Profil Lengkap Sisca Soewitomo, Legendaris Kuliner Indonesia

Siapa yang tak kenal Sisca Soewitomo, sosok presenter program acara kuliner ‘Aroma’ di era 90-an dengan slogan ‘mudah bukan membuatnya?’. Perempuan asal Surabaya yang mendapat julukan Ratu Boga Indonesia tampaknya akan selalu menjadi legenda kuliner Indonesia. Pasalnya Sisca telah menjadi presenter program acara tersebut lebih dari 11 tahun yang selalu menemani Minggu pemirsa Indonesia melalui program TV edukatif ini. Lalu sebenarnya siapa sosok Sisca Soewitomo? Yuk simak profil dan fakta lengkap dari Sisca Soewitomo berikut.

Biografi Singkat Sisca Soewitomo

Sisca Soewitomo lahir di Surabaya pada 8 April 1949 yang dilahirkan dari pasangan Rp. Tjipto Soemirat dan Rr. Chrysantini Slamet. Sisca adalah seorang jurutama masak atau koki selebriti yang terkenal berkat perannya sebagai presenter acara masak di stasiun televisi swasta. Ia tercatat membintangi program televisi ‘Aroma’ dan ‘Selamat Pagi Indonesia’ yang tayang setiap pagi hari. Kemampuannya membawa acara serta membagikan resep berhasil mengisi hari-hari anak Indonesia setiap Minggu pagi.

Sisca Soewitomo menikah dengan Soetomo Soeleiman tahun 1973. Pernikahan tersebut dikaruniai tiga orang anak bernama Deddy Mulyawan, Novia Rizkihadiyanti, dan Heygar Soewitomo. Sisca merupakan anak pertama dari lima bersaudara yang orangtuanya berasal dari Madura. Ayahnya, Rp. Tjipto Soemirat bekerja sebagai pegawai di kantor Bea dan Cukai di Surabaya. Sementara ibunya, Rr. Chrysantini Slamet merupakan seorang ibu rumah tangga yang selalu memasak.

Apapun Bumbunya, Tidak Pakai Pengawet

Hobi ibunya yang suka memasak menjadi awal bagi Sisca kecil tertarik dengan dunia kuliner. Sejak dulu ia kerap membantu ibunya dalam menyiapkan beragam masakan terutama setiap Idul Fitri tiba. Nenek Sisca juga mengambil peran terhadap ketertarikan Sisca di bidang kuliner karena beliau juga kerap memasak bersamanya.

Selanjutnya, acara memasak yang diisi oleh Sisca menjadi pelopor dari berbagai acara kuliner yang kini menjamur di saluran TV Indonesia. Meski demikian, Sisca tetap konsisten dan terus bekerja sama dengan program TV Aroma karena kecintaanya terhadap menu khas nusantara. Melalui keahlian memasaknya, Sisca ingin menunjukkan kepada dunia bahwa makanan Indonesia sangat layak disajikan secara internasional.

“Saya hanya ingin menduniakan sajian Indonesia. Sajian Indonesia begitu banyak, tetapi bagaimana memasaknya dengan mudah? Semua bisa dibikin turunan-turunannya, apapun dari bumbu dasar”, ujar Sisca.

Sisca juga menambahkan bahwa ia yakin semua orang pada dasarnya bisa memasak dan baginya memasak sangat menyenangkan.

“Terus terang saja, dunia kuliner masak-memasak sudah melekat di hati saya. Oleh sebab itu apapun tantangan akan dilewati untuk menduniakan sajian Indonesia” imbuh Siska menambahkan.

Pendidikan

Sisca adalah alumnus SMA Negeri 5 Surabaya dan Akademi Trisakti jurusan Perhotelan. Pada awalnya Sisca pernah mengenyam kuliah pada sebuah universitas di Indonesia mengambil jurusan Kedokteran. Akan tetapi ia berhenti bermimpi menjadi dokter lantaran kuliahnya terhenti pada semester kedua karena ia memutuskan untuk menikah pada tahun 1973.

Menjalani kehidupan rumah tangga membuat Sisca berpikir untuk menambah penghasilan keluarganya. Hal inilah yang mendasari Sisca untuk melanjutkan kuliah dengan jurusan baru, yaitu jurusan perhotelan di Akademi Trisakti. Mengambil jurusan perhotelan membuat Sisca menyadari bahwa ini adalah passion yang selama ini ia idam-idamkan.

Berkat keyakinannya dan niat yang kuat membuat Sisca berhasil membuka pintu-pintu kesuksesan untuknya dalam bidang kuliner. Ia berhasil mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan studi di American Institute of Baking di Manhattan, Amerika Serikat. Dari sinilah ia mendapat banyak pengetahuan tentang roti, dan makanan lainnya.

Perjalanan Karir

Setelah menyelesaikan studi, Sisca kembali ke tanah air dan sempat bekerja di sebuah perusahaan majalah ternama di Indonesia selama 5 tahun. Kala itu Sisca menjabat sebagai Manajer non redaksi. Selanjutnya ia kemudian bekerja di sebuah pabrik nugget di Indonesia.

Petualangannya di industri tata boga dimulai saat ia didaulat menjadi pengisi acara TV ”Aroma” tahun 1997. Hingga kini Sisca telah menulis sekitar 150 buku resep selama berkarir di dunia kuliner. Sisca juga telah mendapatkan berbagai penghargaan yang salah satu penghargaan terbaru didapati dari Ubud Food Festival Lifetime Achievement Award tahun 2016.

Hingga awal tahun 2020 Sisca masih aktif di dunia kuliner lewat berbagai demo masak di acara TV maupun dalam kanal youtube pribadinya bernama ‘Sisca Soewitomo’. Ia juga pernah menjadi bintang tamu dalam ajang kompetisi masak Master Chef Indonesia pada 3 Juli 2020.

Meski sudah tidak aktif lagi mengisi acara telivisi di layar kaca, Sisca Soewitomo masih gigih menggeluti profesi sebagai koki. Ia masih sering mengisi demo memasak misalnya menu sehat untuk lansia yang ditayangkan dalam webinar series oleh direktorat kesehatan keluarga. Acara ini dibuat dalam rangka hari lanjut usia nasional pada 1 Mei 2021.

Sementara melalui instagram pribadinya @sisca.soewitomo membagikan kesehariannya sebagai chef selebriti dengan berbagai endorse. Ia juga membagikan berbagai resep melalui setiap postingan yang menuai banyak komentar positif dari para penggemarnya.

Saat ini ia juga menjalankan restoran bernama Tiga Bumbu yang dapat dipesan secara online dengan beragam sajian khas Indonesia seperti ayam cabe, cumi bunga kecombrang, lidah cabe ijo, rawon, nasi kuning, nasi Timur Tengah, serta cemilan berupa donat, pastel, dan risoles.

Sebagai seorang pakar kuliner yang sudah diakui secara nasional, Sisca Soewitomo telah melahirkan koki muda yang sukses di tanah air. Sejak ia menyelesaikan pendidikan di Amerika, Sisca sempat menjadi guru yang mengajarkan masak kepada chef Tatang, chef Rudi Choiruddin, Deddy Rustandi, dan Hariyanto Makmoer.

Dengan perannya sebagai penulis dari ratusan resep masakan, Sisca Soewitomo telah mendedikasikan 50 tahun karirnya untuk memperkaya bidang kuliner Indonesia. Tak heran ia telah bekerja untuk merk-merk makanan terkenal di Indonesia dan telah menerima beragam penghargaan yang sangat membanggakan.

Tidak Cocok Menjadi Juri Masak

Pada sebuah unggahan video dari channel youtube Deddy Corbuzier, Sisca diundang menjadi bintang tamu dalam video berkonsep podcast tersebut. Deddy melempar banyak pertanyaan termasuk mempertanyakan bagaimana sikap Sisca apabila ia ditunjuk menjadi juri dalam kompetisi memasak. Bertahun-tahun di dunia kuliner tampaknya tidak menjadi alasan bahwa Sisca Soewitomo dapat menjadi juri. Setidaknya Deddy Corbuzier berpendapat demikian.

Sebelum dianggap tak layak menjadi juri dalam acara lomba memasak, Deddy sempat mempertanyakan definisi makanan enak dari Bu Sisca ini.

“Pokoknya apa yang kita bilang enak, ya enak” ujar Sisca.

Jawaban ini tidak seperti kebanyakan chef di dunia kuliner. Sisca menambahkan bahwa semua makanan itu pada dasarnya enak, sehingga ia tidak mempermasalahkan soal tekstur, komposisi, warna, ataupun hal lainnya. Oleh sebabnya Sisca Soewitomo menyatakan bahwa makanan bukan soal enak ataupun tidak enak, melainkan lebih condong pada selera masing-masing orang.

Inilah yang dianggap menjadi hal sulit bagi Sisca jika ditawarkan menjadi juri memasak. Sisca menjunjung tinggi sikap apresiasi untuk semua jenis makanan buatan orang lain. Alhasil ini ‘memaksanya’ untuk berkeinginan memenangkan semua kontestan.

cek ratusan koleksi lainnya

Lebih lanjut Sisca juga menjelaskan mengapa ia memegang prinsip demikian. Baginya setiap orang punya kreativitas tersendiri yang mendasari perbedaan sajian yang dibuat. Oleh sebabnya Sisca ingin menghargai semua masakan dengan keunikan masing-masing, tanpa memilih satu pemenang saja.

“Ya ga tega, karena semua mempunyai kreativitas tersendiri, kemampuan sendiri. Itu yang harus kita hargai. Iya nggak sih?” tutur Sisca pada video unggahan Oktober 2020 tersebut.

Akan tetapi Sisca menyadari bahwa kompetisi tetaplah sebuah kompetisi yang membutuhkan pemenang. Sehingga Sisca percaya bahwa siapapun yang menang adalah orang yang mendapat rejeki pada hari itu dari Tuhan Yang Maha Esa. Bukan berarti pemenang memiliki rasa masakan yang paling enak dibandingkan kontestan lainnya.

“sebenarnya yang menang (dalam kompetisi memasak) itu sebenarnya orang yang mendapat rejeki pada hari itu”, begitu ujar perempuan yang kerap disapa Bu Sisca ini.

Sisca Soewitomo juga meyakini bahwa setiap orang dapat membuat masakan enak, sekalipun ia tidak berbakat memasak. Menurutnya masak itu tentang kecintaan kita terhadap masakan yang ingin dibuat, dimulai dari hati yang tenang bukan hati yang jengkel. Karena hati yang jengkel membuat semuanya gagal.

Nah, itu dia profil lengkap Sisca Soewitomo beserta beragam fakta menariknya. Bagaimana, kamu yang mengikuti acara kuliner pasti nge-fans dong sama sosok legenda kuliner Indonesia ini?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *