Bedrest seringkali dikaitkan dengan orang yang sedang sakit ataupun ibu hamil. Secara harfiah bedrest merujuk pada kondisi istirahat di tempat tidur dalam jangka waktu tertentu. Bedrest kadang disebut juga sebagai tirah baring atau istirahat total. Lalu benarkah bedrest mengacu pada kondisi tubuh yang membutuhkan istirahat penuh?
Mengenal Bedrest dan Sejarahnya
Bedrest pada awalnya dikenal sebagai bentuk perawatan kedokteran yang menganjurkan pasien untuk bersitirahat di tempat tidur secara berkelanjutan. Perawatan ini diterapkan untuk seseorang yang menderita penyakit atau berada dalam kondisi yang tidak baik secara medis. Namun saat ini bedrest tidak hanya dapat dilakukan setelah mendapatkan konsultasi dari dokter melainkan juga melibatkan inisiatif individu jika telah memahami kondisi tubuhnya yang membutuhkan istirahat penuh. Bahkan jarang sekali bedrest ini diperlakukan untuk penderita penyakit kronis yang sudah parah atau kritis, karena dalam kondisi ini pengobatan langsung tentu lebih baik dibandingkan bedrest.
Bedrest sudah dikenal sejak abad ke-19 sebagai bagian dari catatan kedokteran yang dikenal dengan pemulihan berbaring (rest cure). Ini diterapkan untuk pasien penyakit jiwa untuk menenangkan dan menjauhkan diri dari semua dunia luar, termasu semua hubungan kekeluargaan agar meminimalisir ketergantungan terhadap orang lain. Dalam masa itu interaksi pasien dan perawat hanya sebatas menerima pijatan, dimandikan dan berpakaian. Bahkan pasien tidak diperbolehkan menggunakan tangan sama sekali sehingga benar-benar hanya tergeletak diatas tempat tidur.
Apabila pada proses perawatan, pasien mengalami kejadian parah dan mendadak maka terapi menggunakan listrik akan dilakukan. Meskipun terkesan memaksa namun saat itu, prosedur ini menjadi satu-satunya cara mengendalikan individu dengan gangguan jiwa. Ketika proses bedrest sudah selesai biasanya tubuh pasien akan terasa kaku, sementara kesehatan mentalnya sudah membaik. Kemudian bagi para pasien sebaiknya disediakan makanan dan produk susu yang berlemak untuk menyegarkan tubuh dengan tenaga baru dari hasil perawatan bedrest.
Tahapan bedrest ini diciptakan oleh Dr. Silas Weir Mitchell yang awalnya juga selalu dikaitkan dengan pasien wanita, dengan anggapan bahwa wanita lebih mudah terkena gangguan jiwa, depresi, depresi postpartum hingga pasien yang terancam keselamatannya karena gangguan jiwa. Hingga memasuki abad ke-20, cara pemulihan dengan bedrest dianggap sebagai pengobatan yang baik untuk darah tinggi, radang sendi, dan masalah jantung. Popularitas maupun persepsi mengenai metode penyembuhan bedrest ini telah banyak dimodifikasi hingga sekarang, untuk mempatenkannya menjadi cara resmi dalam pengobatan penyakit.
Istilah bedrest saat ini juga berkembang menjadi konsep istirahat yang bisa dilakukan di rumah, tidak hanya di rumah sakit. Kebanyakan pasien di rumah sakit memang menghabiskan waktu sebagian besar dengan berada di tempat tidur. Meskipun pengobatan ini belum memiliki khasiat langsung pada penyembuhan, tetapi setidaknya dapat memberikan ruang untuk pasien sakit beristirahat. Bedrest umumnya juga dianjurkan bagi wanita hamil, karena pada kondisi ini tubuh wanita mengalami perubahan hormon yang signifikan, sehingga akan membuat wanita hamil membutuhkan banyak istirahat, dibandingkan pengobatan khusus. Oleh sebabnya tipikal perawatan bedrest dianggap sangat relevan dengan kondisi tersebut.
Jenis-jenis Bedrest
Seseorang dinyatakan perlu atau tidaknya melakukan bedrest baik di rumah maupun di rumah sakit ternyata sangat tergantung dengan kondisi yang dialami serta kemungkinan komplikasi yang terjadi. Berikut jenis-jenis bedrest yang didasarkan pada tingkat keparahan dan kebutuhan pasien atau orang sakit.
Bedrest Ringan
Bedrest ringan mengacu pada istirahat yang dilakukan oleh orang sakit di rumah. Bedrest ringan artinya mengurangi aktivitas tubuh dan memperbanyak istirahat. Dalam kondisi ini bedrest tidak membatasi seseorang untuk berkegiatan sehari-hari seperti makan, mandi, buang air, menonton televisi atau duduk bersantai. Tetapi hal yang tidak boleh dilakukan adalah mengangkat beban dan melakukan aktivitas fisik pada tingkat sedang hingga berat, seperti memasak, menyuci, menggendong anak, membersihkan rumah atau berbelanja keluar rumah. Melakukan pekerjaan di depan komputer masih bisa dilakukan asalkan sebatas duduk di dalam ruangan. Inti dari bedrest ringan adalah istirahat lebih banyak dari rutinitas sehari-hari.
Bedrest Sedang
Kondisi ini mengacu pada proses penyembuhan diri dengan berbaring di tempat tidur lebih dari setengah hari. Orang yang melakukan bedrest sedang hanya diperbolehkan untuk mandi dan ke toilet sendiri. Sementara untuk makan dan aktivitas lain harus dilakukan di tempat tidur. Dalam kondisi ini umumnya pasien berada dalam tahap penyembuhan dari penyakit kronis atau penyakit akut yang mendadak kambuh, sehingga sangat membatasi diri untuk beraktivitas agar dapat sembuh total.
Bedrest Berat
Dikatakan bedrest berat jika seseorang harus berbaring sepenuhnya. Bedrest berat juga disebut bedrest total. Dalam kondisi ini pasien atau orang sakit perlu pengobatan dan penanganan yang intensif, sehingga sangat diwajibkan untuk rawan inap. Karena apabila tidak di rawat inap, maka komplikasi dapat terjadi. Selayaknya rawat inap maka seluruh aktivitas dilakukan sambil berbaring, mulai dari makan, mandi, dan bahkan buang air perlu dilakukan di tempat tidur. Apabila dengan istirahat total membuat badan kaku, maka dimungkinkan untuk mengubah posisi tidur dari memiringkan badan menghadap kiri dan ke kanan.
Siapa Saja yang Membutuhkan Bedrest?
Ketika tubuh anda sedang mengeluarkan rasa sakit maka anda perlu waspada karena hal ini menjadi indikasi bahwa anda membutuhkan istirahat. Istirahat memberikan waktu bagi diri tubuh kita untuk menyembuhkan secara alami. Oleh sebabnya saat sinyal sakit sudah ada, terutama jika sakit berupa demam, sakit kepala dan flu, bukan obat-obat yang diperlukan, melainkan membutuhkan bedrest atau istirahat. Obat-obatan hanya menghilangkan gejala untuk menyembuhkan sumber masalah, dan terkadang mengonsumsi obat-obat secara regular akan menyebabkan efek samping dan ketergantungan. Tidak sekedar beristirahat, namun harus dibarengi dengan asupan nutrisi dan gizi yang cukup.
Berikut ini beberapa indikasi bahwa seseorang membutuhkan bedrest, baik bedrest ringan, sedang hingga bedrest total.
Penderita Penyakit Nyeri Akut
Penderita penyakit akut khususnya pada tulang punggung, menyebabkan seseorang membutuhkan istirahat total untuk membebaskan ruas tulang punggung dari perasaan nyeri. Sakit punggung menyebabkan seseorang tidak dapat bergerak dengan bebas bahkan untuk duduk sekalipun. Dengan kata lain tekanan sendi dan tulang belakang memberikan seseorang belenggu pada bagian belakang tubuh, sehingga membutuhkan bedrest sedang, untuk memberikan kelegaan pada saraf yang kaku. Apabila dalam beberapa hari sakit punggung tidak terobati maka perawatan medis lebih lanjut harus dilakukan.
Ibu Hamil
Jika melakukan pencarian kata “bedrest” pada mesin pencari maka akan selalu merujuk kepada ibu hamil. Memang bedrest sangat dianjurkan untuk dilakukan ibu hamil, baik itu bedrest ringan, sedang maupun berat. Bedrest ibu hamil sangat dibutuhkan untuk wanita yang memiliki hipertensi, hamil di usia 35 tahun keatas, kemungkinan melahirkan bayi prematur, ibu yang tengah mengandung anak kembar (terutama kembar tiga atau lebih), komplikasi plasenta, pendarahan pada vagina dan penderita diabetes gestasional.
Dalam kondisi yang disebutkan diatas bedrest diperlukan wanita hamil untuk memastikan keselamatan janin dan ibu. Bedrest memberikan kesempatan bagi wanita hamil untuk bekerja normal atau kembali pulih, serta mengurangi tingkat stress, menurunkan tekanan darah, meminimalisir kelahiran bayi prematur dan meningkatkan aliran darah ibu ke plasenta. Pada seluruh kondisi ini ibu harus menjalani bedrest total, karena seluruh masalah kesehatan tersebut sangat beresiko terhadap pertumbuhan dan perkembangan bayi di dalam janin.
Dalam kasus yang parah, misalnya pendarahan sejak trimester pertama, dan komplikasi plasenta akan memperbesar terjadinya keguguran jika tidak melakukan bedrest total. Pecah ketuban dini atau kelahiran bayi prematur juga sering terjadi pada kondisi ini. Selain itu banyak kasus pendarahan atas plasenta previa yang jika dibiarkan tanpa bedrest juga akan mengancam keselamatan ibu dan bayi. Dengan kata lain kemungkinan keguguran pun semakin tinggi.
Orang yang Sedang Mengalami Gejala Sakit
Dalam kategori ini, orang yang membutuhkan bedrest tidak harus memiliki sakit spesifik. Mulai dari penderita penyakit kronis seperti penyakit jantung, penyakit ginjal, diabetes maupun seseorang yang membutuhkan istirahat karena memiliki gejala sakit seperti demam setelah beraktivitas fisik yang teralu berat. Dalam tahap ini bedrest yang dibutuhkan hanya bedrest tingkat ringan.
Lalu, mengapa seseorang yang sakit membutuhkan bedrest ini? Karena tidur atau beristirahat diyakini cara yang paling cepat dan efektif untuk membuat tubuh kembali sehat. Ketika istirahat, tubuh akan mengaktifkan sel darah putih pada sistem imun untuk melawan penyakit secara alami. Sel darah putih ini hanya akan bereaksi jika seseorang memberi kesempatan tubuh beristirahat dan membasmi bakteri yang masuk ke dalam tubuh. Sel darah putih ini juga dibantu oleh sel-sel getah bening yang juga sangat penting dalam melawan bakteri, virus serta memproduksi antibodi tubuh yang akan menjadi sumber penyembuhan.
Efek Samping Bedrest
Bedrest memang memiliki banyak manfaat untuk mempercepat prosedur penyembuhan pada suatu kondisi sakit, namun bedrest yang dilakukan dalam jangka waktu lama juga akan membuat tubuh tidak nyaman dan akan membawa efek samping. Bedrest yang dilakukan seharian atau dalam beberapa hari dalam posisi yang sama, misalnya tidur seharian akan membuat tubuh tidak nyaman dan juga merasa sakit.
Hal ini dikarenakan menghabiskan waktu lama di atas tempat tidur akan membuat otot dan sendi terasa kaku dan nyeri. Selain itu bedrest juga meningkatkan risiko pembekuan darah terutama di bagian kaki dan berdampak pada menurunnya kepadatan tulang. Oleh sebab itu untuk menghadapi efek samping ini anda perlu melakukan aktivitas fisik yang ringan, misalnya menggerak-gerakkan kaki dan tangan, atau melakukan peregangan untuk membuat sirkulasi darah anda terjaga. Selain itu pastikan tetap menjaga asupan makanan, serta banyak minum air putih agar tubuh tetap terhidrasi.
Saat melakukan bedrest anda harus tidur dan duduk dalam posisi yang paling nyaman untuk anda. Jangan terlalu lama duduk dengan posisi yang sama karena akan menjadi penyebab terjadinya heartburn (sensasi panas) pada sekitaran bagian dada. Perlu diperhatikan juga bahwa terkadang bedrest bukan menjadi pilihan terbaik bagi penderita penyakit kronis namun dalam jangka panjang, seperti kanker. Karena ketika melakukan bedrest seseorang tidak memberikan kesempatan tubuhnya untuk lebih aktif.
Pada kondisi tertentu bedrest memungkinkan beberapa organ tubuh tidak bekerja dengan maksimal. Misalnya sistem limfatik (getah bening) tidak bekerja efektif hingga organ tubuh seperti jantung dan paru-paru fungsinya semakin menurun. Oleh sebab itu dalam kondisi ini seseorang yang memiliki penyakit jangka panjang justru memerlukan tubuh yang aktif bergerak agar menurunkan tingkat stres dan meningkatkan potensi kesembuhan. Olahraga ringan juga perlu dilakukan, dibandingkan berbaring di tempat tidur dalam jangka waktu yang lama.
Dengan demikian anda harus memahami kondisi tubuh sendiri. Apabila sinyal sakit sudah mulai muncul pada tubuh maka segera beristirahat. Jika sinyal sakit mengindikasikan penyakit yang lebih parah maka segeralah mengunjungi layanan kesehatan untuk mendapatkan instruksi yang lebih tepat. Bedrest memang baik, namun pastikan tubuh anda benar-benar membutuhkan untuk mendapatkan hasil yang menyehatkan.