Pada dasarnya torch adalah sekumpulan penyakit yang disebabkan oleh zat asing yang berbeda-beda menyerang suatu individu. Selain berdampak pada ibu hamil, sekumpulan penyakit ini lebih berdampak pada janin, sehingga janin yang terinfeksi oleh torch pada trimester pertama memiliki kemungkinan yang besar untuk terlahir kurang sempurna ataupun gugur karena digerogoti oleh parasit dan virus. Hal ini sendiri terpampang dengan jelas karena angka kematian bayi di Indonesia tergolong sangat tinggi.
Torch sendiri sangat mungkin untuk dihindari, karena torch, yang terdiri dari parasit toxoplasma, rubella, sitomegalovirus, herpes simpleks beserta infeksi lain seperti hepatitis atau klamidia. Selain faktor bawaan, kebanyakan penyebab awalnya berasal dari luar tubuh manusia seperti makanan yang tidak dimasak dengan benar ataupun seringnya berganti pasangan ketika berhubungan intim.
Berikut ini adalah 5 infeksi inti dari torch yang diharapkan dapat kita hindari. Karena jika sudah terinfeksi torch, kebanyakan orangbutuh waktu yang cukup lama bahkan hampir mustahil untuk sembuh sepenuhnya.
Toxoplasma Infection
Infeksi jenis ini disebabkan oleh parasit Toxoplasma gondii, yang umumnya terdapat pada kotoran kucing serta daging yang tidak matang atau yang telah terkontaminasi. Meski sebenarnya tidak menutup kemungkinan parasit ini juga ada pada kotoran hewan lain, namun protozoa satu ini lebih banyak ditemukan di dalam usus kucing. Sehingga mitos yang mengatakan jika bulu kucing membawa parasit ini bisa dikatakan kurang tepat.
Toxoplasmosis sendiri adalah penyakit yang menular dari hewan ke manusia. Penularan dari manusia ke manusia hanya bisa ditularkan oleh ibu hamil pada bayinya melalui plasenta ketika dalam masa kehamilan, meskipun toxoplasmosis pada ibu hamil sangat memungkinkan keguguran, ataupun kelahiran prematur yang kemudian bisa berlanjut pada kecacatan bayi.
Pada orang dengan sistem imun normal, infeksi toxoplasma biasanya tidak akan bergejala karena imunitas kita akan mengendalikan parasit ini. Meski dalam beberapa kasus, toxoplasmosis akan menimbulkan gejala seperti flu yang bertahan selama 6 minggu seperti demam, sakit tenggorokan, pembengkakan kelenjar getah bening, nyeri otot serta kelelahan.
Meski tidak memberikan dampak besar pada orang dengan imunitas normal yang sedang tidak hamil, toxoplasmosis sangat berdampak pada ibu hamil, janin, dan orang-orang yang memiliki masalah imunitas. Pada orang-orang dengan masalah imunitas, parasit ini bisa langsung berdampak pada kesadaran dan sistem koordinasi pasien.
Sementara pada ibu hamil, terutama yang terinfeksi toxoplasma pada trimester pertama, sangat mungkin untuk mengalami kelahiran prematur, kematian bayi saat kelahiran, hingga keguguran.
Penularan toxoplasmosis pada janin juga sangat mungkin terjadi, sehingga beresiko besar menimbulkan kecacatan pada bayi berupa kehilangan pendengaran, kerusakan otak, ukuran kepala yang abnormal, dan gangguan penglihatan. Gejala-gejala itu sendiri baru akan muncul beberapa bulan atau beberapa tahun setelah kelahiran.
Penanganan toxoplasmosis sendiri berbeda pada setiap orang, tergantung pada kondisi kesehatannya. Pada orang dewasa normal, biasanya akan diresepkan obat anti parasit seperti pyrimethamine serta antibiotik golongan sulfadiazine sebagai obat inti beserta obat untuk meringankan gejala yang disebabkan.
Pengobatan ini juga berlaku pada orang-orang dengan masalah imun, hanya saja pemberian obat bisa sampai memakan waktu 6 minggu. Jika toxoplasmosis kembali pada orang dengan imunitas lemah, obat-obatan akan diberikan hingga imunitasnya membaik.
Sementara pengobatan toxoplasmosis pada ibu hamil akan ditentukan oleh saat terinfeksinya ibu hamil oleh parasit. Jika janin juga telah terpapar parasit, maka ibu hamil juga perlu mengonsumsi obat-obatan lain guna meminimalisir efek dari toxoplasmosis pada janin.
Jika janin belum terinfeksi atau terinfeksi sebelum umur 16 minggu, dokter akan meresepkan spiramycin. Namun jika telah terinfeksi pada usia di atas 16 minggu, maka dokter akan meresepkan pyrimethamine dan sulfadiazine. Kedua obat itu harus terus dikonsumsi oleh bayi pada tahun pertama kehidupannya sambil terus diawasi kondisi kesehatannya.
Other Infection
Infeksi lainnya ini adalah infeksi yang tidak semua orang sama, bergantung pada hasil pemeriksaan dan diagnosa dokter. Namun biasanya, infeksi lain pada torch adalah berupa klamidia, sifilis, ataupun HIV.
Pengobatan infeksi lain juga bergantung pada jenis penyakit dan situasinya, sehingga pengobatan infeksi lain pada torch bergantung pada kondisi pasien dan tingkat keparahan penyakit.
Sebagai catatan, ibu hamil yang mengidap HIV masih bisa melahirkan bayi yang tidak terinfeksi HIV. Sehingga dokter akan merekomendasikan kelahiran sesar untuk ibu hamil pengidap HIV, sehingga kemungkinan bayi lahir tanpa membawa virus HIV akan semakin besar karena bayi tidak akan melewati plasenta.
Rubella
Penyakit yang memiliki nama lain campak Jerman ini disebabkan oleh virus rubella. Upaya paling efektif untuk kecacatan janin hanyalah vaksinasi yang dilakukan sekitar dua bulan sebelum kehamilan, sehingga kekebalan terhadap virus rubella telah terbentuk sempurna pada ibu hamil.
Meskipun gejala yang timbul karena campak Jerman ini tergolong cukup mudah untuk ditangani, namun penyakit ini akan memberikan dampak yang serius pada janin. Gejala yang timbul pada orang dewasa hanya berupa gejala flu dan demam ringan yang disertai dengan ruam kulit.
Tetapi dampak yang akan didapatkan janin jika terinfeksi rubella sangatlah fatal, seperti halnya janin ketika terinfeksi toxoplasma. Janin yang terinfeksi rubella di trimester pertama dan kedua sangat mungkin akan gugur. Lalu jika janin berhasil bertahan, janin akan lahir dalam keadaan cacat, seperti halnya menderita katarak, tuli, kelainan jantung, dan juga gangguan pertumbuhan.
Penanganan rubella pada orang dewasa yang tidak sedang hamil tergolong mudah. Dokter akan meresepkan obat untuk menangani gejala-gejala yang timbul karena rubella. Dokter juga akan menyarankan pasien untuk istirahat penuh di rumah untuk menghindari persebaran virus rubella, karena virus ini sangat mudah menyebar melalui cairan yang keluar ketika batuk dan bersin.
Sementara untuk ibu hamil, dokter kemungkinan akan meresepkan hiper immune globulin guna mendukung sistem imun dalam melawan virus rubella. Meskipun telah diobati, namun pengobatan yang dilalui oleh ibu hamil tidak menjamin janin akan terlindungi dari infeksi rubella kongenital.
Cytomegalovirus
Virus satu ini masih satu rumpun dengan virus herpes. Cytomegalovirus sendiri bisa bertahan lama di tubuh manusia dalam keadaan tidak aktif, dan baru akan menyerang ketika imun tubuh sedang turun.
Meskipun untuk orang-orang yang sepenuhnya sehat, virus yang menyebar melalui percampuran cairan tubuh manusia ini biasanya tidak menimbulkan gejala apapun atau hanya menimbulkan gejala ringan yang bisa sembuh seiring berjalannya waktu, karena sistem imun masih bisa menangani infeksi dari virus ini. Tapi tentunya, respon tubuh setiap orang akan berbeda-beda.
Jikalau virus ini menimbulkan gejala, biasanya orang yang terinfeksi virus ini akan mengalami demam, kelelahan, nyeri otot, pembengkakan kelenjar getah bening, ruam kulit, dan juga penurunan nafsu makan yang disebabkan oleh sakit tenggorokan.
Meskipun terlihat cukup sepele pada orang dewasa, namun cytomegalovirus lebih mematikan untuk janin dan orang yang memiliki masalah dengan sistem imunnya. Janin yang terinfeksi oleh virus ini biasanya bisa langsung dikenali.
Karena janin yang terinfeksi akan lahir melalui kelahiran prematur, pembengkakan liver dan limpa, bercak ungu pada kulit, hingga lahir dalam keadaan menderita pneumonia. Tidak sampai di situ, masih ada gejala lainnya yang menunggu bayi di masa pertumbuhannya, seperti gangguan pendengaran dan pertumbuhan, serta terkadang gangguan penglihatan.
Sementara untuk orang-orang yang memiliki gangguan dengan sistem imunitasnya, infeksi cytomegalovirus bisa berdampak sangat parah. Karena dalam keadaan tubuh yang kurang baik, cytomegalovirus bisa berkembang dengan cepat dan menimbulkan berbagai komplikasi pada beberapa sistem tubuh yang berbeda.
Seperti halnya peradangan retina, pneumonia, gangguan sistem pencernaan, dan yang paling parah adalah ensefalitis atau peradangan otak. Sehingga jika seseorang dengan imunitas yang lemah diduga terinfeksi cytomegalovirus, ada baiknya segera hubungi dokter untuk penanganan lebih lanjut, sehingga virus ini tidak akan terlalu liar di dalam tubuh.
Lalu pengobatan virus ini biasanya hanya diperuntukkan untuk orang-orang dengan masalah imunitas, bayi, atau orang dengan gejala yang berat. Pengobatan dari virus ini juga sangat bergantung pada pertimbangan dokter, karena gejala yang muncul akan sangat variatif.
Tetapi pada umumnya, guna mengendalikan jumlah virus dan menghambat terjadinya komplikasi, dokter akan meresepkan antivirus sebagai obat inti, seperti halnya valganciclovir dan ganciclovir.
Sebagai catatan, hanya imun tubuh yang bisa sepenuhnya mengeliminasi cytomegalovirus dari dalam tubuh. Karena antivirus pada umumnya memiliki efek samping yang cukup berat untuk manusia, sehingga idealnya penggunaan antivirus harus sangat diawasi secara ketat.
Herpes Simpleks
Penyakit ini juga dikenal sebagai herpes genital. Penyakit ini biasanya ditandai dengan melepuhnya beberapa bagian pada alat kelamin seseorang, sehingga menimbulkan rasa perih dan gatal.
Tetapi dalam beberapa kasus, penderita herpes jenis ini tidak menunjukkan gejala sama sekali, sehingga sangat penting untuk memperhatikan kebersihan organ intim. Karena infeksi herpes genital ini biasanya menular dari kebiasaan berganti-ganti pasangan dalam hubungan intim.
Jika herpes ini menular pada janin, bayi akan mengalami masa-masa sulit dalam tahun pertama kelahirannya. Karena herpes simpleks akan membuat bayi kebingungan, kesulitan bernapas, sakit kuning, pembengkakan kelenjar getah bening, atau bisa juga merembet sampai kejang-kejang.
Karena sejatinya, herpes adalah virus yang tergolong cukup mudah untuk menyebar dari ibu ke anak. Sehingga untuk kenyamanan bersama, alangkah baiknya seseorang untuk tidak berganti-ganti pasangan ketika berhubungan intim.
Setidaknya dari semua pemaparan tadi, dapat disimpulkan jika kebersihan tempat tinggal, kebersihan diri, dan berbagai komponennya adalah hal yang sangat penting, terutama ketika seseorang sedang hamil. Lalu seandainya memiliki kucing, ada baiknya ibu hamil untuk tidak membersihkan kotoran kucing terlebih dahulu untuk menghindari kecacatan pada janin.