Kacang Arab atau yang juga disebut dengan chickpeas adalah jenis kacang yang berasal dari Timur Tengah. Kacang Arab juga dikenal dengan istilah garbanzo terutama pada masakan Spanyol. Jenis kacang-kacangan ini mudah diolah dan menjadi bagian penting dalam hidangan Timur Tengah. Kacang Arab memiliki rasa yang gurih dan tekstur yang cukup empuk, sehingga menjadi favorit banyak orang.
Di Indonesia sendiri, kacang Arab mungkin paling terkenal sebagai buah tangan sepulang dari tanah suci, namun tahukah Anda bahwa chickpeas ini bisa diolah ke dalam berbagai resep yang lezat dan menarik? Cari tahu selengkapnya di bawah ini mengenai olahan dari kacang Arab.
Falafel
Falafel merupakan makanan jalanan khas Timur Tengah yang begitu populer berupa bola atau roti yang digoreng. Makanan jalanan ini terbuat dari kacang Arab atau kacang fava, atau bisa juga kombinasi keduanya. Falafel sangat populer di negara-negara Timur Tengah, termasuk Lebanon, Mesir, Suriah, Turki, dan juga menjadi hidangan nasional di Israel.
Falafel tak hanya sesederhana dibuat dengan kacang Arab atau kacang fava saja, tetapi bumbu dan rempah juga ambil peran untuk menciptakan rasa falafel yang khas. Umumnya, falafel menggunakan rempah-rempah seperti bawang merah, bawang putih, cabai rawit, ketumbar, jintan, paprika merah, serta peterseli. Selain rempah-rempah tersebut, falafel juga umum menggunakan baking soda atau soda kue, hal ini bertujuan agar falafel memiliki tekstur yang tidak padat, dan dengan bagian dalam yang lembut.
Olahan dari kacang Arab yang satu ini disebut sebagai makanan vegetarian atau vegan, karena hanya dibuat dengan bahan kacang-kacangan beserta rempah-rempah segar. Namun, beberapa variasi resep falafel bisa saja ditambahkan yogurt atau susu, sehingga bagi para vegetarian atau vegan, sebaiknya periksa daftar bahan untuk memastikan bahwa falafel tidak mengandung produk hewani, termasuk yogurt dan susu.
Hidangan khas Timur Tengah ini bisa didapatkan dengan mudah di Cairo Food, yang terbuat dari bahan dan rempah berkualitas, sehingga kualitas dan rasanya pun terjamin. Falafel bisa disajikan dengan apa pun, misalnya disajikan dengan sandwich atau roti pita bersama saus tahini, acar, sayuran seperti mentimun, tomat, dan selada, atau menjadi bagian dari mezze untuk dikonsumsi dengan hummus atau tabbouleh, serta, falafel juga bisa dikonsumsi dengan salad.
Hummus
Selain falafel yang merupakan olahan dari kacang Arab khas Timur Tengah, ada pula hummus yang juga merupakan makanan khas Timur Tengah. Ini bahkan menjadi makanan pokok di beberapa negara selain di Timur Tengah, yang di antaranya termasuk Afrika Utara, Turki, dan Mediterania. Hummus juga menjadi makanan pokok di Levant, yang disajikan dengan keadaan hangat untuk dimakan bersama roti untuk sarapan, sebagai bagian dari makan siang, atau makan malam.
Hummus, atau juga dieja dengan hommus atau houmous merupakan hidangan gurih yang fungsinya bisa sebagai saus, cocolan, selai gurih, yang tekstur dan bentuknya menyerupai bubur. Bahan utama dalam pembuatan hummus adalah kacang Arab, atau disebut juga dengan garbanzo. Kacang Arab akan ditumbuk dan dicampur dengan bahan lainnya termasuk tahini (pasta wijen), bawang putih, dan perasan lemon.
Di Timur Tengah, hummus juga dihias dengan banyak macam, termasuk minyak zaitun, kacang Arab utuh, peterseli, dan paprika. Meski minyak zaitun bukan suatu keharusan dalam pembuatan hummus, tetapi sebagian besar resep modern menyertakannya sebagai bahan. Saat ini, tidak ada resep standar untuk membuat dan membumbui hummus, karena biasanya setiap negara, wilayah, lingkungan, dan keluarga memiliki caranya masing-masing.
Karena pada dasarnya ini adalah semacam bubur, saus cocol, atau selai gurih, hummus memiliki tekstur yang sangat lembut dan halus, yang mana teksturnya memainkan peran penting untuk menciptakan rasa hummus dan menentukan apakah seseorang akan menikmatinya. Selain itu, setiap hummus dengan variasi resep yang berbeda juga menghasilkan rasa yang berbeda dan unik, tetapi secara umum, hummus memiliki rasa yang kaya dan sedikit tajam.
Rasio rempah yang tepat, terutama bawang putih, akan menentukan dengan tepat bagaimana rasa khas hummus. Namun, bawang putih tidak menambah rasa pedas atau panas, melainkan hanya untuk memberikan sedikit rasa gurih dari bawang putih. Penambahan tahini juga memberi sedikit rasa pedas pada keseluruhan profil rasa, sedangkan jus lemon memberikan rasa yang sedikit tajam.
Hummus dapat disajikan dengan apa pun, dan kemungkinannya hampir tidak terbatas, tetapi hummus paling sering disajikan sebagai saus, terutama di Timur Tengah, yang disantap dengan roti pita, sebagai bagian dari mezze, atau sebagai pendamping falafel. Di Mesir, hummus menjadi saus populer yang disantap dengan roti pita, dan biasanya mereka membumbui hummus dengan jintan.
Di sisi lain, saus cocol berbahan dasar kacang Arab ini juga disajikan sebagai camilan atau makanan pembuka dengan kerupuk di Barat. Mereka juga memproduksi hummus secara industri. Di sana, hummus bisa dikonsumsi dengan roti pipih seperti roti pita. Cara populer lainnya untuk menggunakan hummus adalah sebagai olesan pada sandwich atau burger.
Cara penyajiannya yang tak terbatas juga membuat hummus bisa dihidangkan dengan berbagai macam daging termasuk daging ayam, ikan, domba, hingga sapi. Hummus juga bisa digunakan sebagai saus untuk semangkuk nasi atau biji-bijian lainnya. Bagi para vegan atau vegetarian pun bisa ikut menikmati hummus, misalnya dikonsumsi dengan berbagai jenis sayuran seperti acar bawang, mentimun, terong, paprika, wortel, seledri, atau sayuran mentah lainnya.
Anda bisa mengkonsumsi saus cocol dari Timur Tengah sesuai preferensi Anda karena kemungkinannya hampir tak terbatas. Alih-alih membuatnya sendiri, Anda bisa membeli hummus di Cairo Food, yang dibuat langsung pada saat pemesanan, sehingga kualitasnya terjamin. Nikmati hummus dengan hidangan favorit Anda.
Harira
Olahan dari kacang Arab selanjutnya adalah harira, yang merupakan sup paling populer di Maroko dan Aljazair. Nama harira berasal dari bahasa Arab, yang artinya “sutra”. Ini mengacu pada konsistensi sup harira yang seperti sutra. Resep harira sangat bervariasi sesuai dengan preferensi pribadi, tetapi harira secara tradisional dibuat dari berbagai kacang-kacangan seperti lentil, kacang fava, dan kacang Arab, saus tomat, pasta harissa, dan bumbu segar seperti peterseli, kunyit, kunyit, lemon, biji jintan, dan ketumbar.
Bahan lainnya untuk pembuatan harira termasuk telur, nasi, dan bihun. Nasi atau bihun kerap ditambahkan agar satu porsi harira bisa lebih mengenyangkan. Secara umum, harira bisa dikonsumsi kapan pun di sepanjang tahun, namun popularitas harira sangat melonjak saat di bulan Ramadhan, yang konon harira melambangkan persatuan orang selama Ramadhan.
Bagi orang Maroko, sup harira wajib dikonsumsi selama bulan Ramadhan, yang dikonsumsi sebagai menu berbuka puasa, yang merupakan makanan pokok yang pertama kali disantap saat berbuka puasa. Di sana, harira kerap disantap dengan kurma, buah ara, minuman seperti kopi atau susu, dan juga kue khas yang juga dikonsumsi selama bulan Ramadhan, yang disebut chebakia.
Secara umum, sup harira ini bisa dikonsumsi dengan tambahan yang beragam, baik itu dikonsumsi sebagai makanan untuk vegetarian dan vegan, maupun diisi dengan potongan berbagai jenis daging, seperti daging sapi, domba, ayam, atau ikan. Sup harira memiliki konsistensi yang kental karena penggunaan telur atau campuran tepung. Ini secara keseluruhan memiliki rasa yang pedas, hangat, kaya rasa, dan tentunya bergizi.
Fatteh
Fatteh merupakan hidangan kuno khas Mesir dan Levantine yang berbahan dasar kacang Arab. Nama fatteh diambil dari bahasa Arab, yang secara harfiah diterjemahkan menjadi “remah”. Juga disebut dengan fette, fatta, atau fattah, hidangan kuno ini terdiri dari potongan roti pita segar yang dibakar atau dipanggang, dengan taburan kacang Arab dan yogurt krim di atasnya.
Yogurt krim dari hidangan fatteh merupakan yogurt biasa yang dibumbui dengan bawang putih yang dihancurkan dan ditambahkan sedikit tahini. Fatteh juga bisa dibuat dengan tahini maupun tanpa pasta tahini, dan keduanya sama-sama lezat. Dalam pembuatan fatteh, kacang Arab yang digunakan bisa berupa kacang Arab segar maupun kalengan.
Hidangan kuno ini sangat populer di bulan Ramadhan, yang tidak hanya dikonsumsi sebagai lauk untuk berbuka puasa, tetapi juga bisa dikonsumsi saat sahur karena fatteh juga dianggap sebagai makanan sarapan. Pembuatan fatteh bisa melibatkan penggunaan minyak zaitun pada potongan roti pita. Sebelum dibuat, roti pita bisa digoreng atau dipanggang beberapa hari sebelumnya, dan itu merupakan sesuatu yang wajar.
Umumnya, fatteh harus segera disajikan, karena roti pita yang renyah hanya bisa dinikmati dalam keadaan hangat, serta dilengkapi dengan tekstur yogurt yang lembut. Jika roti pita menjadi lembek, maka kenikmatan fatteh akan langsung berkurang. Oleh karena itu, yang terbaik adalah langsung menyantapnya.
Hidangan fatteh mencakup berbagai macam variasi yang berbeda, ia bisa dibuat dengan daging giling berbumbu, fatteh dengan makanan laut, atau dibuat untuk vegetarian yang menggunakan sayuran seperti terong. Karena hidangan ini juga tersebar luas di beberapa negara, variasi regional dan lokalnya pun berbeda.
Misalnya di Mesir, fatteh disebut dengan “fatta”, yang umumnya disajikan sebagai makanan pesta. Fatta sangat umum ditemukan pada acara khusus seperti untuk merayakan kehamilan pertama seorang wanita atau juga dikonsumsi untuk menu berbuka puasa selama Ramadhan. Di mesir, fatteh dibuat dengan sup daging rasa bawang putih dan cuka dan roti pipih renyah yang disajikan dalam mangkuk dengan nasi dan saus yang terdiri dari saus tomat bawang putih.
Berbeda dengan di Levant, fatteh disebut juga dengan “fetté”. Hidangan ini dibuat dengan setumpuk roti khubz, kacang Arab kukus yang dihancurkan, kemudian dicampurkan dengan minyak zaitun, serta diberi tambahan yogurt di atasnya. Ini juga sering menambahkan satu sendok teh jintan ke dalam campurannya. Fetté dijadikan menu saat sarapan dan menu makan malam.
Salad Kacang Arab
Kacang Arab juga bisa diolah menjadi hidangan sehat seperti salad. Salad kacang Arab ini adalah hidangan salad dalam masakan Arab, dengan bahan utama kacang Arab utuh, bawang putih, tahini, jintan, garam, minyak zaitun, dan bahan tak terbatas lainnya seperti ketumbar, kunyit, bawang cincang, merica, hingga peterseli.
Salad ini telah lama dikonsumsi di Levant setidaknya sejak zaman raja- raja Amori, yang saat itu dijadikan sebagai jamuan mewah di mana salad menjadi makanan lezat. Saat ini, salad kacang Arab bisa dikonsumsi oleh siapa saja dan dibuat dengan mudah. Pembuatan salad kacang Arab juga bisa dikombinasikan dengan mentimun, paprika, tomat, alpukat krim, serta keju feta.
Hidangan sehat ini juga bisa ditambahkan dengan saus lemon segar agar menambah sentuhan khas Mediterania. Salad kacang Arab bisa dikonsumsi oleh siapa pun, khususnya para vegan dan vegetarian di seluruh dunia. Cara penyajian salad kacang Arab bisa dikonsumsi dengan berbagai tambahan, baik itu dikonsumsi sebagai menu makan siang yang lezat dan sehat, atau dikonsumsi sebagai lauk untuk makan malam yang sehat.
Salad ini dikemas dengan protein yang kaya, yang bisa membuat kenyang selama berjam-jam. Anda bisa menambahkan apa pun ke dalamnya, baik itu disantap begitu saja tanpa tambahan apa pun, atau dikonsumsi dengan berbagai macam lauk seperti kentang panggang, ayam, atau hidangan panggang untuk melengkapi makan malam Anda.
Selain itu, salad kacang Arab yang lezat dan sehat juga bisa diubah menjadi sandwich, yaitu dengan menghancurkan kacang Arab dan letakkan ke dalam mangkuk besar, aduk bahan-bahannya, lalu lapisi di antara irisan roti atau tambahkan ke cangkir selada. Salad kacang Arab ini bisa menjadi pilihan bagi Anda untuk mengkonsumsi makanan yang sehat.
Pasta Kacang Arab
Siapa sangka bahwa kacang Arab juga bisa diolah menjadi pasta yang lezat? Alih-alih menggunakan gandum, kacang Arab yang digiling menjadi tepung juga bisa menjadi bahan pembuatan pasta. Meski kacang Arab yang digiling menjadi tepung merupakan bahan utamanya, tetapi beberapa bahan lainnya juga bisa ditambahkan, seperti tepung lentil, tepung beras merah, tepung tapioka, hingga tepung kacang polong.
Pasta kacang Arab bisa diolah ke dalam berbagai jenis pasta, termasuk spageti, rotini, dan penne. Ini menjadi alternatif yang lebih sehat daripada pasta berbahan dasar gandum. Pasta kacang Arab memiliki tekstur yang lebih lembut dan lebih unggul dari segi rasa dibandingkan dengan pasta yang terbuat dari gandum.
Pasta yang terbuat dari kacang Arab ini juga memiliki rasa yang unik, yang tidak bisa dibandingkan dengan pasta gandum. Lebih lanjut, karena pasta kacang Arab juga memiliki tekstur yang lebih lembut, sehingga waktu memasaknya pun menjadi lebih singkat. Oleh karena itu, penting memastikan untuk tidak memasaknya terlalu lama, karena hal itu akan membuat pasta menjadi lembek dan kenikmatannya pun akan berkurang.
Pasta yang terbuat dari kacang Arab ini fleksibel, atau dengan kata lain, pasta kacang Arab bisa disajikan dengan cara yang sama dengan pasta yang terbuat dari gandum. Ini bisa disajikan dengan saus berbahan dasar tomat atau saus pesto. Namun, karena terbuat dari kacang-kacangan, pasta kacang Arab lebih lezat dikonsumsi dengan aneka sayuran. Anda bisa menambahkan sauran favorit Anda, dan bumbui dengan minyak zaitun murni, herba, dan rempah-rempah pilihan Anda untuk mendapatkan salad pasta terlezat.
Selain memiliki rasa yang lezat, pasta kacang Arab ini juga menjadi alternatif yang lebih sehat dibandingkan pasta yang terbuat dari gandum. Ini bahkan bisa ditambahkan ke dalam menu diet, karena kacang Arab sendiri rendah karbohidrat dan rendah kalori. Lebih lanjut, pasta ini juga memiliki banyak protein dan serat di dalamnya, sehingga ini dianggap sebagai alternatif yang lebih sehat.
Tak dapat dipungkiri bahwa kelezatan dari kacang Arab membuatnya sangat sempurna diolah ke dalam berbagai resep. Bahkan, ini dikemas dengan protein dan nutrisi yang kaya, sehingga dapat menjadi hidangan yang menyehatkan jika menggunakan kacang Arab. Apa saja olahan dari kacang Arab kesukaanmu? Ingin tahu ide olahan lainnya? Ketahui 7 ide olahan tempe dan bumbunya di sini.