Ketika sedang mengunjungi Maroko yang dijuluki dengan negara maghribi, bagian yang tak boleh anda lewatkan selain tempat wisata dan pegunungan Atlas ialah makanan khas Maroko. Pasalnya, makanan Maroko adalah perpaduan dari masakan Australia, Berber, Mediterania, dan sedikit pengaruh dari Eropa dan Sub-Sahara.
Maroko menghasilkan berbagai macam buah dan sayuran Mediterania. Hidangan Maroko menghasilkan rasa yang cukup menonjol, yaitu rasa manis, gurih, dan asam. Hidangan tersebut biasanya dibumbui dengan lemon yang diawetkan, smen atau mentega yang difermentasi, minyak zaitun, minyak argan, buah-buahan kering, rempah-rempah, dan banyak bumbu lainnya.
Seperti negara-negara lainnya, masakan Maroko banyak menggunakan rempah-rempah di dalamnya. Jenis bumbu yang paling umum digunakan dalam masakan Maroko antara lain adas manis, fenugreek, jahe, jintan, kayu manis, kunyit, pala, dan paprika. Dengan begitu banyak bumbu segar yang digunakan dalam masakan Maroko, bukan tidak mungkin bahwa kita akan membayangkan rasanya.
Couscous
Couscous adalah makanan yang sangat populer di negara-negara di Afrika dan Timur Tengah, seperti Maroko, Arab, Tunisia, Lebanon, Mesir, dan Libya. Masyarakat Indonesia mengenal hidangan ini sebagai bulgur. Couscous berasal dari gandum mentah yang dihancurkan hingga menyerupai semolina, yaitu zat tepung dan biji gandum dengan ukuran 1mm dan hampir menyerupai beras.
Dalam proses pembuatannya, hidangan ini akan dibentuk menjadi bola-bola lalu menjemur di bawah sinar matahari hingga kering. Ketika akan dikonsumsi, couscous akan dikukus dan direhidrasi dalam couscousiere sampai konsistensi yang diinginkan tercapai.
Couscous biasanya disajikan dalam mangkuk atau piring tembikar besar dengan semur daging atau sayuran di atasnya. Menariknya, Jumat adalah hari tradisional untuk makan couscous di Maroko. Jumat adalah hari suci bagi umat Islam. Setelah berdoa, keluarga akan duduk untuk makan besar couscous dan rebusan yang dibuat dengan tujuh sayuran seperti wortel, terong, labu, kol, zucchini, parsnip, dan tomat.
Tagine
Setelah couscous, tagine adalah hidangan paling terkenal dalam masakan Maroko. Tagine berasal dari kata Berber tajin, yang berarti “pot tanah dangkal”. Jika mengacu pada peralatan masak, tagine atau tajine adalah pot keramik atau tanah liat yang terdiri dari dua bagian – alas bundar datar yang digunakan untuk memasak dan menyajikan serta tutup berbentuk kerucut yang khas.
Peralatan masak untuk membuat tagine yang berbentuk seperti kerucut dirancang untuk menjebak dan mengembalikan uap air yang terkondensasi kembali ke piring yang mendidih di bawahnya. Hal ini akan mengurangi jumlah air yang dibutuhkan untuk memasak secara perlahan serta membantu melunakkan potongan daging dan menjaganya agar tetap lembab serta lembut. Rempah-rempah yang digunakan dalam tagine seperti kayu manis, kunyit, jahe, jintan, dan paprika. Tagine dapat digunakan untuk memasak semur Maroko yang dibuat dengan daging, unggas, ikan, sayuran, dan buah.
Jenis tagine yang populer ialah kefta tagine yang terbuat dari bakso daging sapi atau domba yang telah dibumbui dan dimasak dengan saus tomat mirip shakshuka. Kefta tagine biasa disajikan dengan roti Maroko yang dibuat dengan telur rebus langsung dengan sausnya.
Pada dasarnya, tagine menjadi salah satu hidangan terbaik yang harus anda coba saat mengunjungi Maroko. Anda pun tidak dapat begitu saja meninggalkan Maroko tanpa mencoba hidangan populer yang satu ini. Rasanya yang begitu khas akan membuat anda selalu mengingat negara ini ketika sudah tiba di rumah.
Sakshuka
Shakshuka atau shakshouka adalah hidangan sarapan Mediterania yang populer dari telur rebus yang dimasak dengan saus tomat dengan paprika, bawang putih, bawang merah, minyak zaitun, dan rempah-rempah. Sakshuka sangat populer di seluruh Afrika Utara dan Timur Tengah, nama Sakshuka ketika diterjemahkan menjadi “campuran” dan diyakini berasal dari Tunisia atau Yaman. Sakshuka biasa disajikan dalam satu panci yang disiapkan dengan banyak cara. Hidangan ini terbuat dari telur rebus, atau bisa juga telur orak-arik yang mirip dengan menemen Turki.
Resep sakshuka bervariasi, tetapi yang paling umum adalah penggunaan rempah-rempah seperti cabai rawit, ketumbar, jintan, dan paprika. Versi lainnya mungkin menyertakan bahan seperti lemon yang diawetkan, keju susu domba, harissa, minyak zaitun, sosis, hingga domba cincang. Sakshuka biasa dihidangkan dalam wajan, dengan hidangan pendamping yaitu roti Maroko kering untuk dicelupkan ke dalam saus tomat dan telur rebus encer.
Taktouka
Taktouka adalah hidangan khas Maroko yang mirip dengan sakshuka. Taktouka adalah salad Maroko yang dibuat dengan tomat, paprika panggang, minyak zaitun, dan peterseli segar. Tidak seperti shakshuka yang biasanya dinikmati sebagai menu sarapan, taktouka disajikan sebagai lauk untuk hidangan daging dan ikan panggang atau sebagai saus dengan roti.
Maakouda
Maakouda mengacu pada jenis penggorengan kentang yang terbuat dari kentang tumbuk goreng yang dicampur dengan tumisan bawang bombay, bawang putih, daun ketumbar, dan jintan. Pada awalnya, maakouda adalah hidangan Aljazair yang menjadi populer di Maroko dan juga Tunisia. Maakouda bisa dinikmati dengan cara yang beragam. Maakouda bisa disajikan sebagai hidangan pembuka, sebagai lauk, atau sebagai isian sandwich. Hidangan ini sering disajikan sebagai makanan jalanan di Maroko dan menjadi sangat populer selama bulan Ramadan.
Harira
Hidangan selanjutnya yang harus anda coba saat di Maroko adalah Harira. Hidangan ini adalah sup miju-miju dan buncis berbahan dasar tomat yang populer di masakan Maroko dan Aljazair. Harira sebenarnya dapat dikonsumsi kapan saja sepanjang tahun, namun harira menjadi sangat populer selama Ramadhan dan disajikan untuk menu berbuka puasa. Resep untuk harira bervariasi dari juru masak ke juru masak lainnya, tetapi umumnya harira dibuat dengan tomat, bawang, buncis, lentil, telur, nasi (atau bihun), tepung, bumbu, dan rempah-rempah.
Nama harira berasal dari kata Arab yaitu “sutra” dan merujuk pada konsistensi sup setelah dikentalkan dengan telur atau campuran tedouira dari tepung dan air. Nasi atau bihun seringkali ditambahkan pada sup harira untuk porsi yang lebih mengenyangkan. Kaldu pada sup harira dapat dibumbui dengan daging sapi, domba, atau ayam. Namun dalam membuat sup versi vegan, bahan-bahan tersebut dapat dihilangkan.
Briuat
Briouats atau briwat adalah kue-kue Maroko kecil yang terbuat dari berbagai isian yang dibungkus dengan adonan Maroko setipis kertas yang disebut warqa. Briuat bisa dipanggang atau digoreng, dan digulung dalam bentuk segitiga atau silinder. Rasa dari briuat ini manis dan gurih. Resep untuk membuat briuat bervariasi, tetapi umumnya menggunakan daging, baik itu daging sapi, domba, atau ayam, lalu ditambah dengan bawang, keju dan berbagai rempah dan bumbu yakni jintan, kayu manis, ketumbar, merica, dan paprika.
Terdapat pula jenis briuat yaitu briuat almond. Briuat almond dilapisi dengan madu hangat dan ditaburi biji wijen, lalu menggunakan pasta almond yang telah dibumbui dengan kayu manis dan air bunga jeruk sebagai isinya. Briouat almond dapat dinikmati sepanjang tahun di Maroko, namun briouat almond menjadi sangat populer selama Ramadhan. Kue Maroko ini seringkali dikonsumsi dengan teh dan dengan manisan Maroko lainnya seperti chebakia dan sellou (makanan penutup tepung panggang) selama Ramadhan.
Khobz
Roti bagi orang Maroko adalah seperti nasi bagi orang-orang dari Asia Tenggara. Roti dikonsumsi hampir setiap hari dan roti juga dapat dihidangkan dengan makanan pembuka, salad, tagine, lauk pauk, atau sebagai cocolan saus. Di Maroko terdapat banyak jenis roti, tetapi yang paling umum adalah roti bundar yang disebut khobz.
Khobz adalah roti serbaguna yang dapat dijadikan hidangan pendamping pada makanan Maroko atau sebagai wadah untuk daging panggang dan isian sandwich lainnya. Khobz digambarkan sebagai roti pipih namun lebih tebal daripada roti pada umumnya. Ketebalan roti khobz bergantung pada pembuat roti, tetapi orang Maroko menyukai roti khobz dengan ketebalan antara 1,5-3 cm (0,6-1,3 inci).
Untuk sarapan pagi, orang Maroko biasa mengonsumsi roti ini dengan cara dicampurkan dengan madu dan keju lembut, atau bisa juga dicelupkan ke dalam minyak zaitun. Namun untuk makan siang atau makan malam, khobz dijadikan hidangan pendamping yang sempurna untuk sup dan tagine.
Batbout
Batbout atau mkhamer, toghrift, matlou’ adalah sejenis roti pipih Maroko yang terbuat dari tepung putih, tepung gandum utuh, dan semolina. Batbout ini pada dasarnya mirip dengan roti pita Timur Tengah, namun batbout dimasak di atas wajan, sedangkan roti pita Timur Tengah dipanggang dalam oven.
Batbout memiliki tekstur yang kenyal dan lembut jika dimasak dengan tepat. Batbout adalah roti serbaguna yang bisa dibuat dengan berbagai macam ukuran. Bentuknya yang seperti roti pita sangat sempurna untuk membuat segala jenis sandwich. Selain itu, roti pipih Maroko ini biasanya dimakan untuk sarapan dengan menambahkan selai, mentega, madu, atau disajikan sebagai pendamping hidangan daging panggang.
Bastila
Bastilla atau b’stilla, pastilla adalah salah satu hidangan paling terkenal dalam masakan Maroko dan sama populernya di Aljazair. Nama bastilla berasal dari bahasa Spanyol pastilla yang berarti “kue kecil”. Bastilla adalah pai gurih yang terbuat dari adonan warqa yang ringan dan renyah yang diisi dengan unggas atau makanan laut. Dalam penyajiannya, bastilla dipanggang hingga berwarna cokelat keemasan dan ditaburi gula bubuk, kayu manis, atau almond goreng.
Dalam versi tradisional, bastilla unggas dibuat dengan squab, namun versi yang lebih modern dibuat dengan ayam. Daging tersebut diolesi dengan mentega dan direbus hingga empuk dengan bawang bombay, peterseli, serta berbagai bumbu yaitu kunyit, jahe, dan pala. Berbeda dengan bastilla unggas yang memiliki rasa gurih-manis, bastilla seafood dikenal lebih pedas. Bastilla seafood dibuat dengan isian ikan, cumi, dan udang yang dicampur dengan bihun, jamur hitam, dan saus tomat pedas.
Ayam Rfissa
Di Maroko, ayam rfissa biasanya diberikan kepada ibu yang baru melahirkan karena dipercaya akan manfaatnya. Ayam rfissa dikatakan bermanfaat bagi ibu yang baru melahirkan karena biji fenugreek. Ayam ini mengacu pada hidangan Berber Maroko yang populer dari ayam rebus, lentil, dan bawang.
Ayam rfissa adalah variasi hidangan sup dan kaldu Arab yang disajikan di atas roti selama berabad-abad. Rfissa dibuat dari ayam dan lentil yang direbus dengan ras el hanout, biji fenugreek, kunyit, dan rempah-rempah lainnya. Meskipun kebanyakan ayam rfissa secara tradisional dikhususkan untuk ibu yang baru melahirkan, namun ayam rfissa juga merupakan hidangan populer yang banyak dibuat untuk berbagai acara lain atau pada pertemuan keluarga.
Msemen
Jika anda penggemar crepes atau pancake, pasti anda juga akan menikmati msemen. Msemen adalah roti pipih bersisik tipis dengan banyak lapisan ini adalah hidangan sarapan dan jajanan pinggir jalan yang populer di Maroko, Aljazair, dan Tunisia. Msemen bisa disebut paratha India versi Maroko, roti prata Singapura , atau roti canai Malaysia, karena memang cukup mirip dengan varian roti tersebut.
Msemen terbuat dari tepung, semolina gandum durum, mentega lunak, ragi kering, garam, gula, dan air. Adonan tersebut kemudian dibentuk menjadi bola-bola yang digulung. Sisi lainnya dilipat membentuk persegi sambil ditaburi semolina dan mentega, untuk membuat lapisan adonan yang khas. Adonan yang berbentuk persegi dimasak di atas wajan atau penggorengan di kedua sisi hingga berwarna cokelat keemasan dan teksturnya menjadi renyah.
Msemen sering dinikmati sebagai menu sarapan atau sebagai camilan dengan didampingi oleh teh atau kopi. Rasanya bisa gurih atau manis. Saat disajikan untuk sarapan, msemen secara tradisional dihidangkan dengan madu panas serta saus mentega. Msemen versi gurih sering diisi dengan berbagai bahan seperti daging giling (biasanya daging sapi atau domba), bawang bombay, berbagai bumbu dapur dan rempah.
Harcha
Harcha (atau ḥarša) adalah sejenis panekuk atau roti goreng yang dibuat dengan semolina. Hidangan ini populer di Maroko dan Aljazair, dengan nama yang berarti “kasar” dalam bahasa Arab. Arti kasar tersebut mengacu pada bagian luar roti yang kasar dan renyah yang berasal dari semolina.
Untuk membuat harcha, adonan yang terdiri dari semolina, mentega, garam, gula, susu, serta baking powder, dibentuk menjadi bola-bola dan digulung dalam semolina kasar. Bola-bola tersebut kemudian dibentuk menjadi bulatan dan dimasak di atas wajan di kedua sisinya hingga berwarna cokelat keemasan. Saat dimasak, harcha tampak seperti muffin Inggris meskipun rasa dan teksturnya lebih mirip dengan roti jagung.
Harcha merupakan salah satu makanan ringan yang populer di bulan Ramadhan. Untuk mengonsumsi roti goreng ini baik pada saat sarapan atau sebagai camilan, harcha biasanya disajikan dengan madu, selai, keju, atau sirup mentega yang didampingi dengan teh mint.
Sellou
Sellou juga dikenal sebagai sfouf atau zmita, ini mengacu pada makanan penutup khas Maroko yang terbuat dari tepung panggang yang dicampur dengan mentega, madu, almond goreng, biji wijen panggang yang belum dikupas, dan rempah-rempah. Sellou adalah salah satu hidangan yang paling sering disantap saat Ramadan, sama halnya seperti harira.
Sellou dianggap sebagai obat diet alami dan sering diberikan kepada ibu menyusui untuk meningkatkan laktasi karena merupakan hidangan bergizi dan berkalori tinggi. Oleh sebab itu, ibu menyusui Maroko dianjurkan untuk mengonsumsi sellou setidaknya selama tiga puluh hari setelah melahirkan.
Sfenj
Donat adalah makanan penutup yang umum di banyak masakan termasuk Maroko. Sfenj atau sfinj adalah jenis donat Maghrebi yang terbuat dari adonan beragi lengket tanpa pemanis. Sfenj menjadi makanan jalanan yang populer di Maroko, dengan tekstur yang kenyal dan halus. Sfenj dapat dimakan tanpa tambahan apapun, atau bisa juga ditaburi dengan gula, atau direndam dalam madu.
Donat ini dapat dengan mudah dibuat di rumah, karena hanya membutuhkan bahan paling dasar serta tidak mengandung telur atau susu. Sfenj dapat disajikan untuk sarapan atau sebagai teman pendamping minum teh mint Maroko; yang merupakan minuman khas pilihan yang cocok untuk dinikmati bersama donat.
Begitu banyak makanan khas Maroko yang dapat anda cicipi ketika berada di sana. Apabila anda telah mencicipi berbagai macam kuliner, anda tidak dapat dengan mudah melupakan maka jenis makanan khas negara maghribi tersebut karena ciri khas yang dimilikinya, terutama untuk roti khas Maroko.
Itulah daftar 15 makanan yang harus dicoba saat berada di Maroko. Apakah anda tertarik untuk mencobanya?