Salah satu yang diwajibkan perintah Tuhan dalam beribadah adalah puasa. Puasa juga menjadi rukun islam yang ke-tiga. Ada berbagai macam puasa yang bisa dilaksanakan, seperti cotohnya: Puasa Ramadhan, Puasa Senin-Kamis, Puasa Ayamul Bidh, Puasa Asyura, Puasa Arafah, Puasa Dzulhiijjah, Puasa Nabi Dawud, Pasa Sya’ban, Puasa Muharram. Sedangkan puasa ramadhan bersifat wajib untuk dilaksanakan sebab hanya terjadi pada bulan Ramadhan saja.
Dalil yang mewajibkan berpuasa Ramadhan terdapat dalam Q.S Al-Baqarah ayat 183 yang berbunyi:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”
Sebagaimana perintah wajib Tuhan yang lain, puasa ramadhan juga memiliki aturan, mulai dari syarat sah puasa sampai hal-hal yang dapat membatalkan puasa. Sebelum pembahasan lebih rinci kepada Puasa Ramadhan, mari kita bahas sebab mula adanya puasa, puasa pada zaman Rasulullah, dan lain-lain.
Puasa bermula dari Rasulullah melaksanakan Puasa Asyura secara rutin. Kemudian dilanjut dengan munculnya tanda-tanda bulan Ramadhan. Sedangkan puasa ramadhan sendiri mulai diwajibkan untuk dijalankan pada 10 Sya’ban, saat satu setengah tahun umat Islam hijrah ke Madinah. Lalu, bulan ramadhan semakin terlihat tanda-tandanya apabila langit berawan dan bulan tidak bisa dilihat pada awal bulan tersebut, maka bulan Sya’ban disempurnakan menjadi 30 hari. Akan tetapi ada riwayat lain yang menyebutkan bahwa Rasulullah dan kaum muslimin yang lain pun melaksanakan puasa 10 Muharram, puasa setiap tanggal 13, 14 dan 15 bulan Qomariyah sambil menunggu datangnya Ramadhan.
Lalu, mungkin sebagian dari kita bertanya-tanya apa perbedaan berpuasa pada zaman Rasulullah dengan zaman sekarang? Beberapa menyebutkan bahwa, ada perbedaan secara kewajiban tapi bukan tata caranya.
Berpuasa yakni menahan diri dari lapar dan dahaga dari terbit fajar sampai terbenamnya matahari, dengan mmperhatikan unsur-unsur atau meminimalisir penyebab batalnya puasa Puasa Ramadhan dilaksanakan di Bulan Sya’ban selama 30 hari untuk kemudian menuju hari kemenangan, yakni Idul Fitri. Selama bulan ramadhan segala aktivitas bisa mendapat berkah serta menjadi pahala yang tak ada habisnya jika diniatkan ibadah untuk Allah SWT. Tak heran, sudah seharusnya kita sebagai umat muslim memaksimalkan potensi yang ada, agar waku yang digunakan tidak sia-sia. Selain itu, bulan Ramadhan juga bulan ampunan bagi siapa saja hamba Allah yang bersungguh-sungguh untuk memohon ampun. Berkah yang melimpah, rahmat dan ampunan Allah yang luas, serta di bukanya pintu-pintu syurga.
Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,
من صام رمضان إيمانا واحتسابا غفر له ما تقدم من ذنبه, ومن قام ليلة القدر إيمانا واحتسابا غفر له ما تقدم من ذنبه
“Barangsiapa berpuasa Ramadhan karena iman dan mengharapkan pahala, akan diampuni dosanya yang telah lalu, dan barangsiapa sholat di malam lailatul qodr karena iman dan berharap pahala, akan diampuni dosanya yang telah lalu.” [HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu]
HAL-HAL YANG DAPAT MENYEBABKAN BATALNYA PUASA
- Makan dan minum di siang hari dengan sengaja, Memasukkan sesuatu dengan sengaja pada saat puasa, jelas membatalkan puasa.
- Muntah dengan di sengaja, Muntah dengan sengaja bisa menyebabkan batalnya puasa. Akan tetapi, jika muntah disebabkan oleh sakit, itu termasuk tidak disengaja dan tetap dapat melanjutkan puasa.
- Haid (bagi wanita), Haid bagi wanita adalah rutinitas setiap bulannya. Keluarnya darah pada saat berpuasa menyebabkan batalnya puasa, namun puasanya wajib diganti di lain hari setelah bulan Ramadhan.
- Nifas, Jika sedang nifas, maka wajib hukumnya untuk tidak berpuasa sampai selesai masa nifas. Lalu, wajib menggantinya di hari setelah bulan Ramadhan.
- Murtad (keluar dari agama Islam), Tidak diperbolehkan bagi seseorang yang telah murtad untuk melakukan segala perintah-Nya di dalam agama Islam.
MANFAAT PUASA RAMADHAN
Islam adalah agama yang sempurna, apabila Allah memerintahkan sesuatu, pasti ada manfaat di dalamnya. Sebagaimana dengan puasa juga memiliki banyak manfaat yang bisa dirasakan setelah atau sedang melaksanakan puasa. Selain manfaat spiritual yang didapat, puasa juga memberi manfaat pada kesehatan di bidang medis yang sudah terbukti. Apalagi puasa ramadhan dilaksanakan selama 30 hari, itu menjadi awal atau kebiasaan yang baik.
Menurunkan Berat Badan
Puasa ramadhan dapat menurunkan berat badan. Karena asupan kkal (kilo kalori) selama sehari menurun menjadi (kurang lebih 500 kkal) dari normal 1500 kkal. Selama 30 hari juga perut telah terbiasa mendapat asupan karbohidrat, protein, dll yang mencukupi. Namun, penurunan kalori ini harus diimbangi dengan asupan air mineral yang cukup. Agar tidak mengalami dehidrasi selama berpuasa.
Mengurangi Resiko Terkena Penyakit
Dalam beberapa kasus, tubuh manusia rentan terkena penyakit sebab asupan makanan yang berlebihan. Sehingga tubuh memberikan respon negatif. Dengan berpuasa, asam lambung dapat menetralisir organ tubuh sehingga mengurangi gejala-gejala penyakit.
Puasa Menjadi Benteng Hawa Nafsu
يَامَعْشَرَالشَبَابِ مَنْ اسْتَطَاعَ مِنْكُمُ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ
“Wahai sekalian para pemuda, barangsiapa di antara kalian telah mampu ba’ah[3] hendaklah menikah, karena menikah lebih menundukkan pandangan, dan lebih menjaga kehormatan. Barangsiapa yang belum mampu menikah, hendaklah puasa karena puasa merupakan wijaa’ (pemutus syahwat) baginya” [Hadits Riwayat Bukhari 4/106 dan Muslim no. 1400 dari Ibnu Mas’ud
Sudah tidak diragukan lagi, piliihannya hanya dua: menikah atau berpuasa. Jika belum siap menikah, maka berpuasalah agar terbiasa mengendalikan emosi dan hawa nafsu.
Puasa Memberikan Syafa’at di Hari Akhir
Sama seperti Al-Qur’an, Puasa juga memberikan sya’faat kepada ahlinya. Kepada hamba yang Allah kehendaki di hari akhir nanti.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda
الصِّيَامُ وَالْقُرْآنُ يَشْفَعَانِ لِلْعَبْدِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يَقُولُ الصِّيَامُ أَيْ رَبِّ مَنَعْتُهُ الطَّعَامَ وَالشَّهَوَاتِ بِالنَّهَارِ فَشَفِّعْنِي فِيهِ وَيَقُولُ الْقُرْآنُ مَنَعْتُهُ النَّوْمَ بِاللَّيْلِ فَشَفِّعْنِي فِيهِ قَالَ فَيُشَفَّعَانِ
“Puasa dan Al-Qur’an akan memberikan syafaat kepada hamba di hari Kiamat, puasa akan berkata : “Wahai Rabbku, aku akan menghalanginya dari makan dan syahwat, maka berilah dia syafa’at karenaku”. Al-Qur’an pun berkata : “Aku telah menghalanginya dari tidur di malam hari, maka berilah dia syafa’at karenaku” Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : Maka keduanya akan memberi syafa’at” [8]
Paparan diatas adalah sebagian dari banyaknya manfaat yang bisa didapat saaat melaksanakan ibadah puasa, khususnya puasa ramadhan. Setelah mengetahui hal-hal yang dapat membatalkan puasa, diharapkan agar menjauhinya. Mari kita menjadikan momentum bulan suci untuk semakin bersemangat dalam beribadah demi mendapatkan berkah serta ridho IIllahi. Tak lupa juga, isilah kegiatan yang poitif dan memberikan energi baik kepada orang sekitar. Agar menjadi manusia yang berguna bagi orang lain yang mmembutuhkan.