Vegetarian secara umum dikenal sebagai seseorang yang tidak mengonsumsi daging atau produk hewani. Vegetarian saat ini banyak dipraktikkan sebagai upaya diet dan gaya hidup modern. Terdapat beberapa jenis vegetarian yang memiliki variasi aturan mengenai jenis hewan atau produk hewani yang dapat dikonsumsi. Jenis vegetarian ini didasarkan pada seberapa ketat seseorang menghindari konsumsi daging hingga vegetarian yang cenderung santai.
Vegetarian sebenarnya telah dipraktikkan sejak zaman dahulu yang identik dengan kepercayaan dan agama. Ada yang disebut “ahmisa” yang berarti non kekerasan, yakni paham yang dianut dalam agama-agama India seperti Hindu, Buddha, dan Jainisme untuk menggambarkan bagaimana makanan yang dianggap halal, tanpa kekerasan terhadap hewan. Sementara itu vegetarian juga terkait dengan tradisi kuliner Afrika, khususnya dalam masakan tradisional dari negara Zimbabwe dan Ghana.
Sementara di Amerika juga memiliki sejarah tersendiri untuk melahirkan gaya hidup vegetarian. Pada awalnya vegetarian diciptakan untuk menjaga etika agar tidak menyakiti hewan, menolak adanya hewan yang diternakkan, serta pendapat mengenai punahnya hewan yang dikaitkan dengan kerusakan iklim. Dengan demikian hampir setiap benua memiiki sejarah dan budaya tersendiri untuk memahami pola makan vegetarian, yakni sebagian besar mengonsumsi makanan yang bersumber dari tumbuhan.
Vegetarian Standar
Vegetarian jenis ini merupakan orang yang secara umum mengakui diri tidak mengkonsumsi daging, tetapi masih mentolerir produk hewani seperti telur, susu, keju, dan produk sejenis lainnya. Vegetarian ini lebih feksibel karena masih mungkin mengkonsumsi banyak jenis pangan. Dalam hal ini produk lain yang dapat dikonsumsi oleh vegetarian standar adalah madu, gelatin, gula putih, dan kolagen.
Vegetarian ini biasanya merupakan gaya hidup diet atau alasan personal karena ketidaksukaan terhadap daging atau kecintaan pada hewan. Ini merupakan salah satu kategori vegetarian standar yang memiliki tujuan relatif, bisa dalam jangka panjang atau bersifat sementara. Alasan menjadi seorang vegetarian ini cukup beragam, sehingga sulit memastikan produk hewani tertentu yang tidak ingin dikonsumsi atau dengan kata lain menu pangan tersebut dapat berubah-ubah seiring dengan tujuan vegetarian standar.
Flexitarian
Jenis vegetarian ini dikenal sebagai semi-vegetarian karena memiliki pola makan yang fleksibel. Meskipun vegetarian ini menjalani gaya hidup vegetarian dalam sebagian besar dari waktu mereka. Namun terkadang masih bisa mengonsumsi daging atau produk hewani sesekali saja. Seorang flexitarian memang kebanyakan memakan sumber pangan dari tumbuhan, namun untuk beberapa jenis sajian akan lebih memilih produk hewani.
Sebagai contoh flexitarian mungkin menyukai steak yang berasal dari sapi yang hanya makan rumput atau hanya mengkonsumsi telur dari unggas yang dibesarkan di padang rumput. Selanjutnya dalam konsep flexitarian mereka tidak harus menyebut diri sebagai vegetarian meskipun mereka sebagian besar mengonsumsi makanan vegetarian. Flexitarian juga biasanya digunakan sebagai diet nabati sehingga mengkonsumsi produk hewani tergantung piihan pribadi masing-masing.
Vegan
Seseorang yang disebut sebagai vegan artinya mereka berkomitmen untuk tidak mengonsumsi produk hewani apapun termasuk turunannya. Vegan tidak akan memakan daging, telur, susu, minyak ikan, hingga produk turunan seperti keju, madu, gelatin, kolagen hingga gula putih yang dipercaya dimasak dengan arang yang berasal dari tulang hewan. Vegan merupakan jenis vegetarian yang paling ketat menerapkan konsep anti hewani.
Seorang vegan bahkan juga tidak menggunakan jenis produk yang berasal dari hewan seperti kosmetik hingga pakaian yang berasal dari bahan wool, kulit, maupun sutera. Sebagian besar orang berpikir bahwa gaya hidup vegan merupakan versi ekstrim dari gaya hidup vegetarian standar. Orang yang menganut gaya hidup vegan sangat menghindari semua bentuk eksploitasi terhadap hewan.
Lacto-vegetarian
Lacto vegetarian tidak mengonsumsi daging, ikan, unggas, serta produk langsung dari unggas seperti telur. Mereka tidak mengonsumsi produk hewani tetapi mengonsumsi produk turunan seperti keju, yoghurt, dan susu. Jenis vegetarian ini diyakini berasal dari India kuno. Kemudian dipopulerkan oleh dokter Skotlandia bernama George Cheyne yang mempromosikan diet dengan sayuran dan susu diawal abad ke 18.
Setelah itu pada abad ke 19 lacto-vegetarian dikaitkan dengan ilmu naturopati, yang artinya metode pengobatan secara alami dengan pengobatan tradisional. Pada masa ini lacto-vegetarian dikaitkan dengan diet sehat berupa konsumsi sayuran mentah, roti gandum, produk susu seperti susu dan keju. Selanjutnya lacto-vegetarian terkenal di Denmark ketika masa perang dunia pertama. Sistem makanan yang dijatah khusunya daging dan alkohol memaksa penduduk Denmark hidup hanya dengan diet susu dan sayuran. Dari berbagai latar belakang tersebut pada akhirnya lacto-vegetarian identik dengan vegetarian yang menyukai produk susu.
Ovo-vegetarian
Berkebalikan dengan lacto-vegetarian, seseorang yang mengaku ovo-vegetarian justru tidak mengkonsumsi produk susu dan produk turunan dari hewan. Diet ovo-vegetarian mungkin tidak terlalu populer dibandingkan jenis vegetarian yang lainnya. Ovo-vegetarian hanya memakan telur dan produk nabati, sehingga daging, unggas, dan ikan bahkan keju dan yoghurt akan dieliminasi. Terdapat beberapa alasan seseorang memilih diet ovo-vegetarian.
Pertama telur memiliki harga yang terjangkau dan sangat bergizi, sehingga cocok untuk dipadukan dengan hampir semua jenis makanan. Selain itu telur adalah sumber protein berkualitas tinggi dengan vitamin B dan kandungan anti-inflamasi yang baik. Karena manfaat dan nutrisi telur yang banyak, beberapa orang akhirnya memilih telur sebagai produk hewani yang bisa ditolerir untuk memenuhi kebutuhan nutrisi yang mungkin tidak dapat dipenuhi hanya dengan mengkonsumsi produk nabati. Selain itu orang juga bisa memilih menjadi seorang ovo-vegetarian karena alergi terhadap produk hewani atau karena masalah keagamaan.
Lacto-ovo-vegetarian
Lacto-ovo-vegetarian adalah gabungan dari vegetarian jenis lacto dan ovo vegetarian. Ini merupakan jenis vegetarian yang memakan telur dan produk susu serta produk turunan lainnya. Akan tetapi mereka menolak untuk mengkonsumsi unggas, ikan, daging merah dan hewan lainnya. Kata “lacto” berasal dari bahasa latin yang artinya susu dan kata “ovo” berarti telur. Oleh sebab itu vegetarian lacto-ovo-vegetarian merupakan jenis vegetarian yang paling umum, karena memang pada dasarnya menghindari produk daging langsung.
Pescatarian
Pescatarian merupakan sebutan untuk vegetarian yang mengkonsumsi ikan dan produk ikan. Sebenarnya pescatarian tidak hanya merujuk pada ikan, tetapi juga memasukkan makanan laut lain seperti lobster, udang, kerang, kepiting, dan cumi-cumi. Makanan utama vegetarian jenis ini adalah tahu, kacang-kacangan, sayuran, buah-buahan, biji-bijian dan terkadang produk dari susu. Pescatarian tidak memakan daging dan unggas. Namun masih dapat menolerir tambahan keju dan telur pada makanan.
Seseorang yang mengadopsi cara makan pescatarian biasanya dimotivasi karena alasan kesehatan seperti tingkat kadar kolesterol tinggi atau ingin mengurangi protein hewani yang kurang sehat. Banyak yang meyakini bahwa pescatarian merupakan awal dari seseorang menjadi vegetarian atau vegan. Pescatarian dianggap sebagai titik awal mengikuti jejak kaum vegetarian yang khawatir mengenai eksploitasi terhadap hewan.
Pollotarian
Kata “pollo” diambil dari bahasa Spanyol yang artinya ayam. Dari namanya kita mengetahui bahwa jenis vegetarian ini mengonsumsi daging unggas diantaranya ayam, bebek, dan kalkun. Vegetarian ini tidak mengonsumsi daging merah, makanan laut, serta produk hewani lainnya. Sama seperti pescatarian, penganut gaya diet pollotarian dianggap sebagai langkah awal untuk menjadi vegetarian.
Selain mengkonsumsi unggas, pollotarian juga sebagian besar memakan produk nabati seperti biji-bijian, buah-buahan, sayuran, dan kacang-kacangan. Tidak ada pedoman yang ditetapkan mengenai jenis unggas atau jumlah unggas yang dapat dikonsumsi, sehingga menu makanan pollotarian bervariasi. Terdapat manfaat kesehatan dari jenis diet ini terutama menurunkan resiko penyakit jantung. Hal ini dikaitkan dengan asupan makanan dari daging dan olahannya, yang dapat memicu penyakit jantung. Selain itu diet pollotarian juga menurunkan peluang terkena kanker, diabetes tipe 2, dan kelebihan berat badan.
Raw Vegan
Raw vegan diartikan sebagai vegan mentah dengan makna seseorang yang tidak mengkonsumsi makanan yang telah dimasak. Ini merupakan jenis vegetarian yang percaya bahwa manusia adalah makhluk yang harus mengkonsumsi makanan di alam liar tanpa akses terhadap api. Oleh sebab itu raw vegan hanya mengonsumsi makanan nabati atau tumbuhan mentah yang belum diproses. Terkadang raw vegan masih menolerir makanan yang dipanaskan dalam suhu di bawah 46 derajat Celcius.
Jenis vegetarian ini sering diyakini sebagai diet yang baik karena mengonsumsi banyak sayuran seperti asparagus, tomat, dan ubi-ubian—meskipun sebenarnya memiliki nilai gizi yang lebih tinggi saat memasaknya. Seseorang dengan gaya hidup raw vegan dikenal sebagai “pecinta makanan mentah”. Kelompok dalam kategori ini mempercayai bahwa makanan yang dimasak di atas suhu 46 derajat Celcius akan membuang nilai gizi daam jumlah yang sangat banyak hingga menjadi bumerang bagi kesehatan.
Demikian informasi mengenai jenis-jenis vegetarian yang ternyata cukup unik dan beragam. Bagaimana, anda berniat menjadi vegetarian?