Makanan Thailand seringkali dijadikan objek wisata kuliner bagi para wisatawan. Makanan Thailand memiliki berbagai macam rasa dan juga warna yang cantik. Inilah yang menyebabkan makanan Thailand menjadi incaran para turis yang berada di sana.
Thailand atau Negeri Gajah Putih ini sangat populer dalam sektor pariwisata. Segi pariwisata yang ditawarkan ialah berbagai macam budaya, suku, dan tempat bersejarah. Tidak heran, bila kamu mengunjungi Thailand, terasa sangat kental akan budayanya.
Thailand terbagi menjadi Thailand Utara, Thailand Timur Laut, Thailand Tengah dan Thailand Selatan, yang menjadikannya memiliki beragam jenis budaya. Tentunya, ini juga mempengaruhi jenis olahan bumbu pada makanan Thailand di berbagai tempatnya. Setiap daerah tersebut mendapat pengaruh dari masakan Cina ataupun masakan negara-negara tetangga.
Dahulu, Thailand disebut negara Siam yang merupakan tempat perdagangan Timur-Barat dan bagian dari berbagai rute pengiriman. Ini menyimpulkan bahwa banyak olahan masakan, budaya, dan agama yang dipengaruhi oleh unsur-unsur Cina, Arab, dan Persia.
Dari segi makanan, banyak terjadi akulturasi dari masakan Arab dan Cina. Nah, inilah yang menjadikan makanan Thailand memiliki ciri khas tertentu. Berikut 10 ciri khas makanan Thailand yang harus kamu ketahui.
Tampilan Berwarna Cerah
Pada makanan khas Thailand, kamu akan melihat warna-warninya tampilan masakan, yang tentunya bila hadir di depan mata sangat menarik perhatian.
Siapa sih yang tidak terpikat dengan olahan makanan khas Thailand? Makanan Thailand banyak diisi dengan warna oranye, merah, hijau, dan kuning. Dengan menampilkan campuran warna seperti ini, tentu akan menambah selera makan.
Kamu dapat jumpai tampilan makanan Thailand yang berwarna cerah di pusat ibu kota, yaitu Bangkok. Selain itu di Thailand Utara dan Thailand Tengah, banyak menampilkan warna-warninya masakan.
Menggunakan Cabai Segar
Jika kamu berada di rumah makan Thailand, perhatikan setiap makanan yang datang menghampirimu. Kamu pasti akan menemukan potongan cabai segar dalam sajian masakan mu.
Di Thailand, ada berbagai jenis cabai yang dapat kamu temui. Semua memiliki tingkat kepedasan yang berbeda. Jika di Thailand menambahkan potongan cabai pada masakan mu, itu sudah menjadi hal yang sangat biasa. Kamu tidak perlu khawatir, bila kamu tidak memesan rasa pedas pada hidangan mu, maka cabai yang digunakan ialah cabai yang tidak tergolong pedas.
Penggunaan cabai segar ini juga dapat mempengaruhi presentasi hidangan. Warna merah pada cabai, terasa sangat menonjol dan menarik perhatian mata. Jadi, kamu tidak perlu heran bila melihat potongan cabai pada setiap masakan di Thailand.
Kaya Akan Bumbu dan Rempah
Karena Thailand merupakan tempat perdagangan yang banyak transit dari Arab, ini tentu mempengaruhi jenis rempah yang digunakan dalam masakan. Seperti penggunaan kapulaga, daun jeruk, lengkuas, kunyit, dan ketumbar, rasanya sudah tak asing lagi pada lidah masyarakat Thailand.
Dilansir melalui inibaru.id rempah yang banyak digunakan adalah daun jeruk purut (bai makrut), daun pandan (bai toei), daun ketumbar (phak chi), serai (takhrai), basil Thailand, serta daun mint. Selain rempah juga terdapat bumbu ciri khas Thailand, diantaranya saus ikan fermentasi (nam pla), saus tiram (namman hoi), pasta cabai (nam phrik), pasta kari (phrik kaeng), kecap ringan (si-io khao), kecap hitam (si-io dam), dan saus kedelai (taochiao). Tentunya hidangan ini memiliki beragam rasa unik pada satu sendok pertamamu.
Pada tom yum di Thailand, kamu akan menemukan rempah berupa lengkuas (kha), kunyit (khamin), finger root (krachai), dan merica (phrik thai), banyak bukan? Belum lagi kuah tom yum yang berasal dari santan, daun jeruk juga kunyit segar. Untuk rasa kuah tom yum cenderung asam dan gurih. Seperti yang sudah dijelaskan artikel pada ciri dan tradisi makanan Asia Tenggara bahwa asam dari kuah masakan thailand menggunakan santan yang dicampur dengan asam jawa (tamarind) atau cuka kelapa. Tak dapat dipungkiri, bahwa dalam satu hidangan saja sudah mencampur beragam bumbu dan rempah.
Menggunakan Kari
Penggunaan kari pada masakan Thailand dipengaruhi oleh perdagangan Asia Selatan, terutama India. Banyak wilayah Asia Selatan yang memperkenalkan kari di Thailand, sehingga kini kari menjadi penting dalam sebuah hidangan Thailand.
Ada perbedaan dari kari di Thailand dan Indonesia. Kari Indonesia menggunakan rempah-rempah segar sebagai bumbu utama, sedangkan kari Thailand lebih banyak menggunakan rempah-rempah kering yang digoreng seperti kari India. Walau tak jarang, ada juga beberapa rumah makan Thailand yang menggunakan rempah segar dalam olahan masakan. Tetapi, memang lebih banyak masakan Thailand menggunakan kari kering.
Di Thailand, kamu akan menemukan tiga warna kari, yaitu kari merah, kari hijau dan kari kuning. Kari merah yang terkenal adalah kaeng phet. Kaeng phet ini merupakan kuah sup yang terkenal dengan rasa pedas. Selanjutnya kari hijau, biasanya hidangan yang memiliki kari hijau disebut kaeng khiao wan. Khiao pada makanan khas Thailand ini merujuk pada cabai hijau, sedangkan wan berarti manis. Jika disatukan, kaeng khiao wan berarti kari yang terbuat dari cabai hijau yang rasanya manis. Lalu kari kuning, atau kaeng kari. Kaeng kari atau kari kuning memiliki rasa tidak terlalu pedas bila dibandingkan dengan kari hijau dan merah. Kari kuning cenderung banyak digunakan pada olahan ayam dan kentang.
Terdapat Sayuran Segar
Masakan Thailand tidak akan jauh dari adanya sayuran dalam hidangannya. Sayuran dianggap penting dalam menyeimbangkan rasa makanan.
Di Thailand pada makanan tertentu, terkadang ditambahkan sayuran yang memberikan rasa pahit. Walau sebenarnya pahitnya masih tergolong aman karena sayuran tersebut dimasukan dalam jumlah sedikit. Tetapi, rasa pahit ini tidak menggangu kenikmatan dari rasa hidangan utamanya.
Memiliki hidangan yang diimbangi sayur, hal ini dapat dilihat dari perdagangan transit kota Arab. Hidangan Arab juga tidak jauh dengan penggunaan sayur pada makanan. Jadi rasanya kamu tidak perlu heran bila setiap makanan Thailand terdapat sayur.
Penggunaan Minyak Ikan dan Saus Ikan
Kalau yang satu ini, mungkin akan sangat terasa bagi kamu yang pernah kesana dan mencoba masakannya. Dengan sangat jelas bahwa minyak ikan dan saus ikan menjadi sangat penting dalam suatu hidangan Thailand.
Minyak ikan inilah yang menghadirkan rasa gurih dan asin pada setiap makanan. Bumbu-bumbu berkuah seperti kuah sop udang atau tom yum, tidak akan mungkin bila tidak menggunakan minyak ikan atau saus ikan.
Di Thailand juga sudah masuk beberapa makanan mie dan kwetiau yang digoreng, akibat pengaruh masakan Cina. Nah, masakan seperti mie dan kwetiau ini juga identik dengan minyak dan saus ikan. Disini terjadi akulturasi budaya pada suatu makanan.
Kombinasi Pedas, Manis, Asam dan Gurih
Kombinasi pedas, manis, asam, dan gurih rasanya sudah pasti dihadirkan pada makanan Thailand. Dari mulai bumbu yang digunakan seperti cabai, asam jawa, minyak ikan, dan perasan jeruk akan menambah cita rasa baru pada lidahmu. Tak heran bahwa makanan Thailand sering diburu oleh para wisatawan yang berlibur disana.
Perasan Jeruk Limau
Menurut masyarakat Thailand, tidak lengkap suatu hidangan bila tidak menyajikan jeruk limau. Jeruk limau di Thailand banyak kalian temukan pada hidangan yang berkuah. Hal ini disebabkan karena perasan jeruk limau terasa nikmat bila digabung dengan kuah.
Kamu tidak perlu heran bila menemukan potongan jeruk limau di atas bagian makananmu. Kamu hanya perlu memeras jeruk limau pada makanan yang akan kamu santap. Tidak perlu khawatir dengan rasanya, kamu akan merasakan sensasi baru yang unik dan lezat.
Tidak Pernah Lepas dari Serai dan Lengkuas
Tahukah kamu, bahwa di Thailand dalam pengolahan bumbu makanan tidak akan pernah lupa dari serai dan lengkuas. Rasa campuran serai dan lengkuas dianggap penting untuk semua makanan Thailand. Ini juga dapat dijadikan tips bagi kamu yang ingin memasak makanan Thailand di rumah.
Biasanya lengkuas akan ditumbuk hingga halus, lalu dicampur dalam tumisan bumbu lainnya. Untuk serai, seringkali dijumpai pada olahan masakan berkuah. Bila tak menggunakan serai, kamu tidak akan merasakan sensasi makanan Thailand. Wah, perlu kamu ingat nih.
Potongan Daging Hewan yang Kecil
Di Thailand, kamu tidak akan menemukan potongan daging yang besar-besar. Dengan latar belakang Buddha, masyarakat Thailand menghindari penggunaan hewan besar dalam potongan besar, seperti sapi, kambing, babi dan lainnya. Hidangan daging biasanya sudah dipotong-potong.
Selain memudahkannya untuk dimakan, mereka beranggapan bahwa dengan dipotong-potong sudah tidak lagi mengingat atau merasakan bentuk asli dari hewannya.
Nasi untuk Hidangan Utama
Tidak ada yang menempati tempat utama dalam masakan Thailand selain nasi. Yap, nasi akan selalu ada pada penyajian masakan atau hidangan utama.
Di Thailand ternyata menanam dan menyajikan banyak jenis beras. Jenis beras bernama ‘Jasmine’ adalah yang paling disukai, tetapi juga harganya paling mahal. Selanjutnya ialah ketan. Ketan juga cukup umum ditemui di Thailand, juga beberapa nasi putih berlimpah dan lebih murah daripada beras Jasmine namun tetap lezat.
Seperti halnya pada hidangan ‘Mango Sticky Rice‘ , pengolahan ketan bersama buah mangga menjadi populer karena dapat menjadi hidangan utama atau cemilan. Rasanya kamu juga tidak bingung bila melihat nasi disana. Di Indonesia, penyajian makanan dengan nasi sudah menjadi lumrah, bukan?
Nah, kamu kini sudah mengetahui ciri khas makanan Thailand. Bila kamu ingin mencobanya di rumah, perhatikan 11 ciri-ciri di atas, ya. Semoga bermanfaat.