8 Hidangan dengan Jahe

Daftar Isi

Jahe merupakan rempah yang tersebar luas di seluruh dunia, yang banyak digunakan untuk berbagai keperluan termasuk untuk obat tradisional maupun kuliner. Jahe memiliki karakteristik dengan rasa pedas dan hangat, serta sedikit sentuhan manis. Hal ini membuat jahe dapat diolah ke dalam banyak hidangan. Apa saja hidangan dengan jahe? Berikut penjelasannya.

Bajigur

Hidangan dengan jahe yang pertama adalah berupa minuman yang dinamakan Bajigur. Bajigur merupakan minuman tradisional khas Jawa Barat, khususnya Sunda, yang banyak dijumpai di sekitar wilayah Jakarta. Pedagang bajigur biasanya menjual minuman khas ini menggunakan gerobak, yang terdapat kompor untuk menghangatkan bajigur, karena umumnya bajigur disajikan dalam keadaan hangat.

Bajigur dibuat dengan menggunakan bahan utama yaitu gula aren dan santan. Ini juga menggunakan jahe dan garam agar rasanya lebih nikmat. Di sisi lain, untuk menambah aroma, daun pandan wangi seringkali menyertainya, namun beberapa juga menggunakan bubuk vanili buatan sebagai alternatif yang lebih praktis. Bahkan, dalam pembuatan bajigur juga kerap kali menambahkan kopi tubruk, yaitu kopi yang ditumbuk halus.

Secara umum, bajigur akan sangat nikmat dinikmati dalam keadaan hangat, yang sangat cocok diminum terutama pada malam hari atau ketika hujan turun. Minuman khas ini sangat berkhasiat, yang bisa menghangatkan tubuh karena adanya tambahan jahe. Meski umumnya dinikmati dalam keadaan hangat, namun tak jarang Masyarakat yang menambahkan es batu untuk mendapatkan sensasi dingin sekaligus hangat.

Bajigur menawarkan rasa sangat lezat, yaitu dengan perpaduan rasa manis, gurih, hangat, dan memiliki aroma rempah yang khas. Untuk mendapatkan rasa bajigur yang paling pas, Anda bisa membuat Bajigur dari resep Cairo Food, dan nikmati dalam keadaan hangat maupun dingin bersama dengan kacang rebus, ubi rebus, singkong rebus, atau pisang kukus.

Bir Pletok

Di era kolonial, terdapat minuman khas Betawi yang begitu populer, namanya adalah bir pletok. Meski dinamakan “bir”, minuman khas Betawi ini tidak mengandung unsur alkohol, dan ini merupakan minuman yang sehat, yang terbuat dari rebusan berbagai macam rempah. Rempah-rempah yang digunakan termasuk bunga lawang, biji pala, cengkeh, daun jeruk, daun pandan, garam, gula, jahe, jahe merah, kapulaga, kayu manis, kayu secang, kunyit, lada hitam, dan sereh.

Beragam rempah tersebut direbus hingga larut, dan menjadikan rasa bir pletok yang kaya rasa. Saat ini, resep dari bir pletok telah banyak dimodifikasi. Beberapa resep bisa menggunakan cabai arei atau cabai jawa sebagai bahan baku bir pletok. Di sisi lain, pemanis yang digunakan bisa beragam tergantung kebutuhan.

Pemanis yang digunakan bisa berupa gula pasir, gula aren atau madu hutan. Agar harga bir pletok lebih murah dan bisa dijangkau Masyarakat luas, bir pletok menggunakan pemanis berupa gula pasir. Sementara untuk mendapatkan khasiat yang lebih optimal, penjual bir pletok menggunakan gula aren atau madu hutan.

Anda bisa membuat minuman khas Betawi ini dengan resep bir pletok dari Cairo Food, yang memiliki rasa yang manis sekaligus hangat, dengan kekayaan dari rempah yang digunakan, dan cocok disajikan saat cuaca sedang dingin atau pada waktu malam hari sebagai penghangat tubuh. Minuman menggunakan jahe ini juga memiliki manfaat yang baik bagi tubuh, salah satunya adalah untuk melancarkan peredaran darah.

Wedang Uwuh

Minuman hangat yang tak kalah terkenal adalah wedang uwuh, yaitu salah satu minuman khas dari Jogja. Nama wedang uwuh berasal dari bahasa Jawa. Wedang berarti minuman yang diseduh, sementara uwuh berarti sampah. Arti dari bahasa Jawa tersebut, yaitu “minuman sampah”, mengacu pada tampilan wedang uwuh saat disajikan. Setelah diseduh dan akan disajikan, wedang uwuh terlihat seperti sampah atau sisa rempah.

“Minuman sampah” ini terbuat dari berbagai macam rempah, dan bahan utamanya meliputi kayu secang kering, cengkeh (batang, bunga, daun), daun pala, jahe, kayu manis kering, kapulaga, serai, dan gula batu atau gula pasir sebagai pemanis wedang uwuh. Saat disajikan, wedang uwuh berwarna merah hasil dari penggunaan kayu secang.

Minuman tradisional khas Jogja yang satu ini dibuat dengan merebus rempah-rempah yang digunakan. Rasa yang ditawarkan dari wedang uwuh adalah pedas, manis, dan segar, serta dengan aroma yang harum. Rasa pedas wedang uwuh berasal dari jahe, yang bisa menghangatkan tubuh. Oleh karena itu, mengonsumsi wedang uwuh paling pas dinikmati pada malam hari, atau pada cuaca dingin dan disajikan dalam keadaan hangat.

Pada awalnya, pembuatan wedang uwuh dibuat dengan bahan utuh berupa rempah-rempah asli. Namun, saat ini banyak yang menyediakan minuman ini dalam bentuk instan, salah satunya adalah yang dijual di Cairo Food. Wedang uwuh Cairo Food merupakan minuman yang begitu praktis. Wedang uwuh memiliki nilai tinggi, yang mencerminkan kekayaan tradisi dan budaya Jawa. Ini bisa menjadi minuman penambah stamina dan sebagai penghangat tubuh di kala cuaca dingin.

Sekoteng

Hidangan dengan jahe selanjutnya masih mengenai minuman, yaitu sekoteng. Sekoteng berasal dari bahasa Hokkian, yaitu “su ko thung” atau “si gou tang”, yang artinya sup empat buah. Ini merupakan salah satu minuman tradisional Tiongkok, yang terdiri dari empat buah yang dikeringkan, yaitu biji Teratai, biji jali, lengkeng, dan kacang amandel. Karena penyebutan su ko thung cukup sulit dilafalkan bagi masyarakat Indonesia, minuman ini lebih dikenal dengan nama sekoteng.

Sekoteng menjadi minuman khas Jawa Tengah yang sangat populer, yang terbuat dari air jahe, dengan tambahan bahan lainnya termasuk kacang hijau, kacang tanah, pacar cina, dan potongan roti tawar. Minuman legendaris ini memiliki cita rasa yang manis, gurih, serta sedikit sentuhan pedas berkat adanya jahe. Karena ini adalah minuman yang paling cocok dikonsumsi dalam keadaan panas, sekoteng umumnya dikonsumsi pada malam hari untuk menghangatkan tubuh.

Pada umumnya, sekoteng dijual keliling dengan menggunakan gerobak pikul, tetapi tak jarang penjual sekoteng berjualan dengan menetap. Gerobak yang digunakan sekoteng umumnya memiliki dua sisi. Satu sisi untuk panci air jahe beserta kompornya, sedangkan sisi lain adalah tempat bahan campuran dan tempat untuk menyiapkan sekoteng. Selain berjualan sekoteng, para penjual juga berjualan ronde.

Bandrek

Bandrek mengacu pada minuman tradisional khas Sunda yang menggunakan jahe dan gula merah sebagai bahan utamanya, tetapi beberapa daerah juga mengkombinasikan bahan tersebut dengan bahan lainnya seperti merica, daun pandan, serai, telur ayam kampung, dan lainnya. di Bandung, para penjual bandrek juga kerap menambahkan sejumput kerukan kelapa agar rasanya lebih gurih. Untuk menambah rasa yang lebih creamy, susu juga kerap ditambahkan, namun ini sifatnya opsional.

Minuman khas Sunda ini banyak dijual di Bandung dan sekitarnya, yang biasanya juga menjajakan bajigur. Bandrek memiliki rasa yang manis, hangat, pedas, yang bisa menghangatkan tubuh, terutama jika dikonsumsi pada saat malam hari atau saat cuaca dingin. Bandrek dipercaya bisa menyembuhkan beberapa penyakit ringan termasuk batuk, flu, sakit tenggorokan, dan lainnya. minuman tradisional ini paling nikmat dikonsumsi bersama kacang rebus, ubi jalar rebus, dan juga gorengan.

Biskuit Jahe

Jahe merupakan rempah serbaguna yang bisa diolah ke dalam banyak hidangan, termasuk dengan biskuit jahe. Disebut juga dengan gingersnap atau kacang jahe, ini merupakan biskuit berbumbu yang terbuat dari jahe. Ini juga umum menggunakan rempah lainnya termasuk cengkeh, kayu manis, molase, dan tetes tebu. Biskuit jahe juga bisa dibuat dengan tambahan gula, yang akan menambah tekstur dan kilau pada biskuit yang sudah jadi.

Gingersnap ini telah dinikmati selama berabad-abad, dan bahkan telah dikonsumsi pada awal abad ke-13 di Jerman. biskuit jahe memiliki resep yang diturunkan dari generasi ke generasi. Hingga saat ini, biskuit jahe masih banyak dinikmati, terutama di sekitar hari libur. Biasanya, biskuit jahe akan dibuat menjelang liburan, dan itu juga menjadi pertanda bahwa liburan telah dekat.

Hidangan dengan jahe yang satu ini sangat cocok dijadikan camilan terutama saat berkumpul dengan teman atau keluarga. Bahkan, biskuit jahe juga bisa diberikan kepada teman dan keluarga, atau disajikan untuk tamu. Biskuit jahe memiliki rasa yang pedas, dengan tekstur yang renyah, serta dengan rasa dari tebu, berpadu serasi dengan secangkir teh atau kopi hangat.

Kue Jahe

Kue jahe atau gingerbread merupakan hidangan dengan jahe yang dipanggang. Hidangan manis ini menggunakan jahe sebagai bumbunya, dan dengan rempah lainnya seperti cengkeh, kayu manis, dan pala. Pemanis untuk kue jahe bisa beragam, mulai dari gula, madu, atau molase, dan juru masak sering memasukkan inklusi seperti kacang, buah kering, dan jahe yang diawetkan.

Kue atau roti jahe ini bervariasi, mulai dari lembut, lembab, dan kenyal, hingga kue yang cenderung tipis, renyah, namun rapuh seperti biskuit jahe. Hidangan ini dipanggang dan ditandai dengan rasa jahe yang kuat. Kue jahe atau gingerbread bisa dinikmati kapan pun sebagai camilan, atau dikonsumsi sebagai menu dari sarapan.

Kue jahe populer di banyak negara berbeda, dan setiap daerah telah menyempurnakan versinya sendiri. Di Jerman, ada dua jenis utama roti jahe, yang pertama adalah kue yang lembut berbentuk bulat yang disebut Lebkuchen sering kali berisi berbagai jenis kacang, seperti almond, hazelnut, atau kenari. Varietas yang lebih keras disebut Lebkuchenherzen biasanya dihiasi dengan kata-kata dan gambar yang terbuat dari icing dan dijual saat Natal dan pekan raya regional.

Berbeda dengan di Belanda dan Belgia, kue jahe memiliki tekstur yang lembut dan rasa berbumbu, yang disebut peperkoek, kruidkoek atau ontbijtkoek. Hidangan tersebut dibuat dengan gandum hitam dan disajikan sebagai menu sarapan. Penyajiannya adalah dengan mengiris tebal dan diberi mentega di atasnya.

Sementara di Inggris, kue jahe atau gingerbread sering dibuat dalam bentuk cake atau sejenis cookies atau biskuit yang dibuat dengan jahe, yang umumnya dibentuk menyerupai manusia jahe atau makhluk lainnya. Tradisi pembuatan dan bentuk dari kue jahe memang berbeda di setiap negara, dan itulah yang membuatnya unik.

Wedang Ronde

Hidangan dengan jahe yang terakhir adalah minuman khas Jawa Tengah yang disebut dengan wedang ronde. Minuman ini populer di beberapa daerah di Indonesia, termasuk Yogyakarta, Salatiga, dan Tangerang. Di Kota Salatiga, wedang ronde dijadikan sebagai minuman khasnya, dan di Tangerang, wedang ronde merupakan hasil akulturasi dengan Festival Dongzhi.

Minuman khas ini sangat umum di Indonesia, dan bahkan dianggap sebagai minuman asli Indonesia, tetapi faktanya, wedang ronde merupakan minuman tradisional Tionghoa, yang disebut Tangyuan, kemudian diadaptasi oleh masyarakat Jawa. Bahan utama dari wedang ronde adalah air jahe, yang terkadang ditambah gula kelapa, kemudian diisi dengan potongan roti, kolang-kaling, dan ditambah dengan kacang sangrai di atasnya. Minuman khas ini paling nikmat disajikan dalam keadaan hangat.

Rempah jahe memang memiliki banyak kegunaan kuliner, itulah sebabnya kehadiran jahe sangat diperlukan untuk berbagai hidangan. Anda bisa menikmati hidangan dengan jahe kapan pun, karena rempah tersebut dapat tumbuh dengan baik di Indonesia dengan kondisi tanah yang subur. Itulah daftar hidangan dengan jahe. Apakah salah satunya adalah favoritmu? Ketahui pula hidangan dengan biji pala yang bisa menjadi menu hidangan sehari-hari Anda di sini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *