11 Jenis Cuka Yang Dapat Dikonsumsi

11 jenis cuka yang dapat dikonsumsi

Cuka adalah larutan yang mengandung asam asetat dan air. Pada dasarnya, cuka dibuat dengan mengubah gula yang ada pada bahan utama agar menjadi alkohol, melalui proses fermentasi. Setelah itu, bakteri (Acetobacter) akan mengubah alkohol tersebut menjadi asam asetat, yang membuat cuka terasa asam. Biasanya untuk membuat cuka dibutuhkan bahan fermentasi seperti kelapa, beras, kurma, kesemek, madu, dan lain-lain.

Berikut beberapa jenis cuka yang dapat dikonsumsi :

Cuka Putih

Cuka putih ialah cuka yang biasa digunakan untuk memasak dan sering ditemukan di dapur rumah tangga. Cuka jenis ini memiliki tingkat keasaman sekitar 5%, sehingga tidak disarankan untuk memakainya secara berlebihan. Karena akan memberikan rasa yang agak ‘tajam’ di lidah.

Apapun Bumbunya Tidak Pakai Pewarna

Cuka putih memiliki warna yang bening dan biasa digunakan sebagai campuran masakan. Walau banyak digunakan dan diproduksi secara massal, banyak ahli kuliner yang menilai bahwa cuka ini kurang tepat digunakan untuk memasak. Cuka jenis ini pun sangat mudah ditemukan di pasaran.

Cuka Apel

11 jenis cuka yang dapat dikonsumsi cuka apel

Sesuai dengan namanya, cuka ini terbuat dari fermentasi sari buah apel atau ampas buah apel. Biasanya perlu dilakukan fermentasi hingga dua periode agar cuka apel ini mencapai tingkat keasaman yang pas. Cuka apel memiliki warna yang kekuningan hingga kecokelatan, dengan rasa yang hampir mirip dengan buah apel, namun lebih kecut dan segar.

Biasanya cuka apel digunakan sebagai campuran salad dressing, campuran saus tomat dalam hidangan pasta atau chutney atau dapat juga digunakan sebagai bumbu marinasi daging, untuk membuat daging menjadi lebih empuk.

Cuka Balsamik

11 jenis cuka yang dapat dikonsumsi cuka balsamik

Cuka ini merupakan hasil dari fermentasi white wine varietas Trebbiano. Untuk membuatnya, white wine yang pekat difermentasi kembali dalam tong kayu selama 3-12 tahun. Cuka Balsamik tergolong cuka klasik, karena diproduksi sejak abad pertengahan dan masih menggunakan cara tradisional.

Warna cuka ini cenderung cokelat pekat dengan aroma dan rasa asam yang kuat, manis, dan kompleks. Cuka balsamik biasa digunakan sebagai bumbu marinasi daging, salad dressing, dan beberapa hidangan lain. Terdapat tiga jenis cuka balsamik, antara lain :

Aceto Balsamico Tradizionale

Ini adalah jenis cuka balsamik paling murni yang hanya diproduksi dan dipasarkan di daerah asalnya yakni Italia. Cuka balsamik yang satu ini juga hanya boleh diambil hasilnya setelah fermentasi buah anggur putih selama 12 tahun, ada pula yang mencapai 150 tahun. Lama fermentasi bisa dilihat berdasarkan warna label dalam kemasan. Misalnya, merah (12 tahun), perak (18 tahun), dan emas (25 tahun).

Layaknya wine, makin lama waktu fermentasi, maka semakin mahal harganya dan semakin sulit untuk dicari di pasaran. Cuka jenis ini biasanya dicampurkan dalam pembuatan keju ricotta, keju feta, pannacotta, hingga custard.

Balsamic Vinegar Of Modena

Cuka balsamik jenis ini berasal dari wine yang ditambahkan dengan pewarna, karamel, dan pengental. Rasanya asam namun cenderung agak pahit. Jenis ini lebih mudah ditemukan daripada aceto balsamico tradizionale karena cuka ini tergolong cuka ‘tiruan’ dari versi tradisionalnya. Biasanya cuka ini dipakai dalam salad dressing, saus, hingga bumbu marinasi.

Condimento Balsamico Vinegar

Yang terakhir ini merupakan cuka campuran dari versi tradisional dan komersial. Pembuatan nya hampir menyerupai pembuatan cuka aceto balsamico tradizionale, tapi dengan lama fermentasi kurang dari 12 tahun. Penggunaan cuka ini juga lebih bervariasi, seperti untuk saus, bumbu pasta, bumbu marinasi, hingga dapat digunakan sebagai campuran mayones dalam olesan sandwich.

Cuka Anggur Putih

11 jenis cuka yang dapat dikonsumsi cuka anggur putih

Cuka ini dibuat dari fermentasi lanjutan minuman anggur putih (white wine). Warna cuka ini cenderung bening hingga kekuningan, dengan kadar asam asetat sekitar 5%-7% serta rasa yang sedikit kecut. Cuka Anggur putih banyak dipakai dalam hidangan Eropa, khususnya Prancis, seperti misalnya pada saus hollandaise dan saus bearnaise, hingga bumbu marinasi, campuran sup serta aneka masakan stew.

Cuka Anggur Merah

11 jenis cuka yang dapat dikonsumsi cuka anggur merah

Minuman anggur merah (red wine) yang difermentasi lebih lanjut akan menghasilkan cuka ini. Warnanya merah pekat dan kental dengan kadar asam asetat sekitar 5%-7%.

Biasanya cuka anggur merah kerap digunakan dalam masakan Mediterania dan masakan Eropa, khususnya masakan rumahan Prancis. Namun cuka ini paling cocok digunakan sebagai bumbu marinasi daging babi dan daging sapi yang hendak dipanggang. Karena cuka ini akan menghasilkan aroma daging yang lebih lezat. Semakin tua umur cuka ini, maka rasanya akan semakin enak.

Cuka Malt

11 jenis cuka yang dapat dikonsumsi cuka malt

Cuka ini terbuat dari biji gandum atau barley yang disimpan hingga menjadi kecambah. Proses fermentasi yang dilakukan membuat pati dalam biji gandum berubah menjadi maltosa. Maltosa inilah yang akan diperam (tindakan yang dilakukan untuk mempercepat proses pematangan yang dilakukan dalam tempat yang relatif tertutup) untuk mendapatkan alkohol yang nantinya akan diubah menjadi cuka. Warna cuka ini cenderung kecokelatan hingga cokelat gelap.

Rasa asam pada cuka malt terasa agak pekat, dan terdapat sedikit sentuhan rasa manis, serta memiliki aroma yang mirip seperti kacang yang kuat. Biasanya cuka ini digunakan untuk bumbu marinasi ikan, kentang panggang, hingga salad dressing.

Cuka Beras

11 jenis cuka yang dapat dikonsumsi cuka beras

Cuka hasil fermentasi beras ini sering digunakan dalam masakan Asia, seperti di Cina, Jepang, Korea, hingga Vietnam. Antara lain digunakan untuk membuat pickle (acar), bumbu tumis, salad dressing, hingga saus. Aroma dan rasa cuka beras jauh lebih ringan dibandingkan dengan cuka yang terbuat dari buah atau biji-bijian. Terdapat 5 jenis cuka beras, yaitu:

Cuka Beras Putih

Terbuat dari fermentasi beras putih, yang menghasilkan cuka dengan warna bening hingga kekuningan. Aroma dan cita rasa asam cuka ini, termasuk paling ringan jika dibandingkan dengan cuka beras lainnya.

Cuka Beras Coklat

Terbuat dari fermentasi beras coklat yang kulitnya belum pecah sehingga lebih kaya rasa dan nutrisi. Warna cuka ini cenderung kecokelatan hingga cokelat gelap.

Cuka Beras Hitam

Sesuai namanya, cuka ini terbuat dari fermentasi beras hitam atau beras ketan hitam, gandum, hingga sorghum. Sehingga cuka ini menghasilkan warna cokelat yang gelap. Sedangkan untuk aroma dan rasanya, cuka ini lebih pekat dan terkadang terdapat juga aroma asap di dalamnya.

Cuka Beras Merah

Cuka ini terbuat dari beras merah yang sudah difermentasi, sehingga menghasilkan rasa yang asam, manis, getir, dan sedikit asin. Cuka ini banyak digunakan untuk memasak seafood dan sering dijadikan saus pencelup.

Cuka Beras Bumbu

Sedangkan cuka ini, ialah cuka yang terbuat dari cuka beras putih yang kemudian ditambahkan gula, garam, atau terkadang monosodium glutamat (MSG). Biasanya cuka ini dipakai untuk membumbui sushi atau dijadikan sebagai salad dressing.

Cuka Sampanye

Seperti dengan namanya, cuka ini terbuat dari sampanye, sehingga menghasilkan rasa yang segar dan fruity. Biasanya cuka ini dipakai untuk membuat saus dengan rasa yang lembut, dan sedikit mirip dengan rasa cuka anggur putih.

Cuka Sherry

Cuka Sherry sebenarnya dibuat secara tidak sengaja. Karena sebagian orang mengatakan cuka ini adalah hasil dari beberapa barel sherry (sejenis anggur yang mulanya diproduksi di kota Jerez, Spanyol dan sekitarnya) yang ditemukan mengandung asam yang tinggi.

Dari indonesia untuk dunia

Cuka ini juga sering disebut sebagai cuka dengan rasa yang eksotis yang dapat mempengaruhi rasa pada satu resep masakan. Rasanya agak pedas, sehingga disarankan untuk tidak terlalu banyak dalam penggunaannya, sebab cuka ini memiliki rasa yang kuat.

Cuka hitam

11 jenis cuka yang dapat dikonsumsi cuka hitam

Cuka Hitam juga dikenal dengan nama cuka Chinking, yakni cuka yang berasal dari kota Zhenjiang, Cina bagian Timur. Cuka Chinking menawarkan rasa umami, sehingga cuka ini biasanya digunakan untuk hidangan pangsit, bebek, atau campuran berbagai saus celup khas masakan Asia.

Cuka Kismis

11 jenis cuka yang dapat dikonsumsi cuka kismis

Cuka kismis atau cuka Raisin adalah jenis cuka yang cukup dikenal, dan sering dijumpai dalam masakan-masakan khas Timur Tengah. Warna cuka ini cenderung cokelat keruh dan biasa digunakan untuk membuat saus agrodolce, serta beberapa hidangan khas Turki lainnya.

Jadi, itulah beberapa jenis cuka yang dapat dikonsumsi sebagai pelengkap berbagai macam hidangan di seluruh dunia. Semoga informasi yang kami berikan kali ini, dapat bermanfaat untuk kita semua.

11 jenis cuka yang dapat dikonsumsi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *