Kayu manis merupakan rempah-rempah yang sudah tidak asing lagi bagi masyarakat seluruh dunia. Tumbuhan yang berasal dari keluarga Cinnamomum ini adalah bumbu dapur yang sangat populer setelah lada hitam, terutama di negara Amerika Selatan, Asia Tenggara, Asia Selatan dan Eropa. Aroma dan rasanya yang khas membuat bahan ini sangat pas untuk campuran bumbu masakan dan tambahan bahan pada minuman herbal. Aromanya yang harum, dengan rasa manis dan pedas bersamaan, cocok digunakan dalam beragam masakan, misalnya teh hangat dan semur daging di Indonesia.
Namun ternyata manfaat kayu manis tidak hanya sebatas bumbu dapur yang digunakan untuk memaksimalkan cita rasa makanan, tetapi memiliki segudang manfaat untuk kesehatan. Antioksidan pada kayu manis terutama jenis polifenol, diklaim 26 persen lebih baik dibandingkan dengan antioksidan pada bawang putih dan oregano. Hal ini menjadikan kayu manis sebagai rempah-rempah yang mampu menangkal radikal bebas yang masuk ke tubuh, sekaligus menjadi anti-inflamasi dan antibiotik alami.
Manfaat kayu manis lainnya ternyata berperan baik pada penderita diabetes, karena rempah-rempah ini bereaksi positif terhadap hormon insulin di dalam tubuh. Selain itu kayu manis juga menurunkan kadar gula darah dan kolesterol jahat, yang pada akhirnya dapat menjadi cara efektif untuk menjaga kesehatan jantung dan baik bagi penderita kolesterol tinggi. Kabar baiknya lagi, ternyata ekstrak kayu manis baik untuk menjaga kesehatan otak serta mencegah penyakit yang mengganggu sistem kognitif seseorang,
Banyaknya manfaat yang ditawarkan oleh kayu manis ini, menjadi alasan mengapa orang-orang suka menyeduh kayu manis pada teh dan minuman lain, maupun mencampurkan bubuk kayu manis ini, pada berbagai masakan utama yang akan menunjang kelezatan makanan, dan menjaga kesehatan. Dikarenakan hal tersebut juga, saat ini produk kayu manis bubuk sudah banyak tersedia di pasaran. Bubuk kayu manis ini biasanya berasal dari kayu manis asli yang sudah dihaluskan dan digunakan sebagai campuran berbagai makanan dan minuman. Hebatnya, kayu manis dapat menambah cita rasa pangan tanpa menambah kalori.
Minuman beraroma kayu manis sangat digemari saat suhu dingin atau saat tubuh membutuhkan minuman segar. Ini bisa disebabkan oleh rasa bubuk rempah-rempah kayu manis yang cenderung manis dan sedikit pedas, sehingga bersifat menghangatkan. Selain itu bubuk kayu manis banyak dijadikan pelengkap aroma minuman, sebagai minuman herbal yang menyehatkan, perasa makanan hingga campuran dari bumbu masakan instan yang lezat, misalnya bumbu nasi kebuli.
Namun siapa sangka ternyata ketika kita mencampur kayu manis dengan minuman atau bahan masakan yang mengandung air, akan menyebabkan bubuk kayu manis tersebut berlendir dan melekat pada bagian bawah wadah yang anda gunakan. Memang benar bahwa kayu manis bubuk tidak tercampur dengan baik dalam cairan, dan justru menjadi lendir yang mengapung di dalam minuman anda.
Bagi sebagian orang akan menganggap kayu manis berlendir adalah sesuatu yang normal. Namun bagi sebagian lainnya akan merasa tidak nyaman dengan fenomena ini dan menjadi enggan untuk mengkonsumsi makanannya setelah melihat efek lendir dari kayu manis tersebut. Lalu sebenarnya mengapa bubuk kayu manis dapat berlendir ketika terkena air? Yuk simak penjelasannya di bawah ini.
Sifat Hidrofobik Kayu Manis
Secara umum jenis zat di dalam rempah-rempah dapat dibedakan menjadi dua, berdasarkan daya tariknya terhadap air antara lain hidrofilik dan hidrofobik. Hidrofilik adalah istilah yang menggambarkan zat yang tertarik pada air. Artinya zat ini dapat dengan mudah bercampur dan terlarut dalam air, sehingga membentuk satu kesatuan yang tidak kasat mata. Sementara hidrofobik adalah sifat sebaliknya, yaitu zat yang cenderung menolak atau tidak bereaksi dengan zat polar seperti air.
Sayangnya, bubuk kayu manis termasuk golongan zat hidrofobik, yang tidak dapat larut dalam air. Hal ini menyebabkan kayu manis tidak dapat dipecah menjadi komponen dan sulit terikat dengan kandungan air. Reaksi ini persis dengan minyak yang juga hidrofobik, sehingga tidak terikat dengan air karena muatan kimianya yang saling tolak-menolak. Oleh sebabnya, minyak dan air pun tidak bisa bersatu. Sementara hidrofilik dapat dicontohkan dengan gula dan garam yang materi penyusunnya saling terima dengan susunan hidrogen di dalam air. Hal ini menyebabkan gula dan garam dapat larut dengan mudah di dalam air, tanpa menyisakan residu apapun.
Sementara bubuk kayu manis yang hidrofobik tidak dapat melakukan hal tersebut, justru bereaksi menolak cairan terutama air dingin. Ketika kayu manis dicampur dengan cairan, zat ini tidak dapat larut, tetapi justru partikelnya sendiri saling menempel. Proses saling menempel inilah yang menyebabkan bubuk kayu manis terlihat seperti gumpalan saat terkena air. Gumpalan ini secara langsung akan terlihat seperti lendir dan mengendap di bagian bawah minuman, atau dapat mengambang pada permukaan minuman, bahkan memberikan efek lendir pada makanan anda.
Bubuk Kayu Tidak Larut dalam Air
Secara ilmiah telah dibuktikan bahwa jenis bubuk yang tidak bisa larut dalam air adalah kulit kayu yang digiling, atau dengan kata lain kayu tidak dapat menyatu di dalam cairan. Ini terjadi juga pada bubuk kayu manis yang berasal dari pohon kayu bernama ilmiah Cinnamomum verum. Ini berbeda dengan bubuk dari dedaunan atau biji-bijian yang sangat mudah terlarut dalam air. Pada bubuk kayu manis partikelnya sangat kecil dan ringan, sehingga tidak dapat mematahkan tegangan permukaan yang mengelilinginya. Secara sederhana artinya bubuk kayu manis tidak dapat melewati air. Hal tersebut dikarenakan kulit pohon kayu sangat berserat dan padat.
Sebaliknya, mencampurkan bubuk kayu manis dengan air maka akan membuat gumpalan seperti pasta. Kayu manis akan menyerap air dan muncul di atas permukaan berupa lendir, atau kadang juga berada di dasar wadah (cangkir) jika bubuk kayu manis bertekstur kasar. Selain itu, fakta ini juga didukung oleh kandungan minyak di dalam kayu manis, yang menciptakan aroma yang kuat. Sebagaimana sifat minyak dan air, ini juga sama dengan minyak dalam kayu manis yang menolak air.
Perbedaan Kadar Lendir Pada Kayu Manis
Mungkin beberapa orang menyadari bahwa bubuk kayu manis dapat berlendir sangat banyak, namun sebagian lain masih dapat ditolerir. Hal ini dipengaruhi oleh banyak faktor. Misalnya peningkatan umur pohon akan menyebabkan perubahan dan peningkatan kandungan kimia terutama zat ekstraktif yang berimplikasi pada perbedaan jumlah lendir yang dihasilkan. Semakin meningkatnya umur pohon maka kayu manis akan semakin larut di dalam air. Artinya semakin banyak kandungan glukosa dan fruktosa dalam kayu manis yang dapat tercampur di dalam air sehingga tidak menghasilkan banyak lendir.
Jika dibandingkan dengan hasil kadar ekstraktif kayu manis yang larut dalam air dingin, maka hasil ekstraktif kayu manis lebih besar peluangnya jika dilarutkan dengan air panas. Hal tersebut dikarenakan zat ekstraktif yang terlarut dalam air panas sudah termasuk semua kandungan ekstraktif kayu manis yang larut dalam air dingin, namun dengan tambahan zat tanin, pektin, gum dan zat warna. Selain itu cara pengolahan dan tekstur kayu manis juga menentukan banyaknya lendir yang dihasilkan. Misalnya kayu manis jenis Cassia yang bercirikan warna coklat tua dan keras ini, cenderung akan menghasilkan lendir yang lebih sedikit dibandingkan jenis kayu manis Ceylon yang biasa digunakan di Amerika Selatan.
Rasa, aroma dan manfaat kayu manis menjadikan rempah-rempah ini disukai oleh banyak orang. Nah, setelah mengetahui fakta bahwa kayu manis memang dianggap normal dan wajar apabila menghasilkan lendir, tentu saja ini bukan menjadi masalah lagi bagi anda. Menemukan lendir dari kayu manis pada dasar cangkir minuman atau mengambang diatas permukaan air panas sebenarnya bukan jadi persoalan besar, karena dapat diminimalisir dengan mencampurkan madu dan sirup yang akan mengurangi kadar lendir tersebut.
Alternatif lain dapat dilakukan dengan mencampurkan bubuk kayu manis dalam takaran air yang sangat sedikit, kemudian mengaduk dengan kuat sebelum ditambahkan air lebih banyak. Sementara itu, jika menemukan lendir dari bubuk kayu manis pada bumbu masakan, maka seharusnya tidak menjadi masalah sama sekali. Ini disebabkan adanya campuran bahan lain yang akan menutupi lendir tersebut apabila dimasak hingga matang. Tentu saja, anda tidak perlu khawatir karena lendir kayu manis tidak akan mengganggu cita rasa dan kualitas makanan.
Meski demikian, ingat untuk tidak mengkonsumsi bubuk kayu manis secara berlebihan, meskipun banyaknya manfaatnya untuk kesehatan. Terlalu banyak konsumsi kayu manis akan membuat gula darah anda terlalu rendah. Maka cukup gunakan bubuk kayu manis sebanyak enam gram per hari atau setara dengan satu sendok makan, untuk melengkapi masakan anda dan menikmati manfaat rempah-rempah ini.