Steak merupakan makanan yang telah dikenal disegala penjuru dunia, biasa steak terbuat dari daging merah seperti sapi, dada ayam dan ikan. Hal tersebut membuat steak memiliki kekhasan berbeda dari satu negara dan negara lainnya. Selain sajian steak yang berbeda, tingkat kematangannya pun berbeda-beda tergantung dengan selera pribadi penikmat steak. Lalu apa saja tingkat kematangan steak yang membuat rasa steak akan berbeda? Simak dibawah ini:
Asal Steak
Sajian daging steak biasanya sangat identik dengan kuliner khas western, dimana sebuah sumber mengatakan jika menu steak pertama kali dikenalkan oleh Bangsa Spanyol ke Meksiko pada tahun 1540. Pada masa itu Koloni Bangsa Spanyol dan Perancis memiliki ternak sapi. Namun sayangnya industri ini kemudian terpuruk dikarenakan musim dingin yang ektrim sehingga menyebabkan peternakan-peternakan yang ada menghilang.
Sementara itu, kata ‘Steak’ berasal dari Bahasa Skandinavia ‘Steik’ atau ‘stickna’ pada dialek bahasa Inggris dipertengahan abad ke-15. Menurut bahasa, ‘steak’ berarti irisan daging tebal yang dipanggang atau digoreng. Awalnya daging steak yang digunakan adalah daging rusa, namun daging rusa sulit ditemukan pada negara tertentu sehingga menggunakan daging sapi, kerbau, babi, kambing yang lebih mudah ditemukan.
Pada abad ke-18, steak sangat populer di Amerika bahkan steak telah menjadi menu makan malam yang kemudian dikombinasikan dengan wine. Hal tersebut masih dapat ditemukan hingga saat ini, dimana makam malam bersama steak selalu ditemani dengan wine. Selain daging yang dipanggang, steak juga disajikan bersama saus, seperti saus BBQ, saus jamur, saus lada hitam dan banyak lainnya yang dapat disesuaikan dengan selera. Biasanya hidangan steak juga terdapat kondimen lain seperti sayuran yang direbus serta tambahan karbohidrat dari kentang goreng atau mash potato.
Di Indonesia sendiri steak diperkirakan dibawa oleh Penjajah Belanda ke Nusantara dan lebih dikenal dengan nama Bistik. Bistik di Indonesia juga disesuai kan dengan selera masyarakat lokal sehingga terdapat perbedaan jika dibandingkan dengan steak western pada umumnya.
Tingkat Kematangan Steak
Raw
Tingkat kematangan raw bisa dibilang masih mentah, karena proses masak yang sangat sebentar dan hanya mengenai bagian luar dari steak. Dagingnya masih sangat merah menandakan daging yang masih fresh dan juga dingin karena proses masak yang sebentar. Memakan steak yang masih raw atau mentah sebaiknya dihindari karena kemungkinan terkena bakteri yang dapat menyebabkan masalah kesehatan. Tentu saja, jika tingkat kematangan steak lebih disukai adalah raw, maka sebaiknya harus memastikan daging yang digunakan terlebih dahulu, seperti memastikan mendapatkan daging dari sumber yang terpercaya sehingga tidak ada ketakutan akan kebersihan dan lain sebagainya dari daging steak. Di Indonesia khususnya, tingkat kematangan seperti ini adalah yang sangat jarang bahkan hampir tidak sukai banyak orang.
Blue Rare
Blue Rare juga termasuk tingkat kematangan daging steak yang masih mentah di dalamnya. Cara memasak daging steak dengan tingkat kematangan ini cukup mudah, yaitu biasanya dengan memasak daging yang masih dingin dalam temperatur yang tinggi hanya dengan sekejap, cukup sampai melihat sedikit perubahan di bagian luar dari daging steak. Biasanya waktu yang diperlukan untuk memasak blue rare hanya sekitar satu menit pada setiap sisi dari steak, sehingga bagian dalam masih tetap segar berwarna merah. Hampir sama dengan Raw, Blue rare juga terbilang sangat jarang dikenal oleh orang Indonesia ketika menikmati hidangan ini.
Rare
Tingkat kematangan yang satu ini juga masih terbilang jarang dipesan untuk di Indonesia, namun beberapa orang mungkin akrab dengan tingkat kematangan yang masih terbilang mentah ini. Warna yang dihasilkan oleh proses masak adalah di luar berwarna abu-abu kecoklatan serta bagian dalam yang masih merah. Walaupun di Indonesia kurang akrab, namun di negara-negara barat banyak yang menyukai tingkat kematangan rare. Biasanya untuk mencapai tingkat kematangan ini waktu yang dibutuhkan untuk memasak kurang lebih selama 2 menit, sehingga bagian dalamnya masih merah namun terdapat perbedaan pada tekstur kelembutan dagingnya.
Medium Rare
Pada tingkat ini steak dikatakan setengah matang, dimana waktu yang diperlukan untuk memasak dengan tingkat kematangan medium rare adalah 3 sampai 3.5 menit pada setiap sisinya. Steak setengah matang ini bisa dilihat dari warna daging nya yang telah berubah warna menjadi setengah merah muda dan setengah kecoklatan di dalamnya, sementara bagian luar lebih coklat. Pada tingkat ini sangat mudah untuk dapat membedakan kematangan steak. Di Indonesia sendiri medium rare lebih akrab dikenal oleh banyak orang jika dibandingkan dengan tingkat kematangan sebelumnya.
Medium
Tingkat kematangan medium memiliki banyak penggemar, karena termasuk matang dan masih memiliki sedikit juicy dari daging walaupun tidak banyak. Di Indonesia sendiri, biasanya steak banyak disajikan dengan tingkat kematangan ini. Untuk memasak steak medium, waktu yang dibutuhkan sekitar 4 menit pada setiap sisi steak, proses ini juga akan merubah warna steak menjadi lebih abu-abu di luar dan di dalam dengan sedikit menyisakan bagian berwarna merah. Jika dibandingkan dengan tingkat kematangan sebelumnya maka medium steak sedikit lebih padat dari sebelumnya.
Medium Well
Tingkat kematangan medium well ini akrab untuk lidah orang Indonesia kebanyakan, hal ini karena medium well lebih matang dan masih lembut dengan menyisakan sedikit bagian berwarna pink pada bagian dalam steak. Untuk mencapai kematangan ini tentunya waktu yang dibutuhkan lebih lama dibanding sebelumnya, daging steak dapat dimasak dengan waktu kurang lebih selama 5 menit pada kedua sisinya. Biasanya untuk menikmatinya ditambahkan krim atau saus sehingga dapat menambah rasa dari steak tersebut.
Well Done
Tingkat kematangan well done pada hidangan steak lebih akrab untuk masyarakat Indonesia karena dirasa telah matang dengan sempurna. Untuk memasak well done steak dibutuhkan waktu sekitar 6 menit pada setiap sisinya. Steak dengan tingkat kematangan well done ini menjadi lebih kering karena hampir tidak terdapat air dari daging steak. Warna steak sudah lebih coklat baik di dalam maupun di luar sehingga lebih mudah membedakan tingkat kematangan ini.
Overcook
Tingkat kematangan yang satu ini walaupun sudah akrab namun tidak begitu banyak penggemarnya karena daging yang berubah lebih keras dan terkadang sulit untuk dimakan. Daging yang bisa dibilang terlalu matang ini memiliki warna yang lebih coklat dari yang lainnya baik dalam maupun luarnya, jika dimasak lebih lama lagi maka akan memiliki rasa sedikit pahit diluarnya. Biasanya tingkat kematangan ini karena waktu masak yang lebih lama dari 6 menit baik pada setiap sisi maupun satu sisinya. Walaupun tidak terlalu akrab beberapa orang juga suka dengan daging steak yang overcook ini.
Biasanya ketika berkunjung ke sebuah restaurant dan memilih untuk menyantap steak, pertanyaan tentang tingkat kematangan steak adalah yang paling awal ditanyakan. Maka dari itu, tidak salah rasanya untuk mengetahui bagaimana tingkat kematangan steak ini nantinya disajikan. Walaupun begitu tentu saja selera masing-masing orang akan berbeda dari satu dengan yang lainnya.