pada daging buah tersebut.
Selain daging buah merah, bagian lain dari buah merah adalah biji buahnya. Jumlah biji buah merah cukup banyak, karena buah merah tersusun atas ribuan biji yang membentuk kulit buah tersebut. Selain itu, biji buah merah juga mengandung bahan makanan utama seperti karbohidrat, protein, lipid, dan beberapa senyawa metabolit sekunder.
Tanaman ini juga disebut ‘Tree of Life’, karena buahnya memberikan khasiat nutrisi dan minyak yang dapat digunakan sebagai obat, pelembab rambut, pewarna alami. Dalam pengobatan tradisional yang dipraktikkan di Papua, buah merah dimasak, dijus, dan digunakan sebagai cairan berminyak yang dikonsumsi secara harian, karena dianggap dapat menyehatkan tubuh.
Selain itu, buah ini merupakan sumber beta-karoten yang sangat baik, yang nantinya diubah menjadi vitamin A dalam tubuh untuk mengurangi peradangan dan membantu melindungi mata dari terjadinya rabun. Buah merah ini juga merupakan sumber vitamin C dan E, serat, dan folat yang baik, serta menyediakan mineral seperti kalium, tembaga, kalsium, dan zat besi.
Antioksidan tinggi juga terdapat dalam buah merah. Diketahui karoten sekitar 12.000 ppm, betakaroten sekitar 700 ppm, dan tokoferol sekitar 11.000 ppm. Ini menandakan bahwa antioksidan dalam buah pandanus ini tidak main-main. Di samping itu, ada beberapa zat lain yang berfungsi meningkatkan daya tahan tubuh, antara lain: asam oleat, asam linoleat, asam linolenat, dekanoat, Omega 3 dan Omega 9 yang semuanya merupakan senyawa aktif penangkal terbentuknya radikal bebas dalam tubuh.
Terdapat Banyak Klon
Telah diketahui dalam beberapa penelitian bahwa ternyata bunga merah memiliki klon yang banyak. Klon dimaksudkan pada jenis-jenis buah merah, baik dari segi perbedaan bentuk pohon, daun atau warna buah. Adapun yang sudah diketahui berbagai klon pada buah merah yaitu Menjib Rumbai, Edewewits, Memeri, Monsrus, Mbarugum, Monsor, Hityom, Himbiak, Hibcau.
Terdapat perbedaan dari ukuran buah yang terbagi menjadi dua yaitu ukuran sedang dan ukuran panjang. Ukuran ‘sedang’ biasanya ditemukan pada klon Menjib rumbai dan Monsor. Panjang biasanya mencapai 55 cm. 7 klon lainnya termasuk ke dalam ukuran yang ‘panjang’ karena dapat mencapai panjang 55 sampai 75 cm. Di mana ukuran terpanjang tersebut bisa kamu temukan pada klon Edewewits, Hityom, Himbiak. Bila dari segi Warna, terdapat satu klon yang berbeda yaitu pada klon Menjib rumbai. Klon satu ini berwarna kuning, oranye, tidak berwarna merah pekat. Untuk 8 klon lainnya berwarna merah.
Diketahui perbedaan yang terjadi pada jenis klon buah merah ini dipengaruhi oleh kondisi lingkungan. Baik udara, jenis tanah, ataupun kelembaban tanah. Dengan demikian, kondisi lingkungan sangat mempengaruhi sifat fisik buah dan tanaman buah merah. Ke-9 klon buah merah juga ada yang telah mengelompokannya menurut kadar karotenoid dan lokasi tumbuhnya, sehingga tidak hanya dipengaruhi oleh lokasi tempat tumbuhnya saja, namun dapat juga dipengaruhi genetik bawaan.
Manfaat Buah Merah
Telah disebutkan bahwa kandungan senyawa aktif pada buah ini sangatlah banyak, sehingga sangat bermanfaat untuk kesehatan tubuh manusia. Tumbuhan ini juga dikenal sebagai obat tradisional masyarakat Papua untuk melawan berbagai jenis penyakit. Sudah banyak ekstrak dari buah merah ini yang dijual untuk pengobatan.
Meningkatkan Daya Tahan Tubuh
Daya tahan tubuh berperan aktif dalam menjaga metabolisme tubuh agar tetap stabil agar dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Diketahui pada buah merah ini terdapat karoten, beta karoten, tokoferol yang cukup tinggi. Ketiga ini bekerja sebagai antioksidan untuk melawan radikal bebas dalam tubuh. Antioksidan ini dapat membantu manusia untuk membunuh bakteri atau partikel zat dari luar yang masuk ke dalam tubuh. Sehingga nantinya tubuh akan kuat terhadap bakteri atau virus yang masuk, dan tubuh tidak mudah terserang penyakit.
Menjaga Kesehatan Mata
Era modern saat ini kita sering menatap layar gadget untuk melakukan kegiatan sehari-hari. Layar gadget ternyata memiliki sinar biru yang dapat mengurangi kelembaban pada mata. Sehingga lambat laun mata kamu akan memerah dan kering. Ini juga bisa disertai rasa gatal yang berlebih.
Diketahui pada buah merah terdapat Asam lemak omega-3, yang memiliki manfaat yang luar biasa untuk mata. Kandungan ini dapat melindungi dari mata kering akibat seringnya menatap layar gadget. Asam lemak omega-3 ini nantinya akan memberikan kelembapan pada mata. Apabila respon mata sudah mulai kering, asam inilah yang membantu mempercepat kelembapan terjadi. Selain itu, pada buah Pandanus ini terdapat vitamin A yang sudah terkenal bagus untuk mata. Vitamin A ini nantinya yang akan memberi peringatan jika mata kering. Lalu vitamin A lah yang memproses kelembapan pada mata. Selain kedua zat ini, ada pula zat lain dalam buah merah yang membantu menjaga kesehatan mata, seperti vitamin E, Beta Karoten, Seng, dan juga vitamin C.
Melancarkan Aliran Darah
Aliran darah yang normal tentu diperlukan agar darah dapat terdistribusi baik dalam tubuh, sehingga organ tubuh akan menjalankan aktivitasnya dengan lancar. Seperti halnya pada jantung, bila jantung tidak menerima kandungan oksigen dalam darah maka jantung akan sulit memompa darah untuk dialirkan ke seluruh tubuh. Nah, ini yang kemudian akan mengurangi kerja dari berbagai organ dalam tubuh. Jadi pentingnya kondisi aliran darah yang lancar untuk dapat menjalankan fungsi organ vital dengan baik.
Dalam buah pandanus ini, terdapat betakaroten yang berfungsi memperlambat berlangsungnya penumpukan flek pada arteri. Penumpukan flek ini bisa terjadi apabila adanya kotoran yang masuk dalam tubuh. Bila flek tidak terbentuk, maka pembuluh nadi akan menjadi lancar beraktivitas. Jadi aliran darah ke jantung dan otak berlangsung tanpa sumbatan. Interaksi betakaroten dengan protein dapat meningkatkan produksi antibodi. Ini meningkatkan jumlah sel pembunuh alami yang berguna bagi daya tahan tubuh.
Mencegah Kanker
Dalam studi telah diketahui dengan mengonsumsi betakaroten 30-60 mg/hari selama dua 11 bulan membuat tubuh dapat memperbanyak sel-sel alami pembasmi penyakit. Bertambahnya sel-sel alami itu menekan kehadiran sel-sel kanker karena ampuh menetralisasikan radikal bebas senyawa karsinogen penyebab kanker.
Buah merah membantu melokalisasi sel kanker sehingga tidak akan menyebar secara tak terkendali ke dalam tubuh. Selain itu juga, flavonoid membantu melawan sel kanker sejak awal terbentuk. Buah merah dapat mencegah pertumbuhan sel kanker dan memperlambat penyebaran pada pasien yang terkena. Selain itu, mengandung Omega-3 yang dapat digunakan dalam pemulihan sel dan jaringan yang rusak terutama untuk pasien yang menderita Kanker Payudara.
Meningkatkan Fungsi Otak
Telah banyak yang mengetahui bahwa omega-3 merupakan senyawa aktif untuk kecerdasan otak. Kandungan omega 3 dan omega 6 yang ada dalam buah merah dapat dengan mudah meningkatkan fungsi otak dan juga meningkatkan kecerdasan. Hal ini tentu mengartikan bahwa buah merah sangat ideal untuk dikomsumsi oleh anak-anak, guna menambah kecerdasan.
Buah merah diperkaya dengan omega-3 dan omega-6 yang keduanya meningkatkan fungsi otak. Ini membantu dalam meningkatkan pemikiran langsung dan cepat, merespon suatu rangsangan dengan tepat. Keduanya juga dapat meningkatkan pengiriman sinyal dari indra lain ke otak sehingga meningkatkan respons tubuh. Inilah mengapa buah Pandanus sering direkomendasikan untuk anak-anak dan orang tua.
Asupan omega-3 yang cukup diketahui baik untuk memelihara fungsi otak, meningkatkan daya ingat dan konsentrasi, serta menurunkan risiko terjadinya penyakit pada otak, penyakit Alzheimer (penurunan fungsi otak, seperti pikun). Omega-3 bergerak pada peningkatan memori dalam menerima rangsangan, juga mengolah kadar pesan-pesan lebih banyak, seperti menerima suku kata.
Menjaga Gula Darah Pada Diabetes
Tokoferol, antioksidan tinggi yang ada dalam buah merah membantu mengurangi kadar gula dalam darah karena menawarkan jumlah insulin yang cukup. Tokoferol pada buah merah meningkatkan kerja keras pankreas dalam memproduksi insulin pada tingkat yang konstan. Dengan begitu, kadar glukosa darah menjadi normal. Namun, manajemen diabetes juga disarankan untuk mencakup diet yang tepat dan olahraga teratur. Beberapa pasien biasanya menerima suntikan insulin. Suntikan ini tidak murah dan tidak banyak orang yang bisa dengan mudah mendapatkannya. Jadi dengan ekstrak buah merah, pengobatan diabetes tidak mahal. Perlu diingat, sifat awal tumbuhan dalam pengobatan tradisional adalah ‘membantu’, dan juga harus dalam skala rutin dan sabar.
Menjaga Tekanan Darah
Buah merah membantu meningkatkan aliran darah dalam tubuh memastikan oksigen dalam darah tetap stabil. Ini membantu menurunkan tingkat tekanan darah dan membantu jantung memompa dengan baik sehingga membuat aliran darah lebih tipis dan menghindari pembekuan yang dapat menyebabkan stroke. Senyawa antioksidan berfungsi untuk mengurangi penyempitan pembuluh darah penyebab tekanan darah tinggi. Ini bekerja untuk meredam tekanan agar membuat rongga bagi saluran aliran darah sehingga terdapat oksigen yang masuk bersama darah untuk dialirkan secara lancar.
Sebagai tanaman endemik Indonesia kita harus bangga dan dapat melestarikannya dengan baik. Manfaat yang diberikan, juga dapat membantu menjaga kesehatan tubuh. Demikian informasi mengenai 4 fakta dan manfaat buah merah khas Papua, semoga bermanfaat.