Mengenal Profil dr. Zaidul Akbar Lebih Dalam

Dokter Zaidul Akbar paling dikenal sebagai ustad yang menggagas Jurus Sehat Rasulullah (JSR). Dokter sekaligus pendakwah ini banyak dikenal sebagai orang yang mengkombinasikan ilmu kedokteran dengan pengetahuan agama Islam. Oleh sebab itu, dr. Zaidul Akbar banyak membahas bagaimana tetap menjaga kesehatan pada era modern dengan mengikuti cara Rasulullah.

Profil Singkat

Dokter Zaidul Akbar lahir pada tanggal 30 November 1977, ia dikenal sebagai dokter, pendakwah Islam, konsultan, dan praktisi pengobatan sunnah di Indonesia. Selain memperkenalkan JSR, dr. Zaidul Akbar juga merupakan salah satu pendiri sekaligus Ketua Umum Perkumpulan Bekam Indonesia (PBI). Tak sampai disitu saja, ia turut serta menjadi pengurus Pusat Asosiasi Pengobat Tradisional Indonesia (ASPETRI).

Membahas latar belakang, dr. Zaidul Akbar berasal dari kota Jambi. Ia merupakan alumni dari Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro yang masuk pada tahun 1997 dan lulus di tahun 2003.

Apapun Bumbunya, Tidak Pakai MSG

Semasa studinya ia pernah membuka praktek sebagai dokter umum di Balikpapan dan Jakarta. Setelah tidak bekerja lagi di rumah sakit, ia mendalami pengobatan Islami. Hal ini membuat dr. Zaidul Akbar lebih sering mengisi seminar dan kajian dibandingkan mengobati pasien secara langsung.

Lebih lanjut, dr. Zaidul sering menegaskan bahwa makanan adalah obat. Hal ini dikaitkan juga dengan kehalalan suatu obat. Ia mempromosikan persoalan halal dan haramnya makanan terhadap kelangsungan hidup seseorang. Ini mendorong ia untuk mengaitkan kesehatan dan pengobatan dalam islam, sehingga membuatnya dikenal sebagai ahli bekam, ahli herbal, dan ahli thibbun nabawi.

Selain itu, dr. Zaidul memiliki prinsip bahwa semua syariat Islam, mulai dari bangun tidur hingga tidur lagi, sebenarnya memiliki dampak langsung terhadap kesehatan. Ia meyakini Nabi Muhammad adalah pedoman dari pola hidup yang sehat. Oleh sebabnya Rasulullah adalah pedoman yang ia gunakan untuk menciptakan berbagai pengobatan dan acuan hidup sehat.

Bagi dr. Zaidul memutuskan untuk berkarir di bidang ini adalah pilihan hidup yang berdampak pada dunia akhirat nanti. Artinya dr. Zaidul percaya dengan menjadi dokter dan berdakwah, ia bisa mendapat ridho sekaligus mengajak orang lain menjalani hidup sehat.

Jurus Sehat Rasulullah

Dikenal sebagai pelopor dari Jurus Sehat Rasulullah, dr. Zaidul Akbar memiliki alasan tersendiri untuk mendapatkan filosofi ini. Pada awalnya ia memiliki kegelisahan dan keraguan atas obat-obatan modern yang disatu sisi memberi manfaat, namun disatu sisi memberi dampak negatif pula.

Selain itu, pertanyaan tentang kehalalan obat pun pernah menghampirinya, sehingga mendorong ia mempromosikan Jurus Sehat Rasulullah. Dokter Zaidul juga menciptakan buku dengan judul yang sama, dengan melandaskan pada kesempurnaan agama Islam serta panduan-panduan kesehatan yang telah dijelaskan dalam Al-Qur’an dan hadits.

“Jadi sebenarnya Jurus Sehat Rasulullah itu bahasa saya saja, untuk menggambarkan bagaimana keseharian kesehatan Rasulullah yang pastinya berdasarkan petunjuk dari Allah SWT,” ujarnya.

Menurut dr. Zaidul Akbar, manusia hakikatnya diciptakan oleh Allah, sehingga sudah pasti Allah membekali manusia dengan ciptaan-Nya yang baik dan ditumbuhkan di atas tanah-Nya dan mendapat matahari-Nya. Dengan kata lain, jika manusia memahami dan memanfaatkan kekayaan alam yang melimpah maka manusia seharusnya sudah bisa mengatasi berbagai masalah kesehatan sesuai Jurus Sehat Rasulullah.

Hidup Sehat Itu Mudah

Menurut pandangan dr. Zaidul Akbar, hidup sehat itu sangatlah mudah. Baginya, sebetulnya kesehatan itu murah alias low budget dan bisa diperoleh siapa saja. Selain dengan melakukan syariat, kesehatan bisa diperoleh dengan memanfaatkan segala materi halal dan thoyib yang ada di lingkungan sekitar. Pola hidup sehat ini termasuk dalam thibbun nabawi.

Ia membagikan tips gaya hidup sehat yang terinspirasi dari Nabi Muhammad SAW dan Al Qur’an. Konsep makan ini tersurat di dalam Al Qur’an yakni mencakup 3 hal, antara lain halal, thayyib, dan tidak berlebihan. Menurut dr. Zaidul Akbar, cara terbaik untuk menerapkan hidup sehat dengan cara menjalankan aturan tersebut disertai dengan rajin berpuasa sebagai upaya untuk mendetoks tubuh secara alami.

Sebagai dokter herbal dan konsultan Thibbun Nabawi Nasional, dr. Zaidul Akbar menegaskan kunci untuk hidup sehat di zaman manapun ialah kembali ke kesehatan Al-Qur’an dan Rasulullah serta Alam-Nya. Dengan panduan tersebut, dr. Zaidul Akbar meyakini bahwa orang-orang yang hidup sehat pasti selalu memikirkan apapun yang ia akan konsumsi.

“Kalau lagi makan, mulailah berfikir makanan ini bisa jadi masalah ke badan atau bisa jadi manfaat buat badan kita. Kalau kita sudah mikir kaya begitu, kita akan hati-hati dalam makan” tuturnya.

Menggunakan pedoman dr. Zaidul Akbar, ia menyarankan untuk selalu mengonsumsi makanan yang mengandung protein, karbohidrat kompleks, lemak sehat, sayur, dan air putih. Sebaiknya diitambah juga dengan rutin berolahraga untuk menunjang kebugaran tubuh. Pastikan juga untuk tidur dan istirahat dengan cukup setiap harinya.

Lebih lanjut, hidup sehat juga ditunjang dengan menjaga emosi sebagaimana dijelaskan dalam Al Qur’an. Penyakit terbagi menjadi penyakit fisik dan penyakit qolbu (hati). Secara ilmiah, marah selama 5 menit bisa menurunkan imun tubuh selama 5 jam ke depan. Oleh sebab itu penyakit fisik dan penyakit hati bersifat saling terkait.

“90% penyakit fisik diakibatkan dari penyakit hati, maka berhati-hatilah dengan marahnya kita, berhati-hatilah dengan segala emosi kita yang membuat kita tidak bisa move on dan move up” ujar dr. Zaidul Akbar.

Berbagi “Resep” Pengobatan

Melalui akun instagram resmi @zaidulakbar, dr. Zaidul Akbar kerap membagikan resep pengobatan alami ala Jurus Sehat Rasululullah. Pola hidup sehat ini bertujuan untuk mengurangi timbulnya berbagai penyakit di dalam tubuh. Penyakit ini paling sering diakibatkan oleh makanan yang tidak sehat dan gaya hidup yang buruk.

Misalnya, dr. Zaidul Akbar sering membicarakan rajinlah mengonsumsi minuman herbal. Ini adalah minuman yang bisa digunakan untuk meredakan berbagai penyakit atau hanya sekedar menjaga kekebalan tubuh. Minuman herbal tersebut dapat dibuat sendiri dirumah, sebut saja teh jahe, susu kunyit, wedang dan rebusan rempah-rempah yang disajikan saat masih panas.

“Merutinkan minum herbal atau rempah rimpang, misalnya minum jahe, besok kunyit, besok sereh, besok lagi rempah yang lainnya dalam jumlah sedikit” tuturnya menjelaskan.

Pola hidup ala dr. Zaidul diklaim dapat diterapkan oleh semua kalangan tanpa terkecuali, dengan tetap mempertimbangkan kondisi kesehatan masing-masing. Untuk menjaga kesehatan secara umum, dr. Zaidul merekomendasikan untuk mengurangi gula dan makanan dari tepung terigu. Selain itu kurangi konsumsi produk protein hewani dan beralih ke pola makan nabati.

Sebaiknya hindari segala bentuk makanan yang digoreng, dan ganti menjadi pengolahan yang alami seperti direbus atau dikukus. Terakhir,  hindari makanan olahan yang mengandung bahan pengawet, penyedap rasa, pewarna, dan mengandung pengembang makanan.

Selebihnya, dr. Zaidul Akbar dalam seminar maupun postingan pada akun instagram tersebut juga kerap membagikan resep pengobatan alternatif yang lebih spesifik. Ini termasuk mengatasi demam, sakit punggung, hipertensi, masalah kesuburan dan lain sebagainya.

Masih Menikmati Mie Instan

Hampir semua orang pasti pernah mencicipi kenikmatan dari rasa mie instan dengan aneka variasinya. Pada dasarnya mie instan adalah makanan cepat saji yang memang tidak dianjurkan untuk dikonsumsi secara berkepanjangan. Mie instan yang mengandung gula, garam, dan lemak yang melimpah, namun umumnya punya izin edar di Indonesia.

Meskipun tergolong sebagai makanan yang tidak sehat, namun mie instan nyatanya tetap dikonsumsi oleh dr. Zaidul Akbar. Ia meyakini mie instan masih bisa ditolerir oleh tubuh meskipun bukan sebagai sesuatu yang disarankan.

“Mie instan halal tapi tidak thayyib. Maksud thayyib adalah menimbulkan masalah di kemudian hari. Terlalu banyak makan mie instan pasti suatu saat menimbulkan masalah” ujarnya demikian.

Menurut dr Zaidul, mie instan bisa tetap boleh dimakan tapi tidak boleh terus-menerus. Artinya jangan mengonsumsi mie instan berlebihan. Ingat bahwa kadar “berlebihan” tiap orang bisa berbeda-beda. Hal ini digambarkan dr. Zaidul dengan kalimat “tidak ada bejana yang lebih buruk daripada perut manusia”. Porsi makanan di perut manusia hanya sepertiga, sisanya untuk air dan udara. Oleh sebabnya perhatikan jumlah mie instan yang dikonsumsi.

Sehat Dimulai Dari Dapur Anda

Berikutnya, dr. Zaidul juga menyarankan untuk lebih selektif dalam memilih merk mie instan yang akan dikonsumsi. Ada baiknya sebelum membeli mie instan, pastikan membaca komposisi mie instan yang tertera pada kemasan, termasuk seberapa banyak bahan kimia yang digunakan.

“Saat ini mie instan ada beberapa yang masih saya konsumsi, tapi dilihat dulu bahan komposisinya. Makanan ini masuk asupan yang dikonsumsi saat-saat tertentu, misal saat kangen rasanya mie instan” kata dr. Zaidul.

Dokter Zaidul juga sempat membandingkan masyarakat Indonesia yang seperti Korea, China, Hongkong dan Jepang yang sangat menyukai mie instan. Namun negara-negara Asia Timur tersebut cenderung memiliki kesehatan yang lebih baik, termasuk berat badan seimbang dan berumur panjang.

Hal ini disampaikan oleh dr. Zaidul bahwa masyarakat disana selalu menggunakan mie instan berkualitas dan mengetahui komposisi di dalamnya. Selain itu, mereka juga lebih senang berjalan kaki dibandingkan orang Indonesia yang lebih suka mengendari kendaraan pribadi. Kebiasaan inilah yang sebaiknya perlu dilestarikan di Indonesia agar menyeimbangkan makanan yang masuk dengan aktivitas yang dilakukan. Ini juga akan mencegah penumpukan lemak yang biasanya bertambah dengan cepat.

Menerapkan pola hidup sehat ala dr. Zaidul Akbar memang memiliki tingkat kepercayaan yang luar biasa dari masyarakat Indonesia. Hal ini terbukti dengan akun instagramnya yang sudah memiliki 3 juta followers. Tak heran beliau disebut-sebut sebagai bapak Thibun Nabawi Nasional, ya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *