Kenali Kontaminasi di Sekitar Dapur

Saat menyiapkan makanan di dapur, Anda mungkin tidak menyadari bahwa banyak kontaminasi di sekitar dapur yang bisa mengkontaminasi makanan. Dampak yang paling jelas adalah membuat seseorang menjadi sakit, dan bisa berujung kematian pada individu dengan kondisi tertentu. Makanan bisa terkontaminasi dengan banyak cara. Kenali kontaminasi di sekitar dapur pada artikel ini.

Mengenal Kontaminasi di Sekitar Dapur

Kontaminasi di sekitar dapur bisa disebut dengan kontaminasi makanan. Kasus ini bisa terjadi jika seseorang mengkonsumsi makanan yang terkontaminasi, di mana 1 dari 10 orang jatuh sakit setiap tahunnya. Ini adalah masalah keamanan pangan global yang serius, yang bisa menyebabkan seseorang sakit, terutama orang dengan imun yang lemah. Dalam hal ini, makanan bisa terkontaminasi secara tidak sengaja atau sengaja, dan ketika makanan yang terkontaminasi dikonsumsi, itu akan menyebabkan berbagai masalah kesehatan serius bagi konsumen.

Singkatnya, kontaminasi makanan adalah makanan terkontaminasi bakteri, kuman, virus, atau patogen lainnya sehingga bisa membuat seseorang sakit. Saat menyiapkan makanan, tak jarang pula bahan kimia ikut mengkontaminasi makanan. World Health Organization (WHO) menanggapi masalah terkait kontaminasi makanan:

Apapun Bumbunya Tidak Pakai Pewarna

“Kontaminasi makanan yang terjadi di satu tempat dapat mempengaruhi kesehatan konsumen yang tinggal di belahan bumi lain”.

Tipe Kontaminasi di Sekitar Dapur

Kontaminasi Kimia pada Makanan

Tipe kontaminasi di sekitar dapur adalah kontaminasi kimia pada makanan. Kontaminasi ini bisa terjadi ketika makanan terkontaminasi oleh beberapa bentuk bahan kimia. Tipe kontaminasi ini bisa dikatakan sebagai tipe kontaminasi yang paling sulit dikendalikan, dan memiliki risiko tinggi yang dapat menyebabkan keracunan akut serta penyakit jangka panjang. Kontaminasi kimia bisa mengakibatkan bentuk gastroenteritis ringan, tetapi beberapa kasus lainnya, bahan kimia bisa menyebabkan kematian.

Kontaminasi kimia bisa terjadi ketika seseorang membersihkan atau mendisinfeksi dapur, di mana ia berupa pembersih dan disinfektan. Selain itu, saat menyiapkan makanan di permukaan yang masih terdapat residu bahan kimia atau jika seseorang menyemprotkan bahan kimia pembersih di dekat makanan yang tidak tertutup juga bisa terjadi kontaminasi makanan.

Kontaminasi ini tak hanya terjadi saat membersihkan atau mendisinfeksi dapur, karena faktanya, ketika Anda menyemprotkan pupuk atau pestisida di dekat makanan ketika tanaman sedang tumbuh, ini juga bisa mengakibatkan kontaminasi bahan kimia. Lebih lanjut, jenis bahan kimia yang dapat mengkontaminasi makanan termasuk produk pembersih dan disinfektan, buah dan sayur yang belum dicuci, bahan kimis pengendalian hama, antibiotik, obat anti-inflamasi, logam berat, dan lainnya. Beberapa cara terbaik untuk menghindari kontaminasi kimia adalah:

  • Selalu simpan bahan kimia di tempat yang terpisah dengan makanan
  • Ikuti petunjuk produsen saat menggunakan bahan kimia
  • Tutupi makanan saat dibersihkan
  • Gunakan peralatan yang tahan terhadap asam dan garam

Kontaminasi Biologis pada Makanan

Kontaminasi biologis atau yang disebut sebagai kontaminasi mikroba adalah tipe kontaminasi yang bisa terjadi ketika mikroorganisme atau patogen berbahaya seperti bakteri, jamur, ragi, racun, dan virus mengkontaminasi makanan. Ini adalah salah satu penyebab paling umum dari keracunan makanan. Kontaminasi biologis bisa terjadi pada beberapa bahan makanan.

Daging Mentah dan Ikan

Daging mentah, makanan laut, dan bahkan ikan adalah salah makanan yang paling banyak membawa bakteri berbahaya, dan salah satunya adalah E. coli. Organisme berbahaya ini banyak ditemukan pada daging merah seperti daging sapi, domba, dan babi yang kurang matang. Menurut CDC, bakteri E. coli adalah penyebab paling umum yang menyebabkan penyakit bawaan makanan.

Bakteri E. coli bisa menyebabkan sindrom uremik hemolitik, yaitu suatu kondisi yang bisa menyebabkan gagal ginjal, yang membunuh 2% hingga 4% anak-anak yang terkena penyakit ini. Orang yang paling berisiko terkena penyakit bawaan makanan ini adalah orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah seperti lansia atau orang dengan kondisi medis tertentu.

Ayam, Kalkun, Unggas, dan Makanan Laut

Hewan di atas terkait dengan bakteri yang bisa menyebabkan diare, demam, dan kram perut. Bakteri tersebut adalah clostridium, campylobacter, salmonella, dan shigella. Bakteri tersebut dapat terkontaminasi dengan spesies bakteri vibrio yang menyebabkan diare atau dapat terkontaminasi dengan virus hepatitis A atau norovirus.

Campylobacter, clostridium, salmonella, dan shigella dapat ditemukan pada ayam, kalkun, unggas, dan makanan laut khususnya kerang, tiram, dan lainnya. daging atau kerang bahkan bisa terkontaminasi toksoplasmosis, yang mana ini sangat membahayakan bagi wanita hamil dan bayi yang belum lahir.

Keju yang Tidak Dipasteurisasi dan Sedikit Daging

Keju yang terbuat dari susu yang tidak dipasteurisasi sangat rentan terhadap bakteri Listeria monocytogenes, yaitu bakteri yang juga menyebabkan keracunan makanan. Keju tersebut bisa meliputi keju brie. Daging deli, hotdog, atau produk lainnya juga bisa mengandung bakteri tersebut. Listeria adalah salah satu dari sedikit bakteri yang tumbuh dengan baik pada suhu 4°C di lemari es.

Buah dan Sayuran yang Terkontaminasi

Kontaminasi biologi pada makanan juga bisa ditemukan pada buah dan sayuran. Ini rentan terhadap bakteri salmonella, E. coli, dan listeria. Bakteri tersebut bisa ikut masuk jika ditanam pada tanah yang terkontaminasi, dan melalui pemrosesannya sebelum sampai di tangan konsumen.

Cara terbaik untuk mencegah kontaminasi jenis ini adalah dengan mengikuti praktik kebersihan makanan yang ketat dan berstandar tinggi. Anda harus selalu memastikan makanan matang dengan sempurna, membersihkan semua peralatan dan perkakas secara teratur, buah dan sayuran mentah harus selalu dicuci, mengendalikan hama dan memastikan hama tidak ada di lokasi, serta memisahkan makanan mentah dan siap saji.

Kontaminasi Fisik pada Makanan

Kontaminasi fisik terjadi ketika suatu pangan terkontaminasi oleh benda asing. Hal ini dapat terjadi pada setiap tahap pengiriman dan persiapan makanan. Kontaminasi fisik dapat menyebabkan kerugian serius bagi konsumen, termasuk gigi patah atau tersedak. Jenis kontaminan fisik yang dapat ditemukan pada makanan antara lain perhiasan, rambut, plastik, tulang, batu, badan hama, dan kain.

Selain itu, jika terdapat masalah pada tempat atau peralatan makanan, seperti cat yang terkelupas atau sekrup yang longgar pada suatu peralatan, benda-benda tersebut juga dapat masuk ke dalam makanan. Kontaminan fisik bahkan dapat membawa bakteri berbahaya, sehingga menimbulkan risiko yang lebih besar.

Kontaminasi fisik bisa dicegah dengan cara segera mengganti peralatan yang rusak agar tidak masuk ke dalam makanan, memiliki sistem pengendalian hama yang menyeluruh, menjaga agar lokasi tetap terpelihara guna mencegah bahaya lingkungan, kuku jari harus bersih tanpa polesan cat kuku dan pendek, ikuti aturan berpakaian, tidak menggunakan perhiasan saat menyiapkan makanan, dan mengenakan jaring rambut.

Kontaminasi Alergi pada Makanan

Kontaminasi alergi juga merupakan sesuatu yang harus dihindari. Ini disebabkan oleh cara tubuh bereaksi terhadap makanan tertentu, dan sistem pertahanan tubuh menganggap zat tersebut sebagai ancaman. Sebagai contoh, pisau yang digunakan untuk memotong roti biasa, kemudian digunakan untuk memotong roti bebas gluten, bisa menyebabkan kontaminasi alergi. Selain itu, jika pasta disimpan dalam wadah bekas tempat penyimpanan kacang juga bisa menyebabkan kontaminasi alergi.

Ada sekitar 14 nama alergen utama yang bisa menyebabkan sebagian besar alergi makanan pada manusia. Daftar nama alergen tersebut meliputi gluten, kacang tanah, telur, mustard, kedelai, dan ikan. Setiap produsen makanan yang mencantumkan beberapa bahan alergen tersebut harus diberi label dengan jelas.

Ada 14 nama alergen. Ini adalah makanan yang menyebabkan sebagian besar alergi makanan pada manusia. Daftar tersebut mencakup hal-hal seperti gluten, kacang tanah, susu, moluska, krustasea, telur, mustard, kedelai, dan ikan. Seseorang yang alergi terhadap makanan tersebut bisa saja menimbulkan reaksi alergi yang fatal bahkan jika mengkonsumsi makanan dalam jumlah kecil. Beberapa cara untuk menghindari kontaminasi alergi tersebut adalah:

  • Pastikan makanan Anda berasal dari pemasok resmi yang Anda tahu akan menangani kontaminasi alergi dengan serius
  • Ambil penyeka untuk menguji keberadaan alergen
  • Pisahkan area persiapan, peralatan, perkakas, dan kain yang Anda gunakan untuk makanan yang menyebabkan alergi dengan yang Anda gunakan untuk makanan lain
  • Pisahkan produk alergi dari produk makanan lain di lemari es, freezer, dan semua tempat penyimpanan makanan lainnya
  • Beri label makanan yang mengandung alergen
  • Bersihkan dan disinfeksi dapur Anda secara menyeluruh secara teratur dan terutama setelah menyiapkan makanan yang mengandung salah satu dari empat belas alergen

Peralatan Dapur yang Terkontaminasi

Makanan yang disiapkan bisa terkontaminasi dari peralatan dapur. Barang-barang di dapur dapat terkontaminasi melalui kontak dengan orang, makanan, hewan peliharaan, atau sumber lingkungan lain yang terkontaminasi. Tangan kita adalah penyebab utama tersebarnya kontaminasi, terlebih jika seseorang tidak mencuci tangan sebelum membuat makanan.

Mencuci tangan selalu menjadi hal yang penting untuk mencegah bakteri masuk ke dalam tubuh. Sayangnya, banyak orang yang menyepelekan hal ini, dan bahkan mereka seringkali tidak mencuci tangan saat dan setelah menyentuh makanan yang berisiko tinggi terkontaminasi, terutama daging mentah, atau sayuran dengan risiko terkontaminasi yang lebih rendah. Ini disebut juga dengan kontaminasi silang, yang menjadi penyebab utama penyakit bawaan makanan. Barang-barang dapur yang sering terkontaminasi antara lain:

  • Pembuka kaleng
  • Talenan
  • Meja
  • Kain lap, handuk, spons, dan scrubber
  • Pembuangan sampah
  • Saluran pembuangan wastafel
  • Lemari es
  • Peralatan kompleks seperti pengolah makanan, blender, dan pengocok telur

Cara Mencegah Kontaminasi di Sekitar Dapur

Sebagian besar orang seringkali beranggapan bahwa dapur yang bersih menunjukkan tempat yang aman dan bebas patogen berbahaya. Namun, dapur yang bersih belum tentu bebas bakteri, jamur, kuman, virus, dan lainnya yang berbahaya dan menyebabkan penyakit. Anda mungkin hanya sering membersihkan permukaan dapur, menghilangkan lemak, sisa makanan, dan kotoran, tetapi pembersihan secara berkala pun bahkan bisa menyebarkan bakteri lain di sekitarnya.

Dalam hal ini, untuk menjaga keamanan pangan, dapur juga harus didisinfeksi. Mendisinfeksi dapur secara rutin dapat membunuh organisme berbahaya, seperti bakteri, parasit, dan virus. Disinfektan dan pembersih banyak tersedia dalam bentuk cairan, semprotan, atau tisu. Semua cara ini akan bekerja dengan baik, membunuh hampir semua bakteri dan virus.

Anda juga bisa membuat disinfektan murah sendiri. Cukup tambahkan 1 sendok makan pemutih klorin cair ke dalam 1 galon air. Simpan larutan dalam botol semprot dan buat larutan baru setiap 2 hingga 3 hari. Sebelum mendisinfeksi, selalu pastikan untuk membersihkan secara menyeluruh, karena jika terdapat makanan atau lemak yang menumpuk, proses disinfeksi menjadi tidak berarti.

Cara Anda mengeringkan piring dan peralatan juga memainkan peran penting dalam sanitasi dapur. Pertama dan yang terpenting, Anda harus selalu mencuci tangan sebelum membuat makanan, saat menyentuh makanan berisiko tinggi terkontaminasi, dan membersihkan seluruh area persiapan makanan setelah digunakan.

Saat mengeringkan piring atau peralatan, sebaiknya gunakan siklus sterilisasi di mesin pencuci piring jika tersedia, karena ini adalah yang paling efektif. Alternatifnya adalah mengeringkan di mesin pencuci piring, mengeringkan dengan pengeringan udara, dan menggunakan handuk kertas. Namun, Anda tidak disarankan menggunakan lap, karena lap berpotensi besar menyebabkan kontaminasi silang.

Di luar dapur, Anda harus mencuci tangan:

  • Setelah menggunakan kamar mandi
  • Setelah menangani hewan peliharaan atau membersihkannya
  • Setelah merawat orang sakit lainnya
  • Setelah membuang ingus, batuk, atau bersin
  • Kapan pun Anda merasa tangan Anda mungkin terkontaminasi

Untuk mencuci tangan, gunakan sabun dan air. Selalu bersihkan telapak tangan, permukaan atas, sela-sela jari, hingga pergelangan tangan. Kuku pendek membantu menjaga kebersihan. Menurut CDC, sabun biasa adalah yang terbaik. Penelitian menunjukkan bahwa tidak ada manfaat tambahan dalam penggunaan sabun dan pembersih antibakteri.

Mereka mungkin terkait dengan infeksi yang resistan terhadap antibiotik. Pembersih tangan antibakteri berbahan dasar alkohol dapat berguna ketika tidak ada air untuk mencuci. Namun obat tersebut tidak bekerja melawan semua virus, termasuk norovirus. Ada beberapa cara terbaik mencuci tangan guna menghindari kontaminasi:

  • Gunakan sabun dan air hangat yang mengalir
  • Busakan tangan Anda dengan baik
  • Cuci seluruh permukaan, termasuk sela-sela jari, telapak tangan dan punggung tangan, pergelangan tangan, serta bagian bawah kuku
  • Cuci sampai bersih selama 20 detik
  • Nyanyikan lagu Happy Birthday sebanyak 2 kali sebagai acuan waku mencuci tangan
  • Bilas sampai bersih

Biasakan hal ini, terutama sebelum makan dan setelah menggunakan kamar mandi, baik Anda sedang sakit atau tidak
Jika sabun dan air tidak tersedia, pembersih tangan berbahan dasar alkohol yang mengandung setidaknya 60% alkohol dapat digunakan untuk membersihkan tangan. Caranya adalah mengoleskan gel pembersih tangan ke satu telapak tangan, lalu gosokkan kedua tangan. Pastikan untuk menggosok pembersih tangan ke seluruh permukaan tangan dan jari hingga kering.

Membersihkan Peralatan di Dapur

Talenan

Talenan selalu digunakan saat menyiapkan makanan, baik itu untuk memotong daging maupun buah dan sayuran. Karena daging mentah berisiko tinggi menyebabkan kontaminasi silang, tindakan pencegahannya adalah dengan menggunakan peralatan terpisah dan simpanlah dua talenan untuk kedua bahan makanan tersebut.

Anda juga diharuskan membersihkan sekaligus mendisinfeksi talenan setelah digunakan. Talenan daging harus disemprot atau dilap dengan larutan pemutih dan dibiarkan kering. Bilas papan dengan air jernih sebelum penggunaan berikutnya. Ini membantu menghilangkan sisa rasa pemutih dari papan.

Meja

Kebanyakan orang menggunakan meja mereka tidak hanya untuk menyiapkan makanan, tetapi juga untuk barang-barang yang mungkin terkontaminasi seperti tas belanjaan, surat, atau barang-barang rumah tangga. Meja harus selalu dibersihkan dan didisinfeksi secara teratur. Pertama, bersihkan permukaan dari lemak atau tumpahan apa pun. Kemudian, semprot atau lap dengan larutan pemutih, biarkan hingga mengering. Jika masih ada sisa “embun beku” dari pemutih, Anda bisa menyekanya dengan kain bersih.

Spons

Menurut Dr Chuck Gerba, seorang profesor mikrobiologi di Universitas Arizona, spons dapur hampir selalu menjadi benda paling kotor di rumah Anda, dan penyakit bisa menyebar melalui spons tersebut. Bahkan, ia juga meneliti bahwa terdapat sekitar 10 juta bakteri per inci persegi pada spons. Hasilnya jauh lebih kotor daripada dudukan toilet, dengan rata-rata terdapat sekitar 50 bakteri per inci persegi (~6,5 cm persegi).

Hal ini dikarenakan spons yang sama sangat sering digunakan untuk menyeka meja dapur, piring, dan meja, dan biasanya diganti setiap bulan atau bahkan lebih. Ini tentunya akan menjadi sarang bakteri, yang berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya. Spons dapur, karena sifatnya yang berpori dan mampu menyerap air, merupakan inkubator ideal bagi mikroorganisme. Untuk menanggapi masalah tersebut, cuci spons setiap kali setelah digunakan, serta rendam dalam larutan pemutih selama 10 menit, dan Anda bisa menggunakannya kembali.

Kain Lap

Kain lap sama kotornya dengan spons. Satu kain lap juga banyak ditemukan untuk mengelap beberapa residu, baik itu yang ada di sekitar dapur maupun untuk menyeka permukaan meja. Konon, terdapat satu juta bakteri pada kain lap, yang mana angka tersebut jauh lebih tinggi daripada dudukan toilet yang diklaim menjadi sarang bakteri. Jika Anda menggunakan kain lap untuk menyeka lantai atau mengelap setelah hewan peliharaan atau pembersihan umum apa pun, masukkan ke dalam mesin cuci setelah digunakan, atau lakukan cara yang sama dengan spons untuk mendisinfeksinya.

Handuk

Ada lebih banyak bakteri pada handuk, karena handuk digunakan untuk berbagai tujuan seperti mengeringkan tangan, menyeka peralatan, menyeka permukaan, dan lainnya. Perhatikan bahwa lebih umum daripada yang Anda bayangkan ketika orang menggunakan handuk yang sama untuk menyeka tumpahan dan kemudian menggunakannya. untuk mengeringkan piring yang baru dibersihkan sebelum mencucinya. Cara yang lebih baik adalah dengan menyediakan tisu untuk membersihkan meja dan menggunakan handuk khusus untuk mengeringkan peralatan, atau mengeringkan peralatan di rak piring.

Pembuangan Sampah

Lapisan film yang menumpuk di bagian dalam tempat pembuangan berisi bakteri. Gunakan sikat bergagang panjang dan bubuk pembersih yang mengandung klor untuk menggosok dinding bagian dalam tempat pembuangan dan bagian bawah pelindung percikan karet. Biarkan pembersih tetap di tempatnya (jangan dibilas) sampai waktu pembuangan berikutnya digunakan. Hal ini memberikan waktu disinfektan terklorinasi untuk membunuh bakteri. Ini harus dilakukan setidaknya sebulan sekali. Pastikan pembuangan telah dimatikan dan tidak dapat dihidupkan selama prosedur ini.

Saluran Pembuangan dan Perangkap P

Sebelum tidur, tuangkan 1 gelas air panas ke saluran pembuangan. Tunggu sebentar hingga saluran pembuangan menyerap panas dari air. Kemudian tuangkan 1 cangkir pemutih klorin (murni). Biarkan ini semalaman. Ini harus dilakukan setiap 1 hingga 2 minggu. Cara ini akan membantu membersihkan saluran pembuangan dan mengurangi bau, sekaligus membantu menjaga saluran pembuangan tetap lancar.

Lemari Es

Lemari es bisa menjadi penyebab kontaminasi makanan, sehingga ia harus dibersihkan menyeluruh secara berkala. Segera seka tumpahan pada lemari es, pastikan tidak ada makanan membusuk atau berjamur di lemari es. Saat membersihkannya, keluarkan semua makanan yang disimpan dalam lemari es, dan disinfeksi dengan larutan pemutih. Setelah selesai, masukkan kembali makanan ke dalam lemari es.

Keran Dapur

masakan negara apapun cairo food bumbunya

Keran dapur memang sangat membantu dalam mengalirkan air bersih untuk mencuci tangan atau peralatan lainnya. namun, ia juga bisa menjadi tempat berkembangnya bakteri, yang tanpa disadari dapat mengkontaminasi makanan. Anda bisa membersihkan dengan cara menggosok seluruh bagian keran dengan handuk bersih yang sudah dibasahi sabun. Bilas dengan air hangat, lalu seka kembali menggunakan pembersih serbaguna.

Tombol-tombol Kompor

Tombol atau kenop kompor mungkin tidak disadari banyak orang bahwa tempat ini bisa menjadi tempat ideal bagi kuman untuk bersembunyi. Meski membersihkan bagian atas kompor sering dilakukan karena residunya dapat terlihat dengan jelas, tetapi tombol kompor biasanya menjadi sesuatu yang terabaikan. Padahal, ia sering disentuh dengan tangan, baik tangan yang bersih maupun kotor. Bagian ini harus selalu dibersihkan setidaknya seminggu sekali. Caranya adalah dengan melepaskan kenop, cuci dengan air sabun panas, dan bilas hingga bersih. Biarkan mengering, lalu pasang kembali.

Peralatan Kompleks

Peralatan kompleks di dapur seperti blender, pengolah makanan, dan pengocok telur harus dibersihkan setiap kali digunakan. Cara terbaik untuk membersihkannya adalah dengan mesin pencuci piring. Jika tidak memiliki mesin pencuci piring, Anda bisa membersihkannya dengan cara mencuci piring seperti biasanya.

Kontaminasi di sekitar dapur banyak terdapat pada peralatan dan makanan di sekitar kita tanpa disadari. Setiap tipe kontaminasi bahkan membawa bakteri yang berbeda, sehingga seringkali akan menimbulkan kekhawatiran. Namun, ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk mencegah makanan terkontaminasi. Cara yang termudah adalah mencuci tangan secara rutin, membersihkan dan mendisinfeksi peralatan yang digunakan untuk menyiapkan makanan. Dengan melakukan upaya pencegahan, Anda tak perlu khawatir akan keamanan pangan. Baca artikel selanjutnya mengenai 10 daftar bakteri baik atau probiotik dengan klik tautan berikut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *