10 Kesalahan Umum Saat Buka Puasa

Pada dasarnya, dimanapun ibadah ini dilaksanakan, berpuasa adalah sebuah ibadah yang dapat menyehatkan tubuh dan mengasah empati seseorang, khususnya umat muslim di seluruh dunia. Karena saat berpuasa, organ-organ yang ada di dalam tubuh kita, khususnya organ di sistem pencernaan, bisa beristirahat selama beberapa saat. Kita juga bisa merasakan bagaimana rasanya menjadi seseorang yang kurang berkecukupan hingga hanya bisa makan seadanya.

Namun saat adzan Maghrib berkumandang, yang menandakan jika waktu berbuka puasa telah tiba, banyak orang yang melakukan kesalahan ketika sedang mengonsumsi menu buka puasa. Sehingga tidak jarang berat badan bisa bertambah ketika Bulan Ramadhan tiba, atau kita akan merasa tidak nyaman di bagian perut. Untuk menghindari rasa tidak nyaman di perut, setidaknya kita harus menghindari 10 kesalahan umum yang sering dilakukan oleh banyak orang.

Apapun Bumbunya, Tidak Pakai Pengawet

Minum Air Es

Saat tenggorokan terasa kering dan suhu udara di luar sedang tinggi, minum sesuatu yang memiliki suhu rendah akan terasa menyejukkan sekaligus menyegarkan. Tapi sekalipun terasa seperti bertemu oase di tengah padang pasir, namun minum air bersuhu rendah seperti air es saat buka puasa tidaklah dianjurkan dari aspek medis.

Cukup banyak orang tua juga yang melarang hal ini, dan lebih menyarankan untuk minum air hangat atau air dengan suhu normal. Tapi ucapan itu sebenarnya masuk akal. Karena setelah berpuasa seharian, lambung yang kosong dalam waktu lama akan sedikit kerepotan jika diisi oleh air dingin, terutama yang suhunya cukup rendah.

Karena saat air masuk ke dalam pencernaan, lambung akan menyesuaikan suhu air itu terlebih dahulu. Sehingga ada baiknya kita untuk mengonsumsi air dengan suhu normal atau air hangat. Karena air hangat bisa merangsang pergerakan usus, sehingga usus juga tidak akan terlalu kaget saat harus kembali bekerja mengolah makanan.

Banyak Konsumsi Gula

Meskipun kadar gula darah kita akan cenderung rendah setelah seharian berpuasa, namun ada baiknya agar kita tetap mengontrol konsumsi gula saat berbuka. Selain untuk menghindari penyakit diabetes mellitus, hal ini berfungsi agar kita bisa menghindari penambahan berat badan.

Karena sejatinya gula adalah zat yang mudah dicerna, dan hal ini akan membuat kita mudah lapar. Sehingga secara stimulus, kita bisa saja makan dalam porsi besar, dan hal ini akan mengular pada berbagai masalah selain penambahan berat badan, antara lain naiknya tekanan darah ataupun asam lambung.

Minum Teh dan Kopi

Tidak hanya untuk orang Indonesia, namun hal ini terhitung sulit untuk dihindari oleh orang Turki. Karena teh adalah minuman keseharian mereka yang selalu setia menemani kapanpun dan dimanapun. Tapi sekalipun sulit, sebenarnya menghindari teh dan kopi saat berbuka puasa memiliki banyak manfaat tersembunyi.

Kopi dan teh sama-sama bersifat diuretik, yaitu membuat kita mudah buang air kecil dan berkeringat, lalu membuat kita semakin ingin untuk minum untuk menggantikan cairan yang terbuang. Selain itu, meskipun kopi memiliki varian dekafein, yaitu yang tidak memiliki kafein, namun kebanyakan teh dan kopi mengandung kafein yang berguna untuk menjaga sistem syaraf tetap bekerja. Sehingga selain harus dihindari saat buka puasa, kopi dan teh juga harus dihindari saat sahur untuk mencegah kita untuk cepat haus saat berpuasa.

Konsumsi Lemak dan Minyak

Minyak bisa dikategorikan sebagai lemak, dan mengonsumsi kedua zat gizi ini secara berlebihan saat buka puasa akan menimbulkan keterkejutan pada sistem pencernaan, khususnya lambung.

Karena hakikatnya, lemak memakan waktu dan proses yang sulit agar bisa sepenuhnya dicerna. Sehingga ada baiknya untuk tidak mempekerjakan lambung secara berlebihan saat buka puasa.

Selain itu, konsumsi lemak yang berlebih akan meningkatkan kadar kolesterol dalam darah, dan hal ini akan meningkatkan resiko tekanan darah tinggi dan gangguan jantung. Lalu kadar minyak yang tinggi akan membuat kita mudah haus, dan membuat kita ingin minum lebih banyak dari yang seharusnya, sehingga kita bisa saja kembung karenanya.

Konsumsi Karbohidrat Berlebih

Meskipun baik untuk menggantikan energi yang hilang ketika berpuasa, namun konsumsi karbohidrat yang berlebihan malah akan mengarah pada beberapa masalah. Seperti perubahan suasana hati, lalu meroketnya kadar gula darah yang menimbulkan keluarnya insulin secara berlebih.

Selain beresiko terhadap diabetes mellitus tipe dua, namun kadar insulin yang berlebihan juga akan menimbulkan banyak lemak jahat, dan menjadi salah satu sebab dari obesitas. Jika sudah kelebihan berat badan, maka kita harus segera mengurangi berat badan kita demi terhindar dari berbagai penyakit kronis seperti gangguan jantung atau liver.

Makanan Pedas, Asam dan Soda

Bagi kebanyakan orang Indonesia, mengonsumsi makanan pedas dan asam terasa sangat nikmat. Belum lagi jika minum soda dingin ketika berbuka. Namun ada baiknya untuk menghindari tiga hal ini saat buka puasa. Karena rasa pedas yang timbul dari zat Capsaicin, yang banyak terdapat di dalam cabai, memiliki sensasi panas dan beresiko tinggi akan melukai lambung yang sedang kosong. Gas yang ada di minuman bersoda juga akan menimbulkan rasa kembung di perut, sehingga kita akan merasa tidak nyaman untuk mengonsumsi makanan atau minuman setelahnya.

Belum lagi jika kita mengonsumsi makanan asam, yang kebanyakan memiliki kemampuan untuk mengikis permukaan benda yang terkena oleh cairan yang bersifat asam itu. Lalu selain menyesuaikan suhu makanan yang masuk, lambung juga berfungsi untuk menyesuaikan kadar keasaman sebuah makanan dengan bantuan asam lambung.

Namun jika produksinya terlalu banyak, sangat mungkin kita akan merasa mual ketika mengonsumsi makanan asam. Tidak hanya itu, produksi asam lambung yang berlebihan malah akan melukai lambung dan mendatangkan berbagai masalah baru seperti penyakit maag. Sehingga ada baiknya untuk menghindari konsumsi makanan pedas dan asam seperti pempek, seblak atau rujak saat buka puasa.

Terburu-buru saat Makan

Tidak hanya beresiko tinggi akan tersedak, namun ketika manusia terburu-buru saat makan, banyak yang tidak akan mengunyah makanan dengan benar. Selain itu produksi Enzim Amilase, yang salah satu kelenjarnya terdapat di dekat lidah juga akan menurun jika kita tidak mengunyah makanan hingga lumat. Karena produksi Enzim Amilase di rongga mulut akan bergantung pada gerakan mengunyah saat makan.

Hal ini akan membuat sistem pencernaan bekerja ekstra keras untuk mengolah makanan, khususnya lambung dan usus. Karena proses cerna secara mekanik yang seharusnya banyak dilakukan oleh mulut, malah berpindah ke lambung.

Lalu karena tekstur makanan yang masih kasar, usus tidak bisa menyerap gizi yang terkandung di dalam makanan secara maksimal, dan membuat sisa makanan yang ada di usus harus dikeluarkan karena akan berubah menjadi racun.

Selain itu, makan dengan terburu-buru juga malah akan meningkatkan kalori yang masuk ke dalam tubuh. Karena secara psikologis, seseorang yang makan dengan malah merasa tidak puas dengan makanan yang mereka konsumsi, dan hal ini bisa mengarah pada konsumsi kalori yang berlebih.

Langsung Makan Berat

Siapapun pasti akan merasa lapar setelah berpuasa seharian penuh. Tapi langsung makan berat saat berbuka puasa bisa diibaratkan seperti bermain sepak bola tanpa pemanasan terlebih dahulu, terutama ketika kita terburu-buru saat makan.

Lambung yang masih kosong akan terkejut karena harus langsung mencerna makanan berat seperti nasi dan lauknya yang kompleks. Lalu jika hal ini dilakukan dalam waktu yang lama, bisa menimbulkan luka lambung yang akan terasa sangat tidak nyaman.

Terlalu Banyak Makan

Siapapun, terutama orang yang berpuasa di negara sub-tropis yang sedang melewati musim panas, pasti merasa sangat lapar saat berbuka puasa. Karena waktu puasa di negara-negara sub-tropis saat musim panas akan lebih lama dari waktu puasa di Indonesia, dan intervalnya bisa mencapai 5 atau 6 jam lebih. Namun terlalu banyak makan saat berbuka sama saja dengan memaksa sistem pencernaan kita untuk kerja rodi.

Selain membuat kita malas bergerak dan mengantuk setelah makan, hal ini juga dikhawatirkan akan mendatangkan berbagai masalah kesehatan yang baru. Karena sistem pencernaan yang setelah sekian jam beristirahat, langsung diminta untuk mengolah banyak makanan sekaligus.

Terlalu Banyak Makan Kurma

Masak Enak Jadi Mudah

Kurma memang memiliki banyak gizi yang bisa menggantikan energi kita setelah seharian berpuasa. Namun sesuatu yang berlebihan dapat dipastikan tidak akan berakhir baik di dunia ini.

Hal pertama yang perlu dipahami, kurma yang sampai ke Indonesia dalam keadaan kering, dan hal ini menjadikan kurma sebagai salah satu buah yang kandungan kalori dan gulanya paling tinggi. Selain itu kurma juga mengandung banyak gizi, yang jika dikonsumsi secara berlebihan malah akan merepotkan untuk tubuh.

Meskipun terkesan sedikit rumit, tetapi untuk memaksimalkan manfaat kesehatan dari berpuasa, setidaknya 10 hal ini harus bisa dihindari meskipun secara perlahan. Selain menunjang manfaat kesehatan, upaya kita untuk menghindari 10 poin di atas juga berguna agar tubuh kita tetap berada di jam biologis yang tepat.

Karena perubahan jam biologis pada tubuh manusia sangat mungkin untuk menimbulkan sedikit disorientasi waktu dan kegiatan. Selain itu, butuh beberapa saat dan sedikit usaha untuk mengembalikan waktu biologis kita ke saat yang seharusnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *