Tahukah Anda bahwa terdapat beberapa makanan Vietnam yang mirip dengan makanan Indonesia? Bahkan beberapa di antaranya ada yang sangat mirip, mulai dari tampilan luarnya, hingga bagian isinya. Jika Anda berkunjung ke Vietnam, beberapa makanannya akan sangat cocok dengan lidah orang Indonesia. Penasaran apa saja makanan Vietnam yang mirip kuliner Indonesia? Yuk, cari tahu!
Com Rang
Di Indonesia, nasi goreng adalah makanan pokok yang bisa disantap saat pagi atau malam hari. Nasi goreng yang biasa kita kenal saat ini, ternyata juga ada di Vietnam, lho! Namanya adalah com rang, yaitu hidangan populer di Vietnam yang berasal dari Cina. Com rang adalah nasi goreng khas Vietnam yang didasarkan pada hidangan tradisional Vietnam yang disebut Nasi Merah, yang merupakan hidangan nasi rasa tomat yang biasanya disajikan dengan berbagai daging dan hidangan utama lainnya, mirip dengan cara pembuatan Nasi Merah Meksiko.
Com rang termasuk ke dalam masakan rumahan. Nasi goreng khas Vietnam ini juga merupakan makanan yang dipengaruhi oleh filosofi Wu Xing dengan lima elemen rasa, yaitu manis, asin, pedas, asam, dan pahit. Seperti halnya nasi goreng, com rang dibuat dengan menggoreng nasi matang di atas wajan, kemudian ditambahkan bahan lain seperti telur, sayuran, dan daging.
Nasi goreng ini biasanya dibuat dengan bahan sisa dari masakan lain, yang menyebabkan variasi yang tak terhitung jumlahnya. Variasi bahan lainnya tergantung pada preferensi pribadi. Banyak dari restoran di Vietnam yang menggunakan beragam bahan, mulai dari kacang polong, udang, ham cincang, putih telur rebus, hingga wortel.
Com rang adalah makanan cepat saji yang enak terutama jika Anda menambahkan berbagai isian untuk menyantapnya. Dan karena com rang selalu ditambahkan bahan lainnya sebagai lauk, maka com rang termasuk makanan yang bernutrisi, sehingga ini bisa dijadikan menu makan malam yang lengkap dan sederhana – sama seperti nasi goreng yang ada di Indonesia.
Bò Lúc Lắc
Bò lúc lắc atau Beef Lok Lak dalam bahasa Khmer adalah hidangan daging oseng “shaking beef” yang mirip dengan kuliner Indonesia yaitu daging sapi lada hitam. Bo luc lac adalah makanan yang terinspirasi dari Prancis yang telah direndam dalam saus berbahan dasar kedelai lalu ditumis dengan cepat dengan bawang putih, bawang merah, dan mentega.
Secara harfiah, Bò lúc lắc dalam bahasa Vietnam berarti “sapi goyang” atau lebih tepatnya “sapi oseng”. Namanya mengacu pada proses pembuatan bo luc lac yaitu dengan mengoseng daging secara konstan di atas wajan. Nama bo luc lac terkait dengan bentuk irisan daging sapi yang dipotong menyerupai dadu. Dalam Bahasa Vietnam, hột lúc lắc adalah bermain dadu, itulah sebabnya daging sapi ini dinamakan bò lúc lắc.
Pembuatan daging sapi lada hitam khas Vietnam ini dioseng di atas wajan, kemudian disajikan di atas selada atau selada air, beserta tomat potong dadu, irisan bawang bombay, dan mentimun sebagai tambahannya. Bo luc lac menghadirkan rasa yang lezat, yang bisa disantap sendiri sebagai hidangan pembuka, atau pun disantap dengan nasi kukus untuk hidangan lengkap.
Dahulu, daging sapi di Vietnam merupakan bahan makanan mewah, sehingga masyarakat di sana hanya akan menyajikan bo luc lac pada saat perayaan yang dimakan sebagai hidangan pembuka., seperti pernikahan, ulang tahun, dan lain sebagainya. Namun, saat ini, bo luc lac telah hadir di banyak restoran Vietnam yang disajikan dengan nasi.
Cháo Gà
Menyantap bubur ayam di pagi hari membuat kita dapat menjalani aktivitas dengan baik. Pasalnya, bubur ayam bercita rasa lezat yang hangat, dan dilengkapi dengan berbagai pilihan topping. Di Vietnam, terdapat makanan yang serupa, yaitu Cháo Gà. Cháo gà adalah bubur ayam Vietnam yang terbuat dari beras yang dimasak dalam kaldu ayam, dengan bumbu lainnya seperti bawang merah dan jahe, sehingga membuat cháo gà sangat lezat dan sehat.
Sajian bubur autentik ini bisa ditambahkan dengan tambahan protein apa pun tergantung selera. Chao ga bisa disajikan dengan suwiran ayam, telur, telur asin, ikan, babi, dan lainnya. Namun secara umum, chao ga disajikan dengan ayam suwir. Bubur ayam khas Vietnam ini juga ditambahkan dengan taburan bawang merah, daun bawang, lada hitam tumbuk, serta daun ketumbar. Untuk rasa yang lebih autentik, sajikan dengan sepiring ketumbar Vietnam (Rau Răm) dan saus celup garam lada dan jeruk nipis.
Chao Chao Ga Vietnam adalah bubur nasi ayam bergizi dan aromatik. Dengan rasanya yang hangat dan menenangkan, semangkuk chao ga biasanya diperuntukkan bagi orang yang sakit, lansia, atau bayi yang masih belum bisa mengunyah makanan padat. Akan tetapi, Anda tetap dapat menyantap chao ga kapan pun, terutama untuk menghangatkan tubuh di musim dingin.
Cá Kho To
Cá Kho To adalah makanan Vietnam yang terbuat dari ikan yang dikaramelkan dengan kecap ikan. Tampilan Cá Kho To serupa dengan ikan yang dimasak dengan kecap dan tauco. Makanan khas Vietnam ini dimasak dengan cara yang tergolong tradisional, yakni direbus di dalam pot yang terbuat dari tanah liat.
Di Vietnam sendiri, istilah “Kho” memiliki arti yang general. Kho merupakan sebutan untuk hidangan protein apa pun yang direbus dan dikaramelkan dalam kecap ikan. Jenis protein yang digunakan antara lain ikan, ayam, udang, perut babi, dan tahu. Ca kho to memiliki warna coklat yang indah sebagai hasil dari karamelisasi gula dan hidangan yang dimasak dengan cara direbus.
Hasil proses memasak ca kho to memberikan kuah yang tidak terlalu banyak, karena dimasak hingga airnya meresap sempurna ke dalam daging ikan. Rasanya yang lezat membuat ca kho to nikmat disantap sebagai lauk dan dimakan dengan nasi putih hangat. Ca kho to adalah lauk umum dalam makanan rumahan Vietnam. Ini sering dimakan dengan banyak sayuran segar dan rebus untuk dicelupkan ke dalam cairan rebusan.
Chả cá Lã Vọng
Chả cá Lã Vọng adalah hidangan tradisional Vietnam yang berasal dari Hanoi. Cha ca la vong merupakan hidangan tradisional yang dibumbui dengan kunyit dan dill, sehingga cha ca la vong ini mirip dengan ikan goreng bumbu kuning yang banyak ditemukan di Indonesia. Hidangan tradisional ini diberi bumbu tambahan yaitu bumbu balacan dan cabai yang memberikan rasa pedas.
Makanan Vietnam ini bisa menggunakan jenis ikan yang berbeda, seperti ikan lele, ikan nila, hingga ikan cod. Ikan akan direndam dalam bumbu dan rempah yaitu bawang merah, bawang putih, kunyit, lengkuas, minyak, saus ikan, dan terasi. Cha ca la vong akan diberikan dill di atasnya sebagai hiasan. Makanan berupa ikan ini akan disajikan dalam potongan kecil, bukan dengan ikan utuh seperti di Indonesia. Buatlah ikan goreng kunyit dengan membeli bumbunya melalui link berikut.
Bánh Cam
Bánh Cam merupakan nama yang digunakan untuk menyebut makanan penutup Vietnam selatan. Bánh cam sangat mirip dengan onde-onde khas Indonesia, mulai dari segi tampilan hingga bagian isinya. Makanan penutup ini terbuat dari beras ketan yang diisi dengan kacang hijau yang manis, dan dengan kulit luar yang dikelilingi oleh wijen putih. Secara harfiah, bánh cam adalah kue jeruk, yang bukan merujuk kepada jeruk secara langsung, melainkan karena bentuknya yang menyerupai buah jeruk saat digoreng.
Adonan kulit luar banh cam terbuat dari campuran berbagai tepung, yaitu tepung beras ketan, tepung beras, tepung kentang, serta baking powder. Tepung beras digunakan agar menciptakan onde-onde ala Vietnam ini memiliki tekstur yang kenyal seperti mochi Jepang. Sementara tepung beras dan tepung kentang akan membuat banh cam memiliki kulit luar yang renyah saat digoreng.
Bagian isi dari banh cam secara tradisional terbuat dari kacang hijau yang telah direbus atau dikukus kemudian dihaluskan menjadi pasta yang homogen. Pasta kacang hijau tersebut ditambahkan dengan gula, dan terkadang kelapa parut segar. Di masakan Asia lainnya, selain pasta kacang hijau, Anda bisa menemukan pasta kacang merah atau pasta biji teratai sebagai isian dari banh cam.
Adonan banh cam akan membungkus isian yang dibentuk menyerupai jeruk dengan ukuran yang pas di telapak tangan Anda. Bola-bola tersebut diberi lapisan biji wijen kemudian digoreng hingga keemasan. Banh cam memiliki rasa yang sedikit manis yang berasal dari kacang hijau, tekstur kulit luar yang renyah sekaligus kenyal, dengan bagian dalam yang berlubang.
Isian banh cam terkadang dapat terdengar saat diguncang. Anda bisa menyantap banh cam yang lezat ini sebagai camilan sehat atau sarapan manis cepat saat bepergian. Banh cam merupakan camilan favorit yang dapat ditemukan di berbagai penjual makanan ringan, dan juga dapat ditemukan sebagai bagian dari sajian Dim Sum.
Penduduk setempat di Vietnam mampu membeli lebih dari satu banh cam. Dengan ukuran jeruk kecil yang cukup besar, penduduk setempat akan membeli banh cam hanya untuk memuaskan hasrat makanan penutup mereka. Anda bisa menyantap onde-onde khas Vietnam ini dengan secangkir kopi atau teh untuk camilan yang lebih lezat.
Bánh Pía
Mendengar kata “Bánh Pía” mungkin akan langsung mengingatkan Anda pada salah satu makanan khas Jogja, yaitu Bakpia. Bánh bía, terkadang dieja bánh pía, adalah jenis masakan Vietnam bánh yang secara harfiah diterjemahkan sebagai “kue” atau “roti”. Ini merupakan camilan yang mirip dengan bakpia yang berasal dari Jogja, Indonesia.
Bánh Pía adalah camilan sejenis kue bulan gaya Suzhou yang diadaptasi dari masakan Teochew. Karena merupakan camilan yang diadaptasi dari masakan Teochew, maka nama banh pia diambil dari kata Teochew untuk “pia” yang artinya kue. Camilan ini memiliki beberapa sebutan di wilayah yang berbeda, misalnya Saigon, menyebut banh pia dengan nama “bánh bía” sedangkan di Sóc Trăng dan Vũng Thơm lebih dikenal dengan “banh pía”. Beda halnya dengan orang Vietnam, mereka biasa menyebutnya dengan bánh lột da, yang diterjemahkan menjadi “kue serpih kupas”.
Meski banh pia sejenis dengan kue bulan khas Cina, pada dasarnya banh pia lebih seperti bakpia. Ia dibuat dengan setidaknya dua jenis adonan (satu berbahan dasar air, satu berbahan dasar minyak), yang dilipat dan diratakan bersama dengan cara yang mirip dengan puff. Banh pia akan dipanggang dan adonannya membentuk lapisan luar yang tipis, dan membungkus kerak yang lebih kenyal dan padat.
Banh pia diberi isian seperti halnya bakpia khas Jogja. Isian banh pia bervariasi, yaitu durian, pasta kacang hijau, kelapa, talas, kuning telur asin, dan suwiran lemak babi. Camilan Vietnam yang satu ini juga merupakan bentuk akulturasi budaya Cina dan Vietnam, misalnya dengan menggabungkan dua jenis isian, yaitu lemak babi karamel yang merupakan ciri umum kue bulan Cina, yang dipadukan dengan rasa durian yang lembut dan menyengat.
Isian banh pia juga bisa dikombinasikan dengan gurih dan manisnya kelapa, yang menyertai talas atau pasta kacang hijau. Di antara isian yang variatif, banyak dari banh pia menyertakan kuning telur asin sebagai isiannya. Ketika dipotong, banh pia akan menunjukkan bagian dalam berwarna kuning cerah yang mencerminkan cahaya bulan purnama yang dirayakan festival. Ciri khas dari kue bulan spesial ini adalah keraknya yang dapat dimakan dan bagian dalamnya yang lembut.
Bánh Tôm
Bakwan udang yang renyah pasti akan membuat Anda ketagihan, bukan? Nah, di Vietnam juga ada makanan yang sejenis, namanya adalah Bánh Tôm. Ini termasuk salah satu makanan jalanan yang populer di Hanoi, Vietnam. Bánh Tôm juga dikenal sebagai kue udang goreng West Lake, yang merupakan makanan yang terbuat dari ubi jalar dan udang.
Bánh Tôm terbuat dari ubi jalar yang diparut dan dicampur dengan adonan tepung. Bagian atas adonan banh tom diisi dengan udang air tawar utuh dari Ho Tay (Danau Barat) di Hanoi. Bakwan udang ala Vietnam ini dimasak dengan cara digoreng hingga matang. Banh tom benar-benar menggunakan udang utuh, yang termasuk kepala, cangkang, dan ekor udang.
Meski beberapa orang mungkin tidak suka memakan seluruh bagian udang, namun itu merupakan bagian terbaiknya. Cangkang udang menambah tekstur renyah hidangan secara keseluruhan, dan kepala udang juga menambah kerenyahan banh tom. Banh tom adalah camilan yang dapat ditemukan di seluruh Vietnam, tetapi udang yang digunakan kemungkinan besar tidak berasal dari West Lake.
Hidangan ini biasanya dinikmati sebagai hidangan pembuka atau makanan ringan, dan biasanya disertai dengan selada atau bumbu yang seharusnya digunakan sebagai pembungkus. Acar sayuran dan saus nước chấm juga biasa disajikan sebagai pendamping. Cara penyajiannya adalah dengan mencelupkan banh tom yang terbungkus dengan selada ke dalam saus nước chấm. Hidangan ini sangat cocok untuk disantap dengan bir, dan banh tom merupakan makanan yang enak dan renyah bahkan setelah berjam-jam. Banh tom memiliki rasa yang manis dari ubi jalar yang berpadu dengan kerenyahan udang utuh.
Bún chả
Bún chả merupakan nama untuk makanan Vietnam yang mirip dengan bakso di Indonesia. Ini adalah makanan berupa daging babi berbentuk bulat dan mi panggang Vietnam, yang diperkirakan berasal dari Hanoi, Vietnam. Hingga saat ini, bun cha adalah hidangan yang sangat popular di Hanoi dan di seluruh Vietnam. Terdapat kesalahpahaman umum yang menyebutkan bahwa bun cha terkait dengan hidangan bihun di Vietnam Selatan yang disebut bún thịt nướng, namun keduanya adalah hidangan yang benar-benar berbeda dalam sejarah kuliner dan persepsi budaya.
Bún chả bermakna babi panggang berlemak (chả), dan dengan bihun putih (bún). Penyajian bun cha adalah dengan menghidangkan babi panggang berlemak di atas sepiring bihun putih beserta rempah-rempah dengan lauk saus. Bahan-bahan sederhana seperti bihun dan daging babi meningkatkan kreativitas orang Vietnam dengan cara mengolahnya dengan berbagai kombinasi rempah-rempah sehingga membuat bun cha terasa sangat lezat. Bun cha adalah makanan sehari-hari bagi orang Vietnam dan merupakan salah satu makanan paling mengesankan dalam masakan Vietnam.
Satu porsi bun cha berisi sepiring bihun dan semangkuk saus yang diisi dengan daging babi berbentuk bulat, dan ditambahkan dengan irisan acar wortel serta pepaya hijau. Ada juga bahan lainnya seperti bawang putih cincang dan cabai yang menyertai bun cha untuk menambah cita rasa bakso khas Vietnam. Namun, bun cha tidak berkuah layaknya bakso yang biasa Anda temukan.
Bagi penduduk setempat, hidangan yang seperti bakso ini selalu disajikan dengan aneka lalapan seperti selada, ketumbar, daun ketumbar, dan perilla. Secara umum, bun cha disantap dengan cara menambahkan bumbu ke dalam mangkuk. Anda juga bisa menyantapnya dengan memasukkan bihun ke dalam semangkuk saus celup, atau menambahkan semuanya ke dalam mangkuk secara terpisah. Satu hal yang menarik adalah penduduk setempat sering memesan secangkir es teh saat makan bun cha di luar.
Di Hanoi, bun cha merupakan makanan pokok dan hampir selalu dimakan untuk makan siang. Menyantap bun cha untuk makan siang adalah ciri unik dari budaya kuliner Hanoi, karena hidangan ini sering disajikan setiap saat di bagian lain Vietnam. Meski demikian, tak jarang restoran yang menyajikan bun cha di malam hari.
Makanan Vietnam di atas tentunya sangat menggugah selera, bukan? Terlebih karena mirip dengan kuliner Indonesia, sehingga beberapa makanan Vietnam di atas akan sesuai dengan selera Anda. Itulah beberapa makanan Vietnam yang mirip kuliner Indonesia, apakah Anda tertarik mencicipinya?