Mengapa Sebagian Orang Justru Mengantuk Setelah Minum Kopi?

Daftar Isi

Kopi kerap kali dijadikan minuman andalan bagi sebagian orang untuk mengatasi kantuk saat sedang bekerja. Bahkan sebagian orang merasa bahwa tanpa kopi rasanya sulit sekali untuk tetap fokus. Namun siapa yang menyangka bahwa tidak semua orang akan mengalami efek serupa, karena faktanya beberapa orang justru mengantuk setelah minum kopi. Mengapa demikian? Simak penjelasannya sebagai berikut.

Mengapa Kopi Bisa Membuat Terjaga?

Kopi telah lama menjadi penyemangat di pagi hari atau membantu seseorang terjaga ketika beraktivitas di malam hari. Kandungan utama dalam kopi yang bekerja untuk menahan kantuk adalah kafein. Kafein adalah stimulan yang bekerja dengan cepat pada sistem saraf pusat.

Alhasil setelah minum kopi sebagian orang akan mengalami tubuh yang lebih berenergi, mood yang lebih baik, sekaligus meningkatkan tekanan darah dan detak jantung yang dikaitkan dengan kemampuan seseorang untuk terjaga lebih lama.

Secara teknis, saat tegukan pertama kafein dalam kopi akan melewati jaringan epitel hingga memasuki aliran darah melalui lapisan mulut, tenggorokan, kerongkongan, dan perut. Proses ini hanya membutuhkan waktu kurang lebih 45 menit bagi kafein untuk masuk ke dalam membran sel tubuh yang membuatnya segera bekerja untuk menahan kantuk.

Berapa Lama Kopi Membuat Seseorang Terjaga?

Dalam sebuah penelitian, jumlah waktu yang dibutuhkan oleh kafein untuk bekerja maksimal di dalam tubuh berkisar sekitar 5 jam. Namun ini adalah durasi waktu rata-rata yang bisa berubah tergantung usia, kondisi medis, dan interaksi obat yang tengah dikonsumsi. Efek dari kafein biasanya akan mengalami puncak sekitar 30 hingga 60 menit setelah dikonsumsi. Dengan demikian, efek kopi tidak langsung bekerja secara instan melainkan butuh waktu untuk masuk ke aliran darah dan mempengaruhi metabolisme.

Lebih lanjut, hal yang membuat kafein dapat meningkatkan fokus seseorang ialah karena kemampuannya memberikan efek kontraksi awal pada dinding arteri yang membuka pembuluh darah sehingga aliran darah menjadi lebih lancar. Akan tetapi, efek ini biasanya akan lebih terasa jika dikonsumsi pada waktu pagi dan siang hari atau maksimal 6 jam sebelum tidur.

Perlu diingat bahwa sebagai stimulan untuk merangsang sistem saraf pusat dalam bekerja, kafein di dalam kopi akan memberikan lonjakan energi yang tinggi setelah dikonsumsi. Namun ketika efek ini telah habis, tubuh akan mengalami perasaan lemas lebih dari sebelum mengonsumsi kopi.

Mengapa Sebagian Orang Mengantuk Setelah Minum Kopi?

Terdapat beberapa alasan mengapa kandungan kafein pada kopi tidak mempan atau justru memicu rasa kantuk bagi sebagian orang.

Kurang Tidur

Bagi seseorang yang memang kurang tidur, maka kopi jelas tidak akan berpengaruh lagi pada sistem saraf sehingga tidak memberikan efek yang sama. Dua hingga tiga cangkir kopi pun justru menyebabkan seseorang lebih mudah mengantuk. Pada dasarnya semakin seseorang kurang tidur, maka tubuh seseorang akan semakin banyak memproduksi senyawa adenosine di dalam sistem saraf.

Adenosine berfungsi untuk memberi sinyal tubuh untuk segera beristirahat. Alhasil, kafein di dalam kopi pun akan kalah jika melawan senyawa adenosine yang terlalu banyak. Oleh sebab itu, ketika anda begadang selama beberapa hari berturut, maka sangat mungkin kopi tidak mempan untuk menahan kantuk di siang hari.

Gen Khusus

Dalam beberapa kasus tertentu, bila seseorang sudah cukup tidur, namun meminum kopi tetap membuatnya mengantuk, maka bisa jadi orang tersebut memiliki gen khusus yang membuat tubuh sulit mencerna kafein. Gen adalah faktor alami yang mengatur seberapa peka sistem saraf untuk merespon kafein.

Gen dengan kode CYP1A2, AHR, POR, ABCG2, dan CYP2A6 adalah gen yang bertanggung jawab untuk mencerna kafein. Orang yang memiliki kombinasi gen tersebut akan lebih mudah untuk mengalami reaksi dari kafein, sehingga membuat tubuh terjaga. Hal sebaliknya akan terjadi jika seseorang tidak memiliki kombinasi gen tersebut. Alhasil, meskipun sudah minum kopi dalam jumlah yang banyak namun justru akan tetap mengantuk.

Dikarenakan gen khusus manusia yang berperan dalam mencerna kafein, maka tubuh memiliki resistensi yang tinggi terhadap kopi. Biasanya ini bersifat turun-temurun sehingga jika orang tua anda tidak mempan dengan efek kafein dari kopi, maka kemungkinan besar anda juga demikian.

Minum Kopi Saat Mengantuk

Ketika seseorang meminum kopi saat sudah mengantuk dan berharap kopi dapat menghilangkan kantuk tersebut, maka ini tidak akan terjadi. Pasalnya kafein dalam kopi hanya dapat bekerja ketika tubuh masih terjaga dan tidak akan efektif ketika tubuh sudah mengantuk.

Ketika tubuh mengantuk, maka senyawa adenosine sudah menumpuk di dalam sistem saraf pusat sehingga kafein tidak akan mampu menembusnya. Selain itu, ketika kafein masuk di dalam tubuh yang mengantuk, maka akan menghalangi reseptor adenosine di otak dan justru membuat tubuh memproduksi adenosine berupa neurotransmitter yang menjadi penyebab tubuh lelah dan mengantuk.

Tambahan Gula Pada Kopi

Jenis kopi yang dikonsumsi juga menjadi alasan mengapa seseorang justru mengantuk setelah minum kopi. Kopi yang mengandung tambahan gula seperti cream kocok, gula pasir, brown sugar, dan sirup gula biasanya akan cenderung membuat seseorang lebih mudah mengantuk. Tambahan gula ini akan membuat penurunan energi secara drastis karena tubuh memang cepat mengolah dan memproses gula. Dengan kata lain, meskipun gula dapat meningkatkan energi dengan cepat, namun penurunan energi juga berlangsung lebih cepat.

Kecepatan ini sangat bergantung dengan kemampuan tubuh masing-masing dalam mencerna gula. Namun rata-rata orang dewasa akan mengalami efek kantuk sekitar 90 menit setelah mengonsumsi gula. Alhasil, ketika energi tubuh menurun, maka tubuh akan merasa lemas dan mengirimkan sinyal ke otak untuk beristirahat agar dapat mengembalikan energi di dalam tubuh.

Tubuh Sudah Terbiasa Dengan Kafein

Meskipun kopi biasa dikonsumsi setiap hari, namun beberapa orang meminum kopi dengan takaran yang sangat banyak. Alhasil, kebiasaan ini membuat tubuh terbiasa dengan kafein dan tidak menganggap kadar kafein sebagai sesuatu yang baru. Semakin tinggi takaran seseorang mengonsumsi kopi, maka semakin besar kemungkinan bahwa kafein tidak akan memberikan reaksi apapun pada tubuh.

Teori Homeopathy

Teori homeopathy dapat dikaitkan dengan alasan mengapa sebagian orang justru mengantuk setelah minum kopi. Teori ini memiliki konsep bahwa suatu zat yang dilarutkan dalam takaran tertentu akan menghasilkan efek sebaliknya. Misalnya kopi yang diminum dalam takaran normal, maka cenderung memberikan efek menyegarkan dan dapat melawan rasa kantuk.

Namun, ketika cairan kopi tersebut dicairkan kembali dengan menambahkan lebih banyak tetesan air, serta proses ini diulang terus-menerus, maka hasil kopi akhir akan memberikan efek yang berlawanan dengan sifat asli kopi tersebut.

Dengan kata lain, seseorang yang meminum jenis kopi yang melalui penerapan konsep homeopathy, justru menjadi mengantuk, lemas, dan tenang. Hal ini sangat berlawanan dengan efek dari sifat kafein yang merupakan zat utama kopi.

Sebagai informasi tambahan, konsep ini berlaku juga untuk tanaman tertentu yang sering digunakan dalam praktek pengobatan homeopathy. Dalam pengobatan ini, prinsipnya suatu gejala penyakit akan disembuhkan dengan bahan alam yang menjadi pemicu penyakit itu sendiri. Pasalnya ketika bahan alam ini diolah dengan cara tertentu, maka akan memberikan efek yang berlawanan (menjadi bersifat menyembuhkan).

Jumlah Maksimal Kafein Sehari

Meskipun kafein pada kopi dapat membantu produktivitas seseorang, namun bukan berarti kopi dapat dikonsumsi berlebihan. Selain membuat tubuh kecanduan, kafein yang berlebihan juga dapat membuat gangguan irama jantung seseorang dan tremor.

Jumlah kafein yang aman untuk dikonsumsi adalah maksimal 400 mg dalam sehari. Jumlah ini setara dengan 4 cangkir kopi per hari. Namun, toleransi kafein kopi akan berbeda-beda pada setiap orang. Beberapa orang akan mengalami efek samping jika mengonsumsi lebih dari 2 cangkir kopi. Sementara orang lain mungkin dapat mengonsumsi lebih dari 5 cangkir.

Dengan perbedaan ini, para ahli menyarankan untuk mengonsumsi kafein di ambang batas aman, yakni tidak lebih dari 100-200 mg dalam sehari. Sementara bagi seseorang yang sensitif terhadap kafein, maka perlu memperhatikan jumlah kopi yang diteguk setiap hari. Secangkir kopi pada golongan orang ini sudah cukup untuk memicu gangguan tidur dan perasaan gelisah.

Dengan demikian, selalu minum kopi dengan takaran yang tepat. Sementara untuk anda yang tidak mempan dengan efek kafein atau justru mengantuk setelah minum kopi tidak perlu khawatir. Anda bisa mencari alternatif lain untuk menjaga tubuh tetap berenergi dan bugar. Misalnya dengan menggantinya melalui olahraga teratur, makan makanan yang bergizi seimbang, manajemen waktu dengan baik, serta mengatur pola tidur dengan lebih teratur agar intensitas sering mengantuk dan kelelahan dapat berkurang.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *