H.Pylori, Sumber 5 Masalah Pencernaan

Helicobacter pylori, atau yang sebelumnya dikenal dengan nama Campylobacter pylori, adalah bakteri yang bersifat mikroaerofil, yaitu bakteri yang masih membutuhkan sedikit oksigen untuk tetap hidup. Bakteri ini juga tergolong pada bakteri gram negatif, yang tidak akan mempertahankan warna violet pada proses pewarnaan gram saat klasifikasi bakteri.

Jika kebanyakan bakteri tidak akan bertahan di dalam lambung karena keberadaan asam lambung, namun Helicobacter pylori secara alami bisa bertahan dari asam lambung. Bahkan bakteri ini diketahui tinggal di dalam lambung, terbenam oleh asam lambung yang panas dan korosif.

Sehingga jika terjadi infeksi bergejala yang disebabkan oleh bakteri ini, tubuh akan sulit untuk menangani kerusakan yang disebabkan karenanya. Hal ini dikarenakan sel-sel tubuh juga hakikatnya tidak tahan terhadap asam lambung. Infeksi dari bakteri ini juga diketahui lebih banyak terjadi di negara berkembang.

Apapun Bumbunya, Tidak Pakai Pengawet

Walhasil jika infeksi dari bakteri H.pylori ini terjadi, yang hakikatnya adalah ketika bakteri tersebut merusak dinding lambung hingga tercipta sebuah luka, dibutuhkan bantuan medis yang cepat, tepat dan tuntas, sehingga  kita tidak akan menderita salah satu atau beberapa dari 5 gangguan pencernaan kronis seperti berikut ini:

Gastritis

Penyakit ini adalah keadaan ketika ditemukannya peradangan pada dinding lambung, yang bisa disebabkan oleh dua hal. Bisa oleh bakteri ini ataupun karena lapisan lendir yang melindungi lambung telah rusak, sehingga menyebabkan asam lambung bersentuhan secara langsung dengan dinding lambung.

Gastritis sendiri terbagi menjadi dua, yaitu gastritis akut dan kronis. Gastritis akut muncul secara tiba-tiba, namun hanya bersifat sementara. Lain ceritanya dengan gastritis kronis yang lebih sering terjadi dengan gejala yang lebih ringan, namun bersifat lama.

Karena seringnya terjadi peradangan, gastritis kronis ini beresiko menimbulkan perubahan pada struktur dinding lambung, dan dikhawatirkan akan menjadi pemicu kanker lambung. Selain itu, gastritis tipe ini bisa semakin mengikis lapisan lambung, dan akan menghasilkan gejala yang kurang menyenangkan. Untuk informasi lebih lanjut, ada baiknya untuk segera berkonsultasi dengan dokter.

Tukak pada Saluran Pencernaan

Jika sebelumnya gastritis adalah peradangan pada dinding lambung, tukak pada saluran pencernaan, yang bisa terjadi dimanapun, adalah kondisi ketika terdapat luka pada saluran pencernaan. Selain di lambung, luka ini juga bisa terdapat di usus 12 jari atau di sekitar kerongkongan.

Selain disebabkan oleh infeksi H.pylori, terjadinya luka pada saluran pencernaan juga bisa disebabkan oleh penggunaan obat pereda nyeri secara berkepanjangan. Dalam kasus yang langka, hal ini bisa disebabkan oleh tumor di saluran pencernaan. Atau dalam konteks yang lebih spesifik untuk tukak lambung, hal ini bermula dari dinding lambung yang bersentuhan secara langsung dengan asam lambung yang bersifat korosif.

Biasanya terjadinya luka pada saluran pencernaan ini akan menimbulkan perdarahan, yang nanti akan dikeluarkan sebagai muntahan yang berwarna cokelat, ataupun melalui feses yang berwarna merah. Kedua kondisi ini menandakan jika hasil ekskresi tersebut telah bercampur dengan darah. Sebaiknya segera pergi ke dokter untuk penanganan lebih lanjutnya.

Peritonitis

Peritonitis adalah situasi saat peritoneum mengalami peradangan. Bagian tubuh ini sendiri adalah sebuah selaput tipis yang membatasi dinding perut bagian dalam dan organ-organ yang ada di perut, seperti halnya usus halus.

Peritonitis biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri atau jamur. Jika tidak ditangani dengan tepat dan cepat, perintonitis sangat mungkin untuk menyebar, terutama ke saluran pencernaan. Karena normalnya, selaput ini akan bersih dari mikroorganisme.

Peritonitis sendiri bisa terjadi murni karena infeksi bakteri dan jamur, atau karena adanya penyebab awal dari organ lain, seperti adanya peradangan di organ lain atau karena adanya cedera di perut seperti tusukan atau tembakan. Proses cuci darah juga diketahui bisa menyebabkan peritonitis terjadi.

Perdarahan Lambung

Pada perdarahan yang terjadi secara spontan, gejala yang muncul akan lebih mudah untuk dilihat. Seperti feses yang berwarna merah hingga gelap, ataupun muntah darah. Namun pada perdarahan kronis yang terjadi secara perlahan, gejalanya akan lebih sulit untuk dilihat. Seperti nyeri dada, perut, pusing hingga pingsan.

Namun bila perdarahan kronis ini berkembang lebih parah, penderita bisa mengalami syok, dengan gejala seperti: tekanan darah menurun drastis, jantung yang berdebar hingga lebih dari 100 kali dalam semenit, keringat dingin, hingga terjadinya penurunan kesadaran. Jika sekumpulan gejala ini terjadi, ada baiknya segera bawa pasien ke rumah sakit untuk penanganan lebih lanjut.

Kanker Lambung

Pada dasarnya, kanker adalah keadaan saat terjadinya mutasi genetik dari sebuah sel pada bagian tubuh mahluk hidup, sehingga sel akan tumbuh secara abnormal dan malah menyerang balik sistem imun. Kanker sendiri biasanya berawal dari gaya hidup yang tidak sehat. Jika memiliki keluarga dengan riwayat penyakit kanker, maka kemungkinan kanker untuk menjangkiti seseorang akan semakin besar.

Kanker lambung sendiri memang sangat jarang terdengar, belum lagi kanker jenis ini juga sangat memerlukan pemeriksaan laboratorium untuk menegakkan diagnosis. Karena gejala pada stadium awal dari kanker ini sama saja dengan gangguan pencernaan lainnya, seperti mual, muntah, perut kembung, dan sering bersendawa.

Barulah jika sudah sampai stadium lanjut, gejalanya akan lebih berat, seperti pembengkakan perut, berat badan turun drastis, hingga penyakit kuning. Biasanya pasien baru akan pergi ke rumah sakit jika gejala dari kanker lambung ini sudah sangat parah.

Gejala dari infeksi bakteri ini, meskipun bisa tidak muncul semuanya berkisar pada sakit perut ketika perut sedang kosong, kembung, mual, muntah, demam, sendawa yang berlebihan, serta feses yang berwarna merah ataupun gelap. Dengan gejala seperti ini, secara otomatis nafsu makan dan berat badan bisa turun.

Pastinya kini, muncul banyak sekali pertanyaan mengenai pengobatan dari infeksi H.pylori, faktor resiko paparan bakteri ini, penularan bakteri, beserta diagnosa dari infeksi ini. Tapi karena sebelumnya kita membahas mengenai komplikasi dari H.pylori, kita akan mulai dengan pembahasan tentang pengobatan dari infeksi bakteri yang tahan asam ini.

Setelah hasil dari diagnosis ditegakkan, dokter akan meresepkan kombinasi dua atau lebih banyak macam obat untuk kita konsumsi secara rutin untuk jangka waktu tertentu. Obat-obatan itu biasanya terdiri dari antibiotik seperti amoxicillin, obat untuk mengendalikan produksi asam lambung seperti halnya rantidine atau omeprazole, serta obat diare yang berfungsi untuk melapisi dinding lambung agar tidak terjadi pengikisan yang berkepanjangan seperti bismut subsalisilat.

Lalu penyebaran bakteri Helicobacter pylori ini bergantung pada makanan dan minuman sebagai medianya. Bisa melalui pertukaran cairan dengan penderita, seperti minum atau makan dengan satu gelas, sendok, garpu, sumpit atau sedotan yang sama,  mengonsumsi makanan atau minuman yang telah terkontaminasi, serta dari sisa feses penderita yang tidak dibersihkan dengan baik, sehingga bisa masuk melalui makanan.

Dari indonesia untuk dunia

Meskipun infeksi bakteri ini bisa diderita oleh siapapun, namun kemungkinan kita terinfeksi oleh bakteri ini akan semakin tinggi jika kita berada dalam 4 kriteria ini. Seperti tinggal di tempat dengan sanitasi yang kurang baik, tinggal di tempat yang padat penduduk, mengonsumsi air dan makanan yang tidak benar-benar matang, serta berbagi tempat tinggal dengan penderita. Karena dengan kita ada di atap yang sama dengan penderita, kemungkinan kita salah menggunakan alat makan ketika makan bersama akan semakin tinggi.

Kemudian untuk proses diagnosis dari infeksi bakteri ini, setidaknya ada beberapa metode yang bisa digunakan. Seperti tes darah, pemeriksaan feses di lab, endoskopi, dan Urea Breath Test, yaitu sebuah tes yang memanfaatkan kapsul berisi urea, yang nanti akan dipecah oleh bakteri ini menjadi amonia dan karbon dioksida. Jika pasien menghasilkan karbon dioksida dalam jumlah yang tidak wajar, maka diagnosa pasien yang terinfeksi H.pylori akan menguat.

Setelah dipaparkan panjang lebar, setidaknya kita bisa mengambil kesimpulan jika bakteri ini memiliki karakter yang tangguh dan cukup merepotkan jika sampai terjadi infeksi. Oleh karena itu, untuk menghindarinya, setidaknya kita harus menjaga agar tangan dan penganan yang kita konsumsi tetap higienis.

Lalu jika kita benar-benar ingin terhindar dari segala gangguan pencernaan, ada baiknya kita untuk tidak membiarkan perut kosong dalam waktu lama tanpa alasan dan niat yang jelas. Kita juga sebisa mungkin harus mengendalikan tingkat stress agar tidak terlalu tinggi. Karena pencernaan yang kosong dalam waktu lama dan stress tinggi hanya akan menghasilkan berbagai penyakit yang tidak menyenangkan, seperti halnya GERD.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *