7 Perbedaan Garam Himalaya VS Garam Laut Biasa

Perbedaan Garam Himalaya Vs Garam Laut Biasa
Perbedaan Garam Himalaya Vs Garam Laut Biasa

Garam merupakan bumbu masak yang harus ada di setiap dapur rumah tangga. Garam digunakan untuk memberikan rasa gurih dan asin dalam masakan. Mungkin belum banyak yang tahu bahwa ada banyak jenis garam dan tidak hanya garam dapur yang biasa digunakan. Ada yang disebut garam gourmet yang mulai populer belakangan ini.

Garam gourmet merupakan jenis garam putih atau garam dapur yang ditambahkan rempah dan mineral unik. Inilah yang membuat rasa yang dihasilkan lebih unik dibandingkan garam biasanya. Cita rasa garam gourmet ini akan membuat makanan juga menjadi lebih beraroma.

Salah satu jenis garam gourmet yang cukup populer adalah garam Maldon dan garam Himalaya. Secara khusus pembahasan artikel ini akan berfokus pada garam Himalaya. Lebih lanjut, selain garam Himalaya ada juga yang disebut juga dengan sea salt atau garam laut.

Apapun Bumbunya Tidak Pakai Pewarna

Jika garam laut disukai karena sifatnya yang alami dibandingkan garam dapur biasa, sedangkan garam Himalaya lebih disukai karena kandungan mineral di dalamnya yang sangat melimpah, jika dibandingkan garam dapur biasa. Namun jika membandingkan garam Himalaya dan garam laut, maka mana yang lebih baik? Simak penjelasannya sebagai berikut.

Garam Himalaya

Garam Himalaya
Garam Himalaya

Garam Himalaya adalah salah satu jenis garam gourmet yang paling murni di dunia. Proses penambangan dan pengolahan dari garam ini sangat alami, sehingga garam Himalaya yang asli akan bebas dari zat tambahan berbahaya. Garam Himalaya diperoleh dari salah satu pertambangan garam tertua dan terbesar di dunia. Ini disebut sebagai Tambang Garam Khewra yang ada di kaki pegunungan Himalaya, Pakistan.

Pertambangan ini terletak di distrik Jhelum di Punjab, Pakistan yang diyakini sudah berada sejak 800 juta tahun yang lalu. Tambang Garam Khewra memproduksi sebanyak 325.000 ton garam per tahunnya dan sudah mencapai 220 juta ton sejak masa produksinya. Umumnya hasil garam yang diproduksi masih berupa batu mineral yang kemudian akan dipecah secara manual untuk menghasilkan butiran garam.

Garam Himalaya diekstraksi secara manual atau dengan mesin khusus di gua-gua pada pegunungan Himalaya. Proses produksi garam dilakukan secara alami dan berlangsung selama ratusan tahun, sehingga produsen tidak perlu menambahkan pengawet atau perisa tambahan.

Garam Himalaya sama seperti garam pada umumnya yang mengandung natrium (Na) sebagai komposisi utamanya. Garam Himalaya berbentuk seperti bebatuan kristal (rock salt) sehingga butirannya lebih besar dibandingkan garam lainnya. Bentuk ini dihasilkan dari pertambangan langsung yang sudah berbentuk padatan secara alami.

Garam Himalaya memiliki warna yang khas yakni berwarna pink, sehingga terkadang disebut Himalaya Pink Salt. Varian gradasi juga mungkin membuat garam Himalaya memiliki warna putih, pink muda, sampai kemerahan. Garam Himalaya bisa digunakan seperti garam lainnya untuk memasak, dijadikan sebagai dekorasi makanan, campuran air berendam, maupun bahan untuk menggosok sel kulit mati.

Garam Laut

Garam Laut
Garam Laut

Garam laut atau sea salt diproduksi dengan penguapan air laut atau air danau asin. Garam laut memiliki komposisi ion yang sama dengan kandungan ion di dalam air laut. Garam ini masih alami sehingga iodin atau yodium di dalamnya hanya tersedia dalam jumlah yang sangat kecil.

Garam ini memiliki tekstur yang lebih kasar dibandingkan garam dapur dengan rasa yang bervariasi. Perbedaan rasa dihasilkan dari kandungan mineral di dalamnya yang bergantung pada sumber air garam. Garam laut biasanya berbentuk kristal dan tidak beraturan, karena proses pengolahanya yang sangat sedikit sehingga meninggalkan tekstur alami.

Biasanya garam laut yang dilabeli “garam beryodium” telah mengalami proses yang lebih panjang dan sudah ditambahkan yodium di dalamnya. Selanjutnya, perlu diketahui bahwa garam laut termasuk salah satu jenis garam tertua yang telah digunakan sejak zaman presejarah. Hal ini dikarenakan garam laut sangat mungkin dihasilkan dari tambak garam yang dapat dilakukan secara manual. Garam ini bisa ditemukan di seluruh negara selama memiliki laut maupun danau yang berasa asin.

Perbedaan Garam Himalaya Dan Garam Laut

Garam Himalaya dan garam laut sama-sama merupakan garam alami yang mengandung mineral tinggi. Akan tetapi kedua jenis garam ini memiliki perbedaan yang lebih spesifik dan karakter tersendiri. Berikut 7 perbedaan garam Himalaya dan garam laut.

Sumber Garam

Garam Himalaya hanya diperoleh dari kaki gunung Himalaya. Sehingga produksinya cukup terbatas dan langka, jika dibandingkan dengan garam laut. Oleh sebab itu, garam Himalaya disebut juga garam gunung. Tambang Garam Khewra yang merupakan tempat satu-satunya untuk menghasilkan garam Himalaya, sehingga membuat tambang garam ini sebagai destinasi pariwisata bagi turis.

Di sisi lain, garam laut cukup umum dan mudah ditemukan di berbagai belahan dunia karena dihasilkan dari tambak garam di laut atau danau. Garam ini bisa dikumpulkan secara manual seperti yang biasa dilakukan masyarakat Afrika.

Sementara di negara lain seperti India, tambak garam juga bisa dibuat untuk menghasilkan garam laut secara besar-besaran dan lebih efektif. Nah, dikarenakan garam ini cukup umum dan mudah ditemukan, bahkan di pinggir Laut Mati pun yang membujur di daerah Israel, Palestina, dan Yordania juga memiliki deposit garam.

Secara khusus di Amerika Serikat, apa yang disebut garam laut justru tidak harus dihasilkan dari air laut. Amerika Serikat tetap memberi label “garam laut” selama tingkat kemurnian garam tersebut sesuai dengan kategori garam laut. Dengan demikian garam laut juga bisa dihasilkan dari garam tambang yang dicampur dengan mineral.

Rasa

Garam Himalaya pada dasarnya memiiki rasa yang asin seperti garam lain, namun sedikit unik karena kandungan mineral di dalamnya. Garam Himalaya asli cenderung lebih asin jika dibandingkan dengan garam Himalaya palsu. Hal ini membuat garam Himalaya harus digunakan lebih sedikit dibandingkan garam biasa untuk menghindari makanan terasa keasinan.

Sementara itu, rasa garam laut dipengaruhi juga dari kebersihan garam maupun kandungan mineral di dalamnya. Semakin asin garam laut biasanya merujuk pada garam yang hanya melalui proses sedikit, serta telah mengalami pembersihan dari kotoran. Namun jika dibandingkan dengan garam Himalaya rasanya cenderung sama.

Meski demikian, perlu diingat bahwa saat garam apapun digunakan dalam masakan, maka semua garam akan larut dan sama-sama menghasilkan rasa asin. Garam laut mengandung rasa asin yang adiktif karena adanya “kombinasi” dari ganggang dan mikroplastik. Sementara garam Himalaya rasanya cenderung asin-unik, karena kandungan natrium klorida di dalamnya lebih sedikit dengan mineral yang sangat melimpah.

Secara khusus, untuk jenis garam laut tertentu mungkin mengandung sejumlah logam berat yang dihasilkan dari polusi yang terdapat di laut. Alhasil ini membuat rasanya lebih terasa asin yang kotor. Sementara garam Himalaya secara tradisional, ditumbuk dengan tangan sehingga tidak adanya kontaminasi dari zat asing.

Bentuk Dan Tekstur

Garam Himalaya berbentuk kristal-kristal kecil yang mirip gula pasir, namun dengan warna merah muda. Teksturnya lebih halus jika dibandingkan dengan garam laut. Sementara garam laut memiliki tekstur yang kasar dan bentuknya mirip seperti garam meja dengan warna yang seragam. Garam laut secara penampilan mungkin memiliki penampilan yang lebih segar karena berwarna putih cerah sehingga mudah berbaur ke dalam makanan.

Perbedaan Garam Himalaya Dan Garam Laut

Warna

Garam Himalaya memiliki warna mulai dari putih hingga pink kemerahan. Semburat pink pada garam Himalaya dihasilkan dari kandungan mineral di dalam garam tersebut. Jumlah zat besi yang banyak adalah kontributor utama yang membuat garam ini berwarna pink. Karena warnanya yang berbeda dibanding garam yang lain, garam Himalaya sangat menarik secara visual, bahkan sering kali dijadikan properti untuk sesi foto acara kuliner.

Sementara warna garam laut cenderung putih bersih. Namun warna ini bisa menjadi putih kusam jika sumber air yang digunakan kotor atau cara pengolahannya yang berbeda. Biasanya semakin gelap warna garam laut, maka semakin tinggi juga kandungan mineral atau kotoran yang terkandung di dalamnya.

Penggunaan

Penggunaan
Penggunaan

Garam Himalaya dapat digunakan dengan berbagai cara termasuk sebagai dekorasi untuk membuat hiasan berupa salt lamps dan tempat lilin. Ini juga dapat digunakan sebagai bahan spa untuk mandi garam dan berendam. Bahkan garam Himalaya juga bisa dijadikan scrub untuk membuat wajah yang lebih bercahaya dan  sehat.

Sementara itu, penggunaan garam Himalaya dalam masakan, bisa membuat makanan lebih bergizi. Penggunaannya bisa dengan mencampurkan dalam masakan maupun disajikan di piring kecil layaknya garam meja. Garam Himalaya juga direkomendasikan untuk menjadi minuman elekrolit yang dikonsumsi untuk mengisi cairan tubuh yang hilang.

Di sisi lain penggunaan garam laut juga cukup beragam mulai dari bahan untuk merendam kaki, untuk merilekskan kaki yang lelah, mengobati kerontokan rambut, serta dikonsumsi secara oral untuk menjaga kesehatan gigi. Garam laut juga tetap bisa digunakan untuk tambahan rasa makanan yang lebih gurih. Garam laut direkomendasikan untuk membumbui daging dan ikan dan bahan pembuatan acar.

Kandungan Nutrisi

Kandungan Nutrisi
Kandungan Nutrisi

Garam Himalaya sebagai garam paling murni sampai ke tangan konsumen tanpa tambahan apapun. Namun bukan berarti garam Himalaya, tanpa kandungan nutrisi karena justru kadar alami membawa 84 mineral yang sangat baik untuk kesehatan manusia. Semua mineral dari garam Himalaya adalah alasan mengapa warna garam ini berbeda dari yang lain.

Beberapa jenis mineral utama yaitu zat besi, magnesium, kalium, kalsium, dan natrium. Mineral ini bermanfaat untuk meminimalisir penyakit jantung dan ginjal, menjaga sistem pencernaan, mengurangi tekanan darah, serta mempertahankan fungsi organ tubuh.

Sementara itu, garam laut mungkin memiliki beberapa mineral dalam jumlah yang lebih kecil termasuk zat besi, potasium, magnesium, kalsium, dan zat besi. Untuk memudahkan perbandingan, berikut perbandingan nutrisi dari garam Himalaya dan garam laut.

Garam Himalaya:

  • Zat besi: 0,0004%
  • Sodium: 36,8%
  • Potasium: 0,28%
  • Magnesium: 0,1%
  • Kalsium: 0,16%

Garam Laut:

  • Zat besi: <0,01%
  • Sodium: 38,3%
  • Potasium: 0,08%
  • Magnesium: 0,05%
  • Kalsium: 0,16%

Harga

Dikarenakan tempat produksi dari garam Himalaya tidak dapat dilakukan di banyak negara, maka harganya cenderung lebih mahal dibandingkan garam laut. Sebagai perbandingan, jika 100 gram garam Himalaya seharga 5 dollar AS hingga 8 dollar AS atau setara dengan 71.000 rupiah hingga 115.000 rupiah, maka artinya itu seharga 20 kali lipat lebih tinggi dibandingkan garam laut. Namun harga tersebut sangat dinamis, karena bergantung pada distributor maupun permintaan pasar.

Mana Yang Lebih Baik?

Setelah memahami apa saja perbedaan dari garam Himalaya dan garam laut maka anda mungkin bertanya, lalu mana yang lebih baik? Secara umum, teorinya adalah semakin sedikit zat adiktif tambahan dan agen anti-caking yang dimasukkan ke dalam garam, maka semakin baik kualitasnya. Dengan kata lain garam yang paling alami adalah garam terbaik. Dengan mengambil sudut pandang ini, maka anda akan menyadari bahwa garam Himalaya mungkin lebih baik dan lebih sehat.

Bumbu Terbaik Untuk Masakan Ternikmat

Akan tetapi, penjelasan tidak sampai disitu saja. Perlu diketahui bahwa garam laut yang dianggap mungkin mengandung logam berat maupun bahan mikroplastik yang berbahaya, sebenarnya hanya berada dalam jumlah yang sangat kecil. Artinya jika anda menggunakan garam laut dengan takaran yang tepat maka tidak ada dampak kesehatan yang signifikan. Dengan rasa garam laut yang lebih umum dan lebih baik dibandingkan garam meja biasa, mungkin sebagian orang akan memilih garam ini.

Anda bisa memilih garam Himalaya jika anda menyukai rasa yang unik, dan menawarkan manfaat kesehatan yang lebih banyak. Garam Himalaya juga tepat bagi anda yang menyukai kesan artistik dalam sajian. Sementara itu, jika anda lebih menyukai rasa garam yang “nyata” dan menggunakannya dalam adonanan atau resep makanan sehari-hari, mulai dari roti hingga daging, maka garam laut akan menjadi pilihan yang tepat.

Dengan kata lain, tak satu pun dari dua jenis garam tersebut  yang lebih buruk atau lebih baik. Sebaliknya, anda harus memahami bahwa konsumsi garam apapun yang berlebihan akan memicu darah tinggi, gangguan seluler bahkan meningkatkan resiko kanker perut. Garam juga termasuk bahan makanan yang buruk untuk kesehatan jantung anda.

Meski demikian, anda juga tidak boleh kekurangan garam, karena zat ini akan membantu tubuh untuk mengatur tekanan darah, membantu fungsi saraf, membantu fungsi sel serta menjaga organ tetap sehat. Garam Himalaya merah muda maupun garam laut adalah sumber natrium klorida yang sangat baik, maka pilihlah garam yang paling anda sukai.

Infographic Perbedaan Garam Himalaya Vs Garam Laut Biasa
Infographic Perbedaan Garam Himalaya Vs Garam Laut Biasa

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *