Puasa mutih adalah puasa atau pantangan makan yang hanya memperbolehkan seseorang untuk mengonsumsi nasi putih dan air putih saja, tanpa lauk pauk apapun. Setiap orang melakukan puasa ini dalam jangka waktu tertentu dan berbeda-beda. Puasa mutih sendiri merupakan tradisi dari budaya Jawa yang masih banyak dilestarikan oleh masyarakat Indonesia. Biasanya puasa mutih ini dikenal oleh para praktisi keilmuan untuk mendapatkan ilmu gaib, hajat dan lainnya. Ketika menjalani puasa ini orang hanya diperkenankan konsumsi nasi putih dan minum air saja, selama 24 jam sehari.
Puasa mutih biasa ditentukan dari jam 6 sore sampai 6 sore esok harinya. Jadi selama satu hari penuh hanya mengkonsumsi nasi putih dan air putih saja. Sebenarnya durasi puasa mutih tidak ada jangka waktu, dapat dilakukan selama 3 hari, 7 hari, dan ada pula yang sampai 40 hari.
Tradisi puasa mutih lebih banyak dikenal bagi para calon pengantin wanita atau laki-laki yang akan melaksanakan pernikahan. Tradisi ini bisa dilakukan oleh seseorang yang memiliki darah Jawa. Banyak orang yang mengatakan bahwa tujuan puasa mutih ini adalah untuk meningkatkan aura kecantikan pengantin sekaligus doa agar acara pernikahan dapat berlangsung lancar dan hikmah. Berikut akan dijelaskan 4 Fakta Terkait Puasa Mutih.
Tradisi Kebudayaan Jawa
Masyarakat Jawa memiliki berbagai warisan tradisi dan kebudayaan dari para leluhur yang masih dipertahankan oleh masyarakat penganutnya, salah satunya kepercayaan yang dianggap sebagai falsafah hidup orang Jawa, yaitu kepercayaan Kejawen. Kejawen disebut sebagai suatu kompleks keyakinan dan konsep-konsep yang telah disepakati masyarakat Jawa untuk dapat menjalankan kehidupan. Ada pula yang mengatakan bahwa kejauhan merupakan suatu keagamaan yang dipercaya oleh masyarakat Jawa.
Terlepas dari itu konsep kejawen ini berupa pandangan hidup orang Jawa, keyakinan, atau bahkan filsafat yang hadir sejak adanya orang Jawa. Orang yang meyakini dan menjalankan segala ajaran dan ibadah kepercayaan Kejawen disebut sebagai penghayat Kejawen. Pandangan hidup atau filsafat Jawa yang dianut orang Jawa dipengaruhi oleh tradisi-tradisi sebelum agama masuk ke pulau Jawa dan setelah agama masuk ke pulau Jawa terjadi penyatuan dan penyelarasan semua gejala yang terjadi untuk mencapai kebahagiaan.
Puasa oleh penghayat Kejawen memiliki konsep-konsep khusus yang memiliki arti tersendiri. aktivitas yang dilakukan saat puasa memengaruhi sistem penamaan dan pemaknaannya. Nama-nama puasa Kejawen lahir dari konsep-konsep pemikiran masyarakat penghayat Kejawen dalam melakukan tirakat puasa untuk mencapai manusia sempurna. Nama-nama yang berbeda tersebut memiliki makna yang kompleks berdasar pada pengalaman yang pernah dialami secara nyata oleh Orang Jawa. Penamaan macam-macam puasa Kejawen terbentuk dari konsep-konsep yang lahir dari proses kognisi masyarakat Jawa terhadap bentuk aktivitas tirakat yang akan dilakukan. Konsep-konsep tersebut dapat diskematisasikan sebagai sebuah pemahaman seseorang dengan adanya pengetahuan yang melatarbelakanginya berdasarkan pengalaman. Bila ingin melakukan sesuatu dan dapat berjalan lancar, maka dianggap perlu untuk menjalani puasa.
Kepercayaan Kejawen dianggap sebagai falsafah hidup dan mengajarkan untuk berperilaku luhur, bertindak santun, dan tidak menyakiti hati orang lain serta posisinya berada di bawah ajaran agama. Berdasarkan pengalaman-pengalaman berbeda ini, masyarakat jawa menghadirkan tirakat (berpantangan atau berpuasa) yang bermacam-macam. Tirakat puasa Kejawen merupakan salah satu cara untuk menggapai kebahagiaan lahir dan batin bagi penghayat Kejawen. Salah satu tirakat yang cukup dikenal adalah puasa mutih ini. Selain itu terdapat pula puasa ngebleng, menghentikan kegiatan sehari-hari untuk mensyukuri nikmat Tuhan, dan masih banyak lagi.
Filosofi Menyucikan Diri
Mutih berasal dari bahasa Jawa yang berarti memutihkan. Pelaksanannya dapat dilakukan dengan jumlah hari ganjil dan bisa mencapai 40 hari. Penamaan mutih berasal dari jenis makanan dan minuman yang dikonsumsi selama menjalani tirakat. Mutih melambangkan menyucikan diri, baik jiwa maupun raga. Oleh karena itu, puasa mutih dikonsepkan sebagai cara seseorang untuk memutihkan atau menyucikan jiwa dan raga dari dosa yang pernah diperbuat dengan menjalani laku tertentu untuk pencapaiannya. Selain itu, mutih dimaknai pula sebagai cara membuang energi negatif, berkaitan dengan pencapaian ilmu kebatinan atau ilmu supranatural.
Puasa mutih terkenal bagi calon pengantin wanita yang akan dilamar. Tapi dalam Kejawen puasa mutih ini dapat dilaksanakan bagi pengantin pria dan wanita. Ini mengharapkan, semua perilaku dosa dapat terampuni dan menjadi kembali suci di hadapan sang suami. Selain itu puasa mutih juga berkenaan dengan acara hari H pernikahan. Dengan menjalani puasa putih, berhajat untuk dilancarkan segala bentuk acara pernikahan, baik akad dan resepsi. Jadi, puasa mutih ini salah satunya adalah bentuk kepada pengharapan diri untuk dilancarkan segala sesuatu.
Sebenarnya puasa mutih tidak harus melulu tentang pernikahan. Dalam Kejawen, puasa mutih dapat dilakukan untuk mendapat hajat tertentu, misalnya seperti ilmu supranatural. Puasa mutih juga disebutkan biasanya dilakukan pada tanggal tertentu saat datangnya bulan purnama memunculkan sinar putih. Biasanya terjadi pada tengah-tengah bulan, menurut perhitungan kalender Islam atau kalender Hijriyyah. Pelaksanaan puasa mutih ini juga bertujuan untuk bisa mendapatkan rahmat dari Allah swt, petunjuk, keberkahan, dan penghapusan dosa-dosa diri.
Bagi penghayat Kejawen, apabila seseorang telah terbiasa melakukan puasa, getaran tubuh fisik dan eteriknya akan meningkat sehingga seluruh energi negatif yang ada di dalam tubuh akan keluar dan tubuhnya akan menjadi bersih. Setelah tubuhnya bersih maka roh-roh suci pun akan mudah menghampiri padanya dan menyatu dengan diri, serta membantu kehidupan dalam segala hal.
Mengurangi Gula dalam Darah
Sudah banyak dari segi medis yang menjelaskan bahwa puasa baik untuk kesehatan. Bahkan puasa juga sering dilakukan bagi orang yang hendak operasi. Ini berguna untuk mengistirahatkan saluran pencernaan. Disamping itu, dari apa yang dikonsumsi saat puasa mutih, seperti nasi dan air putih saja, merupakan peranan untuk mengurangi kadar gula dalam tubuh.
Segi medis menganggap jika tubuh kita tidak menerima gula, dan tidak menerima garam sementara, metabolisme tubuh kita akan membaik. Sebenarnya dalam tubuh manusia tidak terlalu membutuhkan gula, tetapi yang kita butuhkan adalah karbohidrat, sementara gula adalah bentuk karbohidrat yang sederhana. Ketika karbohidrat kompleks sudah terpenuhi, kita tidak perlu asupan karbohidrat sederhana, seperti gula. Maka dari itu, puasa mutih ini memfokuskan pada pemenuhan karbohidrat kompleks dari nasi putihnya. Dengan begitu karbohidrat sederhana seperti gula, tidak meningkat.
Ini juga yang akhirnya menjelaskan bahwa saat menjalani puasa mutih, aura kecantikan dapat memancar. Karena gula yang didapat sedikit, dan karbohidrat kompleks terpenuhi, tubuh akan terasa lebih ringan dan sehat. Itulah mengapa alasan konkritnya mengapa dapat membantu meningkatkan aura kecantikan.
Tidak Dianjurkan dalam Jangka Waktu Lama
Fakta satu ini juga telah diketahui secara medis. Walau bagus untuk mengurangi kadar gula, tetapi bila dilakukan selama jangka waktu yang lama akan membuat tubuh terasa lemas. Karena walau bagaimanapun zat itu (gula, garam dan zat lain) tetap dibutuhkan oleh tubuh manusia. Saat menjalankan puasa mutih, tidak hanya mengurangi gula dan garam, tapi juga akan mengurangi asupan vitamin dan protein. Bila tubuh tidak mendapat protein dalam waktu yang lama maka tubuh akan mengalami penurunan fungsi. Penurunan fungsi tersebut seperti lemas, dan kemudian massa ototnya akan mengecil.
Jangka waktu yang disarankan untuk puasa mutih, sebenarnya bergantung individu, jadi sangat personal. Tingkat kekuatan tubuh sesorang itu berbeda-beda. Sebenarnya, satu minggu itu udah cukup untuk melakukan mutih, setelah itu bisa kembali pada pola makan seperti biasa. Karena dalam pola satu minggu menjalani puasa mutih, kamu sudah bisa mengurangi kadar gula tubuh. Tetapi, perlu diingat, protein mu tidak tercukupi, bila semakin kekurangan protein akan mudah pusing.
Mutih selama 40 hari itu cukup berisiko, yaitu kekurangan protein yang akan membuat tubuh mengalami penurunan fungsi. Nah, vitamin dan mineral dalam tubuh mu juga akan kurang, seperti kekurangan zat besi yang menyebabkan anemia. Ditambah lagi, dalam jangka waktu tertentu, orang yang melaksanakan mutih selama 40 hari akan berisiko mengalami penurunan daya tahan tubuh, akibatnya akan mudah terserang penyakit. Jadi tidak disarankan dalam jangka waktu lama.
Namun, disamping fakta-fakta mengenai puasa mutih ini, dalam islam puasa mutih ternyata tidak termasuk dalam puasa sunah yang memang disunnahkan dalam agama islam. Jadi, hukum puasa mutih dalam islam itu sebenarnya tidak ada dan tidak perlu dilakukan. Salah satu pendapat dari Ustadz Muslih, pengurus Masjid Al-Istiqomah, Bekasi Utara, menurutnya puasa mutih tidak bersumber dari sunnah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dan bukan termasuk ajaran agama islam, hanya merupakan kepercayaan-kepercayaan atau tradisi dari Jawa. Bila tidak dikerjakan, tidak apa-apa, karena tidak ada landasan dalilnya.