Gula merupakan bahan pemanis yang terkandung dalam banyak makanan yang sebenarnya tidak diperlukan oleh tubuh. Mengonsumsi gula memang menyenangkan, merangsang hormon dopamin untuk mengirimkan sinyal ke otak sehingga akan menaikkan mood. Dengan kata lain gula memberikan perasaan baik secara emosional, namun jika dikonsumsi berlebihan akan memberikan dampak terhadap kesehatan. Mengkonsumsi gula dapat menyebabkan sakit kepala, kurangnya energi, dan ketidakseimbangan hormon.
Gula yang dimaksud dalam artikel ini adalah gula olahan, yang ditemukan dalam produk makanan yang rasanya manis atau jika sari gula terlalu banyak akan terasa getir. Sementara artikel ini tidak merujuk pada gula alami yang diperoleh dari buah, madu dan susu asli. Gula olahan adalah gula halus yang dikenal dengan nama sukrosa. Gula ini memberikan rasa manis namun tidak memiliki gizi nyata. Sebaliknya gula alami justru dianjurkan untuk dikonsumsi karena kaya akan vitamin dan mineral.
Di industri makanan modern, banyak sekali produk makanan jadi yang pasti memiliki kandungan gula. Gula ini rata-rata mengandung indeks glikemik yang tinggi sehingga dapat meningkatkan lonjakan gula darah di dalam tubuh dengan cepat. Ketika kadar gula darah naik, maka akan meningkatkan energi namun hanya bersifat sementara, sehingga tidak sebanding dengan efek bahaya dari lonjakan gula darah. Selain itu di dalam organ pencernaan terdapat enzim yang memecah gula menjadi glukosa untuk menghasilkan energi. Namun jika gula terlalu banyak maka enzim tidak mampu memecah secara keseluruhan sehingga menyisakan tumpukan lemak dalam tubuh anda.
Lalu sebenarnya apa yang terjadi pada tubuh kita jika tidak mengonsumsi gula atau setidaknya meminimalkan penggunaan gula sehari-hari?
Menurunkan Berat Badan
Bayangkan saja 22 sendok kandungan gula sehari-hari setara dengan 350 kalori, sehingga setelah menjalani hidup bebas gula setidaknya selama setahun maka kesehatan secara umum akan membaik. Dampak yang paling kentara adalah menurunnya berat badan karena tidak ada lagi lemak dan sisa zat dari cemilan manis yang menumpuk di tubuh. Selain itu insulin dalam tubuh menjadi stabil sehingga sel-sel lemak di dalam tubuh tidak akan menyimpan kalori yang berlebihan atau kalori yang disimpan sebagai lemak.
Tanpa gula, berat badan akan lebih seimbang karena tubuh akan menstabilkan insulin dengan melepaskan gula dalam diet dan menggantiya dengan lemak sehat (letak tak jenuh). Lemak ini akan menyimpan kalori sebagai lemak dalam jumlah yang lebih sedikit. Dengan kata lain, berhenti mengonsumsi gula akan mengurangi rasa lapar, meningkatkan metabolisme dan menurunkan berat badan dengan lebih mudah.
Menghambat Penuaan Dini
Gula dalam makanan pada dasarnya akan memengaruhi jumlah gula dalam aliran darah, dan penelitian menunjukkan bahwa kadar gula darah yang tinggi membentuk efek domino molekuler yang disebut glikasi. Glikasi adalah istilah untuk proses pengolahan gula di dalam tubuh yang dapat menghambat perbaikan kolagen kulit dan membuat wajah berkerut.
Oleh sebanya jika mengonsumsi cemilan manis secara terus menerus akan menyebabkan hilangnya elastisitas kulit dan kemunculan kerutan di wajah. Tak hanya itu manfaat gula juga mampu mengurangi peradangan yang mneyebabkan kulit tidak sehat. Sehingga dapat ditarik benang merah bahwa tidak mengonsumsi gula akan membantu merawat kulit wajah anda agar lebih awet muda.
Meningkatkan Imunitas
Tidak mengonsumsi gula akan membuat anda lebih jarang sakit. Saat tubuh bersih dari kandungan gula olahan, secara otomatis akan meningkatkan imunitas dan kemampuan tubuh melawan penyakit seperti batuk ataupun flu. Hal ini sesuai dengan penelitian American of Clinical Nutrition yang menjelaskan bahwa jika kita mengonsumsi gula sebanyak 100 gram maka telah menurukan kemampuan sel darah putih sebanyak 50% untuk melawan infeksi dan bakteri yang masuk ke dalam tubuh.
Setidaknya efek menghentikan fungsi sel darah putih seperti ini berlaku selama 5 jam. Jadi bayangkan apabila anda mengonsumsi lebih dari 100 gram kandungan gula sehari-hari pasti akan berbahaya bagi kesehatan karena dapat merusak sel-sel di dalam tubuh anda. Begitu sebaliknya, tubuh akan menjadi lebih sehat ketika tidak mengonsumsi gula atau setidaknya mengurangi takaran penggunaanya.
Menambah Energi
Tanpa konsumsi gula, fisik akan semakin berenergi untuk melakukan berbagai aktivitas. Mengonsumsi gula tidak memberikan manfaat, dikarenakan kandungan gula mudah dicerna dan memasuki aliran darah dengan cepat tanpa proses yang stabil. Artinya kadar gula dalam darah menimbulkan perasaan penuh energi hanya sesaat atau tidak bertahan lama. Pada sisa waktu yang ada setelah mengonsumsi gula hanya rasa kantuk, malas dan tidak semangat. Sebaliknya, tidak mengonsumsi gula akan memberikan perasaan kenyang yang lebih lama dengan aliran darah yang lebih stabil.
Menjalani pola hidup sehat tanpa gula akan memberikan ekstra energi yang tersimpan dari proses metabolisme yang sehat. Karbohidrat kompleks biasanya terkandung pada makanan yang sedikit gula atau bahkan tidak ada sama sekali, sehingga akan diproses secara bertahap oleh tubuh dan langsung digunakan sebagai energi (tidak ditimbun menjadi lemak). Sementara jika mengonsumsi gula pada pagi hari, maka dipastikan pada pukul 2 sore anda sudah kelelahan dan mengantuk, sehingga membutuhkan cemilan, artinya butuh lebih banyak gula lagi.
Menurunkan Resiko Diabetes
Mengurangi konsumsi gula secara alami akan mengurangi resiko diabetes pada tubuh. Tingginya kadar gula darah akibat makanan manis akan menyebabkan terganggunya fungsi insulin yang mengawali penyakit diabetes. Sementara itu, jika berhenti mengonsumsi gula, tubuh akan secara alami membuang racun atau sebagai detoksfikasi alami sejak dua jam pertama.
Pada kondisi ini dimulai dengan pankreas yang akan mengurangi produksi insulin. Kemudian dilanjutkan oleh organ ekskresi untuk membuang lebih banyak racun dari tubuh. Proses ini akan berlangsung lebih lama apabila tubuh anda bertahan dari sinyal insulin atau disebut resisten insulin. Hal ini dapat terjadi pada orang yang mengalami pradiabetes, sehingga tubuh tidak mampu menggunakan insulin dengan efektif.
Ketika tubuh melakukan diet namun tetap mengonsumsi gula maka akan memaksa pankreas untuk melepaskan lebih banyak insulin. Yang terjadi adalah anda akan makan lagi setelah makan, atau terus-terusan merasa lapar. Semakin panjang durasi kondisi ini, akan semakin membebani sel-sel yang memproduksi insulin hingga akhirnya tidak lagi dapat berfungsi. Alhasil ini menyebabkan resiko diabetes, terutama diabetes tipe 2.
Mengurangi Risiko Penyakit Jantung
Tekanan darah tinggi adalah penyebab utama serangan jantung. Perlu diketahui, gula dapat meningkatkan trigliserida dalam darah yang dapat memicu resiko sakit jantung dan stroke karena penyumbatan. Hal ini di sebabkan ketika kandungan glukosa dalam darah meningkat, maka sistem saraf juga akan aktif sehingga tekanan darah dan detak jantung meningkat. Sebuah studi tahun 2014 mengungkapkan bahwa orang yang mengonsumsi 17% hingga 21% kalori harian bersumber dari makanan manis, maka memiliki risiko kematian 38% lebih tinggi akibat penyakit jantung dibandingkan dengan individu yang mempertahankan asupan gula tambahan maksimal 8% dari kalori harian.
Membuat Tidur Nyenyak
Memiliki kebiasaan makan sesuatu yang manis sesaat setelah makan maupun saat larut malam dapat menyebabkan gangguan tidur atau insomnia. Namun, seringkali saat malam hari inilah kita cenderung ingin makan makanan manis. Padahal ketika perut sudah terisi makanan manis, kita akan mengalami gangguan tidur. Mengonsumsi gula sebelum tidur membuat tubuh jadi berkeringat dan meningkatkan hormon stres.
Produksi melatonin dalam tubuh terhambat karena gula telah melepaskan energi yang tidak seimbang pada tubuh yang seharusnya beristirahat. Akibatnya akan menyebabkan seseorang tidak dapat tidur nyenyak.Oleh sebab itu mengurangi kebiasaan makan makanan manis atau mengonsumsi gula berlebih dalam dua atau tiga hari akan membuat kuaitas tidur membaik sehingga ketika bangun keesokan harinya tubuh menjadi lebih segar.
Menciptakan Suasana Hati Lebih Bahagia
Banyak yang setuju bahwa mengonsumsi makanan dan minuman yang manis atau mengandung banyak gula olahan akan menciptakan perasaan lebih bahagia. Hal ini tidak sepenuhnya benar, karena faktanya mengonsumsi gula berkaitan dengan tingkat depresi pada seseorang. Sementara perasaan senang setelah mengonsumsi gula dapat terjadi secara spontan ketika kita meyakini makanan dan minuman manis sangat lezat, maka otak akan mengirim sinyal bahagia. Namun hal ini bersifat sementara.
Apabila seseorang mengonsumsi gula secara berlebihan maka akan menyebabkan gangguan pada otak dan menurunkan fungsi otak. Hal ini termasuk mengganggu sistem emosi dalam tubuh kita. Begitu pula ketika kita tidak mengonsumsi gula setidaknya dalam 2 minggu, maka akan mendorong perasaan yang lebih positif. Reaksi ini terjadi karena tubuh terasa ringan, tidak mudah mengantuk dan lebih sehat. Bukan rahasia lagi jika tubuh sehat maka akan menciptakan suasana hati yang bahagia pula. Sedangkan menurut penelitan, individu yang mengonsumsi makanan tinggi gula dan melarikan diri dari perasaan negatif dengan makan cemilan manis, maka lebih besar peluangnya untuk mengalami depresi.
Ternyata tidak mengonsumsi gula memiliki banyak sekali manfaat untuk kesehatan dan tubuh kita. Menjadi individu yang bebas seluruhnya dari keinginan untuk mengonsumsi gula, memang cukup sulit. Namun hal ini dapat dijadikan kebiasaan dengan mengubah perilaku kita sehari-hari secara bertahap. Alternatif lain yang dapat dilakukan adalah mengurangi jumlah gula dengan membatasi diri dari cemilan olahan dan beralih ke buah-buahan segar yang juga manis nan menyehatkan.