Dalam hal menggoreng makanan, terdapat kebiasaan yang telah dilakukan oleh sebagian besar rumah tangga di dunia, yaitu menggunakan minyak goreng bekas yang sama berulang kali. Hal ini dilakukan bukan tanpa sebab, minyak yang terlihat masih bersih, seringkali digunakan kembali untuk menggoreng makanan yang berbeda.
Tak hanya itu, bahkan minyak goreng bekas yang sudah berubah warna menjadi kecokelatan pun kerap digunakan. Para masyarakat melakukan hal demikian sebab minyak tersebut sayang jika harus dibuang, atau harga minyak yang terkadang melonjak tinggi juga menjadi faktor utama masyarakat menggunakan minyak goreng bekas berulang kali.
Karena sering terjadi menggoreng makanan dengan minyak yang sama, sehingga muncullah suatu pertanyaan, “Berapa kali minyak goreng bekas bisa digunakan?” atau “Adakah dampak yang ditimbulkan jika menggunakan minyak goreng bekas secara berulang?” Simak selengkapnya di bawah ini.
Dasar-dasar Menggoreng
Menggoreng makanan bertujuan dalam mencapai dua tujuan. Hal yang pertama dan terpenting, menggoreng dapat mengeringkan makanan. Ketika makanan masuk ke dalam minyak panas, maka akan keluar gelembung dari minyak. Gelembung-gelembung ini adalah kantong-kantong air yang tiba-tiba menguap dan melompat keluar dari makanan, menuju minyak, dan lepas ke atmosfer.
Semakin panas minyak yang digunakan untuk menggoreng, maka akan semakin kuat gelembung-gelembung ini keluar, dan semakin cepat makanan Anda menjadi garing dan renyah. Di saat yang bersamaan, reaksi Maillard pun terjadi. Pada reaksi ini, protein serta karbohidrat dari makanan akan terurai dan menyatu kembali yang kemudian menghasilkan perubahan warna, yakni cokelat, serta rasa yang sering dikaitkan dengan makanan yang digoreng dengan baik.
Agar dapat mencegah makanan menjadi keras dan berserabut saat digoreng, hal yang dilakukan adalah dengan melapisi makanan yang akan digoreng menggunakan lapisan pelindung adonan atau breading. Lapisan tersebut membantu melindungi makanan agar tetap lembut di bagian dalam, namun menghasilkan tekstur yang renyah, serta warna kecokelatan pada bagian luar.
Terdapat pendapat umum yang menyebutkan bahwa minyak yang terlalu dingin dapat mengakibatkan minyak lebih banyak terserap ke dalam makanan. Namun faktanya, minyak cenderung berpindah ke ruang yang sebelumnya ditempati oleh air, jumlah minyak yang diserap oleh makanan yang digoreng berhubungan langsung dengan jumlah uap air yang dikeluarkan, yang pada gilirannya akan langsung menyatu dengan suhu. Semakin panas minyak untuk menggoreng, maka makanan akan semakin banyak menyerap minyak.
Kesegaran Minyak
Apakah minyak yang masih segar atau yang baru digunakan dapat mempengaruhi kemampuannya dalam menggoreng makanan? Minyak yang segar sangat mempengaruhi sifat hidrofobik. Sifat minyak yang tak dapat menyatu dengan air menjadi alasan bahwa menggoreng makananan bekerja sangat efektif.
Minyak yang terurai lebih banyak, menyebabkan hidrofobiknya semakin sedikit. Hal ini mungkin bisa menjadi sebuah keuntungan. Molekul hidrofobik yang lebih sedikit dalam minyak menunjukkan bahwa minyak bersentuhan lebih dekat dengan makanan, memungkinkan untuk menggoreng dengan lebih efisien. Sehingga pada saat ini, beberapa orang akan menambahkan minyak goreng bekas yang sudah rusak ke dalam batch baru karena dapat memperbaiki hidrofobik.
Namun, hal tersebut dapat menyebabkan kerusakan yang berkelanjutan. Minyak yang digunakan semakin berkurang sifat hidrofobiknya, yang pada akhirnya akan menyebabkan makanan yang digoreng menjadi berminyak, dan tentunya dapat merusak kerenyahan. Saat terjadi kerusakan minyak, pada saat itulah minyak perlu diganti.
Beberapa hal yang menjadi indikasi bahwa minyak goreng bekas tak lagi layak digunakan untuk menggoreng makanan yakni terdapat busa di atas permukaan, ketidakmampuan untuk mencapai suhu penggorengan tanpa asap, serta tampilan warna yang berubah menjadi gelap, kotor, berbau apek dan amis.
Hal yang dapat Merusak Minyak
Jenis Wadah Penggorengan
Wadah penggorengan dapat mempengaruhi kerusakan minyak. Dalam sebuah fakta menunjukkan bahwa menggoreng di rumah dapat merusak minyak lebih cepat daripada menggoreng di restoran. Ini tentu terdapat kaitannya dengan pengaturan pemanas. Wadah penggorengan yang digunakan pada restoran biasanya memiliki elemen pemanas yang suhunya diatur melebihi panasnya minyak.
Sehingga, minyak yang dihasilkan pun relatif dingin pada bagian paling bawah di bawah elemen pemanas. Di sisi lain, pada wadah penggorengan yang digunakan di rumah, panci atau wajan biasanya diletakkan di atas kompor. Saat partikel makanan jatuh ke dasar wajan, maka dapat bersentuhan langsung dengan sumber panas dan terbakar, memberikan rasa pada minyak dan mempercepat penguraiannya.
Jenis Pelapisan
Sudah menjadi aturan dasar bahwa semakin banyak partikel yang Anda masukkan ke minyak dan semakin halus partikel tersebut, semakin cepat minyak Anda akan rusak. Makanan seperti onion ring atau kentang goreng akan meninggalkan sedikit detritus setelah selesai digoreng. Sementara makanan seperti irisan daging ayam yang diberi tepung seringkali menyisakan remah-remah yang berjatuhan saat makanan dimasukkan ke dalam minyak.
Sehingga, sebagus apapun minyak yang Anda gunakan atau makanan yang sudah diayak dapat bertahan hingga selusin atau lebih batch, apabila digunakan untuk menggoreng makanan yang dilapisi dengan tepung, dapat rusak hanya dalam tiga hingga empat kali penggunaan.
Jenis Makanan yang Digoreng
Jenis makanan yang digoreng dan dilapisi dengan tepung roti, biasanya tidak bersentuhan langsung dengan minyak. Namun, untuk beberapa jenis makanan yang digoreng tanpa lapisan apapun, dapat mempengaruhi kualitas minyak secara keseluruhan. Jenis makanan seperti sayuran, cenderung paling kering dan memberikan sedikit minyak. Sementara daging berlemak seperti sayap ayam atau bacon akan menghasilkan lemak saat dimasak. Lemak ini kemudian dapat bercampur dengan minyak goreng, kemudian menyebabkan minyak terurai sedikit lebih cepat.
Jenis Minyak dan Temperaturnya
Minyak dengan jenis yang berbeda memiliki susunan yang berbeda pula dalam hal banyaknya jumlah lemak jenuh dan tak jenuh serta padatan lainnya. Hal ini dapat memengaruhi cara mereka menggoreng dan juga suhu pemanasannya. Jenis minyak olahan yang umum seperti olahan dari kacang tanah, kanola, sayuran, dan jagung dapat dipanaskan pada suhu yang lebih tinggi daripada minyak mentah seperti minyak zaitun extra-virgin atau kebanyakan minyak wijen.
Minyak zaitun extra-virgin biasanya bukan pilihan yang tepat untuk menggoreng makanan sebab sifat hidrofobik pada minyak tersebut akan terurai jauh lebih cepat daripada minyak sulingan, bahkan bisa menjadi cukup panas untuk menggoreng tanpa asap sejak awal.
Minyak terbaik untuk menggoreng yaitu minyak dengan lemak jenuh yang tinggi, seperti minyak kacang, dan mentega putih. Minyak tersebut tidak hanya memiliki umur simpan yang lebih lama, tetapi juga akan memberikan hasil makanan dengan kerenyahan yang diinginkan.
Cara Meningkatkan Daya Simpan Minyak
Gunakan Termometer
Cara meningkatkan daya simpan yang pertama adalah dengan mengecek suhu menggunakan termometer. Minyak dengan suhu yang terlalu panas dapat menyebabkan minyak terurai dengan cepat dan menjadi tidak dapat digunakan. Pada saat yang sama, memanaskan minyak sebelum memasukkan makanan ke dalamnya akan memakan waktu, yang kemudian juga akan meningkatkan jumlah partikel. Jika hal itu terjadi, maka dapat mengurangi daya simpan minyak.
Jaga Kebersihan
Kebersihan selalu menjadi hal terpenting dalam segala hal, termasuk dalam meningkatkan daya simpan minyak. Makanan yang digoreng terkadang menyisakan remah-remah di dalam minyak. Anda bisa menggunakan saringan jaring halus untuk membersihkan sisa makanan yang digoreng secara berkala.
Perhatikan Makanan yang Akan Digoreng
Makanan tanpa lapisan apapun biasanya lebih sedikit menyisakan kotoran pada minyak dibandingkan dengan makanan yang dilapisi oleh tepung roti atau tepung. Semakin sedikit kotoran yang terdapat pada minyak, maka semakin kecil kemungkinan minyak terurai, dan pastinya dapat memperpanjang daya simpan minyak.
Cara Membersihkan Minyak
Minyak yang bersih tentu menjadi sebuah keuntungan bagi Anda sebab minyak dapat digunakan kembali dan akan mengurangi biaya untuk membeli minyak. Terdapat beberapa tips untuk membersihkan minyak agar dapat digunakan kembali. Mulailah dengan menggunakan skimmer untuk menghilangkan busa dan kotoran sisa makanan yang mungkin bersembunyi di wajan. Selanjutnya, saring minyak menggunakan saringan jaring halus ke dalam wadah yang bersih dan kering.
Apabila Anda menggoreng makanan yang dilapisi tepung, remah-remahnya mungkin tersisa di bagian bawah panci. Sebelum memindahkan minyak ke dalam wadah khusus, anda harus menyaring kotorannya terlebih dahulu dan membuangnya. Setelah itu, selalu gunakan penutup panci atau wajan tempat Anda menyimpan minyak goreng bekas untuk mencegah debu berjatuhan dan diamkan minyak yang baru digunakan hingga mendingin. Terakhir, gunakan corong untuk menuangkan minyak kembali ke wadah aslinya.
Penyimpanan
Penyimpanan minyak yang tidak tepat akan dengan cepat merusak minyak. Minyak dapat terurai bahkan tanpa energi pembakar di bawahnya. Kelembaban, cahaya, serta udara yang panas menjadi salah satu faktor utama yang dapat merusak minyak lebih cepat. Selain itu, minyak yang diletakkan tepat di atas kompor juga tidak baik, hal tersebut dapat menyebabkan penguraian minyak dengan cepat. Pada intinya, minyak, baik yang baru atau minyak goreng bekas yang telah digunakan berulang kali harus diletakkan dalam wadah yang tertutup rapat serta di tempat yang sejuk dan gelap.
Dampak Menggunakan Minyak Goreng Bekas Berulang
Menurut penelitian, memanaskan kembali minyak goreng bekas menyebabkan pelepasan zat beracun dan juga meningkatkan radikal bebas dalam tubuh yang menyebabkan peradangan dan berbagai penyakit kronis. Pedoman FSSAI (Food Safety and Standards Authority of India) mengatakan pemanasan ulang harus dihindari dan jika Anda harus menggunakan kembali minyak goreng bekas, maksimal tiga kali diizinkan untuk menghindari pembentukan lemak trans.
Seberapa sering minyak dapat digunakan kembali dengan aman tergantung pada jenis makanan apa yang digoreng, jenis minyak, pada suhu berapa dipanaskan, dan untuk berapa lama. Maka dari itu, selalu perhatikan hal yang menyebabkan minyak tak lagi dapat digunakan. Jumlah lemak trans meningkat saat menggunakan minyak goreng bekas secara berulang dan membuat makanan menjadi tidak sehat.
Melepaskan Zat Beracun
Minyak yang dipanaskan hingga suhu tinggi melepaskan asap beracun. Asap dikeluarkan bahkan sebelum titik asap tercapai dan meningkat secara dramatis saat suhu naik di atas titik asap. Setiap kali minyak dipanaskan, molekul lemaknya sedikit terurai. Hal ini dapat mengakibatkan minyak mencapai titik asapnya dan mengeluarkan bau yang tidak sedap setiap kali digunakan. Ketika ini terjadi, zat tidak sehat dilepaskan baik ke udara maupun ke dalam makanan yang dimasak.
Meningkatkan Kadar Kolestrol
Pada suhu tinggi, sebagian lemak dalam minyak berubah menjadi lemak trans. Lemak trans adalah lemak berbahaya yang meningkatkan risiko penyakit jantung. Saat minyak goreng bekas digunakan kembali, jumlah lemak trans menjadi lebih tinggi dan akan membuat makanan menjadi tak sehat.
Meningkatkan Tekanan Darah
Kelembaban yang terkandung dalam makanan, yaitu oksigen atmosfer dan suhu tinggi menghasilkan reaksi seperti hidrolisis, oksidasi dan polimerisasi. Reaksi tersebut mengubah dan memodifikasi kandungan kimia dari minyak goreng bekas, yang kemudian melepaskan asam lemak bebas dan radikal yang menghasilkan monogliserida, digliserida, dan trigliserida. Toksisitas kandungan senyawa tersebut akan terbentuk setelah menggunakan minyak goreng secara berulang dan mengakibatkan berbagai resiko seperti deposisi lipid, stres oksidatif, hipertensi, aterosklerosis, dan lainnya.
Penting untuk diperhatikan bahwa minyak akan terurai jika semakin sering digunakan karena sifat hidrofobiknya. Sifat hidrofobik dari minyak inilah yang memungkinkan makanan yang digoreng menjadi garing dan berwarna keemasan. Semakin banyak minyak yang rusak atau semakin sering minyak digunakan untuk menggoreng, maka akan semakin sedikit sifat hidrofobiknya. Jika sifat hidrofobik dari minyak semakin sedikit, hal itu dapat menyebabkan minyak akan meresap ke dalam makanan terlalu cepat, menyebabkannya menjadi berminyak dan dengan demikian merusak kerenyahan yang diharapkan.
Minyak tidak memiliki batas dalam hal berapa kali bisa digunakan kembali sebab persyaratan titik asap minyak yang tinggi. Anda harus mengetahui sendiri ciri minyak yang sudah tidak dapat digunakan, jika berbusa atau berbau anyir, sebaiknya dibuang saja dengan mengikuti tips cara membuang minyak goreng dengan benar melalui link berikut.