Popcorn adalah cemilan favorit saat menonton film di bioskop. Popcorn dimasak dengan mesin penggorengan khusus yakni sebuah mesin bertekanan uap. Selain itu, makanan ringan ini terbuat dari jagung khusus yang mengembang saat terkena panas atau penduduk lokal menyebutnya berondong jagung. Dikarenakan berbahan dasar jagung, maka popcorn tawar (original) mengandung vitamin B kompleks, zat besi, magnesium, fosfor, dan kalium. Namun, tidak semua popcorn memiliki kandungan yang serupa karena beberapa varian sudah ditambahkan zat adiktif.
Popcorn tradisional yang dibuat dengan mesin uap, tidak menggunakan minyak sehingga jenis popcorn ini lebih menyehatkan bagi tubuh. Namun, kini jenis popcorn dengan tambahan minyak sudah bisa dibuat sendiri di rumah menggunakan kompor atau microwave. Sementara popcorn dengan bahan tambahan seperti mentega dan perisa bisa ditemukan dalam popcorn yang dijual di bioskop saat ini.
Nah menariknya, cemilan yang memiliki ragam rasa ini ternyata sudah dikonsumsi sejak ribuan tahun lalu, lho. Simak sejarah dan fakta menariknya sebagai berikut.
Pembuatan Popcorn Di Masa Lalu
Sejarah tentang kemunculan popcorn dituliskan oleh Edgar Anderson dan Hugh C. Cutler tahun 1950 dalam sebuah jurnal berjudul Methods of Corn Popping and Their Historical Significance. Dalam tulisan itu dijelaskan bahwa popcorn dibuat menggunakan teknik popping yang dijelaskan oleh ilmuan sebagai teknik memasak tertua yang sudah digunakan sejak zaman kuno. Popping merupakan teknik letupan untuk memasak biji jagung yang kala itu dinilai sangat keras seperti kaca.
Disebutkan juga dalam jurnal tersebut, jenis jagung yang digunakan untuk membuat popcorn adalah jagung flint. Jenis jagung ini ketika terkena panas secara otomatis akan mulai meletup. Dalam proses meletup tersebut, aroma harum juga akan keluar dari setiap bulir jagung. Aroma ini diciptakan oleh popcorn secara alami yang berasal dari uap yang dihasilkan endoperma dalam biji jagung.
Dalam tulisannya, Anderson meyakini bahwa orang-orang zaman dahulu menempatkan jagung di dekat api atau di batu bara atau bahkan di pasir panas tanpa sengaja hingga meletup membentuk butiran popcorn. Inilah yang mengawali penggunaan teknik memasak popping.
Berasal Dari Benua Amerika
Konon penduduk asli Amerika Serikat dan Amerika Selatan bertempat tinggal di benua tersebut sebelum kemunculan imigran dari Eropa. Kala itu jagung sudah menjadi makanan pokok sehari-hari. Secara khusus, popcorn tertua pertama kali ditemukan di New Mexico. Tepatnya di tahun 1948, Herbertdick dan Earle Smith menemukan potongan jagung kecil (kernel) yang ditemukan di dalam gua. Gua ini dikenal sebagai Gua Kelelawar.
Jagung kering yang ditemukan di sana sudah menjadi karbon dan diperkirakan berusia sekitar 5.600 tahun. Hal ini juga diperjelas dari sebuah pemakaman di Meksiko yang terdapat sebuah guci dan diteliti ternyata telah ada sejak 300 M. Guci ini memiliki hiasan yang menggambarkan dewa jagung yakni biji-bijian jagung yang menghiasi kepala dewa.
Penemuan tersebut menguatkan bukti bahwa popcorn sudah ada sejak lama, dan fakta ini tersebar di seluruh Amerika Tengah dan Selatan khususnya di negara Peru, Guatemala, dan Meksiko. Sementara suku Aztec di Meksiko menggunakan popcorn tidak hanya sebagai makanan, namun sebagai penghias pakaian maupun upacara.
Lebih lanjut, penduduk di benua Amerika secara keseluruhan memiliki sejarah yang cukup kaya dalam mendokumentasikan popularitas popcorn di masa lalu. Jagung kering yang disebut kernel yang ditemukan di New Mexico mengawali penemuan kernel lainnya di wilayah Utah. Ini adalah gua yang dihuni oleh orang Indian Pueblo.
Ketika penjajah mulai pindah ke Amerika, mereka mengadopsi makanan asli Amerika tersebut. Dalam hal ini penjajah merujuk pada orang Eropa yang kemudian menikmati popcorn sebagai cemilan maupun sereal sarapan yang dimakan dengan susu. Popcorn juga dimasak oleh penjajah Eropa menggunakan sedikit tetes tebu yang membuat cemilan ini mirip dengan popcorn rasa karamel seperti yang sekarang kita konsumsi.
Menjadi Cemilan Kala Menonton
Kata “popcorn” pertama kali dicatat dalam kamus Amerika Serikat tahun 1840-an. Ini bermula di tahun 1820-an, popcorn sudah dijual dalam bentuk mutiara atau nonpareil. Selanjutnya muncul sejarah junk food yang dimulai dari kehadiran Cracker Jack.
Tahun 1896 Cracker Jack adalah jajanan pertama yang dijual sebagai popcorn berlapis permen, kacang tanah, dan dikemas dengan beberapa hadiah. Ini juga yang mengawali penyebutan istilah junk food.
Saat itu popcorn dibuat dengan kompor kuno yang dikenal sebagai kompor popcorn Bolivia yang sangat mirip dengan bazooka kecil. Selang beberapa tahun kemudian, popcorn mulai dimasak menggunakan microwave untuk membuat berbagai jenis popcorn rasa, yang disukai semua orang.
Kemudian dalam masa ini popcorn mulai menjadi teman untuk menemani nonton film, baik di rumah maupun di bioskop. Masa ini dimulai pada akhir tahun 1930-an yang kala itu menganggap popcorn sebagai cemilan murah dan lezat yang pas untuk meghibur diri pada masa Great Depression.
Uniknya pada zaman dulu, pihak bioskop sempat kurang setuju untuk membiarkan popcorn dikonsumsi saat masuk bioskop. Hal ini dikarenakan popcorn mungkin mengotori lantai karena tampak berminyak dan suara ketika mengunyahnya akan mengganggu penonton lain. Alhasil para pemilik toko popcorn harus menjual dagangannya secara sembunyi-sembunyi di bawah gang.
Kemudian tahun 1938, seorang bernama Glen W. Dickson justru berani memasang popcorn poppers di lobi-lobi teater di Midwestern. Inilah yang mengawali penjualan popcorn secara terbuka hingga menjadi sangat terkenal di seluruh dunia.
Selama Perang Dunia II ketika gula dan persedian makanan dibatasi, maka popcorn dianggap sebagai makanan ringan yang bisa dibeli oleh semua orang. Popularitas popcorn meningkat pesat, namun ketika penemuan pesawat televisi, popularitas bioskop menurun sesaat dan berdampak pada penurunan konsumsi popcorn.
Kemorosotan popularitas ini segera kembali ketika popcorn bisa dibuat secara instan di rumah menggunakan microwave. Kernel jagung yang dijual untuk membuat popcorn instan dijual secara komersial sejak tahun 1981. Popcorn dianggap murah terutama jika dibeli dalam bentuk kernel atau biji-bijian kering yang biasanya dijual seharga beberapa sen saja.
Lebih lanjut, sejak 1981 peningkatan penjualan popcorn juga meningkat hingga semua orang yang menonton pasti membeli popcorn. Beberapa bioskop bahkan menurunkan harga tiketnya agar masyarakat bisa membeli popcorn. Menurut Popcorn Board, rata-rata orang Amerika mengkonsumsi 42 liter popcorn per tahun dan terus meningkat sampai saat ini.
Popularitas Popcorn Saat Ini
Sebagian orang masih menilai bahwa menonton di bioskop tidak akan lengkap tanpa cemilan popcorn. Hal ini membuktikan bahwa tren popcorn masih berjaya bahkan di tengah pandemi popcorn juga menemani waktu menonton di rumah. Sayangnya harga popcorn saat ini tidak lagi semurah sebelumnya, terutama jika popcorn yang dibeli di bioskop langsung.
Meskipun harganya tidak lagi murah, popcorn yang terasa gurih kian memiliki banyak variasi, sehingga membuat orang selalu punya alasan untuk menikmati cemilan ini. Sebagai gambaran, pada tahun 2016 di Amerika Serikat orang-orang mengonsumsi popcorn hingga 50 liter setiap tahun. Stastistik yang sama juga terjadi di Inggris dan negara-negara Amerika Latin. Akhirnya kini popcorn dinikmati di hampir semua negara di dunia, termasuk di Indonesia.
Popcorn Khas Korea
Korea Selatan memiliki cerita tersendiri mengenai popcorn. Di negeri ginseng tersebut saat ini masih banyak street food yang menjual popcorn dengan cara tradisional dan unik. Cemilan yang disebut juga sebagai puffed rice ini dibuat dengan sebuah mesin yang mirip seperti meriam. Mesin tersebut diisi dengan bulir-bulir jagung dan dipanaskan dengan api dari tungku. Setelah beberapa saat, mesin akan “meledak” dan mengeluarkan popcorn yang sudah jadi. Cemilan ini dikenal sebagai explosive Korean traditional popcorn.
Nah, itu dia sejarah popcorn hingga menjadi sangat terkenal. Meskipun popcorn enak, sebaiknya popcorn tidak dikonsumsi secara berlebihan. Hal ini dikarenakan popcorn modern mengandung lemak dan kalori yang cukup tinggi, terutama jika mendapatkan tambahan perasa atau pemanis. Namun, jika dikonsumsi secara wajar popcorn tentu saja akan selalu pas dimakan kala menonton film, kan?