Bukan rahasia umum lagi jika mentega menjadi salah satu bahan yang paling integral yang banyak digunakan pada berbagai makanan di seluruh dunia. Kehadiran mentega dapat membuat banyak hidangan menjadi lebih sempurna, seperti pada roti, kue, croissant, ikan, daging, dan masih banyak lagi. Mentega dibuat dengan mengocok krim atau susu hingga lemaknya terpisah dari buttermilk. Buttermilk disaring dari mentega dan kemudian dibentuk menjadi bentuk yang diinginkan, lalu dikemas, dan dijual.
Terdapat banyak jenis mentega dengan fungsi yang berbeda untuk setiap makanan dan menjadikannya lebih baik. Artikel ini akan membantu anda mengetahui 12 jenis mentega beserta penjelasannya. Penasaran? Simak jenis-jenis mentega di bawah ini.
Jenis Mentega
Unsalted Butter
Unsalted butter atau mentega tawar adalah jenis mentega yang paling umum digunakan untuk sebagian besar resep kue, termasuk roti, panekuk, dan makanan penutup seperti puding roti. Unsalted butter tidak mengandung garam atau perasa tambahan yang artinya hanya krim kocok.
Mentega tawar memberi Anda kendali penuh atas keseluruhan rasa resep Anda. Hal ini sangat penting pada makanan panggang tertentu di mana rasa krim mentega yang murni dan manis adalah kuncinya. Tanpa tambahan garam dalam mentega tawar, rasa krim manis murni akan terasa dan Anda dapat menambahkan jumlah garam yang Anda inginkan dalam resepnya.
Mentega tawar ini berwarna kuning pucat dan memiliki kandungan air yang lebih rendah dan juga lebih baik untuk tekstur makanan yang dipanggang. Jika Anda memasak untuk seseorang dengan diet rendah natrium, menggunakan mentega tawar akan memberikan rasa mentega yang sama tanpa natrium.
Unsalted butter menjadi jenis mentega terbaik untuk segala jenis makanan yang dipanggang, karena tidak terdapat tambahan garam pada jenis mentega ini. Hal tersebut memungkinkan anda untuk mengontrol rasa dan kadar garam pada makanan daripada menggunakan mentega yang sudah diasinkan sebelumnya.
Salted Butter
Salted butter atau mentega asin menjadi pilihan bagi banyak rumah tangga di Amerika. Salted butter ini sedikit mirip dengan unsalted butter, perbedaannya hanya terletak pada tambahan garam yang terdapat pada salted butter. Jumlah garam yang ditambahkan ke mentega dapat bervariasi antara 1,25 hingga 1,75% menurut beratnya dan juga tergantung mereknya. Per satu batang (½ cangkir atau ¼ pon), bisa terdapat antara ¼ hingga ½ sendok teh garam tambahan.
Meskipun banyak pendukung yang menyebutkan bahwa mentega tawar lebih baik untuk dipanggang dan dimasak dan untuk beberapa alasan yang bagus, bukan berarti mentega asin tidak memiliki kegunaan pada berbagai makanan. Salted butter dapat digunakan untuk menumis sayuran, membuat saus pasta atau saus karamel, membuat telur orak-arik, serta dapat dioleskan di atas roti bakar. Saat menggunakan salted butter, pastikan untuk mencicipi sebelum menambahkan lebih banyak garam.
Salted butter cenderung memiliki umur simpan yang lebih lama, dan juga dapat menutupi rasa tengik lebih baik daripada mentega tawar. Warna dari jenis mentega ini adalah kuning pucat dengan rada gurih di antara rasa krim ringan. Selain itu, salted butter biasanya mengandung lebih banyak air daripada mentega tawar, yang dapat mengganggu pengembangan gluten untuk produk panggang.
Sweet Cream Butter
Anda mungkin mengira sweet cream butter menyiratkan bahwa ada gula tambahan di dalamnya. Namun, penamaan ini berarti mentega dibuat dengan susu atau krim yang dipasteurisasi. Sweet cream butter juga tidak mengalami fermentasi, sehingga mentega jenis ini memiliki rasa yang sedikit lebih lembut dan lebih manis daripada mentega konvensional.
Jenis mentega ini dapat dijual dalam bentuk asin atau tawar, jadi sebelum membeli, periksa kembali labelnya dan mentega apa yang diminta resep Anda. Sweet cream butter memiliki warna gading dengan rasa yang agak manis jika tawar, dan sedikit lebih tajam jika asin. Kegunaan sweet cream butter untuk yang asin dapat digunakan untuk mengolesi jagung rebus. Sedangkan sweet cream butter tawar membuat muffin, crepes, brownies, frosting, dan roti jagung.
Clarified Butter
Clarified butter adalah jenis mentega cair dengan padatan susu berbusa dihilangkan dengan skimming dengan sendok. Air, lemak mentega, dan padatan susu dipisahkan, hanya menyisakan lemak emas. Proses tersebut meningkatkan titik asap mentega dari sekitar 300 hingga 350ºF (149 hingga 177ºC) hingga lebih dari 450ºF atau (232ºC).
Karena titik asapnya yang tinggi, jenis mentega ini dapat digunakan untuk aplikasi yang lebih panas seperti menumis. Selain itu, clarified butter memiliki rasa mentega yang lebih dalam yang cocok untuk dipasangkan dengan lobster atau kepiting kukus, atau untuk dioleskan di atas berondong jagung yang baru muncul. Anda juga bisa menggunakan mentega murni sebagai bahan dasar saus Hollandaise yang akan membuat rasanya jauh lebih enak daripada menggunakan mentega biasa.
Cultured Butter
Cultured Butter atau juga dikenal dengan mentega artisan adalah jenis mentega yang dibuat dengan menggabungkan kultur bakteri (atau hanya kultur), mirip dengan proses pembuatan yogurt. Untuk membuat cultured butter, biakan ditambahkan ke dalam krim pasteurisasi, yang kemudian dibiarkan mengental dan berfermentasi. Krim tersebut kemudian diaduk untuk membuat mentega.
Karena diproduksi melalui cara fermentasi yang mirip dengan yogurt, cultured butter ini memiliki rasa yang lebih tajam dan asam. Mentega ini sangat cocok untuk membuat gallete, kue kopi, sup, risotto, atau dioleskan di atas roti. Jika ingin rasa tajamnya terpancar, anda bisa menambahkan cultured butter pada proses akhir memasak.
European Butter
Biasanya mentega Eropa lebih tinggi lemak mentega, dengan kandungan setidaknya 80 sampai 90% lemak mentega. Sebagian besar berkisar antara 82 hingga 95% lemak. Krim diaduk lebih lama untuk mengonsentrasikan kadar lemak, menciptakan tekstur yang lebih lembut, lebih cepat meleleh, lebih beraroma, dan seringkali rona kuning lebih cerah.
European butter memiliki rasa yang kaya, tajam, sedikit asam dengan rasa krim pada keseluruhannya, dan dengan warna kuning keemasan. Mentega ini sempurna untuk membuat kue kering yang lemaknya menjadi salah satu bagian utamanya seperti croissant, adonan pai, biskuit, brioche, profiterol, atau kue puff.
Irish Butter
Jenis mentega ini menggunakan sapi perah Irlandia, yang menghasilkan warna kuning pekat dari beta karoten di rumput yang dikonsumsi sapi, sehingga membuat lemak dan susu yang tersimpan berwarna keemasan. Irish butter memiliki jumlah lemak yang sama dengan mentega Eropa sebesar 82%, yang membuatnya lebih mudah menyebar daripada varietas mentega rendah lemak.
Irish butter ini adalah produk impor yang harganya hampir dua kali lipat dibandingkan varietas Amerika. Namun, rasanya sangat enak. Dengan label harga yang lebih tinggi, ini bisa digunakan untuk dioleskan pada irisan roti kering, scone atau buat saus pan yang mewah.
Amish Butter
Amish butter adalah salah satu jenis mentega yang paling mudah dikenali karena bentuknya yang unik. Mentega Amish biasanya dibuat dalam bentuk log dan dibuat dari krim yang diaduk menjadi sekitar 84% lemak mentega, sehingga menghasilkan tekstur ekstra krim. Mentega ini memiliki rasa yang lebih seperti susu sekaligus dengan rasa yang lebih tajam.
Amish butter biasa dijual dalam bentuk gulungan seberat satu atau dua pon yang dibungkus dengan kertas perkamen. Mentega ini dapat digunakan untuk memanggang pai whoopie, pretzel lembut, pai shoofly, faschnauts, pangsit apel, biskuit, scone, dan resep tradisional Amish lainnya.
Plant-Based Butter
Plant-based butter atau mentega nabati adalah jenis mentega yang bebas dari bahan dasar hewani atau bebas susu. Mentega nabati sangat cocok untuk vegetarian karena dibuat dengan berbagai campuran minyak nabati dan air. Mentega nabati biasanya mengandung lemak sebanyak 79% untuk meniru tekstur dari mentega yang terbuat dari susu. Lemaknya terdapat dari minyak zaitun, minyak kedelai, minyak inti sawit, minyak kelapa, serta minyak biji bunga matahari. Lesitin kedelai mengemulsi lemak untuk menstabilkan campuran, serta tambahan beta karoten untuk pemberi warna pada mentega ini.
Plant-based butter mempunyai rasa seperti mentega pada umumnya dengan aftertaste yang sedikit berminyak. Jenis mentega nabati menjadi pilihan yang sangat baik untuk orang dengan pola makan vegan atau bebas produk susu, sekaligus memberikan manfaat yang sama seperti unsalte butter.
Brown Butter
Brown butter sebenarnya lebih mengacu pada teknik memasak mentega daripada memproduksinya. Brown butter dibuat dengan memanaskan mentega sampai pada titik di mana padatan susu dalam mentega mulai menjadi karamel, yang menghasilkan bintik-bintik cokelat kecil mentega yang berubah warna menjadi cokelat muda dan lebih beraroma daripada mentega biasanya.
Brown butter dapat digunakan untuk menambah rasa pada brownies, kuki cokelat, kue, granola, panekuk, wafel, butterschotch, toping popcorn, roti cepat saji, atau saus gurih. Anda juga bisa menambahkan brown butter ke saus Hollandaise.
Smen Butter
Smen adalah mentega Maroko yang difermentasi yang telah dibuat dan digunakan di Timur Tengah dan beberapa masakan Afrika Utara selama berabad-abad. Smen butter menggambarkan mentega yang difermentasi ini sebagai “bau”, yang merupakan hasil dari mentega yang dicampur dengan bakteri asam laktat dan disimpan dalam ruang kedap udara hingga dua tahun.
Menambahkan garam ke smen akan memperlambat beberapa dekomposisi dan memaksimalkan bau mentega, dan untuk varietas yang lebih tua, dapat mulai terasa dan berbau seperti blue cheese (keju biru). Mentega juga bisa diinfuskan dengan madu, minyak zaitun, dan daging kering untuk menambah rasa. Proses fermentasi ini menghasilkan rasa dan aroma yang kuat, gurih, dan keju yang sangat diinginkan dalam masakan.
Smen sering disantap saat bulan Ramadhan dan pada acara-acara tertentu. Orang Maroko biasa menambahkan mentega ini untuk membumbui couscous, roti panggang, tagine, atau bahkan meng-upgrade kopi mereka. Jika Anda mengunjungi Maroko, Anda dapat menemukan smen di supermarket, tetapi biasanya memiliki tekstur yang lebih encer dan kurang beraroma.
Goat Butter
Jika biasanya mentega dibuat dari susu sapi, goat butter ini terbuat dari susu kambing atau domba. Susu kambing dikenal ramah terhadap intoleransi laktosa dan memiliki rasa yang lebih dalam yang membuat masakan menjadi lebih lezat dan menghasilkan rasa yang kaya pada masakan.
Goat Butter biasanya memiliki warna yang kurang kuning daripada mentega biasa karena kambing tidak mengonsumsi banyak beta-karoten dalam konsumsi hariannya seperti halnya sapi. Rasa mentega ini lebih ringan dan tetap lebih lembut pada suhu kamar daripada mentega susu. Kelembutan goat butter menjadikannya bahan yang ideal untuk bahan oles roti artisan, memanggang kue berbahan dasar mentega, dan saus sayuran.
Cara Menyimpan Mentega
Mentega mengandung banyak lemak, biasanya lemak akan cepat teroksidasi bila terus-menerus terpapar udara. Suhu terbaik untuk menyimpannya adalah pada suhu antara 65 hingga 72ºF (18 hingga 22ºC). Namun jika anda ingin menggunakan mentega saat itu juga, tidak apa-apa untuk menyimpannya pada suhu ruang dalam wadah kedap udara. Jika tidak menggunakan mentega dalam waktu satu bulan, masukkan ke dalam kantong yang dapat ditutup kembali dan simpan di dalam freezer hingga 4 bulan.
Sebaiknya gunakan mentega yang didinginkan dalam kurun waktu satu bulan agar menghasilkan rasa terbaik. Karena mentega sebagian besar berbahan dasar lemak, mentega akan terpapar oksigen seiring waktu. Hal tersebut dapat mengakibatkan akan oksidasi lipid, yang mengubah lemak menjadi tengik dan mengembangkan rasa tidak enak saat asam lemak teroksidasi.
Tak diragukan lagi peran mentega dalam suatu hidangan, ini menjadi salah satu bahan penting yang akan mengubah cita rasa pada makanan menjadi lebih baik, mulai dari kue, roti, sayuran, hingga makanan apapun berbahan dasar daging. Jenis mentega pun bervariasi, oleh sebab itu, pastikan untuk tidak salah memilih mentega yang akan digunakan pada resep anda.
Itulah beberapa jenis mentega versi Cairo Food. Anda bisa membaca artikel lainnya terkait mentega yaitu perbedaan mentega dan margarin dengan klik link berikut.