Perbedaan nasi Arab (Timur Tengah) berasal dari cara memasak yang berciri khas di setiap negara wilayah Timur Tengah. Misalnya saja nasi briyani yang dibawa oleh kalangan muslim di Pakistan dan Bangladesh, yang selanjutnya berkembang di Indonesia. Lalu ada nasi kabsah yang berasal dari Yaman yang terkenal di Saudi Arabia dan lalu diperkenalkan ke Indonesia. Dari sinilah kita dapat melihat bahwa berbagai negara Timur Tengah memang membawa ciri khas atau teknik memasaknya sendiri.
Nasi Arab adalah penyebutan yang sederhana untuk mengimplementasikan berbagai macam nasi yang berasal dari wilayah Timur Tengah. Nasi yang dimaksud ialah nasi kebuli, briyani, kabsah, mandhi dan bukhari. Perbedaan nasi kebuli, briyani, kabsah, mandi, dan bukhori ternyata cukup banyak. Mulai dari rasa, cara pengolahan, dan warna. Nasi Arab (Timur Tengah) yang beragam ini memang memiliki ciri khas nya tersendiri, karena rempah yang digunakan berlimpah.
Perlu kalian ketahui bahwa semua jenis nasi yang berasal dari Timur Tengah ini menggunakan beras basmati (long premium) yang dinilai lebih sehat dan lezat, serta mengandung karbohidrat, protein, dan lemak yang baik untuk energi tubuh. Sajian olahan nasi basmati khas Timur Tengah yang sangat melegenda ialah nasi mandhi, nasi kabsah, dan nasi briyani. Ketiganya terkenal di berbagai negara lewat sajian resto-resto Timur Tengah. Sudah pasti kalian sering melihat nasi ini saat mendatangi resto Timur Tengah di Indonesia.
Orang-orang terkadang memang bingung untuk membedakan beragam jenis nasi ini, namun kamu tidak perlu khawatir. Berikut akan dijelaskan perbedaan nasi Arab antara nasi kebuli, briyani, kabsah, mandhi, dan bukhori. Silakan disimak.
Nasi Kebuli
Siapa sih yang nggak kenal dengan nasi kebuli? Nasi kebuli (kabuli) merupakan hidangan dengan penuh rempah. Perjalanan nasi ini datang ke Indonesia karena nasi kebuli dibuat oleh warga keturunan Arab Saudi yang telah menetap di Indonesia. Lokasi persebaran nasi ini masih di perkotaan saja, sehingga tidak banyak orang yang mengenal nasi kebuli. Inilah sebabnya mengapa nasi kebuli lebih dikenal diantara masyarakat Betawi saja. Nasi kebuli sering dikatakan mirip dengan nasi briyani, salah satunya karena memang terpengaruh dari budaya Arab Timur Tengah.
Terdapat juga pendapat lain dimana nasi kebuli berasal dari Afganistan, yaitu yang bernama Kabuli palaw. Selanjutnya mengalami perubahan dan penyesuaian menjadi Nasi Kebuli.
Nasi kebuli dibuat dengan cara menanak nasi dengan kaldu dan susu kambing bersamaan. Selain itu, dicampurkan juga daging kambing yang ditumis, kemudian diberikan minyak samin untuk memberi aroma yang khas, dan dimasak dengan bumbu halus yang terdiri dari bawang putih, bawang merah, lada hitam, cengkih, ketumbar, jintan, kapulaga, kayu manis, pala, dan minyak samin. Nasi kebuli biasa disajikan dengan asinan nanas dan sambal goreng ati.
Sajian daging kambing pada nasi ini dapat dengan daging kambing bakar atau daging kambing goreng. Bila ditemui di Jakarta, kamu akan sering melihat sajian nasi ini bersama daging kambing bakar. Pada nasi ini sering ditaburi kismis sebagai penambah rasa manis yang alami. Namun beberapa kedai di Jakarta, terkadang tidak menaburi kismis diatas nasi ini.
Rasa dari nasi kebuli ini cenderung kaya akan rempah, belum lagi dari rasa kapulaga yang sangat pekat. Kedua rasa ini dapat dengan jelas terasa pada suapan pertamamu. Warna nasi kebuli cenderung coklat, bergantung kuantiti rempah yang digunakan.
Ets tetapi ada yang perlu kamu ketahui nih, ternyata nasi kebuli tidak ada di Timur Tengah, lho. Mengapa demikian? Sebenarnya, jenis hidangan yang ada di Timur Tengah adalah nasi kabli bukan nasi kebuli. Itupun berasal dari Afganistan. Inilah yang membuat nasi kabli mengalami transliterasi bahasa menjadi nasi kebuli. Nasi inilah yang terkenal di Indonesia saat ini.
Nasi Briyani
Nasi briyani merupakan hidangan yang berasal dari Asia Selatan (India dan Pakistan). Di negara asalnya, hidangan ini disebut biryani, biriani, beriani, atau briyani. Nama “Biryani” berasal dari Bahasa Persia yang artinya goreng atau panggang. Nasi ini lebih dikenal di Indonesia dengan sebutan nasi briyani. Saat ini, nasi briyani banyak dijual di negara lain selain Asia Selatan, termasuk Malaysia dan Indonesia.
Jika nasi kebuli dimasak bersamaan dengan kaldu, nasi briyani dibuat dari beras yang sudah direbus di panci lain secara terpisah dan tidak diberi kaldu dan susu kambing. Jadi, kamu hanya perlu memasak beras basmati seperti biasa saja tanpa bumbu apapun. Setelah beras setengah matang, baru dicampur dengan kaldu yang sudah dibumbui, dan kemudian dimasak sampai menyerap di wadah tertutup. Diamkan sampai matang agar bumbu terserap sempurna.
[the_ad id=”75094″]
Rempah-rempah yang digunakan untuk memasak nasi briyani pun ada yang berbeda, yaitu menggunakan kacang-kacangan, salam koja, ketumbar, daun mint, jahe, bawang bombay, dan beberapa rempah lainnya. Campuran rempah inilah yang dimasukkan pada beras setengah matang tersebut. Oh iya, nasi briyani asli akan mencampurkan safron pada bumbu kaldunya. Selain itu, pada nasi briyani terdapat bumbu yang penting, yaitu garam masala. Garam masala sendiri ialah racikan rempah dan memiliki rasa pedas. Racikan rempahnya berupa cengkih, kapulaga, kayu manis, daun cassia, biji pala, dan fuli.
Di Indonesia perbedaan nasi briyani dengan yang lainnya ialah karena nasi briyani identik den rempah pedas dan hangat. Meski identik dengan pedas, rasa pedas briyani tetaplah berbeda dengan pedas di Indonesia. Pedasnya Timur Tengah mengarah pada pedas hangat bukan pedas dari cabai rawit. Hal ini dikarenakan dalam bumbu nasi briyani terdapat rempah jahe dan garam masala yang dapat memberikan sensasi hangat dalam rongga mulut.
Hidangan nasi briyani saat disajikan tak lepas dengan sayuran di atasnya, juga kismis, dan biji kenari. Jika pada nasi kebuli lebih cenderung memiliki rasa kari dan kapulaga yang kuat, maka nasi briyani lebih menonjolkan rasa kunyit dan sensasi pedas hangat. Warna dari nasi briyani juga sedikit berbeda, yaitu cenderung kuning kecoklatan atau sedikit oranye.
Nasi Mandhi
Nasi Arab selanjutnya adalah nasi mandhi. Nasi Arab satu ini sangat terkenal di Yaman, Mesir, Maroko, Oman, Syria, Turki dan tentunya Arab Saudi. Bahan utamanya terdiri dari rempah seperti kapulaga, jintan, jintan putih, ketumbar, serbuk kunyit bunga lawang dan lain-lain. Hidangan nasi jenis ini memiliki warna kuning dan putih, cenderung berwarna terang. Warna itu berasal dari rempah kuning (rempah apron khas Timur Tengah) yang dimasak dengan cara tanur atau memasukkan makanan ke dalam ‘oven’ tradisional berukuran besar. Banyak juga yang menyebut nasi mandhi ini ‘butter rice‘ karena warnanya yang menyerupai mentega, warnanya kuning tetapi dominan putih.
Rasa nasi ini dominan gurih, selain karena rempah apron tersebut juga karena proses memasak dengan teknik tanur atau tandoor. Tanur atau tandoor sendiri mengacu pada sejenis oven dari tanah liat silinder atau oven logam yang digunakan untuk memasak peleburan ‘sesuatu’ (umumnya besi atau bahan baku makanan). Jadi, daging direbus terlebih dahulu dengan bumbu hingga lunak. Kemudian, bumbu dan kaldu digunakan untuk memasak nasi. Nasi dimasak di bagian bawah tanur (tandoor) yang berada tepat di atas bara api.
Daging kambing yang sudah lunak tadi kemudian digantungkan di bagian atas tanur (tandoor). Sehingga ketika proses memasak selama 8 jam di dalam tanur (tandoor) lemak dan bumbu dari kambing tersebut menetes ke nasi di bawahnya. Inilah mengapa sering disebut nasi ‘mandi’ oleh orang Indonesia, karena nasi ber’mandi’kan tetesan lemak. Dari sini terlihat perbedaan nasi mandhi dan kebuli sangat jelas pada teknik masaknya.
Selain itu, hasil dari tanur inilah yang akan merubah tampilan nasi menjadi agak kecoklatan tidak putih cerah lagi. Rasa dari nasi Arab satu ini memang tidak terlalu dominan, ringan, gurih, dan wangi akan kapulaga. Aroma smokey sangat terasa pada hidangan satu ini, karena adanya teknik tanur dengan dimasak di sebuah oven logam. Nasi mandhi juga ditaburi kismis atau potongan kurma yang menambah cita rasa hidangan ini.
Nasi mandhi populer di kalangan orang-orang Hadhrami di wilayah Malabar Kerala, India. Dilansir melalui duniatimteng.id kata “mandhi” sendiri merupakan kata nada Arab yang artinya “embun”, sehingga mencerminkan tekstur lembap dan “berembun” pada daging yang akan dimasak. Maksud berembun sendiri mencerminkan bahwa daging yang digantung akan mengeluarkan air dan lemak pada tubuh.
Nasi Kabsah
Nasi Arab selanjutnya adalah nasi kabsah. Nasi ini memiliki warna kemerahan, dan asam manis dari tomat. Dari penampakan nasi ini, hampir mirip dengan nasi goreng kecap yang ada di Indonesia. Namun tetap rasa dari nasi kabsah lebih memiliki banyak rempah. Salah satu ciri khas bumbunya menggunakan tomat dan sedikit cabai, sehingga cita rasanya asam gurih, dan tidak ada rasa pedas sama sekali. Hidangan nasi ini dipadukan dengan lauk kambing atau ayam yang dimasak dengan cara direbus, dengan bumbu tomat dan rempah Timur Tengah, lalu ditiriskan. Di Indonesia lebih sering menyebutnya nasi gulai kambing, karena dicampur dengan bumbu seperti gulai.
Dalam nasi kabsah, terdapat pula daging kambing di atasnya. Nah, daging kambing pada nasi ini ternyata juga direbus dalam bumbu tomat sebelum dihidangkan. Jadi daging kambing yang dipotong (atau belum dipotong) dimasukkan ke dalam bumbu tomat atau saus tomat dan direbus. Setelah itu akan dihidangkan daging tersebut dengan ditiriskan hingga kering (tidak berkuah), baru lah kemudian dicampur ke dalam nasi.
Jadi identiknya nasi kabsah memang menggunakan olahan daging yang direbus dengan saus atau pasta tomat. Semakin banyak saus tomat maka akan semakin pekat warna kecoklatan atau oranyenya. Inilah yang terkadang membingungkan kamu jika dilihat dari fisik. Apakah nasi kabsah atau bukhari? Namun tidak perlu khawatir, pembeda utamanya pada daging kambing. Selain saus tomat pada nasi, ada juga rasa saus tomat dari daging kambingnya. Dari segi rasa nasi kabsah cenderung gurih, aroma cengkeh yang kuat serta rasa kismis yang nikmat menyatu, memberi kelezatan pada lidahmu. Perbedaan nasi kabsah dengan nasi bukhari dapat kamu lihat pada penjelasan nasi bukhari, ya.
Nasi Bukhari
Ciri khas nasi bukhari biasanya nasi berwarna kuning-orange, ada serutan wortelnya, kismis, kacang balilah, dan rasa rempah-rempah yang kuat. Nasi bukhari juga sama dengan nasi kabsah yang olahannya menggunakan saus atau campuran tomat. Namun pada nasi bukhari sepertinya kamu akan cenderung memperhatikan rasa tomat yang cukup kuat bersemayam pada lidah. Dari segi aroma, nasi arab satu ini lebih memiliki aroma yang lebih kuat dari nasi kabsah.
Nasi satu ini dimasak dengan cara pada umumnya, yaitu dengan mencampurkan rempah seperti kapulaga, cengkeh, bunga lawang, bawang merah, bawang putih, ketumbar, dan lainnya pada saat nasi dimasak. Setelah matang, nasi ini biasanya ditambahkan kismis atau bijian lain sebagai pelengkap, serta daging ayam, atau kambing sebagai menu lauknya. Nasi bukhari biasanya berwarna merah dan lebih segar karena banyak memakai tomat. Penyajian nasi bukhari biasanya disandingkan bersama salad, yoghurt vegan, kacang-kacangan dan tahu. Hal inilah yang menjadi perbedaan nasi bukhari dengan nasi kabsah.
[the_ad id=”75371″]
Dari berbagai perbedaan nasi Arab ini, tentunya bergantung dari teknik masak yang digunakan. Bila dilihat dari segi warna, terkadang berubah atau menyerupai jenis nasi yang lainnya. Ini semua bergantung kadar rempah yang digunakan saat proses pengolahan. Oleh karena itu, sejatinya kamu harus tahu dahulu teknik masak berbagai nasi Arab ini untuk mengetahui perbedaan nasi dari kelima jenisnya. Semoga penjelasan ini dapat bermanfaat bagi kamu yang sedang mencari perbedaan dari nasi kebuli, briyani, kabsah, mandhi, dan bukhori.