Gatal pada kulit merupakan masalah kesehatan yang ringan namun menimbulkan rasa yang sangat tidak nyaman. Saking tidak nyamannya orang yang mengalami kulit gatal akan mengalami stres, susah tidur, hingga infeksi lebih lanjut ketika kulit tergaruk. Penyebab kulit gatal yang paling umum antara lain digigit serangga, alergi, stres, penyakit eksim, dan lain sebagainya. Sebagian orang mungkin enggan untuk menggunakan obat gatal di apotik karena takut menyebabkan efek samping pada kulit. Selain itu biasanya obat tabur juga menyebabkan kulit menjadi kering. Oleh sebabnya obat gatal tradisional menjadi pilihan alternatif.
Obat tradisional disebut juga sebagai Obat Bahan Alam (OBH). Artinya obat tradisional menggunakan bahan alami dari tanaman sebagai bahan bakunya. Obat gatal tradisional cenderung aman digunakan dan mudah ditemukan. Efektifitasnya juga tidak diragukan karena mengandung sifat anti-radang, anti-jamur, anti-mikroba, anti-alergi, dan anti-inflamasi. Berikut 10 obat gatal tradisional yang bisa kamu gunakan untuk mengobati kulit gatal.
Minyak Kelapa
Minyak kelapa dibuat dari kelapa segar yang diambil minyaknya, baik dengan proses pemanasan maupun tidak. Minyak kelapa yang digunakan sebaiknya tidak menggunakan bahan kimia. Ini merupakan bahan yang efektif dalam menyembuhkan iritasi dan ruam kulit yang terasa gatal. Biasanya minyak kelapa digunakan untuk gatal yang diakibatkan oleh infeksi jamur. Obat tradisional ini menggunakan kandungan anti bakteri dan anti jamur sebagai senjata ampuh untuk mengatasi kulit kemerahan, gatal-gatal, maupun pembengkakkan.
Asam laurat di dalam minyak kelapa dapat membantu membunuh bakteri yang menyebabkan rasa gatal. Ini sekaligus menjadi pelembab kulit yang biasanya diderita oleh orang yang alergi terhadap sesuatu. Untuk menggunakannya cukup mengoleskan minyak kelapa pada bagian tubuh yang terasa gatal lalu diamkan semalaman. Dalam waktu satu malam biasanya kulit gatal akan berkurang secara drastis.
Lidah Buaya
Lidah buaya dapat mengatasi kulit gatal karena gigitan serangga atau iritasi. Hal ini dikarenakan lidah buaya memberikan efek pendinginan yang akan mengurangi rasa gatal. Obat gatal ini bisa membantu melembabkan kulit, merangsang pertumbuhan sel, dan mencegah agar iritasi pada kulit tidak menyebar. Gel lidah buaya dapat diambil langsung dari tanamannya. Jika sulit menemukan tanaman ini, bisa membeli produk yang mengandung lidah buaya berupa gel atau krim. Cukup mengoleskan gel lidah buaya di atas kulit yang gatal lalu diamkan beberapa menit sebelum dibilas.
Daun Kemangi
Daun kemangi terdiri atas senyawa anti-gatal yang dikenal dengan nama kapur barus dan thymol. Kandungan zat ini akan memberikan pengurangan rasa gatal sehingga menghentikan anda untuk menggaruk bagian tubuh yang gatal. Lebih lanjut, sifat anti-mikroba dan anti-bakteri yang dimilikinya akan mengobati beberapa bintik-bintik merah dan ruam yang menyebabkan gatal termasuk psoriasis dan panu. Cara menggunakan obat tradisional ini dengan menumbuk halus daun kemangi segar, lalu balurkan pada kulit yang gatal. Selanjutnya diamkan selama 30 menit sebelum dibilas bersih.
Cuka Apel
Cuka apel sudah digunakan ribuan tahun lalu sebagai obat tradisional untuk mengatasi masalah kulit. Ini adalah disinfektan dan antiseptik alami untuk mencegah kerusakan pada kulit. Kandungan asam asetat dalam cuka apel membantu melawan infeksi kulit atau alergi kulit yang biasanya menyebabkan ruam merah. Cuka sari apel juga memiliki sifat anti-jamur sehingga akan sangat baik dalam mengobati gatal dan kering pada kulit.
Cara mengaplikasikan cuka apel dengan menggunakan kapas atau kertas yang sudah ditetesi dengan cuka apel. Kemudian letakkan kapas atau kertas tersebut di atas kulit yang bermasalah. Cara lain untuk menggunakannya bisa dengan mencampurkan cuka apel dan air bersih dengan perbandingan 1:1. Berikutnya larutkan cairan tersebut ke kulit lalu biarkan sampai kering. Selanjutnya bilas dengan air hangat. Namun perlu diingat bahwa cuka apel biasanya bereaksi negatif terhadap luka terbuka. Oleh sebabnya hindari mengoleskan cuka apel pada kulit yang sedang terluka, pecah-pecah atau mengeluarkan darah.
Pegagan
Pegagan (Centella asiatica) merupakan tanaman herbal yang hidup liar dan mudah ditemukan di negara-negara Asia termasuk di Indonesia. Pegagan dapat hidup di ladang, kebun, tepi jalan, serta pematang sawah. Tanaman herbal yang satu ini mengandung anti-alergi, anti-pruritus, dan anti-peradangan sehingga bisa diandalkan untuk mengobati gatal secara tradisional.
Biasanya daun pegagan diekstrak untuk dijadikan cairan yang akan dioleskan pada kulit yang meradang. Daun pegagan dapat mengurangi gatal karena peradangan akibat penyakit psoriasis dan dermatitis. Hebatnya lagi pegagan bisa dimanfaatkan untuk menyamarkan kemunculan bekas luka di kulit. Manfaat ini didapat dari senyawa terpenoid yang terdapat pada pegagan, agar membantu meningkatkan produksi kolagen.
Daun Sirih
Tumbuhan yang satu ini memang dikenal memilik banyak manfaat bagi kesehatan termasuk mengatasi gatal. Daun sirih mengandung chavicol para allyphenol yang bersifat anti-bakteri dan anti-inflamasi. Biasanya daun sirih lebih banyak digunakan untuk meredakan gatal karena biduran. Beberapa orang mungkin suka meminum rebusan daun sirih untuk mengurangi gatal, namun cara ini tidak disarankan karena sebaiknya daun sirih digunakan sebagai obat luar saja.
Menggunakan daun sirih sebagai obat gatal dilakukan dengan menumbuk beberapa daun sirih yang sudah dibersihkan. Pada tahap ini anda juga bisa mencampurkannya dengan kunyit untuk mempercepat proses penyembuhan. Setelah obat tradisional ini dihaluskan maka diletakkan pada kulit yang gatal. Sebaiknya tempelkan halusan daun sirih selama 20 menit dan ulangi 3 kali sehari hingga biduran mereda. Akan tetapi jika pada percobaan pertama anda merasa gatal tidak berkurang atau malah memperburuk kondisi biduran, sebaiknya hentikan penggunaan daun sirih. Lebih lanjut anda disarankan mencari bantuan medis atau menggunakan obat-obatan yang tersedia di apotik.
Mentimun
Mirip seperti manfaat yang didapat dari lidah buaya, mentimun juga memberikan efek dingin yang dapat mengurangi kulit gatal. Selain itu kandungan senyawa yang menyegarkan dari mentimun membuat tumbuhan ini banyak digunakan pada salon-salon kecantikan. Sementara untuk menggunakan mentimun sebagai obat gatal bisa dipotong tipis, ditumbuh, atau diparut sebelum diletakkan pada kulit yang terasa gatal. Setelah itu, bersihkan bekas olesan tadi dengan air hangat, dan berikan pelembab agar kulit terasa lebih nyaman.
Tea Tree Oil
Tea tree oil bukan merupakan tumbuhan sejenis teh hijau. Ini adalah jenis minyak esensial yang memiliki banyak manfaat untuk mengatasi masalah kulit. Tak heran jika tea tree oil sering digunakan sebagai perawatan kulit sekaligus produk kecantikan. Tea tree oil juga dikenal sebagai minyak melaleuca yang berasal dari daun Melaleuca alternifolia. Tanaman ini termasuk tanaman semak asli Australia, namun saat ini dapat tumbuh di negara-negara Asia Tenggara termasuk Indonesia.
Tea tree oil memiliki senyawa anti-radang, anti-jamur, anti-bakteri, dan anti-septik sehingga bisa dimanfaatkan untuk mengurangi infeksi pada kulit. Sebuah penelitian di tahun 2011 menyebutkan bahwa tea tree oil jauh lebih ampuh mengurangi gejala eksim dibandingkan menggunakan obat oles medis. Eksim yang disebabkan oleh reaksi alergi akan suatu hal ternyata bisa disembuhkan setelah pemakaian tea tree oil secara rutin selama 10 hari.
Untuk menggunakan tea tree oil pastikan memilih jenis minyak yang 100 persen murni dan tidak mengandung bahan pengawet. Selanjutnya pilihlah tea tree oil yang memiliki konsentrasi anti-septik utama terbanyak misalnya berkisar 10-40 persen. Selain itu, tidak disarankan untuk memakai tea tree oil secara langsung dan tunggal. Sebaiknya gunakan tea tree oil setelah dicampurkan dengan pelembab yang bisa digunakan untuk menghindari gatal dan infeksi kulit yang semakin parah.
Kunyit
Mungkin belum banyak yang tahu bahwa kunyit adalah obat gatal tradisional yang ampuh untuk mengatasi rasa gatal pada kulit. Kunyit mengandung senyawa kurkumin yang sudah populer sebagai bahan pengobatan China tradisional. Kurkumin memiliki sifat anti-inflamasi dan anti-oksidan, hal ini membuat kunyit diyakini bisa mengobati berbagai kondisi kulit yang mengalami peradangan seperti gatal akibat serangga, gatal karena alergi hingga eksim. Menggunakan kunyit sebagai obat gatal dalam sekali pemakaian akan mengurangi gatal hingga 30 persen.
Jika ingin menggunakan kunyit sebagai obat kulit gatal bisa dilakukan dengan mengoleskannya secara langsung pada kulit atau meminumnya. Kunyit bisa dioleskan pada kulit setelah dihaluskan. Resikonya bekas kuning dari kunyit akan membekas mungkin akan mengenai beberapa bagian dari pakaian.
Sementara untuk anda yang sudah biasa mengonsumsi ramuan herbal, sebaiknya gunakan kunyit untuk menghilangkan rasa gatal dengan meminum air rebusannya. Kunyit yang sudah dihaluskan lalu dicampur dengan air hangat sebelum dikonsumsi. Cara ini mungkin lebih merepotkan namun khasiatnya tidak jauh berbeda dengan mengoleskan kunyit secara langsung. Dengan demikian bagaimana menggunakan bahan ini tergantung pada kenyamanan anda sendiri.
Daun Salam
Daun salam mungkin lebih dikenal sebagai bumbu masakan. Namun nyatanya daun salam dapat bermanfaat sebagai obat gatal, terutama gatal karena kudis dan panu. Daun salam bisa digiling menjadi bubuk, lalu bubuk tersebut dicampurkan dengan minyak kelapa. Selanjutnya oleskan ramuan tersebut ke area kulit yang gatal.
Cara lain untuk menggunakan daun salam sebagai obat gatal bisa digunakan dengan merebus daun salam minimal 15 lembar. Air rebusan ini bisa digunakan untuk menyirami kulit yang gatal atau bahkan bisa digunakan untuk air mandi. Akan tetapi jika anda ingin memanfaatkan daun salam dengan lebih praktis maka dapat mengonsumsi air rebusan tersebut dua kali sehari.
Madu
Madu memiliki antiseptik alami yang dapat melindungi kulit dari zat-zat asing yang masuk ke tubuh. Madu adalah pelembab alami terbaik yang terdiri atas antioksidan, anti-mikroba, dan anti-bakteri sehingga selain menjaga kelembapan kulit juga bisa mengatasi masalah gatal pada kulit. Gatal yang dapat diobati dengan madu biasanya yang disebabkan oleh gigitan serangga. Hal ini dikarenakan kandungan flavonoid pada madu bertindak sebagai anti histamin yang dapat meredakan gatal. Cukup mengoleskan madu secara tipis-tipis pada bagian yang gatal lalu membilasnya setelah 15-20 menit.
Peppermint
Daun peppermint mungkin lebih populer sebagai bahan yang digunakan untuk produk pasta gigi, obat kumur, dan permen karet. Namun khasiat daun peppermint tidak hanya itu saja, karena peppermint bisa menjadi obat tradisional untuk meredakan gatal akibat gigitan serangga. Kandungan antioksidan dan anti inflamasi pada peppermint bisa meringankan gatal-gatal pada kulit.
Cara yang paling mudah untuk memanfaatkan daun peppermint sebagai obat gatal adalah dengan cara meremas daun peppermint lalu gosokkan ke area yang gatal. Gosokkan hingga beberapa kali sampai rasa gatal tersebut mereda. Sementara untuk peppermint versi minyak, cukup dioleskan ke kulit yang membutuhkan. Selanjutnya tunggu beberapa saat sampai efek dingin dari tanaman ini mampu meredakan rasa gatal.
Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Menggunakan Obat Gatal Tradisional
Menggunakan obat gatal tradisional bukan menjadi cara satu-satunya untuk mengatasi masalah kulit ini. Obat gatal tradisional tidak bisa dijadikan solusi utama terutama jika gatal tak kunjung hilang atau justru semakin parah. Hal ini dikarenakan tidak semua orang cocok dengan bahan-bahan alami dari pengobatan tradisional. Jika dipaksakan tentu saja dapat menimbulkan reaksi alergi yang parah.
Akan tetapi, jika anda sudah terlanjur menggunakan obat tradisional dan kulit terasa semakin gatal, maka segera hentikan penggunaan dan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pengobatan yang tepat. Sementara jika anda belum pernah menggunakan obat gatal tradisional sebaiknya pahami kondisi tubuh anda dan pastikan bahwa tidak memiliki alergi terhadap bahan-bahan alami tertentu. Perlu diingat juga bahwa untuk menjaga kulit dari rasa gatal juga dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan diri, pakaian, dan tempat tinggal sebagai langkah preventif.