Turki adalah negara yang penuh dengan sejarah dan berbagai keunikannya yang orisinil. Selain tentang budaya, keindahan alam, serta gaya hidup, Turki adalah negara yang penuh dengan orang-orang bertalenta dalam berbagai bidang, salah satunya memasak.
Seorang chef kenamaan asal Korea Selatan pernah berkata pada sebuah acara televisi, “Jika kau ingin mengukur keahlian memasak seseorang, maka lihatlah bagaimana dia memainkan pisaunya,”. Dari sekian banyak chef yang tumbuh dan berkembang Turki, berikut ini adalah 6 kelahiran Turki yang paling menonjol saat ini:
1. CZN Burak, Smiling Bae yang Baik Hati
Pemilik nama asli Burak Özdemir ini lahir pada tanggal 24 Maret tahun 1994 di Yayladağı, sebuah distrik di Hatay. Tempat kelahirannya ini sangatlah dekat dengan perbatasan Turki-Suriah. Julukannya, CZN, sebenarnya berasal dari kesalahan penyebutan dari kata Cinzano, sebuah toko kain milik ayahnya yang ada di kawasan Laleli, Istanbul.
Pria yang tinggi badannya hampir dua meter ini memiliki berbagai alasan kenapa dirinya bisa meraih serta mempertahankan kesuksesan dan popularitasnya hingga saat ini. Burak memperoleh bakat memasak yang dia miliki dari ayahnya, yang juga seorang chef dan pernah mengelola sebuah restoran kecil.
Burak sudah bekerja di restoran tersebut sejak masih muda, dan berhasil mencapai kemampuannya yang sekarang berkat kerja keras dan dedikasinya yang panjang. Selain menyajikan masakan khas Turki, restorannya juga memiliki beberapa makanan khas Timur Tengah.
Pemilik restoran bernama Hatay Medeniyetler Sofrası ini, yang juga memiliki nama lain Al-Madinah Restaurant, kini memiliki tiga restoran di Istanbul, yaitu di kawasan Etiler, Aksaray dan Taksim, satu di Kota Hatay, serta satu cabang terbarunya di Dubai yang baru saja diresmikan pada tanggal 25 Desember 2020.
Sambutan berkelas dari masyarakat Dubai menjelang dibukanya Hatay Medeniyetler Sofrası di Dubai
Burak sangat inovatif dan paham betul tentang arti dari sebuah promosi. Pria yang terkenal karena senyumannya yang khas ini, selain mempertahankan kualitas dari bahan-bahan masakan yang digunakannya, juga sangat jeli dalam memanfaatkan sosial media.
Burak tidak lupa untuk bersenang-senang di videonya, yaitu dengan membuat beberapa video lucu yang mengisi akun Instagram, Tik Tok, dan Youtube miliknya. Dalam konten Instagram dan Tik Tok miliknya, Burak sering mempertontonkan keahliannya dalam memasak tanpa berpaling dari kamera, serta kemampuannya ketika membalik loyang atau panci besar dalam proses penyajian.
Memasak Künefe raksasa sambil bergelantungan? Bukan masalah!
Bahkan saat ini Burak semakin kreatif dalam membuat konten untuk sosial medianya. Padahal makanan yang menjadi bahan kontennya selalu memiliki ukuran yang besar, namun Burak terlihat tidak mengalami kesulitan yang berarti saat melakukannya.
Senyumannya juga tidak menghilang saat sedang membuat konten memasaknya, semakin menegaskan jika mengolah semua makanan berukuran raksasa itu bukanlah pekerjaan yang sulit untuknya. Pada tahun 2019, Burak dinobatkan sebagai Content Creator paling sukses di Turki.
Karena promosinya yang tepat sasaran, banyak artis dan pejabat yang tertarik untuk mengunjungi restorannya. Bahkan sekelas Emir Katar dan Presiden Turki saat ini, Recep Tayyip Erdoğan, telah berkunjung untuk makan malam di restorannya.
Selain terkenal dengan kreativitas dan porsi masakan jumbonya, Burak juga dikenal sebagai pribadi yang ramah dan dermawan. Dalam salah satu videonya, terlihat jika Burak membagikan makanan berukuran besar yang dibuatnya pada para karyawan di salah satu cabang restorannya. Bukan hanya manusia, Burak juga sering sekali berdonasi ke berbagai shelter untuk anjing dan kucing liar.
Burak saat membagikan berbagai hal pada para murid di sebuah Sekolah Dasar di Hatay.
Pria yang identik dengan Iron Man ini juga adalah anggota dari Bulan Sabit Merah Turki, atau dalam bahasa Turki disebut Türk Kızılay. Burak sudah berkali-kali melakukan donasi dalam skala besar, baik sebagai anggota Türk Kızılay ataupun bukan. Burak juga sering kali mengundang para disabilitas dan memberikan banyak momen bahagia pada mereka.
2. Nusret Gökçe, Salt Bae yang Fenomenal, Kontroversial, dan Inspiratif
Banyak orang yang mengatakan, jika orang-orang Turki pada dasarnya adalah pribadi yang penuh dedikasi dan pantang menyerah. Hal ini sangat melekat pada sosok Nusret Gökçe, atau lebih kita kenal dengan sebutan Salt Bae yang fenomenal dan kontroversial.
Nusret lahir di sebuah desa kecil bernama Paşalı. Desa ini terletak di bagian utara Erzurum, sebuah kota yang menyandang gelar sebagai kota paling dingin di Turki. Pria kelahiran 9 Agustus tahun 1983 ini datang dari keluarga yang kurang berkecukupan secara finansial.
Metamorfosis seorang Nusret Gökçe
Ayahnya bekerja sebagai buruh tambang. Kondisi ekonomi yang terbatas membuat masa kecil Nusret dan keempat saudaranya penuh dengan perjuangan. Pemilik restoran steak mewah bernama Nusr-Et ini harus putus sekolah pada tahun keenamnya di Sekolah Dasar.
Selepas putus sekolah, Nusret kecil memutuskan untuk mengadu nasib ke Istanbul dan bekerja di sebuah rumah potong di distrik Kadıköy. Butuh waktu bertahun-tahun hingga dirinya bisa menjadi orang penting di dapur restoran milik orang lain.
Pada tahun 2009, berbekal dengan uang tabungannya, Nusret kembali merantau dan semakin menjauhi kampung halamannya. Kini pria yang sering tampil dengan rambut dikuncir itu pergi ke Buenos Aires, Argentina.
Nusret berniat untuk memperdalam ilmunya dalam mengolah daging. Bahkan dirinya rela untuk bekerja tanpa upah di perantauan. Karena Nusret terbang ke Argentina untuk belajar, bukan untuk bekerja.
Satu tahun kemudian, setelah pulang dari Buenos Aires, Nusret membuka restoran pertamanya di Etiler, sebuah sub-distrik di sisi Eropa dari Istanbul. Meskipun memulai dengan sepuluh meja dan delapan karyawan yang membantunya, namun Nusret tetaplah bekerja dengan giat di dapur restoran miliknya, yang beralamat di Nispentiye Caddesi. Semua dedikasi dan kerja kerasnya sejak kecil semakin menunjukkan hasil.
Bahkan aksi lucunya saja berkelas…
Hingga suatu waktu, Nusret yang sudah eksentrik sejak awal bertemu dengan Ferit Şahenk, seorang pebisnis kaya raya yang juga merupakan salah satu orang terkaya di Turki. Ferit terkesan dengan atraksi dari Nusret.
Perut yang terisi penuh oleh daging berkualitas, serta hati yang bahagia, membuat Ferit berinvestasi untuk restoran milik Nusret ini. Ini membuat Nusret bisa membuka cabang di Dubai, New York, Miami, dll. Hingga saat ini dirinya sudah memiliki 13 restoran di berbagai kota di dunia.
Pada tahun 2017, sisi eksentrik dari Nusret viral di seluruh dunia. Dalam video berjudul Ottoman Steak, Nusret tampak memasak steak dengan penuh gaya. Meskipun pada akhirnya banyak orang Turki yang protes, karena tempo hari Nusret tidak memakai sarung tangan saat memasak.
Aksi seorang Nusret saat sedang memakai sarung tangan
Memasak tanpa sarung tangan untuk seorang chef dianggap kurang higienis bagi orang Turki. Meskipun hingga saat ini, masih banyak gambar dan video lucu yang terinspirasi dari caranya menabur garam dengan penuh gaya. Tidak sampai di situ, karena namanya terlanjur melambung tinggi, Nusret kembali dihantam berbagai kritik dan kontroversi.
Namun dibalik segala kontroversi dan kesuksesannya, Nusret tidaklah lupa akan kampung halaman dan gaya lamanya dalam pekerjaan. Dia tidak segan untuk berkeliling ke 13 cabang restorannya hanya untuk menghibur pelanggan.
Nusret juga telah membangun satu kompleks mesjid dan madrasah mewah di Paşalı, yang biaya pembangunannya mencapai 13 milyar rupiah. Kompleks mesjid yang dia bangun akan terlihat sangat mencolok di desanya, karena kompleks ini memakai gaya minimalis modern yang sederhana namun elegan.
Hal yang membuat banyak orang kagum adalah, Nusret masih memegang prinsipnya setelah sekian lama. Dalam sebuah wawancara, dia mengatakan jika kehidupannya sama sekali tidak berubah. Dirinya masihlah bekerja dari pagi hingga tengah malam untuk memastikan segalanya tetap lancar.
3. Mehmet Yalçınkaya, Master of Turkish Cuisine
Mulai dikenal karena penampilannya sebagai juri di acara Master Chef Turki sejak tahun 2018, pria yang lahir di Bolu ini sebenarnya telah lama berenang didalam dunia kuliner. Mehmet mulai belajar dunia gastronomi di Istanbul Food Academy pada tahun 2004.
Hanya butuh waktu satu tahun agar biografi dan spesialisasi pria kelahiran 21 Januari 1974 ini sebagai Trend Chef diterbitkan oleh sebuah majalah kuliner ternama di Amerika Serikat.
Pada tahun 2008, bermodalkan pengetahuan dan keahliannya dalam masakan Turki, Mehmet berhasil menjuarai Olimpiade Der Köche kategori A di Jerman. Mehmet berhasil menang di berbagai kompetisi, festival, dan pameran yang berkaitan dengan makanan Turki.
Foto Chef Mehmet di Berlin
Pria yang pekerjaan utamanya adalah Koordinator Ganstronomi dan Kuliner di Prancis, Italia, Qatar, Jerman dan Yunani ini berhasil membawa banyak plakat, piala, mendali dan sertifikat bergengsi karena kemenangannya tersebut.
Kini selain menjadi juri dari acara Master Chef Turki, serta projek terbarunya bersama Danilo Zanna dan Somer Somer Sivrioğlu, yaitu Junior Master Chef Turki, Mehmet baru-baru ini membuka sebuah kursus memasak untuk profesional bernama Gastro Arena.
Ketegasan dari Mehmet Yalçınkaya
Bahkan teman-temannya sesama chef kelas atas ikut mengisi kelas memasak tersebut. Namun karena terhambat oleh pandemi, kegiatan belajar di Gastro Arena masih harus mengikuti protokol kesehatan yang berlaku.
4. Somer Sivrioğlu, Bintang Istanbul yang Bersinar di Australia
Meskipun sudah memiliki kewarganegaraan Australia, Somer memulai 25 tahun pertama dalam hidupnya di Istanbul, Turki. Lahir pada tanggal 25 Mei tahun 1971, dirinya sudah beradaptasi dengan dunia kuliner.
Karena ibunya adalah seorang chef yang juga memiliki restoran, sehingga Somer paham dengan masakan Turki sejak kecil. Alumnus dari Universitas Bilkent ini sudah memegang banyak posisi senior dalam Hospitality Industry.
Pada tahun 2007 Somer membuka restorannya sendiri, Efendy, di Balmain, Sydney. Setelah fokus pada berbagai pekerjaannya dalam waktu yang cukup lama, pada tahun 2016 Somer kembali membuka restoran keduanya, Anason, di wilayah Barangaroo, New South Wales. Restoran pertamanya ini dianugerahi cukup banyak penghargaan.
Pada tahun 2010, Somer memenangkan penghargaan Restoran Terbaik di ajang penghargaan Inner West. Masih di tahun yang sama, dari ajang penghargaan RCNSW, Somer berhasil menang di kategori Restoran Turki.
Hanya butuh waktu satu tahun, Somer kembali menang di ajang yang sama dalam kategori Spesialisasi Restoran. Somer sepertinya masih perkasa dalam ajang penghargaan.
Karena pada tahun 2012, dirinya kembali menang dalam kategori Best in Taste. Pada tahun 2013, Somer lagi-lagi menang dalam ajang penghargaan Local Business kategori Restoran Terbaik di Inner West.
Tidak hanya fokus dalam mengelola restorannya, Somer juga aktif dalam menulis dan membawakan acara. Dia adalah kolumnis mingguan di surat kabar komunitas Turki di Australia, Yeni Vatan.
Dirinya juga memiliki acara televisinya sendiri, Somer’s Kitchen, serta merupakan salah satu pengisi acara di Radio SBS, Journey to Taste. Kini Somer sedang sibuk untuk menjadi juri di acara Master Chef Turki bersama Mehmet Yalçınkaya dan Danilo Zanna. Projek terbaru mereka tahun ini adalah menjadi juri dalam acara Master Chef Junior Turki.
Sekilas tentang ketelitian sosok Somer Sivrioğlu
5. Cüneyt Asan. Daging, Sumpah Sakti, dan Kerja Kerasnya yang Melegenda
Pria kelahiran Erzincan ini sama sekali tidak percaya akan keberuntungan. Dirinya yakin jika kesuksesan tidak akan datang dengan sendirinya, dan itu harus dikejar tanpa peduli akan rintangan yang akan dihadapi. Pria yang lahir pada tahun 1959 ini juga berasal dari keluarga yang kurang mampu.
Cüneyt harus meninggalkan Erzincan bersama kedua orang tua dan kelima saudaranya saat masih berumur dua tahun. Karena jumlah keluarganya yang besar, separuh dari keluarganya harus tinggal di kawasan kumuh, dan separuhnya lagi di apartemen untuk pramutamu, yang juga ditinggali oleh Cüneyt hingga umur sepuluh tahun. Pada usia itu juga dirinya sudah memiliki pacar.
Cüneyt sendiri mulai bekerja paruh waktu di sebuah rumah potong di Bostancı sejak berumur sepuluh tahun. Dalam sebuah wawancara, Cüneyt mengaku jika pekerjaannya tempo hari tidaklah berjalan dengan mulus.
Dia sangat sering dipukuli. Bahkan pada usia 17 tahun, Cüneyt pernah bersumpah jika dirinya akan membeli tempatnya bekerja tempo hari. Namun keadaan ekonomi membuatnya bertahan hingga dirinya harus menunaikan Wajib Militer.
Setelah keluar dari dinas dan berkeliling untuk mengumpulkan mitra kerja, Cüneyt dan ketujuh mitranya membeli rumah potong itu dan memulai berbisnis dengan tabungan, sedikit hutang, dan pengetahuan yang mereka miliki.
Mereka berdelapan fokus pada penjualan daging secara ecer. Karena kecepatan dan tekanan pekerjaan, empat mitranya menyerah di tengah jalan, dan hanya menyisakan Cüneyt bersama tiga mitranya yang tahan banting. Bersama ketiga mitranya ini, Cüneyt menghancurkan bangunan tersebut dan membuat rumah potong gaya Amerika sebagai penggantinya.
Pada tahun 1992, saat kebab menjadi tren, barulah mereka mulai menjajal dunia restoran. Sekalipun telah menjajal dunia restoran, namun orang-orang lebih mengenal seorang Cüneyt Asan dan mitranya sebagai tukang daging, dan reputasi mereka juga sudah sangat bagus dalam bidang tersebut.
Master daging dan es krim Turki
Banyak orang yang memanggil Cüneyt dengan membawa embel-embel Üsta, dan panggilan itu telah membuktikan keahlian Cüneyt dalam dunia daging. Cüneyt dan ketiga mitranya mendirikan sebuah restoran kebab di Küçükyalı, Maltepe, İstanbul, dengan uang tabungan yang dimiliki mereka bertiga.Tidak butuh waktu lama, restoran itu dipindahkan ke Bostancı untuk memenuhi permintaan pelanggan.
Hal yang menarik darinya adalah, Cüneyt tidak terlalu mengandalkan pinjaman bank. Dia selalu berusaha untuk memutar laba bisnis serta tabungannya untuk memulai ekspansi atau membuka cabang baru.
Namun karena kini bisnisnya telah berkembang menjadi Franchise, maka menggunakan pinjaman bank bukan lagi hal yang baru untuk Cüneyt. Kini berkat kerja keras panjangnya, pemilik restoran daging bernama Günaydın Et ini sering disebut-sebut sebagai kompetitor utama dari McDonald dan Burger King di Turki. Dari data tahun 2014, tercatat jika merek Günaydın telah memiliki 100 cabang di Turki.
Penyajian dari salah satu menu di cabang Zorlu Center, Istanbul
Kini Cüneyt berencana untuk melebarkan sayapnya ke luar negeri, seolah berusaha untuk membuktikan jika daging berkualitas tinggi memiliki sensasi yang lebih baik dari makanan cepat saji.
Satu hal unik lagi mengenai sosok Cüneyt Asan. Menurut sebuah wawancara, dirinya dengan lantang mengatakan jika Nusret sudah dia anggap sebagai anaknya sendiri. Bahkan dalam wawancara itu, Cüneyt menyebut Nusret dengan panggilan evladım, yang berarti anak kesayangan. Cüneyt juga mengakui, jika Nusret lebih unggul darinya dalam urusan promosi di media sosial.
Selain mengurus bisnis restoran dan rumah potongnya, Cüneyt juga kini sedang subuk mengisi acara televisi bernama Halkın Mutfağı di salah satu stasiun televisi nasional bersama Adnan Şahin, ketua dari Asosiasi Masakan Anadolu dan pemilik dari restoran bernama Lokanta Sade di Şişli.
6. Erşan Yılmaz, Sahabat Para Hewan Air dari Turki Utara
Lelaki yang berasal dari Trabzon, wilayah utara dari Turki ini mengandalkan bahan yang berbeda dari kelima chef yang telah dibahas sebelumnya. Jika bahan utama yang mereka pakai adalah daging, Erşan lebih mengandalkan hewan air, khususnya ikan.
Erşan mulai berlayar ke laut dan berjualan ikan dengan gerobak sejak berumur 15 tahun. Sebagai bayarannya, Erşan akan mendapat uang saku untuk sekolahnya. Hal inilah yang membuat Erşan mencintai pekerjaannya dalam perikanan ini.
Meskipun uangnya tidaklah seberapa, namun bekerja untuk mendapatkan uang saku bagi seorang siswa adalah hal yang sangat membahagiakan, tidak peduli jika dirinya harus bermain kejar-kejaran dan petak umpet dengan Zabita, yang jika di Indonesia dikenal sebagai Satpol PP.
Berawal dari sosok yang selalu bermain petak umpet dengan Zabita, Erşan berkembang pesat dengan dedikasinya dalam dunia perikanan. Pendiri, pemilik dan koki utama dari restoran Bordo Mavi Balık ini terkenal karena video-videonya saat mengolah berbagai jenis hewan air dalam berbagai ukuran.
Mengolah ikan Tuna berukuran 170 kilogram
Tidak hanya berlatarkan dapur restorannya, Erşan cukup sering membuat video di dataran tinggi Trabzon atau tempat-tempat indah lainnya. Meskipun sudah kaya raya, Erşan masih suka ikut memancing ke laut.
Pria yang juga terkenal karena video-videonya saat mengolah ikan berukuran raksasa ini juga cukup sering berfoto bersama ikan-ikan berukuran besar, seperti ikan Tuna biasa, Marlin, atau bahkan Tuna Sirip Biru yang terkenal sangat mahal.
Keenam sosok di atas telah membuktikan, jika kesuksesan dan popularitas yang mereka dapatkan tidaklah berasal dari kehidupan yang berjalan tanpa rintangan-rintangan besar. Dedikasi jangka panjang, sikap pantang menyerah, sedikit bumbu keras kepala, dan kecintaan akan pekerjaan adalah hal yang terpenting bagi mereka berenam. Jika keenam sosok ini memutuskan untuk menyerah di satu titik, sudah pasti kehidupan mereka saat ini akan berubah drastis.
Tidak ada sosok Cüneyt Üsta yang sering dielu-elukan masyarakat Turki. Salt Bae dan Smiling Bae juga mungkin kini hanyalah orang biasa yang banting tulang di Erzurum dan Hatay jika mereka memutuskan untuk menyerah pada satu titik. Sama halnya dengan ketiga chef lain dalam daftar ini. Seandainya mereka menyerah, kesuksesan dan popularitas yang telah mereka miliki akan sirna.