Meskipun zaman sudah modern dan teknologi sudah canggih, namun ternyata masih banyak mitos yang beredar di masyarakat, salah satunya mitos tentang orang hamil. Kemunculan tanda-tanda kehamilan bagi semua wanita adalah kebahagiaan tesendiri, namun siapa sangka banyak mitos yang beredar mengenai kehamilan yang seringkali dipercaya sejak awal kehamilan, meski terdengar tidak masuk akal.
Melakukan Hubungan Intim Akan Menyakiti Janin
Masyarakat Indonesia sebagian masih percaya bahwa melakukan hubungan intim pada saat masa kehamilan dapat menyakiti janin. Oleh sebab itu, kebanyakan wanita hamil enggan untuk melakukan hubungan pasutri dalam kondisi ini. Padahal untuk kehamilan yang sehat dan normal, berhubungan intim tidak akan menyakiti janin.
Hal ini dikarenakan secara ilmiah kantung amniotik atau cairan ketuban serta dukungan otot rahim, cukup kuat untuk melindungi janin. Selain itu alat reproduksi pria ketika berhubungan intim, tidak melampaui rahim sehingga tidak mungkin dapat menjangkau atau menyakiti janin.
Tidak Boleh Menjahit Baju Karena Akan Menyebabkan Bibir Bayi Sumbing
Mitos ini jelas tidak bisa dipercaya karena bibir sumbing dan menjahit baju sama sekali tidak memiliki kaitan secara medis. Bibir sumbing pada bayi disebabkan oleh faktor ketidaksempurnaan saat pembentukan jaringan pada bibir atau langit-langit dari mulut janin yang biasanya terjadi pada trimester pertama kehamilan. Dengan demikian wanita hamil tidak perlu takut untuk menjahit baju karena mitos ini tidaklah benar.
Pinggul Lebar, Lebih Gampang Melahirkan
Memiliki pinggul lebar dianggap sebagai suatu kelebihan bagi wanita yang sedang hamil atau akan melahirkan. Pinggul lebar akan memudahkan bayi lahir karena ukuran “pintu keluar” yang lebih lebar. Padahal faktanya tidak sesederhana itu. Bentuk pinggul tidak memiliki kaitan langsung dengan proses melahirkan, karena yang menjadi jalur keluarnya bayi adalah lubang tulang yang terdapat di dalam pinggul. Dengan demikian pinggul besar pun tidak menjamin proses melahirkan yang mudah.
Wanita Hamil Dilarang Berolahraga
Olahraga saat hamil jarang dilakukan oleh wanita dikarenakan akan memicu keguguran ataupun mempengaruhi kondisi janin. Akan tetapi sebenarnya terdapat banyak olahraga yang cocok untuk ibu hamil sehingga justru ini sangat disarankan bagi ibu hamil. Memang benar bahwa ibu hamil tidak boleh beraktivitas fisik terlalu berat karena cenderung lebih mudah mengalami kelelahan. Namun sebaiknya tetap melakukan olahraga ringan seperti jogging, jalan pagi, yoga, dan senam hamil.
Minum Air Kelapa Muda Membuat Bayi Putih
Masih banyak yang percaya bahwa wanita hamil sebaiknya rajin mengkonsumsi air kelapa muda. Hal ini ditujukan untuk melahirkan bayi yang berkulit putih dan bersih. Padahal faktanya warna kulit ditentukan oleh gen dan keturunan. Sementara mengkonsumsi air kelapa muda juga tidak akan membuat bayi dengan kedua orang tua yang berkulit gelap, menjadi putih. Meski demikian, air kelapa muda memang menyehatkan ibu hamil, namun tidak berkaitan dengan mitos.
Suka Daging Maka Anaknya Laki-laki, Suka Sayur Maka Anaknya Perempuan
Mitos selanjutnya adalah wanita hamil yang selama kehamilan menyukai daging atau bisa juga ngidam makan daging maka bayinya pasti laki-laki. Sebaliknya jika wanita hamil lebih menyukai sayuran maka akan melahirkan bayi perempuan. Ini jelas mitos yang terkesan konyol karena jenis kelamin bayi ditentukan oleh jumlah kromosom X dan Y yang terjadi saat pembuahan. Sementara suka daging atau sayuran hanya selera makan yang dapat berubah-ubah tergantung keinginan wanita hamil.
Jenis Kelamin Bayi dapat Dilihat dari Wajah Ibunya
Wajah ibu hamil yang cerah, bersih dan suka berdandan menandakan jenis kelamin bayi yang sedang dikandung adalah perempuan. Sementara ketika kehamilan, wajah ibu hamil semakin kusam dan tidak suka berdandan, maka bayi yang dikandung adalah laki-laki. Mitos ini semakin tidak masuk akal, karena berkembang lebih jauh dengan mitos lainnya.
Ada anggapan bahwa wanita hamil yang berdandan ketika mengandung bayi laki-laki, dapat menyebabkan anaknya akan lahir dengan sifat gemulai dan berperilaku seperti perempuan. Begitu pula sebaliknya, mitos juga menyebutkan wanita hamil yang semakin terlihat kusam ketika mengandung bayi perempuan, maka akan melahirkan bayi yang sifatnya “tomboy”. Ini jelas mitos dan tidak seharusnya dipercaya karena memberikan mispersepsi gender yang salah.
Potong Rambut Saat Hamil, Menyebabkan Cacat Lahir
Mitos yang beredar di masyarakat bahwa wanita hamil yang memotong rambut akan menyebabkan bayi mengalami gangguan penglihatan hingga kebutaan. Namun sampai saat ini belum ada penelitian maupun verifikasi yang jelas mengenai mitos ini. Sulit sekali memahami proses terjadinya cacat pada bayi apabila dikaitkan dengan potong rambut maupun mewarnai rambut. Dengan demikian mitos ini tidak dapat menjadi rujukan bagi anda yang tengah hamil.
Ibu Hamil Tidak Boleh Memelihara Kucing
Banyak yang berpendapat bahwa ibu hamil seharusnya tidak memelihara kucing karena dapat menimbulkan keguguran dan masalah kesehatan terhadap janin. Mitos ini tidak sepenuhnya benar karena wanita yang hamil masih dapat memelihara kucing dengan persyaratan tertentu. Sebaiknya wanita hamil tidak mendekati kotoran kucing karena dapat menyebarkan virus tokso. Dengan demikian selama ibu hamil tidak mengenai kotoran kucing maka memelihara hewan lucu ini tidak akan jadi masalah.
Jenis Kelamin Dapat Dilihat Dari Bentuk Perut
Mitos yang terdengar familiar ini masih banyak dipercaya hingga saat ini. Jika bentuk perut ibu hamil agak turun maka bayinya laki-laki. Sementara apabila perut ibu hamil menonjol ke atas maka bayinya perempuan. Banyak yang percaya juga perut ibu hamil yang mengandung bayi perempuan cenderung lebih besar dibandingkan bayi laki-laki. Tentu saja ini hanya mitos belaka yang tidak dapat dipercaya. Sebab bentuk perut ibu hamil bukan dipengaruhi oleh jenis kelamin melainkan tonus otot perut masing-masing orang.
Ibu Hamil Harus Makan Dua Porsi
Pada kehamilan trimester pertama ibu hamil sebenarnya tidak membutuhkan makanan sebanyak dua porsi yang dimaksudkan untuk memenuhi gizi ibu dan anak. Karena faktanya pada tahap ini ibu hanya perlu memakan dengan porsi yang biasa atau dengan kalori normal sekitar 1800 sampai 2200 kalori.
Selanjutnya pada trimester kedua ibu hamil hanya membutuhkan tambahan 340 kalori per hari dan trimester ketiga hanya sekitar 450 kalori. Angka ini tentu saja tidak sama dengan menambah satu porsi lagi makanan untuk ibu. Mitos ini jelas salah karena bukan hanya porsi makanan yang perlu diperhatikan ketika hamil, namun gizi yang seimbang yaitu protein yang tinggi, serat, dan lemak sehat harus dipenuhi.
Makan Nanas Menyebabkan Keguguran
Mengkonsumsi nanas diyakini dapat memicu keguguran dan kelahiran bayi prematur. Hal ini diinisiasi karena kandungan bromelain dari nanas yang dapat menyebabkan pendarahan abnormal. Meskipun ini merupakan hal yang benar, namun apabila ibu hamil mengkonsumsi beberapa porsi nanas saja, sama sekali tidak mengganggu proses kehamilan. Ibu hamil tidak boleh mengkonsumsi lebih dari 10 potong nanas, karena akan memicu reaksi bromelain sehingga apabila dikonsumsi dengan porsi yang tepat ibu hamil tentu saja dapat memakan nanas yang kaya akan nutrisi ini.
Ibu Hamil Tidak Boleh Duduk di Tengah Pintu
Mitos yang beredar di masyarakat Jawa ini mengatakan bahwa apabila ibu hamil duduk di tengah pintu, maka saat melahirkan akan membuat proses kelahiran bayinya menjadi sulit dan menyakitkan. Mitos ini jelas tidak memiliki penjelasan ilmiah. Secara medis sulitnya proses kelahiran disebabkan oleh kontraksi rahim yang kurang baik, kondisi plasenta previa, kandung kemih yang penuh, atau ukuran janin yang besar.
Mengangkat Tangan di Atas Kepala Akan Mencekik Janin
Mengangkat tangan tidak boleh dilakukan oleh ibu hamil karena akan menyebabkan tali pusar akan mencekik leher bayi. Padahal ini hanyalah mitos semata. Sampai sekarang tidak ada penelitian yang menjelaskan bahwa tali pusar dapat bergerak karena gerakan tangan ibu. Beberapa bayi mungkin akan dilahirkan dengan kondisi tali pusar melilit leher, namun tidak disebabkan oleh ibu hamil yang mengangkat tangan di atas kepala. Pada kondisi ini, dokter akan melepaskan tali pusar secara medis, dengan satu hinga dua manuver.
Tidak Boleh Bicara Buruk Tentang Orang Lain
Membicarakan orang ketika sedang hamil dianggap sebagai kebiasaan yang akan membuat bayi di dalam kandungan akan mengalami hal serupa. Sifat ibu yang suka bergosip akan diturunkan pada bayinya. Meski mitos ini tidak memiliki bukti yang terverifikasi, namun kebiasaan untuk membicarakan orang lain merupakan perbuatan yang tidak baik. Oleh sebabnya, terlepas dari kondisi hamil atau tidak, kebiasaan ini sebaiknya tidak dilakukan.
Wanita Hamil Tidak Boleh Keluar Malam
Mitos berikutnya adalah wanita hamil dianggap tidak boleh keluar malam karena akan membahayakan bayinya. Jika ibu hamil melanggar mitos ini maka akan menyebabkan bayi dalam kandungan menarik perhatian makhluk gaib dan bisa saja bayi ini dicuri oleh makhluk tersebut. Mitos ini dipercaya oleh masyarakat Indonesia hingga sekarang, dan masih dianggap hal yang benar. Akan tetapi secara logika, maka mitos ini tidak memiliki bukti ilmiah yang jelas. Namun sekali lagi, percaya atau tidak adalah hak masing-masing orang.
USG Akan Membahayakan Janin
Sebagian orang takut memeriksakan kondisi bayi dalam kandungan dengan melakukan USG. Hal ini dikarenakan USG dianggap akan membuat bayi keguguran atau membuat bayi cacat lahir. Padahal USG menggunakan gelombang suara frekuensi tinggi atau ultrasonografi, serta tidak menggunakan radiasi. Kondisi bayi yang muncul dalam bentuk gambar, dihasilkan dari pantulan suara tersebut. Oleh sebabnya USG aman dilakukan secara medis.
Berat Badan Ibu Akan Kembali Normal Setelah Melahirkan
Sudah bukan rahasia lagi kalau ibu hamil, berat badannya bertambah seiring dengan kenaikan usia kehamilan. Berat badan ini dianggap kembali normal pasca melahirkan, namun faktanya tidak demikian. Kenaikan berat badan saat kehamilan dikombinasikan oleh berat bayi, plasenta, pembesaran rahim, pertumbuhan payudara, peningkatan lemak tubuh serta volume darah dan cairan yang bertambah banyak. Oleh sebabnya berat badan ini tidak serta merta kembali normal setelah melahirkan, namun membutuhkan beberapa minggu maupun berbulan-bulan tergantung kondisi tubuh dan upaya wanita menurunkan berat badannya.
Sebagian mitos didasari oleh kurangnya pemahaman masyarakat umum tentang kondisi medis ibu hamil, sementara sebagian mitos juga tersebar karena didasari oleh kepercayaan adat dari masyarakat Indonesia. Percaya atau tidak, mitos tetaplah sesuatu yang belum dapat dibuktikan secara ilmiah dan sifanya sangat subjektif, sehingga keputusan mempercayai adalah hak masing-masing orang.