15 Bumbu Khas Korea Selain Gochujang

Masakan Korea bercita rasa khas, pedas, dan cukup populer di berbagai negara termasuk di Indonesia. Kelezatan masakan Korea berasal dari bumbu-bumbu yang digunakan, seperti misalnya gochujang yang sangat terkenal. Akan tetapi, bumbu khas Korea memiliki beragam jenis yang perlu Anda ketahui. Berikut adalah bumbu khas Korea selain gochujang, yang tentunya dapat melezatkan sejumlah hidangan.

Doenjang

Doenjang ialah bumbu khas Korea adalah berbentuk kacang kedelai hasil fermentasi yang seluruhnya terbuat dari kedelai dan air garam. Doenjang bertekstur kental dengan rasa gurih dan umami. Pasta kacang kedelai ini mirip dengan miso Jepang, namun doenjang lebih asin dan lebih funky dibandingkan miso. Itulah sebabnya terkadang miso Jepang dijadikan pengganti doenjang.

Secara tradisional, pasta kedelai hanya terbuat dari kedelai dan air garam, namun tak sedikit pabrik yang memproduksi doenjang dengan menambahkan tepung terigu seperti kecap buatan pabrik lainnya. Untuk mendapatkan rasa yang lebih gurih pada doenjang, terkadang pasta kedelai ini ditambahkan ikan teri yang difermentasi, dikeringkan, dan dihaluskan.

Apapun Bumbunya Tidak Pakai Pewarna

Doenjang umumnya digunakan dalam rebusan dan sup Korea, seperti rebusan yang popular seperti doenjang jjigae, yang terdiri dari tahu, sayur-sayuran seperti daun bawang, cabai, zucchini, jamur, kerang, dan daging merah. Doenjang juga bisa dimakan dalam bentuk pasta sebagai bumbu sayuran mentah, sebagai penyedap rasa, bumbu marinasi, atau saus celup.

Penggunaan umum lainnya dari doenjang adalah digunakan sebagai salah satu pembuatan ssamjang dengan menambahkan beberapa bahan lainnya seperti bawang putih dan minyak wijen, dan secara tradisional dimakan dengan atau tanpa nasi yang dibungkus dengan sayuran daun seperti selada daun merah, hidangan ini dinamakan ssambap. Doenjang dengan kombinasi sayur juga umum digunakan untuk menyempurnakan hidangan daging khas Korea seperti samgyeopsal, bulgogi, bibimbap, dan bossam.

Ssamjang

Ssamjang adalah bumbu khas Korea berupa pasta kental yang pedas yang secara harfiah diterjemahkan menjadi “saus untuk bungkus”, karena ssamjang memang ditujukan sebagai bumbu pada makanan Korea yang dibungkus dengan daun. Namun, ini sering digunakan sebagai saus celup atau bumbu umum, atau ditambahkan ke berbagai hidangan seperti samgyeopsal, pangsit, telur, kimchi, daging, mie, nasi, sayuran, dan lainnya. Ssamjang dapat memperkaya cita rasa pedas pada setiap hidangan, meskipun komponennya berbeda dalam jumlah yang layak.

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa ssamjang terbuat dari gochujang dan doenjang atau pasta kedelai fermentasi khas Korea. Bahan pembuatan ssamjang tersebut disempurnakan dengan menambahkan wijen, bawang merah, bawang putih, atau daun bawang cincang. Ssamjang juga kerap ditambahkan pemanis seperti sirup agave, gula merah, atau madu.

Ssamjang terdiri atas beberapa variasi seperti tofu ssamjang, nut ssamjang, dan namul ssamjang (dengan kacang cincangnya yang renyah), bahkan ssamjang juga bisa ditambahkan sarden asin. Pada dasarnya, ssamjang adalah gochujang dengan sedikit modifikasi melalui beberapa bahan yang ditambahkan untuk keseimbangan, terutama jika untuk membuat rasanya lebih kaya.

Rasa ssamjang biasanya bervariasi tergantung pada tambahan tertentu, namun secara umum rasa ssamjang cukup beragam. Rasanya tajam dan pedas seperti gochujang, namun rasa asin, gurih, dan manisnya semuanya bisa menjadi lebih terasa. Selain itu, segala jenis bawang yang ditambahkan memberikan sensasi segar, di sisi lain, wijen dapat memberi sedikit rasa roti panggang. Ssamjang berwarna merah tua yang secara visual terlihat mirip dengan gochujang. Namun, ssamjang biasanya dikemas dengan wadah yang berwarna hijau, yang menjadi sedikit perbedaan dengan gochujang saat akan membelinya di toko Korea.

Seperti pasta kedelai yang umum di Korea, ssamjang dapat menjadi pelengkap sup dan semur, dan menjadi bumbu yang enak untuk banyak makanan Korea. Ini bahkan dapat digunakan sebagai olesan pada daging atau ikan sebelum dipanggang, atau ditambahkan ke tumisan untuk mendapatkan rasa yang lebih khas. Selain itu, ssamjang juga bisa dijadikan saus celup untuk pangsit, dan jika Anda cukup berani untuk bereksplorasi, ssamjang bisa dijadikan sebagai pengganti saus tomat, atau campurkan dengan mayones untuk sandwich atau burger Anda.

Chamgireum

Chamgireum atau secara harfiah minyak wijen ialah bumbu khas Korea yang terbuat dari biji wijen panggang yang biasanya dijadikan bahan umum dalam masakan Korea. Chamgireum berwarna kuning dengan bau aromatik seperti aroma kacang dan mentega yang cukup kuat, yang secara khusus bukan digunakan sebagai minyak goreng, melainkan berfungsi sebagai bumbu serta penyedap rasa pada masakan.

Di Korea, minyak wijen ini banyak digunakan dalam pembuatan namul (lauk sayur) yang dapat menambahkan hasil akhir yang indah dan mengkilap. Demikian pula, hidangan ikonik Korea seperti bibimbap juga membutuhkan chamgireum dalam jumlah besar agar lebih memikat secara visual, dan memperkaya rasa.

Orang Korea juga mencampurkan chamgireum dengan garam dan merica untuk membuat saus celup daging panggang karena dapat menyamarkan bau yang kuat dari daging babi dan domba. Minyak wijen ini diketahui merupakan minyak yang kaya akan vitamin dan mineral seperti Vitamin E, magnesium, tembaga, kalsium, dan seng.

Ganjang

Ganjang adalah bumbu khas Korea sejenis kecap yang merupakan salah satu bahan penting dalam masakan Korea. Ganjang terbuat dari kedelai yang difermentasi (meju) dan air garam. Bumbu ini juga merupakan produk sampingan dari produksi doenjang. Ganjang memiliki rasa yang lebih asin dengan warna yang lebih terang daripada varietas ganjang Korea lainnya.

Dalam masakan Korea modern, kecap ini umum digunakan untuk membumbui guk (sup) dan namul (hidangan sayuran berbumbu). Dan karena rasanya yang asin, ganjang kerap dijadikan pengganti garam. Selain rasa asin, Anda juga akan menemukan rasa ganjang lainnya, seperti rasa manis yang ringan dan unik.

Terdapat dua jenis ganjang yang sering digunakan orang Korea, yaitu Jinganjang (진간장) yang memiliki rasa manis dan cukup asin sehingga digunakan untuk menggoreng masakan atau sebagai saus untuk banyak makanan Korea. Jenis populer lainnya adalah gukganjang (국간장), yang sering digunakan dalam sup Korea. Ini adalah bagian penting yang melengkapi rasa kaldu yang dalam dari sup dan semur Korea.

Gochugaru

Gochugaru adalah bubuk cabai pedas Korea yang ditumbuk kasar mirip dengan tekstur serpihan paprika merah yang dihancurkan, secara tradisional dibuat dari paprika yang dijemur tanpa biji. Ini merupakan bahan penting dalam masakan Korea untuk menciptakan rasa pedas. Level kepedasan gochugaru bervariasi, yang ditentukan berdasarkan metode pembuatannya. Biasanya gochugaru menawarkan tingkat kepedasan mulai dari sedang hingga pedas. Selain pedas, bubuk cabai Korea ini memiliki rasa sedikit berasap, manis, dan pedas secara bersamaan.

Bumbu khas Korea ini merupakan salah satu bahan utama dalam sejumlah masakan Korea seperti kimchi. Gochugaru berperan aktif dalam memberikan sedikit sensasi dan warna merah cerah yang disukai, bersama dengan gochujang, yang berfungsi sebagai bahan dasar pasta lada tradisional. Makanan pokok Korea lainnya juga umum menggunakan taburan gochugaru seperti sup, semur, atau dakdoritang.

Di Korea, terdapat dua jenis gochugaru yang dibedakan berdasarkan teksturnya, yang pertama ialah bubuk cabai Korea, dengan tekstur yang sangat halus, yang umum digunakan dalam membuat gochujang dan nabak kimchi. Di sisi lain, terdapat varian gochugaru dalam bentuk serpihan, ini memiliki tekstur yang lebih kasar, dengan kegunaan yang lebih luas dibandingkan dengan versi bubuk, misalnya ditambahkan ke dalam kimchi, atau hidangan pendamping Korea lainnya.

Gochugaru dengan rasanya yang unik, tak hanya digunakan secara khusus untuk masakan Korea, tetapi juga dapat digunakan sebagai taburan bumbu marinasi untung daging panggang, brine untuk acar sayuran, atau bahkan saus salad. Gochugaru ini bisa dijadikan alternatif yang lebih ringan dalam resep yang membutuhkan serpihan paprika merah.

Saeng Gang

Saeng gang adalah bahasa Korea untuk jahe, dan seperti di banyak negara lainnya, jahe menjadi bumbu penting dalam masakan Korea. Di Korea sendiri, saeng gang hadir untuk membumbui sup, semur, tumisan, saus, hingga bumbu marinasi. Hidangan Korea yang dibumbui dengan jahe antara lain seperti bulgogi, galbitang, dwaeji galbi jjim, dan kimchi. Selain itu, jahe digunakan sebagai bahan pembuatan teh Korea. Korea juga memproduksi teh jahe dengan madu sebagai minuman yang menyehatkan. Jahe tidak hanya membuat masakan menjadi lebih lezat, tetapi juga memiliki manfaat kesehatan yang luar biasa.

Manul

Bawang putih memang telah menjadi bagian dari segala macam hidangan di banyak negara. Di Korea, istilah untuk menyebut bawang putih adalah manul. Sebagian besar resep Korea menggunakan bawang putih cincang sebagai bagian dari bumbu. Orang Korea biasanya menggunakan siung bawang putih utuh untuk membuat kaldu, sup, atau semur Korea. Tak hanya itu, bawang putih kerap dijadikan acar yang menjadi lauk, sementara bawang putih panggang dikaitkan dengan barbekyu Korea.

Konsumsi bawang putih yang begitu besar di Korea dikaitkan dengan makanan Korea. Bawang putih ditambahkan untuk membuat berbagai jenis rebusan atau sup Korea dan tidak pernah terlewatkan saat orang Korea mengonsumsi berbagai potongan daging termasuk perut babi. Ini juga digunakan sebagai bahan penting untuk membuat kimchi untuk menambahkan kelezatan rasa.

Lobak Korea

Lobak Korea atau (mu) (무) [moo] adalah sayuran akar yang tersedia dalam beberapa varietas, tergantung pada ukuran, warna, dan cara budidaya. Lobak Korea dikenal dengan ukuran yang lebih panjang dan juga lebih besar daripada lobak Barat. Mu seluruhnya berwarna putih, dan dengan berwarna hijau di bagian atas atau batangnya. Ketika lobak Korea dicuci, ia jadi berkilau.

Meskipun secara visual dan dari segi rasa tampak mirip dengan daikon atau lobak Jepang, lobak Korea umumnya lebih pendek dan bulat daripada daikon. Mu juga memiliki sedikit warna hijau di bagian atas, sementara daikon sepenuhnya berwarna putih. Tekstur lobak Korea padat dengan rasa yang kuat, yang berkisar dari rasa pedas dan sedikit rasa manis.

Lobak Korea dapat dikonsumsi mentah atau dimasak, dan jika dimasak, rasa pedasnya akan hilang. Di antara banyak kegunaannya adalah sebagai bahan utama kkakdugi (kimchi lobak), baechu kimchi (kimchi kubis), sup daging sapi, dan lobak bumbu (musengchae). Mu juga merupakan bahan penting dalam membuat sup, semur, kaldu, dan hidangan yang direbus, karena memberikan rasa yang menyegarkan.

Dasima

Dasima 다시마 adalah rumput laut kering yang umum dikonsumsi dan digunakan di seluruh Asia Timur. Di Korea, dasima paling umum digunakan untuk membuat kaldu dan sup. Rumput laut kering ini memberikan dasar kaldu dengan rasa umami asin tanpa membuat hidangan terlalu kuat. Rumput laut ini biasanya direbus dalam kaldu atau air selama waktu tertentu sebelum diangkat dan dibuang. Setelah rumput laut digunakan dalam kaldu, rumput laut juga bisa diiris dan dibumbui dan dimakan sebagai lauk jika diinginkan. Dasima banyak ditemukan dalam bentuk kering, namun ini juga banyak ditemukan sebagai acar dalam cuka.

Miyeok

Nama ilmiah Miyeok adalah Undaria pinnatifida, yang disebut juga sebagai sea mustard dalam bahasa Inggris, atau “Wakame” dalam bahasa Jepang. Miyeok adalah sayuran laut yang dapat dimakan, banyak dinikmati oleh orang Korea dalam sup, sup dingin, salad, lauk pauk, pancake, dan lainnya. Selain untuk berbagai jenis hidangan, orang Korea juga menggunakan miyeok dan jenis rumput laut lainnya untuk membuat masker wajah alami mereka sendiri.

Karena miyeok menawarkan sejumlah nutrisi yang baik bagi seperti sebagai sumber kalsium, yodium, serat, asam omega, Vitamin B1 dan B3, namun juga rendah kalori. Ini juga diketahui memiliki manfaat yang luar biasa terhadap kesehatan. Karena alasan tersebut, wanita Korea makan Miyeokguk (sup rumput laut) setelah melahirkan, dan telah menjadi sebuah tradisi secara turun-temurun.

Aekjeot

Bumbu khas Korea selanjutnya ialah Aekjeot (액젓) atau saus ikan Korea mengacu pada berbagai bumbu cair bening berbeda yang diperoleh dari menyaring ikan asin dan fermentasi seperti ikan teri. Aekjeot adalah yang paling umum ditemukan adalah Myeolchi Aekjeot (saus ikan teri), Kkanari Aekjeot (saus tombak pasir), Chamchi Aekjeot (saus tuna). Semuanya dibuat dengan mengasinkan ikan-ikan tersebut dan memfermentasikannya.

Karena dibuat dengan mengasinkan ikan, maka aekjeot memiliki kandungan garam yang tinggi sehingga sering digunakan sebagai bagian dari bumbu garam. Dengan rasanya yang asin, kaya, dan juga begitu kompleks, saus ikan Korea sangat sesuai untuk membumbui kimchi, sup, dan semur.

Gim

Gim (김) adalah rumput laut lainnya yang populer sebagai bahan dalam masakan Korea. Gim termasuk salah satu jenis rumput laut yang banyak dibudidayakan serta dikonsumsi di Korea. Gim biasanya berbentuk lembaran, dan dijadikan sebagai pembungkus serta dimakan dengan nasi. Salah satu contohnya adalah gimbap, hidangan ini berisi gulungan gim dengan nasi, daging, ikan, dan sayuran. Selain dimakan dengan nasi, rumput laut ini biasanya disangrai dengan minyak wijen atau digoreng dan dipotong-potong untuk dibuat lauk pauk (banchan) seperti bugak.

Gim Korea dikenal di seluruh dunia karena lingkungan produksinya yang bersih dan teknologinya yang unggul, dan teknik penyedapnya memainkan peran penting dalam popularitasnya. Kualitas gim Korea bahkan melampaui Cina atau Jepang. Lebih lanjut, gim dilengkapi dengan minyak wijen yang kaya rasa dan garam berkualitas tinggi dari pantai Korea, sehingga menghadirkan rasa yang segar, serta aroma rumput laut alami.

Mirim

Mirim (미림) dikenal sebagai rice wine vinegar dalam bahasa Inggris. Secara tradisional, orang membuat mirim dengan beras ketan yang difermentasi, dan dicampurkan dengan alkohol sulingan, serta bahan tambahan lainnya. Rasa yang dihasilkan sangat mirip dengan sake Jepang tetapi jauh lebih manis. Kandungan alcohol pada mirim cukup rendah, yaitu sekitar 14%.

Penggunaan mirim di Korea Selatan yaitu sebagai pemanis berbahan dasar alkohol yang digunakan untuk menghilangkan bau dan rasa daging atau ikan yang menyengat, serta dapat meningkatkan dan menyeimbangkan rasa hidangan. Anggur beras ini juga berfungsi dalam menjadikan daging lebih empuk lantaran kandungan alkohol yang cukup rendah. Mirim juga banyak ditemukan pada hidangan Korea seperti jokbal, galbi jjim, dan bulgogi.

Chunjang

Chunjang (춘장) ialah bumbu khas Korea berupa pasta kacang hitam yang terbuat dari fermentasi kedelai dalam garam dan tepung terigu. Pewarna karamel juga ditambahkan ke dalam campuran kedelai fermentasi selama proses pembuatan. Pasta kacang hitam Korea ini pertama kali diperkenalkan ke semenanjung Korea melalui pedagang Cina. Dalam hal menyesuaikan dengan selera penduduk Korea, maka terjadilah perubahan rasa serta proses fermentasi.

Bumbu Terbaik Untuk Masakan Ternikmat

Dalam keadaan mentah, pasta kacang hitam ini terasa asin dan sedikit pahit, sehingga penggunaannya tidak disarankan untuk dirasakan langsung tanpa mencampurkannya pada bahan makanan. Saat dimasak dengan bahan lain seperti minyak, sayuran segar, dan gula, rasanya berubah menjadi luar biasa alih-alih rasa asin dan pahit. Pada sejumlah masakan khas Korea seperti jajangmyeon, jajang tteokbokki, dan jajangbap, chunjang menambahkan rasa gurih yang kaya pada hidangan.

Mulyeot

Mulyeot adalah sirup jagung yang digunakan untuk merebus, membumbui, dan memanggang untuk menambahkan sedikit rasa manis dan glasir mengkilap. Mulyeot sendiri tidak selalu mengacu pada sirup berbahan dasar jagung, tetapi itu juga merupakan istilah umum dari berbagai macam sirup yang terbuat dari beras, malt barley, atau jagung.

Lain halnya seperti sirup jagung biasa, mulyeot memiliki warna yang bening, yang dalam hal ini, mulyeot berperan dalam mempercantik hidangan tanpa merubah warna asli. Mulyeot juga digunakan dalam pembuatan kue atau makanan ringan seperti hangwa (kue tradisional Korea) dan ubi jalar berlapis. Mulyeot juga dapat membuat bahan menjadi keras pada kue atau makanan ringan, dan sekaligus menjaga teksturnya tetap lembut.

Berbagai bumbu khas Korea memiliki keunikannya masing-masing untuk membumbui hidangan yang berbeda, dan dengan demikian, bumbu khas tersebut menciptakan rasa yang unik, yang tak hanya berkisar pada gochujang saja. Penasaran dengan serba-serbi kuliner khas Korea? Simak artikel yang tak kalah menarik lainnya mengenai odeng dengan klik link berikut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *